Apa yang dimaksud dengan israf dan berikan contohnya?

Antara israf (berlebih-lebihan) dan mubazir atau tabzir (boros) punya perbedaan walau terlihat kadang sama. Ada ulama yang mengatakan keduanya berbeda, seperti Ibnu ‘Abidin, “Israf adalah memanfaatkan sesuatu sepantasnya namun sudah berlebihan dari yang pantas. Tabzir (mubazir) adalah memanfaatkan sesuatu pada sesuatu yang tidak pantas.” Contoh: Untuk keperluan berkendaraan untuk sekedar pergi ke kantor, sebenarnya bisa memakai motor yang seharga 15 juta rupiah. Itu bisa selamat sampai kantor, namun terlalu berlebihan hingga membeli yang berada dalam kisaran harga 50 juta. Ini namanya israf. Untuk ibu-ibu dalam berkendaraan saat keluar rumah cukup memakai motor matic, namun yang dibeli adalah motor laki-laki (seperti King dan CBR).

Ada ulama yang menyatakan pula, tabzir atau mubazir adalah mengeluarkan (menginfakkan) harta untuk hal maksiat (bukan pada jalan yang benar). Sedangkan israf adalah melampaui batas baik itu dalam masalah harta atau lainnya. Seperti berlebihan dengan melakukan tindakan pembunuhan. Ada juga berlebihan dalam berbicara.

Ada ayat dalam Al-Qur’an yang memperingatkan israf dan mubazir. Allah Ta’ala berfirman, “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS. Al-Isra’: 26-27). Dalam ayat lain juga Allah berfirman, “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raf: 31)

Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari bapaknya, dari kakeknya, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Makan dan minumlah, berpakaianlah dan bersedekahlah tanpa bersikap berlebihan dan sombong.” (HR. An-Nasa’I, no. 2559. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan) Semoga bermanfaat.

Israf (sifat berlebih-lebihan) dan tabzir (boros) merupakan akhlak yang dilarang untuk dilakukan bagi umat muslim. Allah berfirman dalam Q.S. Al-Isra: 26-27
وَآَتِ ذَا الْقُرْبَى حَقَّهُ وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا) 26(إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا(27)
“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.”
Allah juga berfirman dalam Q.S. Al-An’am: 114
وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
“Janganlah bersikap boros, sesungguhnya Allah tidak mencintai orang yang boros.”

Kedua akhlak ini termaksud akhlak tercela atau dilarang karena keduanya memiliki unsur makna yang sama dan keduanya juga berkaitan dengan harta, baik yang sedang digunakan ataupun yang dikeluarkan untuk dibelanjakan. Keduanya memang sama maknanya, tapi keduanya juga memiliki perbedaan. Lalu apa perbedaan israf dan tabzir?

Yang dimaksud israf itu melakukan segala sesuatu dengan berlebihan. Yang menimbulkan adanya sifat tidak puas dengan apa yang didapat (bersyukur) dan tidak memiliki rasa peduli akan lingkungan sekitar. Contoh dari israf: • Selalu bersenang-senang, meskipun tau yang dilakukannya itu bukanlah hal penting yang hanya buang-buang waktu saja.• Selalu berlebihan dalam hal makanan,minuman, pakaian dan hal lain. Tanpan berpikir orang disekitar kita yang belum tentu bisa makan pada hari itu. Hal ini dijelaskan dalam Q.S. Al-A’raf: 31

يَا بَنِي آَدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”
• Selalu menimbun atau menyimpan harta dan tidak mau hartanya dikeluarkan pada jalan Allah.


• Dan selalu mengikuti hawa nafsu.

Sedangkan tabzir atau yang sering didengar mubazir (pelaku) ialah melakukan perbuatan yang tidak penting dan hanya mengabiskan harta saja. Tabzir dapat menyebabkan harta yang dimiliki tidak bermanfaat, membuat kita menjadi kehilangan kendali diri dalam mengelola harta dan hilangnya rasa kepedulian sosial. Berikut contoh dari perilaku tabzir:• Mengeluarkan harta dalam kebaikan tapi dengan tujuan ingin dipuji orang lain (riya).• Selalu memamerkan harta atau kekayaan yang dimilikinya.• Merayakan sesuatu dengan berlebihan, seperti merayakan hari raya keagamaan dengan berlebihan. Sesungguhnya berlebih-lebihan merupakan perbuatan yang dibenci oleh Allah.

• Menolong orang lain dalam maksiat, contohnya membantu seseorang untuk mencuri atau membunuh dan meminjamkan uang kepada orang lain untuk membeli narkoba.

Semoga bermanfaat dan #kawanaksi semua terhindar dari semua perilaku tercela yang sudah pasti dilarang dan dibenci oleh Allah.

Israf merupakan salah satu perilaku tercela dalam ajaran agama islam yang memiliki pengertian sebagai tindakan hidup yang berlebihan dari standar yang dibutuhkan. Secara syariat hukum hidup berlebihan ini tidak haram namun dari kacamata akhlak ini merupakan sikap yang mampu merusak etika hidup dan akhlak seseorang.

Jenis-jenis Israf

Berbagai contoh israf dalam kehidupan sebagai berikut:

Manusia hidup di dunia ini memiliki hak dan juga kewajiban, sifat berlebihan dalam menuntut hak menjadi tidak baik apabila tuntutan tidak diimbangi dengan aksi menjalankan kewajiban serta menghormati hak orang lain. Contohnya saat merasa telah disakiti oleh orang lain, merasa tertindas lantas muncul sifat ingin membalasnya.

2. Berlebihan dalam perbuatan

Sifat berlebihan atau yang sekarang dikenal dengan over acting dan sikap overthinking tidak baik dilakukan karena terkesan dibuat-buat dan tidak akan bagus karena terlalu khawatir akan sesuatu yang belum terjadi.

3. Berlebihan dalam berbicara

Mungkin tindakan ini tanpa sadar sering dilakukan, terlalu banyak bicara membawa dampak yang buruk bagi diri sendiri dan orang lain apalagi jika yang dibicarakan menyangkut aib orang. Rasulullah selalu mengingatkan manusia untuk senantiasa menjaga lisannya. Jika tidak bisa berkata yang baik-baik sebaiknya diam.

4. Berlebihan dalam makan dan minum

Orang yang berlebihan dalam makan dan minum dibenci oleh Allah SWT karena memberikan dampak yang tidak baik kepada tubuh. Akibat dari terlalu banyak makan dan minum adalah kekenyangan dan muncul rasa malas. Selain itu juga akan memunculkan penyakit obesitas atau kelebihan berat badan yang bisa mengganggu aktivitas.

5. Berlebihan dalam urusan duniawi

Berlebihan dalam hal ini tidak baik karena harta yang dikumpulkan nantinya akan dimintai pertanggung jawaban. Orang yang terlalu berlebihan dalam urusan duniawi bisanya melupakan urusan akhiratnya.

Setelah mengetahui bahaya dari Israf, berikut adalah cara untuk menghindari sifat tersebut pertama menjauhkan diri penyebab sifat berlebihan, mendekatkan diri kepada Allah SWT, mengatur pengeluaran, mengingat masih banyak orang diluar sana yang kekurangan dan mengeluarkan harta untuk zakat, infak dan sedekah.

Baca juga:

  1. Apa itu Irama
  2. Pengertian Interval Nada
  3. Apa Yang Dimaksud Interaksi Sosial

Apa yang dimaksud dengan israf dan berikan contohnya?

A. Pengertian Israf
Kata israf berasal dari bahasa Arab asrofa-yusrifu-isroofan berarti bersuka ria sampai melewati batas. Israf ialah suatu sikap jiwa yang memperturutkan keinginan yang melebihi semestinya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, melampaui batas (berlebihan) diartikan melakukan tindakan di luar wewenang yang telah ditentukan berdasarkan aturan (nilai) tertentu yang berlaku. Secara istilah, melampaui batas (berlebihan) dapat dimaknai sebagai tindakan yang dilakukan seseorang di luar kewajaran ataupun kepatutan karena kebiasaan yang dilakukan untuk memuaskan kesenangan diri secara berlebihan. Beberapa pendapat tentang pengertian israf adalah sebagai berikut; a. Membelanjakan/memberikan sesuatu untuk hal yang tidak selayaknya sebagai tambahan atas apa yang selayaknya. b. Membelanjakan harta yang banyak untuk tujuan yang sangat sedikit. c. Melebihi batasan dalam pembelanjaan harta. d. Seseorang memakan harta yang tidak halal baginya atau memakan yang halal baginya memlebihi batas dan melebihi kadar kebutuhan. e. Sebagian pendapat menyatakan, artinya melebihi kuantitas yang normal, karena tidak memahami batasan kuantitas yang menjadi haknya Dengan demikian pengertian Israaf adalah tindakan seseorang yang melampauhi batas yang telah ditentukan oleh syariat. Orang yang membasuh wajah ketika berwudlu melebihi tiga basuhan berarti termasuk isrof/ berlebihan, karena ketentuan yang disunatkan hanya tiga basuhan yang merata. Namun pengertian isrof biasanya sering digunakan dalam hal membelanjakan harta, bukan pada masalah ibadah. Misalkan membelanjakan harta untuk makan, minum, pakaian dan berkendara yang berlebihan melebihi batas kewajaran dan kepatutan. Pada kehidupan modern, sifat melampaui batas (berlebihan) itu mengancam masa depan umat manusia, terutama kalangan generasi mudanya.

Nabi Muhammad Saw, bersabda yang artinya Binasalah orang-orang yang melampaui batas (berlebihan) (HR.Muslim)

Sikap ini biasanya terjadi pada orang-orang yang rakus dan tidak puas atas nikmat yang telah di beri oleh Allah Swt. Israf adalah perbuatan yang tidak di senangi oleh Allah Swt karena perbuatan ini merupakan bagian dari bentuk tidak mensyukuri nikmat yang telah di berikan oleh Allah Swt.

يَٰبَنِىٓ ءَادَمَ خُذُوا۟ زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا۟ وَٱشْرَبُوا۟ وَلَا تُسْرِفُوٓا۟ ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلْمُسْرِفِينَ


yaa banii aadama khudzuu ziinatakum 'inda kulli masjidin wakuluu wasyrabuu walaa tusrifuu innahu laa yuhibbu lmusrifiin

“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al A’raf : 31)

B. Bahaya Perilaku Israf

Perbuatan israf dapat terjadi berkaitan dengan penggunaan harta dan berkaitan dengan ibadah. Perbuatan melampaui batas atau berlebihan dalam ibadah mengakibatkan amal ibadah seseorang terhenti, karena manusia mempunyai sifat tabiat cepat bosan dan terbatas. Dengan sendirinya sikap sabar akan mampu melawan perbuatan berlebih-lebihan atau melampaui batas ini. Imam Asy Syatibi berpendapat bahwa bahaya sikap melampaui batas bekasnya dapat menghilangkan keteguhan dan keseimbangan yang dituntut agama dalam melaksanakan berbagai tanggung jawab hukum. Beliau mengatakan bahwa kesempitan tidak dihilangkan dari seorang mukallaf karena dua segi,

Pertama, khawatir terputus amalnya di tengah jalan, membenci ibadah, dan tidak suka melaksanakan beban agama.

Kedua, khawatir menimbulkan pengurangan amal dengan bermalas-malasan. Kadang-kadang menekuni sebagian amal dapat melalaikan dan menghentikan amal lainnya. Kadang-kadang ia bermaksud menjalankan keduanya dengan susah payah, tetapi akhirnya ia terhenti ataupun bahkan meninggalkan amal kebaikan keduanya.

C. Bentuk Perilaku Israf

Diantara contoh sikap israf adalah dalam bentuk pamer kekayaan dan berjiwa sombong, hal yang demikian ini akan menyebabkan kehancuran pada diri sendiri karena tidak mempunyai kontrol pribadi dan sosial. Apabila tidak terdapat kontrol tersebut, maka akan berakibat sikap melampaui.batas. Sikap orang yang mendambakan kemewahan dunia semata-mata, merupakan sikap yang tidak disukai Allah Swt dan tidak memperoleh manfaat apapun baik di dunia dan di akhirat. Perbuatan berlebihan atau melampaui batas ini adalah sebagai wujud pengingkaran terhadap nikmat yang telah diberikan Allah Swt. Setiap muslim harus menyadari bahwa segala sesuatu yang dimilikinya adalah milik Allah Swt, Allah Swt akan melapangkan rezeki dan menyempitkannya, sesuai dengan kehendak dan rida-Nya dan sesuai dengan kebijaksanaan dan ketetapan yang telah digariskan-Nya. Hendaknya pada diri setiap muslim harus tertanam sikap rida terhadap apa yang diberikan Allah Swt dan sadar semua nikmat yang diperolehnya itu hanya berasal dari Allah Swt serta pengingkaran terhadap nikmat Allah Swt dan Rasul-Nya tidak akan memperoleh keuntungan sedikit pun. Perbuatan melampaui batas atau berlebihan ini tidak hanya terhadap nikmat- nikmat Allah Swt semata, dalam hal beribadah pun Allah Swt sangat membencinya. Perbuatan melampaui batas (berlebihan) dalam agama akan terputus. Maksudnya melarang seseorang melampaui batas dalam ibadah sunah sehingga menimbulkan kebosanan yang berakibat meninggalkan ibadah yang yang lebih utama atau meninggalkan ibadah yang disyariatkan, bukan berarti melarang seseorang mencari kesempumaan dalam beribadah karena termasuk hal hal yang terpuji. Seperti, orang yang mengerjakan shalat tahajjud semalam suntuk sehingga di akhir malam ia mengantuk dan tertidur sampai meninggalkan shalat subuh. Diantara bentuk perbuatan israf adalah a. Menambah-nambah di atas kadar kemampuan, dan berlebihan dalam hal makan, karena makan yang terlalu kenyang dapat menimbulkan hal yang negatif pada struktur tubuk manusia. b. Bermewah-mewah dalam makan, minum dan lain-lain artinya dalam memakan atau meminum sesuatu tidak boleh memperturutkan hawa nafsu, sehingga semua yang di inginkan tersedia. c. Menumpuk-numpuk harta atau sesuatu hal yang tidak telalu dibutuhkan oleh kita maupun oleh masyarakat. d. Melakukan segala sesuatu yang berlebihan, contohnya terlalu banyak tidur bisa menyebabkan berbagai penyakit terutama malas, dari penyakit malas inilah timbul berbagai dampak yang tidak baik seperti tidak mau bekerja, kalaupun bekerja hasilnya pun tidak akan optimal e. Melakukan pekerjaan yang sia-sia, terkadang kita sebagai manusia suka dengan halhal yang bersifat hura-hura f. Memperturutkan hawa nafsunya, manusia dalam menghadapi hidup biasanya dihadapakan pada dua permasalahan yaitu antara keperluan dan kebutuhan dengan keinginan.

D. Cara Menghindari Perilaku Israf

Rasulullah Saw. melarang umatnya berpuasa terus-menerus, melarang shalat di seluruh malam untuk memberi hak anggota tubuh istirahat, melarang membujang bagi yang mampu menikah, atau melarang meninggalkan makan daging.

Adapun amal yang paling disukai Allah Swt adalah amal yang dikerjakan terus-menerus (istiqamah) menurut syarak meskipun sedikit. Islam mengajarkan kebersahajaan. Setiap muslim dilarang mengikuti nafsu syahwat. Sederhanakanlah dan ditundukkan nafsu dengan akal sehat. Sebagian besar keburukan itu disebabkan seseorang tidak sanggup mengendalikan nafsunya. Janganlah mendekati hal-hal yang dapat mendorong diri untuk berbuat yang tidak baik ataupun melampaui batas. Orang yang memiliki kesederhanaan tidak suka melakukan sesuatu yang melebihi kewajaran, karena akan merendahkan diri sendiri di hadapan makhluk atau pencipta-Nya.

Diantara dampak yang ditimbulakan akibat dari perbuatan israf, yaitu : a. Dibenci oleh Allah Swt b. Menjadi sahabat setan c. Menjadi orang yang akan tercela dan menyesal d. Menjadi orang yang tersesat Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang pengertian israf, bahaya perilaku israf, contoh perilaku israf dan cara menghindari perilaku israf. Sumber buku Siswa Akidah Akhlak Kelas XI MA Kementerian Agama Republik Indonesia, 2015. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.