TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Harga ubi talas atau di Kabupaten Pamekasan lebih dikenal dengan sebutan 'kombeh' kini harganya meroket.
Terpantau, Kombeh di pasar Tradisional Kolpajung Pamekasan dibandrol Rp 100 ribu hingga Rp 120 ribu per 1 ikat pada Minggu (10/2/2019).
Akibat mahalnya harga tersebut, pasokan ubi talas ke sejumlah pedagang di wilayah Kabupaten Pamekasan juga mulai berkurang.
Menurut sejumlah pedagang ubi talas eceran di pasar Tradisional Kolpajung Pamekasan sudah berlangsung kurang lebih sebulan yang lalu.
(Ketika Mama-mama di Surabaya Bersatu Dukung Persebaya dalam Komunitas Bonita Mama Kece)
(Nekat Terobos Razia di Bundaran Waru Akibat Tak Bawa SIM dan STNK, 2 Orang Jatuh dari Sepeda Motor)
Mahalnya harga diperkirakan akibat kebanyakan petani baru mulai menanam saat memasuki musim hujan.
Lastri (48) pedagang ubi talas mengatakan, pihaknya kini agak kesulitan mencari Ubi Talas untuk dijual kembali. Kalaupun ada biasanya sudah dalam harga tinggi.
Sebagaian petani baru menanam, sebagian lagi belum saatnya dipanen. Efeknya pun berimbas pada omzet penjualan.
Lastri mengaku, bika biasanya 30 ikat ubi talas dagangannya habis dalam sehari, kini dia hanya bisa menjual 7 hingga 10 ikat.
“Turunnya omset penjualan memang sudah berlangsung sekitar satu bulanan, hanya sepi seperti ini beberapa minggu belakangan, harga mahal penjualan turun,” kata Lastri.
Hal tersebut senada disampaikan pedagang lainnya, Rosyati dan Tuki pedagang lainnya.
Menurutnya saat ini harga untuk ubi talas yang besar seharga Rp 15 ribu per satu buah sedangkan harga ubi talas besar dari tingkat petani seharga Rp 12 ribu hingga Rp 13 ribu per satu buah.
(Peringati HPN 2019 Siswa SD Al-Muttaqin Driyorejo Gresik Jadi Jurnalis Cilik)
(Hotman Paris Janji Beri Natasha Wilona Lamborghini, Terang-terangan Ajak Verrell Bramasta Saingan!)
"Ubi talas yang besar tersebut harganya lebih mahal karena jarang petani yang menanam serta varietas ini lebih banyak dipergunakan untuk bahan keripik dan mereka yang sedang menjalani penurunan berat badan," jelas Rosyati.
“Ubi talas yang besar ini kadar gulanya sedikit makanya rasanya tidak begitu manis, sementara yang warna putih dan yang agak kecil itu kadar gulanya tinggi, makanya mereka yang sedang menjalani program penurunan berat badan katanya mengonsumsi ubi talas besar ini,” kata Tuki.
Di Pamekasan, kata Tuki, petani ubi talas baru melakukan penanaman setelah usai panen padi kedua, berbeda dengan di wilayah lain yang bisa sepanjang tahun memanam ubi talas untuk dipasok ke pasar tradisional dan ke pabrik kerupuk khususnya di wilayah Kabupaten Pamekasan.
Selain itu, para petani tersebut biasanya telah menjalin kemitraan dengan pihak pabrik kerupuk.
"Jalinan kemitraan itu dibangun sejak para petani mulai menanam, mereka mendapatkan pasokan modal tanam hingga pupuk dari pengusaha, setelah panen petani tinggal mengirim barang ke pabrik," terangnya.
(Nekat Terobos Razia di Bundaran Waru Akibat Tak Bawa SIM dan STNK, 2 Orang Jatuh dari Sepeda Motor)
(Kelas B Plus Bright Kiddie Pratama Kompak Pamer Pernak Pernik Korea di Asian Festival)
Filter
Filter Populer
4 ke atas
Sehari sampai Super seller BekasPengiriman
Sehari sampai
Harga
Harga minimum
Rp
Harga maksimum
Rp
Diskon
Cicilan
Harga grosir
Rating
ke atas
ke atas
Kondisi Barang
Baru
Bekas
Pelapak
BukaMall
Super Seller
Maaf, barangnya tidak ketemu
Coba cek lagi kata pencarianmu.