Apakah air mata bisa habis

Nah, meskipun nangis seharian yang kamu alami nanti adalah hal yang nggak baik (apapun masalahnya), tapi kabar baiknya adalah air matamu itu akan terus ada dan nggak bakal habis. Melansir dari American Academy of Ophthalmology (AAO), air mata itu diproduksi banyak sekali setiap tahunnya. Tebak berapa? 15 sampai 30 galon air mata setiap tahunnya!

Dari Healthline, air mata diproduksi oleh kelenjar lakrimal yang terletak di atas matamu. Air mata akan menyebar dan melapisii seluruh permukaan mata ketika kamu berkedip sekalipun. Kemudian, mereka (air mata) mengalir ke lubang-lubang kecil di bagian atas dan bawah hingga sudut kelopak matamu sebelum akhirnya melanjutkan perjalanannya melalui seluran kecil dan turun ke hidung.

Meski demikian, produksi air mata semakin kamu menua akan semakin melambat juga. Tapi tetap aja, tenang air mata kamu nggak bakal pernah habis. Jadi, nggak ada yang perlu kamu khawatirkan!

Lagu apa yang akan menjadi senandung harian di tahun ketiga wabah yang belum kunjung reda? Ratapan apa yang mungkin bisa menyelami kedalaman virus yang menghantui spesies manusia? Dan bagaimana jika lagu seperti itu sudah ada di sini? Bagaimana jika lagu itu mungkin pernah dirilis bertahun-tahun lalu, oleh bintang pop bermata bulat sendu rambut sebahu dengan suara basah mendayu, tetapi tak seorang pun tahu?

Apa yang ingin kukatakan adalah bahwa himne yang ditunggu-tunggu pandemi ini, bisa saja berjudul “Telah Habis Air Mata”.

Saripati dari "Telah Habis Air Mata" adalah: sang penyanyi senang karena dia begitu sedih hingga kehabisan air mata. Itu dia, itu judulnya. Namun, jika kita menggali jauh lebih dalam ke paradoks ini, kita mulai melihat kerja pedih logika.

Lirik yang menggambarkan kegembiraan sang biduanita kira-kira:

Menunggu sesuatu yang tak pasti
Kembalilah, kembalilah kasih
Kembalilah ku ingin engkau di sini
hingga akhir nanti

Sejauh ini, tafsir kita ini tentang ditinggal pergi kekasih. Tapi itulah yang muncul selanjutnya—pertanyaan tentang dari mana asalnya kegembiraan penyanyi itu—yang diungkapkan dengan:

Berlarut-larut kau meraju
Berlarut-larut ku merindu
Sampai habis air mataku

Tubuh yang dihampakan oleh penderitaan, dibuat asing melalui cobaan yang berkepanjangan. Bisakah kamu membayangkan harus menangis agar dirimu benar-benar kehabisan air mata? Dapatkah kamu membayangkan kesedihan yang begitu menghancurkan dan membuatmu menjadi tunggul kering lapuk, musafir tanpa air di padang pasir? Sketsa horor tubuh yang melakukan dosa yang bahkan lebih parah dari dosa mematikan: putus asa.

Putus asa hingga tak ada air mata yang tersisa untuk menangis, berarti membiarkan dirimu terjatuh ke titik nadir sehingga kamu tak lagi membutuhkan harapan. Dengan melakukan itu, kamu juga meninggalkan iman pada Tuhan untuk menyelamatkanmu.

Dan kawan, itu adalah bid'ah.

Tapi katakanlah lagu itu memiliki pandangan berbeda tentang keputusasaan. Di sana keputusasaan bukanlah lubang tak berdasar hingga kita jatuh dan terus jatuh. Keputusasaan adalah awal.

Kata terpenting dari lagu tersebut justru kata ‘meski’ yang menjadi jangkar refrain:

Siang malam kunanti
Sebuah jawaban atas perhatianku

Berlari-lari kau kucari
Terbayang-bayang kau pun datang
Meski ‘ku me-reka-reka

Kehancurannya itulah menjadi utuh dan akhirnya tidak dapat dipecahkan.

Tapi mungkin, pada akhirnya, alasanku tidak bisa berhenti menggumamkan lagu ini pada dasarnya karena egoisme diri: lirik yang mengingatkan pada sesuatu yang lumrah dikatakan oleh penyair pemula kepada kekasih. Atau pada asisten apoteker yang bagai terapis jiwa biasa menyarankan obat migrain dan vertigo yang kualami.

Lagi pula, lagu itu dirilis pada tahun-tahun yang sama di mana aku melepaskan ode sumpah serapahku, saat aku mengalami sakit kepala berhari-hari menahan meraung jerit sakit.

Intensitas rasa sakit akan meningkat jam demi jam, dan pada hari ketiga, rasa sakit itu terlalu berat untuk ditanggung. Aku tidak tahu bagaimana lagi mengatakannya untuk dapat dimengerti selain: terlalu berat untuk ditanggung.

Pada saat-saat itu, terapis bayangan akan mengatakan kepadaku bahwa aku hanya harus ... menyerah.

Katanya, “Kamu berjuang melawan rasa sakit. Kamu akan menangis, kamu akan pingsan, kamu akan muntah lagi dan lagi karena sakit kepala dan gamang. Tapi kemudian, ketika tidak ada yang tersisa di tubuhmu—tak ada suar atau bunyi, tidak ada muntah berlendir, tak ada air mata—kamu tidak punya pilihan selain menerima sensasi nyeri di kepalamu. Menerimanya bukan sebagai serangan yang harus dilawan, tetapi fakta yang harus diungkap dan dipertimbangkan, dan untuk diabaikan.

Dan, sialnya, dia benar.

Ketika aku menyerah, sering kali bertepatan dengan saat sakit kepala menghilang. Aku pikir sebabnya adalah, dalam pasrah berserah seperti itu lahir kekuatan tersendiri. Sebuah kekuatan yang tidak akan pernah kamu pikirkan sebelum terjun dan ditinggalkan.

Omong-omong, yang ingin kukatakan adalah:

Semua yang biduan itu coba katakan—adalah bahwa keputusasaan adalah akhir dari sesuatu, tetapi itu bukan akhir dari-mu. Keputusasaan bukan sekadar stasiun jalur kehidupan yang membawa kita semua tanpa henti antara senang dan sedih, suka dan duka.

Apa artinya jika putus asa adalah habisnya air matamu untuk menangis?

Matamu akan jernih bening tak bernoda.

Bandung, 29 Juli 2022

Catatan: lirik lagu terinspirasi "Sampai Habis Air Mataku" Novita Dewi

Ikuti tulisan menarik Ikhwanul Halim lainnya di sini.

Kapan air mata keluar?

Air mata memang keluar dari mata kita ketika kita sedang emosional – baik ketika sangat sedih atau sedang bahagia – atau bisa juga ketika mata kita teriritasi oleh sesuatu, seperti sedikit debu yang masuk ke mata kita atau ketika kita memotong bawang. Air mata dibutuhkan agar mata kita dapat bekerja dengan baik.

Kenapa menangis tidak keluar air mata?

Kondisi dimana air mata tidak keluar, bisa berarti dua kemungkinan. Kemungkinan pertama adalah kondisinya belum cukup menyedihkan atau belum cukup menyentuh perasaan Anda sehingga tidak memicu keluarnya air mata, dan kemungkinan kedua adalah memang ada gangguan pada saluran atau kelenjar air mata Anda.

Apakah air mata bagus untuk wajah?

"Salah satu kandungan air mata yakni lisozim itulah yang memiliki manfaat pada kulit. Salah satunya mampu mencegah bakteri penyebab jerawat. Lizosim adalah enzim yang membantu menghilangkan bakteri dan secara teoritis ia dapat memerangi jerawat dan bakteri yang ditemukan di wajah".

Apakah air mata berasal dari darah?

Cairan bening yang tidak berwarna atau transparan ini sesungguhnya berasal dari cairan darah. Ketika airmata akan keluar, dapat dirasakan darah mengalir naik ke kepala. Darah itulah yang menjadi asal dari airmata. Meskipun air mata berasal dari cairan darah, airmata tidak berwarna merah.