BACAAN shalat dengan suara nyaring atau tidak telah disahkan menurut ajaran Nabi. Suara nyaring adalah untuk tujuan syiar Islam, misalnya untuk shalat magrib, isya dan subuh. Show Juga melihat kepada keadaan Nabi waktu itu di mana orang-orang nonmuslimtidak memperhatikan orang-orang Islam yang shalat pada waktu magrib karena sibuk dengan urusan makanan mereka, sehingga dibenarkan oleh Nabi untuk menyaringkan suara bacaan shalat tersebut karena tidak menimbulkan suatu gangguan. Adapun pada waktu isya yang juga tidak menimbulkan satu gangguan jika bacaan shalat diucapkan dengan suara nyaring. Tetapi pada shalat jumat atau shalat dua hari raya (idul fitri dan idul adha) tidak menimbulkan gangguan jika bacaan itu diucapkan dengan suara nyaring karena pada waktu itu ummat islam sudah pindah ke Madinah yang bebas untuk bersuara nyaring karena tidak ada ganguan dari orang-orang nonmuslim. Menurut pendapat lain menyatakan bahwa shalat-shalat yang dinyaringkan bacaannya adalah sebagai peringatan-peringatan bagi kaum muslimin untuk memperhatikan dengan sepenuhnya terhadap bacaan shalat. Sebuah pendapat menyatakan bahwa shalat dengan suara yang tidak nyaring seperti shalat zuhur dan ashar karena pada waktu itu orang-orang kafir bisa menggerutu atau marah ketika mendengarkan bacaan shalat atau bacaan ayat-ayat suci Al-Quran yang dibaca dengan suara nyaring, dan hal ini terjadi pada permulaan dakwah islam dan berlaku dengan tetap hingga kini. Tetapi pendapat yang lain menyatakan bahwa shalat zuhur dan ashar dibaca dengan tidak nyaring karena pada waktu itu dengan kesibukan atau hiruk pikuknya orang yang berada di rumah-rumah atau di pasar-pasar seharusnya bersikap tenang dan tidak perlu berteriak-teriak. Hal itu telah diberi contoh oleh Nabi dengan melakukan shalat dengan suara yang tidak nyaring. Hal itupun telah diikuti oleh kaum muslimin dengan mengikuti sunnah Nabinya yang telah bersabda, “Bershalatlah kamu sebagaimana kamu telah melihatku bershalat,”(Hadits). [] Sumber: Jawaban Islam/Karya: Hussein Khalid Bahreisj/Penerbit:Al-Ikhlas Merdeka.com - Sholat tahajud adalah amalan sunnah yang sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada umatnya. Disebutkan dalam Al-Quran, sholat tahajud mampu mengangkat derajat umat Islam ke tempat yang terpuji di mata Allah SWT. Ibadah yang disebut dengan qiyamul lail ini juga mendapatkan tempat yang sangat istimewa. Tata cara sholat tahajud yang mustajab dan benar sudah sepantasnya diketahui oleh umat Islam. Di mana salah satu tata cara sholat tahajud adalah dikerjakan di waktu sepertiga malam sampai sebelum waktu subuh. Sebagaimana perintah untuk mengerjakan sholat tahajud telah disebutkan dalam Al-Quran, وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهٖ نَافِلَةً لَّكَۖ عَسٰٓى اَنْ يَّبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُوْدًا "Dan pada sebagian malam, maka kerjakanlah shalat tahajjud sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji." (QS. Al Isra 79) Lantas bagaimana tata cara sholat tahajud yang mustajab lengkap dengan niat dan bacaan suratnya? Melansir dari berbagai sumber, Jumat (10/6), simak ulasan informasinya berikut ini. 2 dari 5 halaman Waktu Mustajab untuk Sholat TahajudSebelum mengetahui tata cara sholat tahajud, umat Islam juga perlu mengetahui waktu yang mustajab untuk mengerjakan amalan sunnah ini. Waktu sholat tahajud bisa mulai dikerjakan dari setelah isya hingga sebelum subuh. Meski begitu, beberapa waktu yang perlu diperhatikan saat mengerjakan sholat tahajud adalah sebagai berikut:
Akan tetapi, waktu paling utamanya yaitu di sepertiga malam terakhir yaitu sekitar pukul 1 dini hari sampai menjelang waktu Subuh. Hal ini lantaran pada waktu tersebut Allah SWT akan mengabulkan setiap permintaan makhluk-Nya. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, "Tuhan kita Allah tabaraka wa ta’ala turun ke langit dunia setiap sepertiga malam akhir. Ia (Allah) lalu berkata: 'Barangsiapa yang berdoa, akan Aku kabulkan, siapa yang meminta kepada-Ku akan Aku beri, siapa yang memohon ampun kepada-Ku, akan Aku ampuni. Hingga terbit fajar'". (HR. Bukhari 1145, Muslim 758) 3 dari 5 halaman Bacaan Niat Sholat TahajudSeperti ibadah lainnya, sebelum mengerjakan sholat tahajud, umat Islam dianjurkan untuk membaca niat. Bacaan niat sholat tahajud bisa dibaca di dalam hati maupun dilafalkan dengan suara pelan. Bacaan niat ini dibaca saat hendak melakukan takbiratul ihram. Hukum membaca niat sholat tahajud adalah sunnah, bukan wajib. Maka jika sebelum takbir tidak membaca bacaan niat, hukumnya tetap sah-sah saja. Berikut bacaan niat sholat tahajud yang bisa dihafalkan: أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى USHALLI SUNNATAT TAHAJJUDI RAK’ATAINI LILLAAHI TA’AALAA. Artinya: 4 dari 5 halaman Tata Cara SholatSebenarnya tata cara sholat tahajud tidak berbeda jauh dengan sholat sunnah lainnya. Perbedaannya adalah terletak pada bacaan niat dan waktu pelaksanaannya. Tata cara sholat tahajud dilakukan setiap dua rakaat salam. Untuk jumlah rakaat sendiri tidak terbatas, namun jika mengacu pada hadis Rasulullah SAW, beliau tidak pernah mengerjakan shalat tahajud lebih dari 11 atau 13 rakaat. Adapun tata cara sholat tahajud yang mustajab adalah sebagai berikut:
5 dari 5 halaman Doa Setelah Sholat TahajudBerikut doa setelah sholat tahajud: اَللهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ واْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ نُوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ الْحَقُّ وَلِقَاءُكَ حَقٌّ وَقَوْلُكَ حَقٌّ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ حَقٌّ. اَللهُمَّ لَكَ اَسْلَمْتُ وَبِكَ اَمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْكَ اَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ وَاِلَيْكَ حَاكَمْتُ فَاغْفِرْلِيْ مَاقَدَّمْتُ وَمَا اَخَّرْتُ وَمَا اَسْرَرْتُ وَمَا اَعْلَنْتُ وَمَا اَنْتَ اَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ. اَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَاَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لاَاِلَهَ اِلاَّ اَنْتَ. وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ Allahumma rabbana lakal hamdu. Anta qayyimus samawati wal ardhi wa man fii hinna. Wa lakal hamdu anta malikus samawati wal ardhi wa man fii hinna. Wa lakal hamdu anta nurus samawati wal ardhi wa man fii hinna. Wa lakal hamdu antal haqq. Wa wa‘dukal haqq. Wa liqa’uka haqq. Wa qauluka haqq. Wal jannatu haqq. Wan naru haqq. Wan nabiyyuna haqq. Wa Muhammadun shallallahu alaihi wasallama haqq. Was sa‘atu haqq. Allahumma laka aslamtu. Wa bika amantu. Wa ‘alaika tawakkaltu. Wa ilaika anabtu. Wa bika khashamtu. Wa ilaika hakamtu. Fagfirlii ma qaddamtu, wa ma akhkhartu, wa ma asrartu, wa ma a‘lantu, wa ma anta a‘lamu bihi minni. Antal muqaddimu wa antal mu’akhkhiru. La ilaha illa anta. Wa la haula, wa la quwwata illa billah. Artinya: Ya Tuhanku, hanya kepada-Mu aku berserah. Hanya kepada-Mu juga aku beriman. Kepada-Mu aku pasrah. Hanya kepada-Mu aku kembali. Karena-Mu aku rela bertikai. Hanya pada-Mu dasar putusanku. Karenanya ampuni dosaku yang telah lalu dan yang terkemudian, dosa yang kusembunyikan dan yang kunyatakan, dan dosa lain yang lebih Kau ketahui ketimbang aku. Engkau Yang Maha Terdahulu dan Engkau Yang Maha Terkemudian. Tiada Tuhan selain Engkau. Tiada daya upaya dan kekuatan selain pertolongan Allah." [tan] Komentar Pembaca
Rekomendasi
Merdeka LokalApakah sholat tahajud memakai suara?Bacaan niat sholat tahajud bisa dibaca di dalam hati maupun dilafalkan dengan suara pelan.
Apakah sholat sunnah bersuara?Para ulama –rahimahumullah- telah menyebutkan bahwa yang disyari'atkan adalah seseorang membaca dengan suara lirih pada shalat sunnah pada siang hari, dan boleh memilih antara suara keras atau suara lirih pada shalat sunnah pada malam hari, hanya saja dilaksanakan dengan suara keras lebih utama.
Apa hukum Mengeraskan suara bacaan dalam sholat tahajud?Anjuran mengeraskan atau melirihkan bacaan yang ada dalam shalat sirriyah dan jahriyyah ini bukanlah suatu kewajiban yang harus dilakukan, namun hanya sebatas sunnah.
Bagaimana Tata Cara sholat tahajud yang Benar?Urutan Tata Cara Salat Tahajud. Rakaat Pertama. Membaca niat. Mengucapkan takbir. Membaca doa Iftitah. Membaca surah Al-Fatihah. Membaca salah satu surah dalam Alquran. ... . 2. Rakaat Kedua. Membaca surah Al-Fatihah. Membaca salah satu surah dalam Alquran. Ruku dan membaca doa rukuk. I'tidal dan membaca doa iktidal.. |