Penyembelihan hewan kurban dapat dilakukan pada hari tasyrik, yaitu pada tanggal….

Penyembelihan Hewan Kurban di Masa Pandemi. ©2021 Merdeka.com/Iqbal S Nugroho

JATENG | 21 Juli 2021 06:01 Reporter : Ayu Isti Prabandari

Merdeka.com - Seperti diketahui, setiap perayaan Idul Adha, tentu Anda mengenal istilah hari tasyrik. Hari tasyrik biasanya jatuh pada tanggal 11, 12, dan 13 bulan Dzulhijjah. Ini merupakan tiga hari penting dalam agama Islam yang dirayakan setelah Hari Raya Idul Adha.

Biasanya, terdapat beberapa ritual yang menjadi kebudayaan umat muslim dalam merayakan hari tasyrik ini. Ritual ini tidak lain adalah penyembelihan hewan kurban yang dilakukan setelah Hari Raya Idul Adha. Di mana sebelumnya, bagi orang-orang yang mampu secara finansial menyumbangkan hewan kurban yang akan disembelih dan dibagikan bagi masyarakat yang berhak.

Seperti anjuran ibadah lainnya, perayaan hari tasyrik dan budaya yang dilakukan oleh umat muslim tentu mempunyai makna tersendiri. Dengan begitu, bagi setiap umat muslim perlu mengetahui apa saja makna hari tasyrik Idul Adha yang dilakukan setiap tahunnya. Makna ibadah ini pun memberikan hikmah keutamaan yang bisa dijadikan pelajaran hidup bagi masyarakat.

Makna hari tasyrik ini dapat berupa makna menikmati hidangan dan perasaan syukur, makna dari budaya penyembelihan hewan kurban, dan anjuran ibadah dzikir dan doa yang dilakukan setelah perayaan Idul Adha. Dengan mengetahui beberapa makna tersebut, Anda niat dan semangat untuk melakukan berbagai amalan kebaikan pada hari tasyrik.

Dilansir dari beberapa sumber, berikut kami merangkum beberapa makna apa itu hari tasyrik Iduladha dan berbagai hikmah keutamaannya yang perlu Anda ketahui.

2 dari 6 halaman

Jemaah Haji Lempar Jumroh ©2020 Saudi Press Agency/Handout via REUTERS

Makna hari tasyrik Idul Adha yang pertama yaitu bahwa hari raya tasyrik bertepatan dengan ritual pelemparan jumroh di Mina yang dilakukan oleh jemaah haji. Ini merupakan salah satu rukun wajib yang harus dilakukan selama pelaksanaan ibadah haji.

Biasanya, pada perayaan hari tasyrik, umat muslim yang mampu secara finansial dianjurkan untuk berkurban dan berbagi terhadap sesama. Hari tasyrik biasanya juga dirayakan dengan menyantap hidangan makanan, sehingga tidak heran jika umat muslim dilarang berpuasa pada hari ini.

3 dari 6 halaman

Makna hari tasyrik Idul Adha berikutnya yaitu menikmati hidangan dan bersyukur. Seperti disebutkan sebelumnya, bahwa pada hari tasyrik Idul Adha biasanya umat muslim dianjurkan menyantap hidangan makanan. Sehingga ibadah puasa, baik qadha maupun sunah yang dilakukan pada hari tasyrik haram untuk dilakukan, atau dengan kata lain dilarang.

Anjuran ini tidak lain memberikan pelajaran bagi umat muslim untuk bersyukur atas makanan dan minuman yang bisa dikonsumsi. Dengan meningkatkan rasa syukur atas segala nikmat yang diberikan Allah, tentu dapat memperkuat keimanan.

4 dari 6 halaman

Ilustrasi Penjualan Hewan Kurban Terdampak PPKM Darurat ©2021 Merdeka.com/Iqbal S Nugroho

Makna hari tasyrik Idul Adha selanjutnya didapat dari budaya penyembelihan hewan kurban. Seperti diketahui, pada perayaan Idul Adha, umat muslim yang mampu secara finansial dapat menyumbangkan hewan kurban yang akan disembelih dan dibagikan pada masyarakat di sekitar.

Dalam hal ini, dianjurkan untuk memilih hewan dengan kualitas baik, yaitu hewan yang sehat, gemuk, tidak digunakan untuk membajak sawah, tidak cacat, dan sejumlah kekurangan lainnya.

Dengan begitu, masyarakat bisa mendapatkan kualitas daging yang baik dan bernutrisi tinggi. Daging hasil hewan kurban pun dapat diolah menjadi berbagai macam hidangan lezat dan disantap bersama keluarga dengan penuh rasa syukur.

5 dari 6 halaman

Makna hari tasyrik Idul Adha selanjutnya terdapat pada anjuran dzikir dan doa. Dalam hal ini, menjelang perayaan dan setelah perayaan Idul Adha, umat muslim dianjurkan untuk memperbanyak bacaan dzikir dan doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT.

Ini merupakan salah satu amalan baik yang dapat memberikan manfaat kebaikan di hari yang penuh berkah. Selain itu, setiap bacaan dzikir yang diucapkan untuk memuji nama Allah membantu mempererat hubungan setiap umat dengan Sang Pencipta.

Bukan hanya itu, umat muslim juga dianjurkan untuk memanjatkan doa untuk memohon berkah dan rahmat kebaikan dari-Nya.

6 dari 6 halaman

ilustrasi puasa ©2012 Merdeka.com

Setelah mengetahui beberapa makna hari tasyrik Idul Adha, berikutnya perlu dipahami bahwa pada perayaan hari taysrik umat muslim dilarang untuk melaksanakan puasa. Larangan puasa ini berlaku untuk puasa qadha atau puasa pengganti, serta puasa sunah.

Larangan puasa ini tidak lain karena anjuran bagi umat muslim untuk menikmati hidangan saat perayaan Idul Adha. Berikut adalah aturan larangan puasa yang perlu diketahui :

  • Puasa pada hari raya Idul Adha, yaitu puasa yang dilakukan pada tanggal 10 Dzulhijjah kalender Islam.
  • Puasa pada hari tasyrik, yaitu puasa yang dilakukan pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah kalender Islam.

Dengan begitu, setiap umat muslim perlu memperhatikan beberapa larangan puasa pada perayaan Idul Adha dan setelahnya. Anda bisa melakukan ibadah puasa qadha maupun sunah di hari lain selain tanggal-tanggal tersebut.

Dengan mengikuti anjuran yang ada, Anda bisa meningkatkan pahala dan keimanan dengan beberapa amalan yang bisa dilakukan pada perayaan Idul Adha dan hari tasyrik. (mdk/alz)

Baca juga:
Penuh Kehangatan, Ini Potret 4 Keluarga Artis Rayakan Iduladha 2021
Keceriaan Anak-Anak Menyaksikan Penyembelihan Hewan Kurban
Warga Perumahan Graha Citra Mas di Jember Dapat Daging Kurban Dibungkus Daun Jati
Kapolda Metro Jaya Berterima Kasih Masyarakat Tak Lakukan Takbir Keliling
8 Ton Rendang dan Sembako Akan Dibagikan ke Warga Jakarta yang Isolasi Mandiri
6 Resep Tongseng Kambing Anti Bau, Empuk dan Mudah Dibuat

Sejumlah hewan kurban sapi dan kambing siap untuk dipotong

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Usai Sholat Idul Adha 1441 H, Umat Muslim juga akan menggelar penyembelihan hewan kurban berupa sapi atau kambing.

Selain tepat di Hari Raya Idul Adha, waktu penyembelihan hewan kurban juga masih bisa dilakukan untuk 3 hari kedepan.

Tiga hari itu disebut hari tasyrik pada tanggal 11-13 Dzulhijjah, kalau untuk kalender masehi tahun 2020 ini, 1-3 Agustus.

Jadi, penyembelihan tidak harus dilaksanakan usai sholat idul adha.

Menurut keterangan dari kita Fathul Qorib karya Ibnu Qosim Al Ghazi, rincian pelaksanaan kurban dapat dimulai setelah matahari terbit pada hari raya Kurban atau sesudah melewati salat Idul adha.

Waktu penyembelihan hewan kurban berlanjut hingga jelang terbenamnya matahari pada hari terakhir hari-hari tasyrik.

Jika sudah melewati matahari tenggelam pada hari terakhir di hari tasyrik tanggal 13 Dzulhijjah maka tak dihitung sebagai amalan kurban.

Dalam penyembelihan hewan kurban juga memiliki syarat sah dan rukun yang harus disimak sebelum melakukan penyembelihan hewan kurban.

Dilansir dari Tribunmataram.co.id Hewan yang hendak dikurbankan sebaiknya hewan yang paling baik, gemuk, sehat, dan tidak cacat, seperti pincang atau matanya buta.

• Pemkab Sekadau Serahkan Hewan Kurban Bagi 7 Kecamatan se-Kabupaten Sekadau

Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Baqarah Ayat 267:

Halaman selanjutnya arrow_forward

Sumber: Tribunnews

KABAR BANTEN - Waktu penyembelihan hewan kurban yang paling utama adalah hari Nahr, pada tanggal 10 Zulhijah setelah melaksanakan shalat Idul Adha.

Jika yang tidak melaksanakan shalat Idul Adha seperti jamaah haji, penyembelihan hewan kurban dapat dilakukan setelah terbit matahari di hari Nahr. 

Namun sampai kapan batas waktu penyembelihan hewan kurban masih diperbolehkan?.

Baca Juga: Usai Cuci Jeroan Daging Kurban, Santri Tewas Tenggelam di Sungai Ciberang Lebak, Begini Kronologinya

Dikutip kabarbanten.pikiran-rakyat.com dari globalqurban.com, terdapat Jumhur ulama, yaitu madzhab Hanafi, Maliki dan Hambali.

>

Dari pendapat atau kesepakatan ulama tersebut, bahwa hari penyembelihan adalah tiga hari, yaitu hari raya Nahr dan dua hari Tasyrik, yang diakhiri dengan tenggelamnya matahari.

Pendapat ini diambil dari alasan bahwa Umar RA, Ali RA, Abu Hurairah RA, Anas RA, Ibnu Abbas dan Ibnu Umar RA mengabarkan bahwa hari-hari penyembelihan adalah tiga hari.

Sedangkan penetapan waktu yang mereka lakukan, tidak mungkin hasil ijtihad mereka sendiri. 

Akan tetapi, mereka mendengar dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam (Mughni Ibnu Qudamah 11-114).

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA