Afandi, Junanto, T. & Afriani, R., 2016. Implementasi Digital-Age Literacy Dalam Pendidikan Abad 21 di Indonesia. Surakarta, Universitas Negeri Surakarta, pp. 113-119. Show Gunawan, A., 2016. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Melalui Penggunaan Media Pendidikan Dalam Pembelajaran IPS SD. Jurnal Penelitian Pendidikan, 3(2), pp. 16-24. kemendikbud.go.id, 2020. SE Mendikbud: Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19, Jakarta: kemendikbud.go.id. Nur, A. A., 2014. Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru di SD Yayasan Mutiara Gambut. Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan, pp. 65-831. Purnasari, P. D. & Sadewo, Y. D., 2019. Penerapan Model Pembelajaran PBL Dalam Meningkatkan Aktivitas, Minat, dan Hasil Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas X (Studi Kasus Pada SMA Negeri 1 Bengkayang). Sebatik, 23(2), pp. 489-497. Purnasari, P. D. & Sadewo, Y. D., 2020. Perbaikan Kualitas Pembelajaran Melalui Pelatihan Pemilihan Model Pembelajaran dan Pemanfaatan Media Ajar di Sekolah Dasar Wilayah Perbatasan. Jurnal Publikasi Pendidikan, 10(2), pp. 125-132. Ridha, M., 2018. Menjadi Guru di Era Digital. [Online] Available at: https://geotimes.co.id/opini/menjadi-guru-di-era-digital-2/ [Accessed 2020 02 24]. Sadewo, Y. D. & Purnasari, P. D., 2019. Peningkatan Hasil Belajar dan Self Eficacy Siswa Melalui Model Pembelajaran Carousel Feedback dan Showdown Pada Mata Pelajaran Kewirausahaan. Jurnal Sebatik, 23(2), pp. 522-527. Setiawan, W., 2017. Era Digital dan Tantangannya. Sukabumi, Universitas Muhammadiyah, pp. 1-9. Sumiarsi, N., 2015. Analisis Kompetensi Pedagogik dan Pengembangan Pembelajaran SD Negeri 041 Tarakan. Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan, 3(1), pp. 99-104. Sunanjar, F., 2016. Pemanfaatan TIK untuk Pembelajaran, Jakarta: Kompasiana. Syamsuar & Refliantor, 2018. Pendidikan dan Tantangan Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi di Era Revolusi Industri 4.0. E-Tech, 6(2), pp. 1-13. Wijayanti, I. D., 2011. Peningkatan Pendidikan Berbasis ICT. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.
Oleh. Rizma Panca Patriani, S.T Telah dipublikasikan oleh Bangka POS, 30 April 2020 Teknologi menurut Smaldino dkk (2015) berasal dari Bahasa Yunani, Teckne berarti kerajinan dan logia berarti keterampilan. Istilah teknologi yang berkaitan dengan penggunaan dan pengetahun tentang alat dan keterampilan. Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia (2020), definisi teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi keberlangsungan dan kenyamanan manusia.Pada Era digital ini teknologi pembelajaran berkembang pesat. Smaldino dkk (2015) menjelaskan peran teknologi dalam pembelajaran di era digital dapat dilakukan di dalam atau luar kelas, dimana teknologi berbasis komputer merupakan komponen pembelajaran yang dapat digunakan untuk menemukan sumber belajar. Belajar di luar kelas dapat dikaitkan dengan kondisi saat ini dimana pembelajaran di semua jenjang pendidikan mengharuskan siswa belajar dari rumah yang merupakan dampak covid-19 yang semakin massif dibelahan bumi pertiwi Indonesia dengan harapan dapat memutus rantai penyebaran yang lebih luas. Pembelajaran daring yang dilaksanakan di perkotaan menggunakan teknologi dengan mengakses internet tidak menjadi kendala karena secara umum siswa telah memiliki smartphone berbasis android, sehingga ketika guru memberikan pembelajaran daring baik melalui google classroom, zoom cloud, Kelas Maya Kemdikbud maupun aplikasi daring lainnya. Bahkan pendidikan TK pun telah diberikan pembelajaran yang dikirim melalui grup whatsapp paguyuban orangtua. Hal ini berkaitan dengan yang disampaikan oleh Plt Dirjen PAUD Dikdasmen Harris Iskandar yang mengatakan bahwa guru dan orang tua diharapkan dapat mewujudkan pendidikan yang bermakna di rumah. Belajar bermakna ialah tidak hanya berfokus pada capaian akademik atau kognitif semata, namun juga menekankan pada perkembangan “life skill” dan karakter. Untuk pendidikan life skill anak usia dini, guru dan orangtua bisa menjadikan aktivitas memahami pandemik Covid-19 sebagai materi pembelajaran. Mulai dari penjelasan tentang virus hingga langkah pencegahan seperti mencuci tangan dan menggunakan masker. Dengan begitu, anak memiliki wawasan tentang apa yang terjadi di sekitarnya dan mampu melindungi dirinya.”Harus disampaikan ke anak sehingga dia paham. Jangan hanya tugas melulu. Berikan pendidikan yang bermakna,” ujar Harris dalam konferensi video daring bersama media di Jakarta, Selasa (24/3/2020) dilansir dari kompas.com. Kemajuan teknologi memotivasi guru merancang pembelajaran daring menggunakan aplikasi yang mudah dipelajari oleh guru dan mampu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, penilaian bukan aspek kognitif saja namun lebih kepada kualitas pembelajaran. Pada Perguruan Tinggi, kebanyakan kampus telah menerapkan model blended learning (kolaborasi pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran daring) yang telah dilaksanakan beberapa tahun belakangan ini. Dampak covid 19 tidak menjadi halangan bagi perguruan tinggi menerapkan pembelajaran daring secara berkelanjutan hingga akhir semester genap. Salah satunya Universitas Terbuka (UT) telah menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan menggunakan model blended learning. Namun bagaimanakah dengan pembelajaran di rumah pada daerah pedesaan yang memiliki keterbatasan akses internet. Agar tidak terjadi kesenjangan teknologi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim (9/4/2020) mengatakan, meskipun Kemendikbud sudah menjalin kerja sama dengan platform teknologi atau online learning milik swasta untuk memfasilitasi siswa belajar di rumah, Kemendikbud menyadari bahwa masih banyak sekolah di daerah yang tidak memiliki akses internet, kesulitan menggunakan platform teknologi, hingga keterbatasan dana untuk kuota internet atau pulsa. “Kemendikbud ingin memastikan bahwa dalam masa yang sangat sulit ini ada berbagai macam cara untuk mendapatkan pembelajaran dari rumah, salah satunya melalui media televisi. Diharapkan, program Belajar dari Rumah dapat memperluas akses layanan pendidikan bagi masyarakat di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) yang memiliki keterbatasan akses internet maupun keterbatasan ekonomi. TVRI merupakan saluran gratis yang bisa dinikmati masyarakat di berbagai daerah, dan bisa dimanfaatkan oleh siswa, guru, dan orang tua untuk membantu pembelajaran dari rumah selama pandemi Covid-19 (dilansir dari kemendikbud.com). Implementasi pelaksanaan tayangan program baru dari kemendikbud dengan tema Belajar dari Rumah melalui stasiun televisi TVRI yang dilaksanakan mulai tanggal 13 April 2020 yang merupakan salah satu alternatif pembelajaran selama belajar dari rumah. Kemendikbud baru dapat menayangkan pembelajaran dari PAUD hingga SMA, namun belum dapat merealisasikan pembelajaran kejuruan SMK. Televisi merupakan salah satu teknologi yang dapat digunakan dalam pembelajaran jarak jauh yang telah digunakan oleh UT untuk menyajikan pembelajaran non-cetak melalui televisi selain itu juga menggunakan siaran radio dengan bekerjasama dengan Radio Republik Indonesia (RRI). Pada kondisi saat ini, RRI mengajak siswa belajar dari rumah dalam rangka mendukung terciptanya physical distancing. RRI menggandeng beberapa sekolah dalam program Ibu Pertiwi Memanggil dengan tujuan untuk menyelenggarakan proses pembelajaran melalui siaran radio. Kegiatan ini yang telah berjalan di berbagai daerah umumnya sejak bulan Maret yang lalu, untuk wilayah Bangka Belitung baru dapat diimplementasikan untuk wilayah kabupaten bangka. Melalui program ini, guru-guru dari sekolah-sekolah tersebut membahas materi sesuai mata pelajaran yang mereka ajarkan ke para siswa di sekolah masing-masing. Baik Televisi maupun RRI telah menyiapkan aplikasi resmi yang dapat diupload oleh siswa yang memiliki akses internet yang ketinggalan siaran yang dapat diunduh melalui Google Playstore (TVRI KLIK dan RRIplay Go) Semoga program-program pembelajaran berbasis teknologi ini mampu memberikan pengalaman belajar siswa yang menyenangkan dan bermakna, sehingga siswa tidak merasakan jenuh belajar dari rumah dan kondisi Indonesia pulih kembali, siswa merindukan belajar di sekolah. Aamiin.
Teknologi dalam pembelajaran jadi salah satu hal yang penting di era seperti sekarang ini. Lewat teknologi, semua orang bisa mendapatkan informasi dan memiliki peluang pendidikan yang baru. Teknologi jadi jendela yang membuka akses ke ribuan sumber belajar. Saat ini, banyak sekolah di Indonesia yang sudah memanfaatkan komputer, tablet, ponsel pintar, dan perangkat teknologi lainnya dalam proses pembelajaran. Hal ini tidak terlepas dari kondisi pandemi yang menuntut Bapak dan Ibu Guru untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara daring. Sayangnya, teknologi dalam pembelajaran ini masih jadi hambatan bagi sebagian besar Bapak dan Ibu Guru. Sebagai upaya untuk membantu Bapak dan Ibu Guru memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran terutama saat mempersiapkan Penilaian Akhir Semester (PAS), Zenius untuk Guru menyelenggarakan Pelatihan Akbar Guru Siap PAS bersama Zenius. Melalui kegiatan yang dilaksanakan pada 22-29 November 2021 ini, Bapak dan Ibu Guru peserta bisa mengetahui strategi pengajaran yang efektif dan teknologi dalam pembelajaran yang bisa mendukung pelaksanaan PAS. Tantangan Menggunakan Teknologi dalam PembelajaranSelama dua tahun mengajar di tengah pandemi, tentunya banyak pengalaman belajar mengajar baru yang Bapak dan Ibu Guru rasakan. Di hari pertama Pelatihan Akbar Guru Siap PAS bersama Zenius, Ibu Elvira Dwi Satria Mantili (guru SMP Negeri 15 Singkawang, Kalimantan Barat) membagikan cerita perjuangannya selama mengajar di masa pandemi melalui Telegram. Tantangan terbesar yang dihadapi Ibu Elvira dalam mengajar adalah akses internet yang terbatas. Lokasi sekolah berada di tengah gunung dan sungai sehingga jaringan provider atau internet hanya bisa sampai ke daerah-daerah tertentu. Selain akses internet yang masih sulit, sebagian besar siswa juga belum memiliki teknologi pendukung pembelajaran seperti ponsel pintar atau komputer. Hal ini tentunya semakin menyulitkan proses belajar mengajar daring. Tidak hanya Ibu Elvia, Bapak dan Ibu Guru peserta pelatihan pun ikut berdiskusi dan menyampaikan tantangan teknologi dalam pembelajaran yang dihadapi. Bagi sebagian Bapak dan Ibu Guru serta siswa, belajar mengajar online adalah hal yang sulit. Secara umum, tantangan teknologi dalam pembelajaran yang ditemui Bapak dan Ibu Guru antara lain:
Baca Juga: Peran Guru di Masa Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) Hari pertama Pelatihan Akbar Guru Siap PAS bersama Zenius kemudian berlanjut dengan sesi tatap muka melalui live YouTube. Melalui sesi ini, Bapak dan Ibu Guru mendapatkan langkah-langkah dalam menggunakan salah satu media pembelajaran berbasis teknologi yaitu LMS (Learning Management System) ZenRu dan aplikasi Zenius. Teknologi dalam pembelajaran tidak hanya memudahkan proses belajar mengajar Bapak dan Ibu Guru, tapi juga mendukung terciptanya kelas yang lebih inovatif dan kreatif, serta membantu mengatasi hambatan teknologi yang ditemui. Tips Memanfaatkan Teknologi dalam PembelajaranDi tengah tantangan belajar mengajar yang ada, Bapak dan Ibu Guru selalu memastikan agar siswanya bisa terus belajar. Untuk mengatasi tantangan teknologi dalam pembelajaran itu, tak sedikit Bapak dan Ibu Guru yang berusaha untuk menciptakan sendiri media ajar agar siswa bisa dengan mudah mengakses dan mempelajarinya. Berdasarkan hasil diskusi di sesi kedua Pelatihan Akbar Guru Siap PAS bersama Zenius, banyak guru yang tidak hanya menggunakan buku teks sebagai media ajar tetapi juga gambar dan video. Variasi media ajar yang digunakan bertujuan untuk menarik minat belajar siswa dan agar mereka tidak merasa bosan. Nah sekarang pertanyaannya, bagaimana cara Bapak dan Ibu Guru untuk memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran dan menciptakan media ajar sendiri? Tips memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran dengan membuat video sendiri.Dalam sesi live YouTube, disampaikan beberapa tips yang bisa Bapak dan Ibu Guru lakukan untuk membuat media ajar yang kreatif yaitu video. Pertama, hal yang perlu Bapak dan Ibu Guru lakukan adalah mengatur pencahayaan. Kedua, pastikan suara Bapak dan Ibu Guru terekam dengan jelas. Terakhir, atur sudut pengambilan gambar secara baik contohnya posisi kamera yang lurus dan sejajar dengan mata. Selain menciptakan video pembelajaran, Bapak dan Ibu Guru juga bisa memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran untuk membuat media ajar lainnya yang lebih menarik. Kalau biasanya Bapak dan Ibu Guru hanya menggunakan buku teks biasa, melalui sesi ketiga Pelatihan Akbar Guru Siap PAS para peserta diberikan strategi penyusunan media ajar gambar yang menarik. Pak Umar Mukhtar Kusumanegara (guru Komunitas Keluarga Sunnah Ceria, Jakarta) yang menjadi pemateri tamu di sesi tersebut menyampaikan ada 7 kaidah dalam membuat media ajar berbentuk gambar, yaitu:
Di sesi tersebut, para peserta juga diberikan cara dan langkah-langkah dalam menggunakan beberapa tools atau website untuk menciptakan media pembelajaran yang kreatif, salah satunya Canva. Baca Juga: Cara Membuat Video Pembelajaran dari HP – Zenius untuk Guru Pemanfaatan Teknologi untuk PASKegiatan pelatihan Zenius untuk Guru kali ini juga memberikan strategi dalam mempersiapkan PAS. Di hari keempat, Ibu Kadek Enik Sukreni, guru SD Negeri 3 Tinggarsari, Singaraja, Bali menyampaikan bahwa salah satu konten inovatif yang bisa mendukung PAS Bapak dan Ibu Guru adalah melalui video. Video bersifat inovatif karena bisa menarik perhatian siswa sehingga semangat belajar mereka pun meningkat. Kondisi kelas Ibu Kadek sebelum pandemi (Foto dokumentasi pribadi Ibu Kadek)Melalui video, pengalaman belajar siswa menjadi lebih dalam. Proses belajar pun jadi lebih efisien dan minat belajar siswa bertambah. Video memberikan variasi pembelajaran sehingga siswa tidak mudah merasa bosan. Bapak dan Ibu Guru bisa membagikan video materi ke siswa, lalu minta mereka untuk membuat rangkuman dari video yang sudah disaksikan. Terkait dengan PAS, Bapak dan Ibu Guru memiliki ekspektasi dapat menyajikan soal-soal PAS yang bisa menjadi bahan evaluasi terhadap kemampuan peserta didik pada materi yang diujikan dan proses pembelajaran yang lalu, sebagai perbaikan untuk proses pembelajaran selanjutnya. Sementara untuk peserta didik, Bapak dan Ibu Guru berharap bahwa siswa mampu menyelesaikan soal-soal PAS dengan jujur sesuai kemampuan sendiri demi menghasilkan nilai yang murni dan bisa menjadi acuan sebagai proses pembelajaran selanjutnya. Ekspektasi-ekspektasi ini disampaikan oleh Bapak dan Ibu Guru peserta melalui webinar teks di hari kelima Pelatihan Akbar Guru Siap PAS bersama Zenius. Sesi hari kelima kemudian berlanjut melalui live YouTube yang membahas tentang PAS sebagai awal pemulihan pendidikan yang disampaikan oleh Ibu Randha Ayu Nurlianadewi, guru SMAN 1 Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah. Dalam materinya, Ibu Randha menyampaikan bahwa di awal-awal pandemi Bapak dan Ibu Guru selalu bertanya-tanya bagaimana cara pembelajaran online yang benar. Tapi sekarang, pertanyaannya sudah berganti karena para guru sudah bisa beradaptasi dengan baik. Pertanyaan yang diajukan menjadi bagaimana cara guru menyelamatkan para siswa dari ketertinggalan materi atau learning loss yang salah satunya bisa dipulihkan melalui PAS yang berjalan lancar dan penuh makna. Learning loss yang dihadapi oleh guru dan juga siswa.Di hari terakhir Pelatihan Akbar Guru Siap PAS bersama Zenius, dijelaskan beberapa fitur Zenius dan ZenRu yang bisa mendukung persiapan dan pelaksanaan PAS. Pada sesi Live YouTube, Ibu Kezia Rikawati (guru SMAS Tunas Kasih Tarakan, Kalimantan Utara) juga berbagai pengalaman mengenai teknologi dalam pembelajaran yang juga bisa dimanfaatkan untuk persiapan PAS. Fitur-fitur tersebut diantaranya:
Demikian beberapa hal penting terkait teknologi dalam pembelajaran yang disampaikan melalui Pelatihan Akbar Guru Siap PAS bersama Zenius. Terima kasih untuk Bapak dan Ibu Guru yang telah mengikuti rangkaian kegiatan ini. Bapak dan Ibu Guru juga bisa bergabung di komunitas Zenius untuk Guru yang ada di Instagram, FB Group, dan Telegram supaya tidak ketinggalan acara Zenius untuk Guru lainnya. Sampai jumpa di acara-acara berikutnya ya! Baca Juga Artikel Lainnya Proses Belajar yang Efektif, Bagaimana Caranya? Blended Learning: Jenis dan Penerapannya Pembelajaran Seimbang dalam Kegiatan Belajar Mengajar |