Kurangnya kesadaran dan pengetahuan akan virus Hepatitis B, karena gejalanya yang kurang diketahui, bahkan dalam kondisi kronis sekalipun. Gejala-gejala umum yang mungkin muncul adalah kelelehan, penurunan nafsu makan, demam, diare, mata dan warna kulit nampak menguning.
Baca juga: Hepatitis Akut Misterius, Apakah Benar Disebabkan Vaksin COVID-19?
Jenis Pemeriksaan Hepatitis B
Serangkaian pemeriksaan untuk menegakkan diagnosa Hepatitis B yaitu dengan pemeriksaan laboratorium, antara lain HbsAg (antigen permukaan, atau surface, hepatitis B) dan dua antibodi – anti-HBs (antibodi terhadap antigen permukaan HBV) dan anti-HBc (antibodi terhadap antigen bagian inti, atau core, HBV). Sebetulnya ada dua tipe antibodi anti-HBc yang dibuat: antibodi IgM dan antibodi IgG.
Kondisi yang Kemungkinan Besar Terjadi | Jenis Pemeriksaan | Hasil |
Susceptible, tidak terinfeksi Virus Hepatitis B dan belum memiliki antibodi terhadap Hepatitis B, perlu mengikuti Vaksinasi Hepatitis B | HBsAg anti-HBc anti-HBs | Negatif Negatif Negatif |
Sudah memiliki antibodi terhadap Virus Hepatitis B secara alamiah | HBsAg anti-HBc anti-HBs | Negatif Positif Positif |
Sudah memiliki kekebalan terhadap Virus Hepatitis B melalui proses Vaksinasi | HBsAg anti-HBc anti-HBS | Negatif Negatif Positif |
Terinfeksi Virus Hepatitis B Akut | HBsAg anti-HBc IgM anti-HBc anti-HBs | Positif Positif Positif Negatif |
Terinfeksi Virus Hepatitis B Kronis | HBsAg anti-HBc IgM anti-HBc anti-HBs | Positif Positif Negatif Negatif |
Catatan: Interpretasi hasil tetap harus dikonsultasikan kepada dokter yang mengetahui riwayat pasien, pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan laboratorium hati yang lain.
Hepatitis B Kronis
Hepatitis B kronis merupakan penyakit nekroinflamasi kronis hati yang disebabkan oleh infeksi virus Hepatitis B yang menetap atau persisten. Hepatitis B kronis ditandai dengan HBsAg positif (>6 bulan) di dalam serum, tingginya kadar HBV DNA dan berlangsungnya proses nekroinflamasi kronis hati.
Carrier HBsAg inaktif diartikan sebagai infeksi HBV persisten hati tanpa nekroinflamasi. Sedangkan Hepatitis B kronis eksaserbasi adalah keadaan klinis yang ditandai dengan peningkatan intermiten SGPT>10 kali batas atas nilai normal (BANN).
Diagnosis infeksi Hepatitis B kronis didasarkan pada pemeriksaan serologi, pertanda virologi, biokimiawi dan histologi (Biopsi Hati). Secara serologi, pemeriksaan yang dianjurkan untuk diagnosis dan evaluasi infeksi Hepatitis B kronis adalah : HBsAg, HBeAg, anti HBe dan HBV DNA. Pemeriksaan virologi, dilakukan untuk mengukur jumlah HBV DNA serum sangat penting karena dapat menggambarkan tingkat replikasi virus.
Pemeriksaan biokimiawi yang penting untuk menentukan keputusan terapi adalah kadar SGPT. Peningkatan kadar SGPT menggambarkan adanya aktivitas nekroinflamasi. Oleh karena itu pemeriksaan ini dipertimbangkan sebagai prediksi gambaran histologi. Pasien dengan kadar SGPT tinggi menunjukkan proses nekroinflamasi yang lebih berat dibandingkan pada SGPT yang normal. Sedangkan tujuan pemeriksaan histology (Biopsi Hati) adalah untuk menilai tingkat kerusakan hati, menyisihkan diagnosis penyakit hati lain, prognosis dan menentukan manajemen anti viral.
Sebagai Penyebab Kanker Hati
Selain itu Hepatitis B juga merupakan penyebab terjadinya kanker hati (serosis hati), 90% pasien kanker hati adalah penderita Hepatitis B atau C. Sampai saat ini Hepatitis B masih belum bisa disembuhkan secara total. Terapi oral seumur hidup bagi penderitanya merupakan salah satu cara selain dengan menggunakan obat injeksi, dan bagi penderita yang hatinya belum terlanjur rusak masih memungkinkan untuk disembuhkan.
Baca juga: Penyakit Autoimun (Arti, Gejala, dan Pemeriksaannya)
Lakukan Vaksinasi Hepatitis B
Selalu menjaga kesehatan dengan pola hidup sehat, medical check up dengan pemeriksaan kadar kekebalan terhadap Hepatis B (anti HBs) selanjutnya dilakukan tindakan preventif dengan pemberian vaksin Hepatitis B, bagi yang kekebalannya masih kurang dari standart. Vaksin ini sebaiknya diberikan sewaktu bayi, dan juga diperlukan bagi orang yang berisiko tertular virus Hepatitis B, seperti pekerja medis yang sering berkontak dengan darah, pasien yang sering cuci darah, transfusi darah, bila ada anggota keluarga yang positip virus Hepatitis B, melalui proses screening pemeriksaan HBsAg dan Anti HBs sebelum mengikuti program vaksinasi.