Sel virus hiv dapat bersarang pada tubuh manusia yang terjangkit adalah

30 Juni 2021 Referensi

KOMPAS.com - Infeksi virus HIV menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga pengidapnya rentan terkena infeksi atau penyakit. Virus HIV bisa masuk dalam tubuh manusia melalui hubungan seksual, Air Susu Ibu (ASI), jarum suntik, donor darah serta transplantasi organ. Infeksi HIV menyerang sel CD4 atau sel yang sangat berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh manusia. Sel CD4 juga sering disebut sebagai limfosit atau sel darah putih atau sel-T. Sel CD4 sangat diperlukan tubuh untuk melindunginya dari infeksi atau penyakit. Sayangnya, virus HIV bukan hanya menyerang sel CD4, namun juga berusaha untuk menghancurkannya.

Secara garis besar, sel T atau limfosit digunakan oleh virus HIV untuk menyebarkan dan menginfeksi seluruh bagian tubuh.

Proses penyerangan dan penghacuran sel-T oleh virus HIV sering juga disebut oleh siklus hidup HIV atau HIV life cycle.

Virus HIV menginfeksi tubuh manusia melalui beberapa tahapan. Bagaimana caranya virus HIV bisa menginfeksi tubuh manusia?

Dilansir dari situs HIV.gov, ada tujuh tahapan siklus hidup virus HIV, yaitu:

Binding

Pada tahap ini virus HIV dengan mudah menempel sendiri pada permukaan sel CD4. Hal ini bisa terjadi karena virus HIV memiliki protein, sehingga sel-T dengan mudah menerima virus HIV untuk masuk ke dalam selnya.

Fusion

Pada tahap ini, virus HIV dengan mudah bergabung dengan membran sel CD4. Hal ini dikarenakan virus HIV berusaha menduplikasi gen yang dimiliki manusia.

Reverse Transcription

Virus HIV memiliki gen RNA dan berusaha menduplikasi gen DNA yang dimiliki manusia.

Virus HIV menggunakan reverse transcriptase atau proses pembuatan RNA berutas tunggal menjadi DNA berutas ganda.

Proses reverse transcriptase memungkinkan virus HIV memasuki inti sel-T serta bergabung dengan materi genetik selnya.

Integration

Virus HIV akan melepaskan dan menyelipkan DNA HIV ke dalam sel inang.

Tanpa disadari ketika sel berusaha memproduksi protein baru, sel tersebut akan menghasilkan dan membuat sel HIV baru.

Replication

Setelah virus HIV menjadi 'bagian' dari sel darah putih atau limfosit, virus tersebut akan memanfaatkan sel-T sebagai alat untuk memproduksi lebih banyak lagi virus HIV.

Assembly

Virus HIV yang tanpa disadari telah diproduksi oleh sel CD4 akan pindah ke permukaan sel.

Virus ini kemudian berkumpul dengan berbagai virus lainnya yang belum matang atau masih dalam proses pertumbuhan. Perlu diketahui jika virus HIV yang bisa menyerang sel tubuh lainnya adalah virus yang sudah dewasa.

Hal ini juga berarti jika virus yang dihasilkan dalam sel CD4 tidak bisa menulari sel CD4 lainnya.

Budding

Virus ini akan melepas enzim yang dimiliki virus HIV. Virus yang sudah matang atau dewasa, kemudian akan menjangkiti atau menularkannya pada sel CD4 lainnya.


Penulis Vanya Karunia Mulia Putri | Editor Ari Welianto

Penularan HIV bukan melalui air liur, keringat, sentuhan, ciuman, atau gigitan nyamuk. HIV dapat ditularkan melalui kontak cairan tubuh, seperti carian vagina atau sperma saat melakukan aktivitas seksual, penggunaan jarum suntik secara bergantian.

HIV atau human immunodeficiency virus adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. HIV bisa berakibat fatal jika tidak diobati dan bisa menular dalam keadaan tertentu. Itu sebabnya penting untuk mengetahui cara penularan HIV, untuk kemudian mencegah penularan penyakit ini.

Mengenal Beragam Cara Penularan HIV

Siapa pun bisa terinfeksi HIV, termasuk bayi yang lahir dari ibu dengan HIV. Sebab, pada dasarnya penularan HIV dapat terjadi melalui cairan tubuh, seperti darah, air mani, cairan vagina, dan air susu ibu ke dalam tubuh seseorang.

Cairan-cairan tersebut bisa masuk ke dalam tubuh melalui berbagai metode berikut:

1. Hubungan seks

Penularan HIV dapat terjadi melalui hubungan seksual tanpa kondom, baik melalui vagina, anal, maupun seks oral. Selain itu seseorang yang suka berganti-ganti pasangan seksual juga lebih berisiko untuk terkena HIV.

2. Penggunaan jarum suntik

HIV dapat ditularkan melalui jarum suntik yang terkontaminasi darah orang yang terinfeksi HIV. Berbagi pakai jarum suntik atau menggunakan jarum suntik bekas membuat seseorang berisiko tertular penyakit, termasuk HIV.

3. Kehamilan, persalinan, atau menyusui

Seorang ibu dengan HIV yang kemudian mengandung atau menyusui berisiko tinggi untuk menularkan HIV kepada bayinya. Untuk itu, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter apabila Anda adalah penderita HIV yang tengah hamil, agar risiko penularan HIV pada bayi bisa ditekan.

Pada beberapa kasus, penularan HIV juga bisa terjadi melalui transfusi darah. Namun, kejadian ini semakin jarang terjadi karena adanya penerapan uji kelayakan donor, termasuk donor darah, organ, atau jaringan tubuh. Dengan pengujian yang layak, penerima donor darah memiliki risiko yang rendah untuk terinfeksi HIV.

Mengobati Infeksi HIV

Sampai saat ini belum ada obat ataupun vaksin yang dapat mencegah dan menyembuhkan infeksi HIV/AIDS. Namun, bagi penderita HIV, ada upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan infeksi tersebut, yaitu dengan mengonsumsi obat antiretroviral sesuai dosis yang disarankan dokter.

Obat antiretroviral akan membantu menekan aktivitas virus dalam tubuh, sehingga penderita HIV memiliki harapan untuk berumur lebih panjang, hidup lebih sehat, dan mampu memperkecil risiko menularkan HIV kepada pasangan.

Mencegah Penularan HIV

Ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk mencegah penularan HIV, yaitu:

1. Gunakan kondom setiap kali berhubungan seks

Jika Anda tidak mengetahui status HIV pasangan Anda, gunakanlah kondom setiap kali Anda melakukan hubungan seks vaginal, anal, atau oral. Untuk wanita, Anda bisa menggunakan kondom wanita.

2. Hindari perilaku seksual yang berisiko

Selain tidak menggunakan kondom, seks anal adalah aktivitas seks yang memiliki risiko tertinggi dalam penularan HIV. Pelaku maupun penerima seks anal sama-sama berisiko untuk tertular HIV, hanya saja penerima seks anal berisiko lebih tinggi.

Oleh sebab itu, disarankan untuk melakukan hubungan seks yang aman serta menggunakan kondom untuk mencegah penularan HIV.

3. Gunakan jarum baru

Jarum dapat digunakan dalam berbagai kegiatan, seperti prosedur tindik, pembuatan tato, dan penyuntikkan obat atau vaksin, misalnya vaksin COVID-19. Untuk menghindari penularan HIV, pastikan bahwa jarum suntik yang digunakan adalah jarum suntik baru yang masih steril.

4. Lakukan pre-exposure prophylaxis (PrEP)

PrEP merupakan metode pencegahan HIV dengan cara mengonsumsi obat antiretroviral bagi mereka yang berisiko tinggi tertular HIV, seperti:

  • Orang yang memiliki pasangan dengan HIV positif
  • Pengguna jarum suntik yang berisiko
  • Orang yang sering berhubungan seksual tanpa pengaman
  • Orang yang aktif secara seksual dan menderita penyakit menular seksual dalam 6 bulan terakhir

Pemahaman yang salah mengenai penularan HIV dan kurangnya pengetahuan mengenai berhubungan seks yang aman merupakan beberapa kendala dalam pencegahan dan penanggulangan HIV.

Anda bisa berkonsultasi langsung dengan dokter untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai penularan HIV serta pemeriksaan dini terkait HIV melalui metode VCT.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA