Indikator motivasi belajar menurut Handoko

Dalam kegiatan belajar, siswa memerlukan motivasi. Motivasi yang ada pada pada diri setiap siswa itu memiliki ciri-ciri yang berbeda. Menurut Sardiman (2018:83), ciri-ciri motivasi yang ada pada siswa diantaranya :

  1. Tekun menghadapi tugas, artinya siswa dapat bekerja secara terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai.
  2. Ulet menghadapi kesulitan, siswa tidak lekas putus asa dalam menghadapi kesulitan. Siswa bertanggung jawab terhadap keberhasilan dalam belajar dan melaksanakan kegiatan belajar.
  3. Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah, berani menghadapi masalah dan mencari jalan keluar dari masalah yang sedang dihadapi. Misalnya masalah ekonomi, pemberantasan korupsi dan lain sebagainya.
  4. Lebih senang bekerja mandiri, artinya tanpa harus disuruh pun, ia akan mengerjakan apa yang menjadi tugasnya.
  5. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin atau hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif.
  6. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).
  7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya, artinya ia percaya dengan apa yang dikerjakannya.
  8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Apabila siswa memiliki ciri-ciri motivasi belajar seperti diatas, berarti siswa tersebut memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi seperti itu sangat penting dalam kegiatan pembelajaran.

Adapun indikator motivasi belajar menurut Uno (2011:23) adalah..

Indikator Motivasi Belajar Menurut Uno

  • Adanya hasrat dan keinginan berhasil Hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam belajar pada umumnya disebut motif berprestasi. Dimana motif berprestasi merupakan motif untuk berhasil dalam melakukan suatu tugas atau pekerjaan. Seorang siswa yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi cenderung untuk menyelesaikan tugasnya dengan cepat tanpa menunda-nunda pekerjaan.
  • Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar Penyelesaian suatu tugas tidak selamanyanya dilatar belekangi oleh hasrat dan keinginan berhasil. Kadang seseorang dalam menyelesaikan tugasnya karena adanya dorongan menghindari kegagalan. Siswa dalam mengerjakan tugasnya dengan tekun karena apabila tidak dikerjakan atau tidak dapat menyelesaikan tugasnya, maka tidak akan mendapatkan nilai dari gurunya atau di olok-olok oleh temannya bahkan akan dimarahi oleh orang tuanya.
  • Adanya harapan atau cita-cita masa depan Siswa yang ingin mendapatkan nilai pelajarannya tinggi atau ingin mendapatkan rangking di kelas, maka akan belajar dengan tekun dan menyelesaikan setiap tugas yang diberikan oleh guru dengan tuntas.
  • Adanya penghargaan dalam belajar Adanya pernyataan verbal seperti pujian atau penghargaan lainnya terhadap perilaku yang baik dan hasil belajar siswa yang baik merupakan cara yang mudah dan efektif dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.
  • Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar Simulasi maupun permainan merupakan salah satu kegiatan yang menarik dalam belajar. Suasana yang menarik menyebabkan proses belajar menjadi bermakna, dimana akan selalu diingat dan dipahami. Dengan adanya kegiatan yang menarik tersebut pula dapat memotivasi dan menggairahkan siswa untuk belajar sehingga siswa menjadi aktif dikelas.
  • Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik. Lingkungan belajar yang kondusif yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat poses pembelajaran yang dilaksanakan yang sesuai dan mendukung keberlangsungan proses pembelajaran. Dengan adanya lingkungan belajar yang kondusif seperti keadaan kelas yang bersih, tertata rapi, tidak bising, suasana kelas yang nyaman dan sebagainya dapat membangkitkan motivasi belajar siswa dan menjaga siswa tetap fokus dalam belajar.

Dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa indikator motivasi belajar yaitu ketekunan dalam mengerjakan tugas, tertarik terhadap bermacam masalahan dan memecahkannya. Motivasi belajar juga dapat didorong dengan adanya penghargaan, kegiatan yang menarik, dan lingkungan belajar yang kondusif. Seorang siswa yang senantiasa memiliki motivasi belajar yang tinggi, akan melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan belajar.

Lihat juga judul terkait lainnya :

 # tag

indikator motivasi belajar menurut sardiman jurnal indikator motivasi belajar menurut sardiman indikator motivasi belajar menurut santrock indikator motivasi belajar menurut keller indikator motivasi belajar menurut handoko indikator motivasi belajar menurut para ahli 2018 indikator motivasi belajar intrinsik dan ekstrinsik indikator motivasi belajar menurut sudjana indikator motivasi belajar siswa indikator motivasi belajar menurut uno

Motivasi belajar adalah dorongan yang menyebabkan terjadinya sesuatu perbuatan atau tindakan belajar. Komponen utama dari motivasi belajar adalah: (1) kebutuhan, (2) dorongan, dan (3) tujuan.

Pengertian Belajar

Pengertian belajar menurut para ahli pendidikan memang berbeda-beda. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan titik pandang. Menurut Syah (2005: 68) “Belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif ”.

Menurut pandangan Skinner (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2010: 9), Belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik sebaliknya bila ia tidak belajar maka responnya menurun. Dalam belajar ditemukan hal berikut ini :

  1. Kesempatan terjadi peristiwa yang menimbulkan respon pebelajar.
  2. Responsi pebelajar
  3. Konsekuensi yang bersifat menguatkan respon tersebut.

Sedangkan Slameto (2003: 2) menyatakan bahwa “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah sesuatu kegiatan yang bertujuan untuk mengubah tingkah laku individu melalui pengalaman atau pengumpulan sejumlah informasi atau pengetahuan, baik di lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat.

Pengertian Motivasi Belajar

Banyak teori-teori yang menjelaskan tentang motivasi dengan melihat dari sudut pandang yang berbeda, hal ini yang menyebabkan adanya perbedaan titik tolaknya. Motivasi  berasal  dari  kata  Latin  “movere”  yang  berarti  dorongan  atau menggerakkan. “Motivasi sangat diperlukan dalam pelaksanaan aktivitas manusia karena  motivasi  merupakan  hal  yang  dapat  menyebabkan,  menyalurkan  dan mendukung  perilaku  manusia  supaya  mau  bekerja  giat  dan  antusias  untuk mencapai hasil yang optimal” (Malayu S.P Hasibuan, 2001: 141).

M.C. Donalt dalam Oemar Hamalik (2010: 158) menyatakan, “motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan”.

Terdapat 3 elemen penting dari pengertian di atas, yaitu :

  1. Bahwa motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi,
  2. Kemudian motivasi ditandai dengan munculnya perasaan affective arousal,
  3. dan Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.

Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar  (Koeswara, 1989; Siagian, 1989; Schein, 1991; Biggs & Telfer, 1987 dalam Dimyati dan Mudjiono, 2010: 80)

Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu (i) kebutuhan, (ii) dorongan, (iii) tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada keseimbangan antara apa yang ia miliki dan ia harapkan. Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. Dorongan merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan. Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu, tujuan tersebut mengarahkan perilaku dalam hal ini perilaku belajar.

Fungsi Motivasi Belajar

Motivasi adalah dorongan yang menyebabkan terjadinya sesuatu perbuatan atau tindakan. Perbuatan belajar pada mahasiswa terjadi karena adanya motivasi untuk melakukan perbuatan belajar.

Fungsi motivasi menurut Oemar Hamalik (2010: 161) adalah sebagai berikut :

  1. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar.
  2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan
  3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2010: 85), bagi siswapentingnya motivasi belajar adalah sebagai berikut :

  1. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir,
  2. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya,
  3. Mengarahkan kegiatan belajar,
  4. Membesarkan semangat belajar
  5. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar.

Indikator Motivasi Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2010: 97), indikator motivasi belajar antara lain:

1. Cita-Cita atau Aspirasi Mahasiswa

Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar instrinsik maupun ekstrinsik. Sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri. (Monks, 1989: 241-260, Schein, 1991: 87-110, Singgih Gunarsa, 1990: 183-100).

2. Kemampuan siswa

Setiap  siswa memiliki  kemampuan  belajar  yang  berbeda.  Hal  ini diukur  melalui  taraf  perkembangan  berpikir  siswa,  dimana  siswa yang  taraf perkembangan  berpikirnya  konkrit  tidak  sama  dengan  siswa yang  sudah sampai pada taraf perkembangan berpikir rasional. Siswayang merasa dirinya memiliki  kemampuan  untuk  melakukan  sesuatu,  maka  akan  mendorong dirinya   berbuat   sesuatu   untuk   dapat   mewujudkan   tujuan   yang   ingin diperolehnya  dan  sebaliknya  yang  merasa  tidak  mampu  akan  merasa  malas untuk berbuat sesuatu.

3. Kondisi siswa

Dapat diketahui dari kondisi fisik dan kondisi psikologis, karena  siswa adalah  makluk  yang  terdiri  dari  kesatuan  psikofisik.  Kondisi fisik   siswa  lebih   cepat   diketahui   daripada   kondisi   psikologis.   Hal   ini dikarenakan kondisi fisik lebih jelas menunjukkan gejalanya daripada kondisi psikologis.

4. Kondisi lingkungan siswa

Kondisi  lingkungan  merupakan  unsur  yang  datang  dari  luar  diri  siswa yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Lingkungan fisik sekolah, sarana dan prasarana  perlu ditata dan dikelola agar dapat menyenangkan dan membuat   siswa  merasa   nyaman      untuk   belajar.   Kebutuhan   emosional psikologis  juga  perlu  mendapat  perhatian,  misalnya  kebutuhan  rasa  aman, berprestasi, dihargai, diakui yang harus dipenuhi agar motivasi belajar timbul dan dapat dipertahankan.

5. Unsur-unsur dinamis dalam belajar

Unsur-unsur  dinamis  adalah  unsur-unsur  yang  keberadaannya  di dalam proses  belajar  tidak  stabil,  kadang-kadang  kuat,  kadang-kadang  lemah  dan bahkan hilang sama sekali misalnya gairah belajar, emosi siswa dan lain-lain. Siswa memiliki  perasaan,  perhatian,  kemauan,  ingatan,  dan  pikiran  yang mengalami perubahan selama proses belajar, kadang-kadang kuat atau lemah.

6. Upaya guru membelajarkan siswa.

Upaya    guru    membelajarkan    siswa   adalah    usaha    guru    dalam mempersiapkan  diri  untuk  membelajarkan  siswa mulai  dari  penguasaan materi,  cara  menyampaikannya,  menarik  perhatian  siswa dan  mengevaluasi hasil   belajar   mahasiswa.   Bila   upaya   guru   hanya   sekedar   mengajar,   artinya keberhasilan  guru  yang  menjadi  titik  tolak,  besar  kemungkinan  siswa tidak tertarik untuk belajar sehingga motivasi belajar siswa menjadi  melemah atau hilang (Dimyati dan Mudjiono, 2010: 97-100).

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA