Imunoterapi terdiri dari berbagai bahan kimia, seperti:
- Diphencyprone (DCP),
- Dinitrochlorobenzene (DNCB), dan
- Squaric acid dibutyl ester (SADBE).
Ketiga senyawa kimia tersebut dioleskan ke kulit kepala. Obat kebotakan yang satu ini perlu digunakan dalam jangka waktu yang panjang untuk mempertahankan pertumbuhan rambut.
Walaupun demikian, efek samping seperti kulit kemerahan, gatal, dan ruam di tempat yang sering diolesi cukup sering terjadi. Anda hanya bisa mendapatkan perawatan ini lewat resep dokter kulit.
Bisakah transplantasi rambut jadi salah satu cara mengatasi kebotakan?
Selain obat-obatan dari dokter atau yang dijual bebas, kebotakan juga bisa diatasi dengan cangkok atau transplantasi rambut. Bagaimana cara kerjanya?
Transplantasi rambut adalah prosedur operasi untuk memperbaiki kondisi kebotakan. Prosedur ini melibatkan pemindahan rambut dari kulit kepala dan folikel rambut dari area yang banyak rambut ke rambut yang menipis atau botak.
Teknik ini dapat memberikan tampilan alami pada kening dan bagian atas kepala. Kebanyakan pasien membutuhkan beberapa operasi untuk mendapatkan hasil yang memuaskan.
Perlu diingat bahwa pasien yang melakukan cangkok rambut harus memiliki rambut yang tebal pada bagian belakang atau samping kulit kepala. Hal ini bertujuan agar cukup dipindahkan ke daerah kulit yang botak.
Cara mengatasi kebotakan yang satu ini juga memiliki tingkat keberhasilan berdasarkan jumlah folikel untuk rambut yang sehat setelah dioperasi. Meski dapat merawat rambut yang botak secara permanen, transplantasi rambut terbilang cukup mahal dan dapat memiliki berbagai risiko, seperti:
- folikel rambut mati setelah operasi, sehingga rambut baru tidak dapat tumbuh,
- tampilan yang tidak alami dengan pola rambut yang tidak sempurna,
- perdarahan berlebih, dan
- menimbulkan bekas luka.
Itu sebabnya, Anda disarankan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter kulit perihal perawatan untuk mengatasi kebotakan. Selain itu, merawat rambut yang tersisa juga penting agar tidak rusak dan cepat rontok.
Hingga saat ini, pengobatan untuk mengatasi pitak secara efektif belum ditemukan. Artinya, penyakit ini suatu saat dapat kambuh kembali.
Meski demikian, dokter dapat merekomendasikan pengobatan yang mampu mengendalikan pitak dan menumbuhkan rambut di area tersebut. Beberapa cara menumbuhkan rambut yang pitak, di antaranya:
1. Suntik Kortikosteroid
Pengobatan paling umum untuk mengatasi pitak adalah suntik kortikosteroid. Suntik kortikosteroid pada area yang mengalami kebotakan dapat diulang setiap 4-6 minggu sekali.
Sebelum dilakukan tindakan, kamu sebaiknya melakukan pemeriksaan terlebih dahulu kepada dokter. Beri tahu dokter mengenai riwayat penyakit lain yang kamu idap.
Pemeriksaan penyakit diabetes melitus atau kencing manis juga dapat dilakukan sebelum melakukan tindakan ini. Sebab, kortikosteroid cenderung meningkatkan gula dalam darah.
2. Steroid Oral
Selain disuntikkan, kamu bisa minum obat steroid oral. Tentu saja, kamu harus berkonsultasi kepada dokter mengenai penggunaan terapi steroid satu ini.
Pasalnya, steroid oral juga bisa meningkatkan kadar gula darah. Untuk kamu yang memiliki riwayat diabetes melitus, sangat disarankan untuk mencoba terapi alternatif lain sebelum menggunakan steroid oral.
3. Steroid Topikal
Steroid topikal yang diaplikasikan dengan dioleskan pada area yang pitak bisa pula jadi pilihan. Berbeda dengan steroid oral, efek kenaikan gula darah usai penggunaan steroid topikal tidak terlalu besar dampaknya.
Sediaan steroid topikal sangat banyak dan kadarnya juga bervariasi. Oleh karena itu, periksakan diri kepada dokter terlebih dahulu untuk tahu steroid topikal yang aman digunakan.
4. Penggunaan Sampo atau Tonik Minoksidil
Kamu juga bisa menggunakan sampo atau tonik rambut yang mengandung minoksidil. Kandungan ini dapat membantu mempercepat tumbuhnya rambut di bagian kepala yang pitak.
Meski begitu, jika kamu memiliki riwayat alergi, perhatikan komposisi dalam sampo sebelum digunakan secara rutin. Apabila ada kandungan yang dapat memicu reaksi alergi, sebaiknya hindari penggunaan sampo atau tonik tersebut.
Penggunaan sampo dan tonik bisa membantu mengatasi kebotakan, tetapi hasilnya tidak instan sehingga kamu harus disiplin dalam menggunakannya.
5. Hindari Stres
Meski kamu sudah melakukan terapi dengan obat-obatan, kepala pitak hanya bisa diatasi secara efektif jika kamu mampu mengontrol stres. Stres dapat memicu kepala pitak.
Oleh karena itu, sangat penting untuk mengelola stres dengan baik. Cobalah mengatasi pemicu stres, seperti masalah keluarga, pekerjaan, keuangan, dan lain-lain.
Selain membantu mengatasi kebotakan, mengelola stres juga bermanfaat menjaga kesehatan secara menyeluruh.
6. Hindari Keramas dengan Air Panas
Untuk menghindari kebotakan lebih lanjut, sangat disarankan keramas menggunakan air biasa. Penggunaan air panas untuk keramas dapat meningkatkan risiko kerontokan pada rambut.
7. Hindari Menggosok Rambut Terlalu Keras
Setelah keramas, sering kali rambut dikeringkan menggunakan handuk dengan cara digosokkan cukup keras.
Kebiasaan ini justru bisa meningkatkan risiko rambut patah maupun memicu kebotakan pada rambut. Karena itu, gosokkan handuk secara lembut hingga rambut kamu kering, ya!
Artikel lainnya: Manfaat Jus Seledri untuk Tumbuhkan Rambut?
8. Perbanyak Konsumsi Makanan yang Bergizi
Untuk mengatasi pitak, kamu perlu memperhatikan asupan makanan yang dikonsumsi. Konsumsilah makanan kaya protein, seperti ikan, telur, kacang-kacangan, dll. Protein adalah salah satu zat yang penting untuk pertumbuhan rambut.
Selain itu, konsumsi pula makanan dengan kandungan omega-3, zat besi, serta vitamin A, C, D, E yang bisa didapat dari sayuran, buah, produk susu, gandum, maupun daging.
Rambut memang sulit tumbuh kembali di area yang pitak. Namun, masih ada cara untuk mengontrol dan membantu menumbuhkan rambut.
Perlu diingat, kecepatan tumbuhnya rambut setiap orang beragam. Jadi, jangan putus asa, tetaplah disiplin, serta sabar dalam melakukan terapi menumbuhkan rambut pitak, ya!
Apabila kamu punya keluhan seputar masalah kulit lainnya, konsultasikan pakai fitur tanya dokter spesialis kulit dan kelamin di KlikDokter, aja!
#JagaSehatmu dengan mengikuti informasi lengkap seputar kesehatan terbaru di aplikasi KlikDokter.
(ADT/JKT)
Referensi:
International Journal of Trichology (Darwin, E., Hirt, P. A., Fertig, R., Doliner, B., Delcanto, G., & Jimenez, J. J.). Diakses 2022. Alopecia areata: Review of Epidemiology, clinical features, pathogenesis, and new treatment options.