Apakah ruangan ber AC baik untuk bayi?

Menjaga suhu AC untuk bayi di kamarnya sangat berguna agar ia tidak kegerahan. Sebab, bayi belum bisa mengatur suhu tubuhnya dengan baik.

Bila kepanasan, bayi lebih mudah rewel dan mungkin rentan terhadap beberapa masalah kesehatan. Begitu pula jika ia terlalu kedinginan.

Manfaat menjaga suhu AC untuk bayi agar tetap sejuk

Selain menjaga suhu bayi tetap normal, tidak kepanasan dan tidak kedinginan, beberapa kebaikan jika Anda menjaga suhu AC di kamar bayi adalah:

1. Menghindari risiko sindrom bayi mati mendadak (SIDS)

Suhu AC untuk bayi yang ideal adalah tidak terlalu panas atau lembap. Ketika kepanasan, bayi tidak menangis untuk menunjukkan rasa tidak nyamannya.

Ia hanya akan cenderung diam, sehingga menyulitkan orang tua untuk tahu apakah bayinya baik-baik saja atau merasa tidak nyaman.

Selain itu, suhu ruangan yang terlalu panas kemungkinan dapat meningkatkan risiko SIDS.

Meski memang ada sejumlah faktor yang terkait dengan SIDS, sindrom ini sebagian besar terkait dengan kepanasan.

Bayi sensitif terhadap suhu panas ekstrim dan tidak dapat mengatur suhu tubuh mereka dengan baik.

Oleh karena itu, berada terlalu lama dalam ruangan yang terlalu panas dan gerah justru membuat bayi sulit bangun karena penurunan kesadaran akibat heatstroke.

2. Terhindar dari biang keringat

AC mampu menjaga kesejukan udara sehingga terhindar dari biang keringat

Dikutip dari riset terbitan National Center for Biotechnology Information, suhu tubuh manusia yang adalah 37 derajat Celsius. 

Saat udara terlalu panas, tubuh akan menjaga suhu idealnya dengan cara mengeluarkan keringat.

Panas di dalam tubuh akan hilang seiring dengan keringat yang menguap permukaan kulit.

Di sisi lain, keringat berlebih dapat menyumbat pori sehingga menyebabkan ruam dan gatal pada kulit atau yang disebut biang keringat.

Biang keringat pada bayi adalah salah satu masalah kulit yang umum terjadi. Jadi, penting untuk mengatur suhu AC untuk bayi agar kulitnya tetap sejuk.

3. Mencegah dehidrasi

Suhu ruangan yang terlalu panas membuat bayi berkeringat terlalu banyak sehingga berisiko menyebabkan bayi dehidrasi.

Dehidrasi membuat tubuh bayi kehilangan air dan kadar garam atau elektrolit.

Padahal, tubuh memerlukan kadar garam dan air yang cukup untuk memastikan tubuh berfungsi dengan optimal.

Dehidrasi pada bayi adalah hal yang berbahaya.

4. Mencegah heatstroke

Bila suhu tubuh mencapai lebih dari 40 derajat, bayi rentan alami heatstroke

Heatstroke adalah kondisi ketika tubuh terlalu panas dan tidak mampu membuatnya sejuk kembali.

Bayi akan semakin kepanasan apalagi ketika suhu sudah panas, bayi tetap dibedong lengkap dengan topi dan sarung tangan serta kaki. 

Bila suhu tubuh mencapai lebih dari 40 derajat, segala organ dalam tubuh mulai berhenti bekerja.

Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan pada otak bahkan kematian jika tidak ditangani dengan cepat.

Bayi rentan mengalami heatstroke bila memakai pakaian tebal saat cuaca atau suhu lingkungan sangat panas dan dehidrasi karena tidak mendapatkan asupan cairan yang cukup. 

Oleh karena itu, suhu AC untuk bayi yang sejuk mampu mengurangi risiko heatstroke yang fatal.

Baca Juga

  • Manfaat Ikan Tuna untuk Bayi dan Risikonya Yang Perlu Diketahui
  • Bayi Tidak Mau Menyusu, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
  • Bayi 1 Bulan Sudah Mulai Melihat dan Mengepalkan Tangan, Apa Lagi Perkembangannya?

Temperatur kamar bayi sebaiknya memang tidak terlalu panas. Akan tetapi, jangan pula terlalu dingin sehingga bayi jadi kedinginan.

Berada terlalu lama di ruangan yang terlalu dingin karena temperatur AC terlalu rendah dapat menyebabkan bayi mengalami hipotermia.

Suhu AC yang tepat bahkan mampu menjaga kesehatannya dan terhindar dari risiko berbahaya.

Suhu AC untuk bayi yang ideal

Atur suhu AC untuk bayi mulai dari 24 derajat Celsius

Suhu AC untuk bayi yang ideal adalah antara 24-26 derajat Celsius agar ia tidak terlalu kegerahan atau kedinginan.

Apabila di hari-hari tertentu bayi sedang memakai pakaian lengan panjang hingga menutupi telapak kaki, selimut tebal, atau dibedong, turunkan suhu AC menjadi sekitar 20 derajat Celsius agar ia tidak terlalu kegerahan. 

Namun jika bayi sedang pilek, ada baiknya untuk atur kembali temperatur AC kamarnya menjadi sekitar 20-30 derajat Celsius agar ia bisa bernapas lebih baik. Rentang temperatur AC ini juga ideal untuk bayi baru lahir.

Bahaya AC untuk bayi

Menjaga suhu AC untuk bayi memang penting agar ia senantiasa merasa nyaman.

Namun, ada baiknya untuk tidak membiasakan bayi terlalu lama berada di ruangan ber-AC.

Ada beberapa risiko bahaya air cooler untuk bayi yang mengintai, yaitu:

1. Meningkatkan risiko gangguan pernapasan

Bahaya AC untuk bayi adalah flu dan pilek

Risiko bahaya air cooler untuk bayi yang pertama adalah risiko gangguan pernapasan umum, seperti flu dan pilek.

Studi dari Journal of Virology melaporkan, virus influenza terbukti lebih mudah menyebar dan bertahan pada udara yang dingin dan kering, seperti di ruangan ber-AC.

Tepatnya pada suhu di bawah 30 derajat dengan kelembapan udara di antara 20-35 persen.

Selain itu, beberapa jenis air cooler bekerja melembapkan udara dengan uap air untuk menjaga suhu agar tetap dingin.

Namun, uap air tersebut dapat membawa mikroorganisme seperti bakteri dan jamur penyebab penyakit, terutama jika kamar dan AC juga jarang dibersihkan.

Virus, bakteri, dan jamur yang beterbangan di udara dan terhirup dapat mengganggu kesehatan si Kecil.

2. Melemahkan sistem kekebalan tubuh

Bahaya air cooler untuk bayi yang satu ini masih berhubungan dengan poin pertama.

Suhu yang dingin dan kering saat berada di dalam ruangan ber-AC rupanya mampu melemahkan sistem kekebalan tubuh.

Penelitian dari International Journal of Preventive Medicine memaparkan bahwa saat udara kering, jaringan berlendir di dalam tubuh (jaringan mukosa), seperti lubang hidung, bibir bagian dalam, kelopak mata, lubang telinga, dan lidah pun menjadi lebih kering.

Jaringan mukosa pada dasarnya berfungsi untuk menyaring partikel-partikel yang membahayakan bagi kesehatan.

Jika lapisan ini kering, tubuh akan lebih rentan “dibobol” oleh bakteri dan virus penyebab penyakit. 

Terlebih saat udara kering, kemampuan lubang hidung untuk membersihkan diri pun berkurang. Oleh karena itu, bayi justru lebih rentan sakit, seperti kena pilek dan flu, jika berlama-lama di ruangan ber-AC.

3. Berisiko timbulkan alergi

Penggunaan AC juga meningkatkan risiko asma

Sebenarnya, AC bukanlah penyebab bayi mengalami alergi. Hanya saja, kualitas sirkulasi udara di dalam AC Anda yang memicu timbulnya bahaya air cooler untuk bayi berupa alergi.

AC rupanya bisa menyebarkan udara yang telah terkontaminasi. Kontaminasi ini bisa berupa bakteri dan virus. Beberapa reaksi alergi yang muncul adalah asma dan rinitis alergi.

Hal yang harus diperhatikan saat memasang AC di kamar bayi

Suhu AC untuk bayi berguna untuk menjaga suhu agar tetap sejuk. Untuk mengurangi bahayanya, Anda bisa memerhatikan hal-hal berikut:

1. Pastikan waktu dan suhunya terukur

Anda bisa menggunakan timer untuk mengukur waktu yang diperlukan untuk mendinginkan kamar.

Bila tidak ada timer, Anda bisa menggunakan alarm. Bila AC Anda tidak menyediakan informasi tentang temperaturnya, gunakan termometer agar suhu AC untuk bayi tetap berada di rentang 24-26 derajat Celcius.

2. Pastikan sirkulasi udara lancar

Buka jendela sebagian agar sirkulasi udara tetap lancar

Saat sedang tidak nyalakan AC, buka jendela atau pintu sebagian agar aliran udara tetap terjaga. Bila sirkulasi udara tidak lancar, udara di dalam ruangan pun menjadi lembap.

Rupanya kelembapan memicu suhu AC perlahan meningkat sehingga ruangan pun terasa panas dan gerah.

3. Jangan arahkan AC langsung ke bayi

Hindari mengarahkan udara dari AC langsung ke badan bayi. Hal ini dapat membuatnya merasa kedinginan dan bahkan berisiko mengalami hipotermia, meski Anda sudah mengatur suhu AC untuk bayi yang ideal.

Saat bayi di dalam ruangan ber-AC, sebaiknya kenakan satu lapis pakaian tambahan. Pastikan ia menggunakan sarung tangan dan kaus kaki tipis agar tidak kedinginan.

Baca Juga

  • Kenali Refleks Babinski yang Normal Terjadi pada Bayi
  • 7 Cara Menggendong Bayi Baru Lahir yang Benar dan Aman Sesuai Usia
  • Kenali Ciri-Ciri Katarak Kongenital pada Bayi Ini yang Dapat Dideteksi di Rumah

Anda juga bisa kenakan topi tipis untuk melindungi kulit kepalanya.

Bila Anda ingin memakaikannya selimut, pastikan posisi selimut berada di bawah siku dan tidak sampai menutupi wajahnya sehingga ia tetap bisa bernapas lancar.

Agar aman, cek kembali baju bayi dan benda-benda lain yang menyelimutinya agar tidak terlalu tebal.

4. Selalu servis AC secara rutin

Bersihkan AC dengan rutin agar mikroorganisme tidak terjerembap di dalamnya

Hal ini berguna untuk selalu menjaga kebersihan AC dan memastikan AC bekerja dengan maksimal.

Bila AC kotor, tentu ada kemungkinan mikroorganisme akan terjebak di dalam AC dan AC justru memberikan udara yang tidak sehat untuk bayi.

5. Oleskan pelembap pada kulit bayi

Udara pada AC cenderung kering sehingga membuat kulitnya ikut kering dan mengelupas.

Berada terlalu lama dalam ruangan dingin dan kering bahkan mungkin membuatnya mimisan. 

Maka itu, selalu oleskan krim atau lotion pelembap pada kulit badannya dan usapkan baby oil di sekitar lubang hidungnya agar tidak kekeringan.

Akan tetapi, sebaiknya konsultasi terlebih dahulu pada dokter anak sebelum mengoleskan sesuatu ke dekat lubang hidungnya.

6. Jangan bawa bayi langsung ke tempat panas

Jangan langsung bawa bayi ke tempat yang hangat agar bayi tidak sakit

Bila Si Kecil sudah terlalu lama berada dalam ruangan ber-AC, jangan langsung bawa ia keluar. Perubahan suhu drastis dan tiba-tiba dapat membuatnya sakit. 

Sebaiknya matikan dulu AC dan buka pintu kamar serta jendela untuk membiarkan sirkulasi udara dari luar masuk “menetralisir” dinginnya suhu AC.

Setelah menunggu beberapa saat, barulah Anda bisa membawanya keluar kamar.

Jangan lupa setiap pagi bawa bayi berjemur. 

Bila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut seputar suhu AC untuk bayi maupun penggunaan perlengkapan bayi lainnya, Anda bisa temui dokter anak terdekat.

Anda juga bisa hubungi dokter secara gratis melalui chat di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.

Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.

Baca Juga

  • 9 Ciri-Ciri Bayi Sehat yang Penting Diperhatikan Oleh Orangtua
  • Bayi Kuning: Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya
  • Mata Bayi Kuning, Kapan Orang Tua Bisa Tenang dan Harus Waspada?

Berapa suhu AC yang baik untuk bayi?

Aturlah suhu pendingin ruangan senyaman mungkin untuk bayi, sehingga tidak terlalu dingin atau terlalu panas. Ibu bisa mengatur suhu pendingin berada di kisaran antara 23–26 derajat Celsius.

Apakah boleh anak bayi tidur di ruangan ber

Secara umum, berada di ruangan ber-AC aman bagi bayi ketimbang membiarkan bayi baru lahir terpajan dalam lingkungan yang panas, pengap, maupun lembap. Namun, jangan juga sampai terlalu dingin ya, Bunda. Suhu yang terlalu dingin dapat menurunkan temperatur tubuh bayi secara signifikan dan membuatnya sakit.

Bolehkah bayi pakai AC setiap hari?

Tidak perlu menyalakan AC seharian Kalau terlalu panas, biang keringat pada bayi dan dehidrasi bisa terjadi. Sementara itu, kalau kulit bayi kering, ia rentan mengalami iritasi kulit dan gatal. Ibu bisa mengatur waktu pemakaian, misalnya mematikan AC saat bayi sedang bermain dan menyalakannya ketika tidur malam.

Berapa suhu AC untuk Bayi pilek?

Namun jika bayi sedang pilek, ada baiknya untuk atur kembali temperatur AC kamarnya menjadi sekitar 20-30 derajat Celsius agar ia bisa bernapas lebih baik.

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA