Apa tujuan diadakannya festival permainan tradisional anak Indonesia di Taman Mini Indonesia Indah?

JAKARTA -- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise menunjukkan rasa senangnya terhadap penyelenggaraan Festival Permainan Tradisional Anak 2016 yang menjadi wujud komitmen peningkatan pemenuhan hak dan perlindungan anak Indonesia. Festival Permainan Tradisional Anak 2016 diselenggarakan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, diharapkan dapat diselenggarakan setiap tahun untuk memberikan ruang kepada anak Indonesia memanfaatkan waktu luang melalui aktivitas positif.

"Saya mengapresiasi kerja keras semua pihak yang telah berupaya untuk menyediakan kegiatan yang menyenangkan dan tidak membahayakan anak, serta menunjang arti penting partisipasi anak dalam melestarikan kebudayaan lokal," kata Yohana melalui siaran pers, di Jakarta, Ahad (10/12).

Festival Permainan Tradisional Anak Indonesia 2016 dihadiri oleh sekitar 2.000 anak-anak dengan menampilkan 154 permainan tradisional dari berbagai pelosok negeri. Di antaranya benthik (Jawa Tengah), landar lundur (DKI Jakarta), besimbang (Kepulauan Riau), balogo (Kalimantan Selatan), dan akbombo-bombo (Sulawesi Selatan).

"Saya berharap kegiatan ini dapat menjadi salah satu sarana bagi anak bangsa agar menjadi kreatif dan produktif sehingga mampu menghadapi tantangan global yang sarat dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi," ujar Yohana.

Dia mengatakan, festival tersebut merupakan wujud nyata implementasi pemenuhan hak anak atas pemanfaatan waktu luang, kreativitas, dan budaya yang merupakan salah satu hak dasar anak menurut Konvensi Hak Anak (KHA) yang telah diratifikasi melalui Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990. Upaya pemenuhan hak dan perlindungan anak diukur melalui 31 indikator yang mencerminkan lima kelompok hak anak yang harus dipenuhi kabupaten/kota bila ingin menjadi kabupaten/kota layak anak (KLA).

Lima kelompok hak anak tersebut di antaranya hak sipil dan kebebasan; lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif; kesehatan dasar dan kesejahteraan; pendidikan, pemanfaatan waktu luang, dan kegiatan budaya; serta perlindungan khusus. Adapun kewajiban anak, mengacu KHA, yaitu menghormati orang tua, menghormati bahasa, budaya dan perbedaan budaya yang ada, serta mencintai Tanah Air.

"Semua kewajiban ini merupakan pendukung kecerdasan sosial dan ketangguhan serta kepribadian yang mandiri dan pada waktunya akan mampu menjadi landasan untuk mencapai cita-cita negara, yaitu mencetak anak yang sehat, cerdas, ceria, berakhlak mulia, dan cinta Tanah Air," kata Yohana.

Dia menambahkan, acara tersebut merupakan salah satu bentuk penyediaan sarana dan prasarana bagi anak-anak untuk bermain permainan tradisional. Dengan begitu, anak-anak tidak terjebak pergaulan yang salah. "Ini dapat memberikan ruang pada anak-anak untuk berekspresi dan berkreasi dalam memanfaatkan waktu luangnya," katanya.

Kepala Suku Dinas Pendidikan Jakarta Timur Wilayah 2, Ungkadi, mengatakan, Festival Permainan Tradisional Anak 2016 merupakan ajang yang sangat menarik untuk tumbuh kembang anak. Sebab, anak-anak akan menjadi lebih tahu akan kekayaan budaya di Indonesia. Acara itu sedikitnya dihadiri 3.000 anak dari 34 provinsi di Indonesia.

Di kegiatan itu berbagai permainan tradisional dilombakan, antara lain enggrang, galasin, bentengan, lari bakiak, dan aneka permainan menarik lainnya. "Permainan tradisional adalah metode yang baik untuk tumbuh kembang anak," katanya.

Menurut Ungkadi, kegiatan tersebut juga dapat melestarikan permainan asli Indonesia yang mulai dilupakan seiring perkembangan zaman. Menurut dia, anak-anak zaman sekarang lebih senang bermain sendiri daripada bersama kelompoknya. "Anak-anak sekarang mulai sibuk dengan aneka permainan game di gadget," ujarnya.        antara/berita jakarta, ed: Erik Purnama Putra

Apa tujuan diadakannya festival permainan tradisional anak Indonesia di Taman Mini Indonesia Indah?

Foto : Istimewa

Untuk mengisi liburan panjang yang baru saja berlalu, redaksi momdadi.com mendapat kesempatan untuk meliput acara Festival Permainan Tradisional Anak Indonesia (FPTA Indonesia) 2016 yang berlangsung di Taman Bhinneka Tunggal Ika, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Minggu, 11 Desember 2016. Dan ternyata Moms & Dads, acara yang digagas oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) ini berlangsung cukup meriah.

Dibuka oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Yohana Susana Yembise, festival ini berisi pameran, pertunjukan, dan perlombaan yang seluruhnya adalah permainan tradisional. Festival yang diikuti 2500 anak dari berbagai daerah di Indonesia ini menampilkan 78 permainan tradisional anak, sebagai wujud keragaman negara Indonesia.

Dalam sambutannya Menteri Yohana mengatakan, memperbanyak arena bermain di daerah-daerah akan lebih memiliki dampak positif daripada hanya mengandalkan kemajuan teknologi saja. “Dengan mengangkat permainan tradisional khas Indonesia menjadi satu terobosan baru di masyarakat, karena permainan tradisional dinilai memiliki nilai filosofis tinggi dan memancing interaksi antar teman,” pungkasnya.

Tak bisa dipungkiri perkembangan teknologi memang membuat anak-anak Indonesia semakin banyak yang kecanduan gadget. Tentu saja ini berbahaya untuk tumbuh kembang anak ke depannya. Riset dari Asian Parent menyebutkan sejumlah 99% anak lebih suka menghabiskan waktunya bermain gadget saat di rumah, 71% anak ‘sibuk sendiri’ dengan gadget saat bepergian, 70% saat di rumah makan, 40% saat di rumah temannya, dan 17% saat jam istirahat di sekolah. Kondisi ini membuat anak-anak terancam kurang bersosialisasi dan tidak peka terhadap lingkungan sekitarnya.

Nah, lewat FPTA Indonesia ini anak akan mendapatkan pengalaman baru lewat permainan tradisional. Permainan tradisional Indonesia sangat kaya akan penggunaan obyek, fungsional, simbolik, dan sebagian besar bersifat outdoor. Contoh permainan yang dimaksud seperti: lari batok kelapa estafet, galasin, bentengan, lari bakiak, dan egrang. Tujuan lainnya adalah menanamkan kesadaran di anak, guru, orang tua, dan masyarakat agar memahami bahwa permainan tradisional adalah metode yang baik untuk tumbuh kembang anak sekaligus melestarikan kearifan budaya lokal.

Pada hari Minggu, 11 Desember 2016 digelar acara Festival Permainan Tradisional Anak Indonesia di Taman Mini Indonesia Indah. Acara ini biasa digelar setiap tahun. Tujuan digelarnya
acara ini adalah supaya anak Indonesia mengenal keragaman lingkungan dan kebudayaannya.
Ide pokok dari teks di atas adalah....
A. Macam-macam permainan tradisional anak Indonesia
B. Pelaksanaan Festival Permainan Tradisional Anak Indonesia
C. Pada Hari Minggu, 11 Desember 2016 diadakan Festival Anak
D. Pelaksanaan Festival Permainan Tradisional Anak diikuti oleh banyak peserta​

Acara Festival Permainan Tradisional Anak Indonesia diadakan setiap tahun di  Taman Mini Indonesia Indah. Tujuan diadakannya acara tersebut adalah agar anak Indonesia mengenal keragaman lingkungan dan kebudayaannya serta tujuannya untuk melestarikan permainan anak-anak agar tidak tergerus zaman dan juga untuk menanamkan pendidikan karakter sejak dini. Jadi, jawaban yang tepat adalah a.