Frekuensi buang air besar sering kali membuat banyak orang khawatir. Terutama, karena ada anggapan bahwa jumlah tertentu merupakan frekuensi yang normal. Karena itulah, jika frekuensi BAB Anda berbeda, akan muncul rasa waswas bahwa ada sesuatu yang abnormal dengan saluran pencernaan Anda.
Banyak faktor pengaruhi frekuensi BAB
Berbagai macam faktor dapat memengaruhi frekuensi buang air besar, konsistensi, serta penampilan feses yang dikeluarkan. Yang paling berpengaruh adalah pola makan. Konsumsi serat, misalnya buah, sayur, atau biji-bijian, dapat membantu memadatkan kotoran serta memperlancar buang air besar. Selain itu, konsumsi cairan yang membantu kotoran menjadi lebih lunak serta mudah dikeluarkan juga berpengaruh.
Selain pola makan, ternyata usia juga dapat memengaruhi BAB. Semakin tua seseorang, maka lebih mungkin muncul sembelit akibat berkurangnya gerakan saluran pencernaan, berkurangnya aktivitas, serta konsumsi obat-obatan yang dapat mengganggu buang air besar.
Seperti disebutkan sebelumnya, aktivitas fisik Anda dapat memengaruhi buang air besar. Dengan menjaga tubuh tetap aktif, Anda membantu gerakan peristaltis dalam saluran pencernaan sehingga memperlancar BAB. Gerakan peristalsis adalah gerakan usus yang membantu mendorong makanan sepanjang saluran pencernaan.
Adanya penyakit, baik akut maupun kronis, juga dapat memengaruhi frekuensi BAB. Misalnya, adanya IBD (Inflamatory Bowel Disease) dapat menyebabkan peningkatan frekuensi BAB yang diikuti sembelit.
Yang menarik, faktor psikis juga dapat memengaruhi BAB. Jika Anda sedang stres, misalnya, dapat timbul spasme dari usus besar yang menyebabkan kotoran menjadi keras serta sulit dikeluarkan. Kebiasaan BAB Anda, misalnya saja kebiasaan menahan BAB, juga dapat menyebabkan sembelit.
Tidak ada frekuensi BAB yang normal
Jadi, berbagai faktor di atas dapat menyebabkan perbedaan pada frekuensi BAB. Sebenarnya, tidak ada suatu angka yang normal untuk buang air besar. Karena itu, menilai BAB normal atau tidak sebaiknya dibandingkan dengan kebiasaan BAB Anda sehari-hari.
Terdapat suatu rentang frekuensi BAB yang umum dialami orang-orang. Menurut para ahli, frekuensi BAB dari 1-3 kali per hari hingga tiga kali per minggu sering kali dialami orang. BAB yang lebih sering menandakan diare, sementara BAB yang lebih jarang menandakan konstipasi atau sembelit.
Selain frekuensi, penampilan feses Anda juga bisa menjadi penanda apakah BAB normal atau tidak. BAB yang normal biasanya lunak, tidak sulit dikeluarkan, serta berbentuk memanjang seperti sosis atau ular (karena mengikuti bentuk saluran pencernaan).
Penampilan BAB dapat dinilai dengan Bristol Stool Chart. Tipe 1 dan 2 menandakan sembelit. Tipe 3 dan 4, di mana kotoran berbentuk seperti sosis dengan retakan pada permukaannya ataupun permukaan yang mulus, menandakan kotoran yang normal. Sementara, tipe 5 hingga 7 dapat menandakan adanya diare.
Dengan demikian, pada dasarnya tidak ada frekuensi yang ideal untuk buang air besar. Selama BAB Anda sesuai kebiasaan, mudah dikeluarkan, serta tidak keras, umumnya menandakan tidak ada masalah dalam BAB Anda. Agar BAB selalu lancar, perbanyaklah konsumsi serat dan minum air putih, serta aktif bergerak.
[HNS/ RVS]
PortalJember.com - Orang dikatakan sehat bukan cuma dari makanan sehat saja yang masuk tapi juga perlu diperhatikan proses pembuangannya.
Pembuangan yang dimaksud ini adalah buang air besar atau BAB, dimana tubuh mengeluarkan kotoran dari sisa hasil pencernaan.
Kotoran atau feses ini terdiri dari sisa hasil pencernaan, bakteri, serat, zat sisa organ hati dan air.
Baca Juga: Bacalah 2 Ayat Ini Setelah Qobliyah Subuh, Allah Beri Rezeki Tanpa Hitung-hitungan Kata Syekh Ali Jaber
Lalu, berapa kali sehari BAB dikatakan normal?
Sebagaimana dirangkum PortalJember.com dari kanal YouTube Clarin Hayes yang di unggah pada 6 Oktober 2021, berikut ini penjelasan dr. Clarin Hayes.
Menurut penelitian disimpulkan bahwa rata-rata orang BAB normalnya 3x sehari sampai 3x seminggu.
Apabila jumlah frekuensi BAB lebih dari 3x sehari dan konsistensinya encer maka ini termasuk diare.
Baca Juga: Ibu Kota China Beijing Kembali Menutup Mall dan Perumahan akibat Kasus Covid-19 Terbaru Menyebar