Show
Keseleo atau terkilir adalah cedera yang terjadi pada ligamen, otot, atau jaringan ikat yang menghubungkan otot dan tulang (tendon). Kondisi ini umumnya terjadi pada area yang aktif bergerak, misalnya pergelangan kaki atau belakang paha. Ligamen, otot, dan tendon berfungsi untuk menjaga kestabilan pergerakan. Pada kondisi keseleo, salah satu atau mungkin ketiganya mengalami peregangan yang berlebihan atau bahkan robekan. Akibatnya, gerakan jadi terbatas dan kurang stabil. Keseleo dapat menimbulkan gejala yang bervariasi, tergantung pada tingkat keparahannya. Keseleo ringan biasanya hanya menyebabkan sedikit rasa nyeri dan tidak mengganggu pergerakan, sedangkan keseleo parah dapat menyebabkan rasa nyeri hingga mati rasa, serta mengganggu pergerakan. Penyebab KeseleoPenyebab utama keseleo adalah meregangnya ligamen, otot, dan tendon secara berlebihan. Keseleo umumnya terjadi ketika seseorang melakukan aktivitas yang menimbulkan tekanan pada sendi, seperti:
Faktor risiko keseleoAda beberapa kondisi yang bisa meningkatkan risiko terjadinya keseleo, yaitu:
Gejala KeseleoGejala keseleo dapat berbeda pada tiap penderita, tergantung tingkat keparahannya. Namun, umumnya gejala-gejala yang timbul pada bagian tubuh yang mengalami keseleo adalah:
Keseleo ringan biasanya hanya menimbulkan rasa nyeri yang tidak terlalu parah dan tidak menimbulkan memar. Sedangkan pada keseleo yang cukup parah, penderita bisa mendengar bunyi robekan atau bunyi “pop” di persendian ketika mengalami cedera. Kapan harus ke dokterKeseleo ringan biasanya dapat ditangani secara mandiri di rumah. Meski demikian, lakukan pemeriksaan ke dokter jika gejala tidak membaik hingga 5–7 hari. Selain itu, segera ke dokter jika Anda mengalami gejala berupa:
Diagnosis KeseleoUntuk mendiagnosis keseleo, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala dan keluhan yang dialami, serta aktivitas seperti apa yang menyebabkan keluhan muncul. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada bagian yang mengalami keluhan. Pada pemeriksaan fisik, dokter mungkin akan menggerakkan bagian tubuh yang diduga mengalami keseleo dan meminta pasien untuk menggerakkannya secara mandiri. Langkah ini membantu dokter untuk mengetahui tingkat keparahan yang terjadi. Umumnya, dokter dapat menegakkan diagnosis cukup dengan pemeriksaan fisik saja. Akan tetapi, dokter juga dapat melakukan beberapa pemeriksaan penunjang untuk melihat beberapa kondisi lain yang mungkin terjadi. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah:
Jika keseleo masih menimbulkan nyeri hebat setelah 6 minggu dari cedera, pasien disarankan untuk menjalani pemeriksaan foto Rontgen lanjutan. Tujuannya untuk mendeteksi robekan tambahan atau retakan kecil pada tulang yang mungkin belum muncul atau tertutup oleh pembengkakan pada pemeriksaan sebelumnya. Pengobatan KeseleoPengobatan keseleo bertujuan untuk meredakan gejala, seperti nyeri dan pembengkakan, serta membuat pasien dapat kembali melakukan aktivitas secara normal. Beberapa penanganan yang dapat dilakukan adalah: Perawatan mandiriUntuk menangani keseleo yang ringan atau mempercepat pemulihan setelah perawatan, pasien dapat melakukan perawatan mandiri di rumah dengan cara:
Selain itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mempercepat proses pemulihan, yaitu:
Perawatan medisSelain perawatan mandiri, ada beberapa perawatan medis yang dapat dilakukan oleh dokter untuk mengobati keseleo, yaitu:
Komplikasi KeseleoKeseleo yang tidak ditangani dengan benar dapat menimbulkan komplikasi berupa: Pencegahan KeseleoLakukan beberapa hal berikut untuk mencegah terjadinya keseleo:
Terakhir diperbarui: 12 April 2021 23 Januari 2017 , Flex Free
Bentuk cedera olahraga dibedakan menjadi beberapa jenis: 1. StrainStrain merupakan kerusakan yang terjadi pada otot dan atau tendon karena penggunaan atau peregangan yang berlebihan. Jenis cedera ini terjadi akibat otot tertarik pada arah yang salah, kontraksi otot yang berlebihan atau ketika terjadi kontraksi, otot belum siap. Strain sering terjadi pada bagian otot pangkal paha (otot pada kunci paha), otot hamstrings (otot paha bagian bawah/belakang), dan otot quadriceps (otot bagian depan paha). Area Tubuh yang Sering Alami Strain Akibat Cedera Olahraga
2. Sprain (keseleo)Sprain adalah bentuk cedera berupa penguluran atau robekan pada ligamen (jaringan yang menghubungkan tulang dengan tulang) atau kapsul sendi, yang memberikan stabilitas sendi. Kerusakan yang parah pada ligamen atau kapsul sendi dapat menyebabkan ketidakstabilan sendi. Area Tubuh yang Dapat Mengalami Sprain Akibat Cedera Olahraga
3. Contusio (benturan)Merupakan kerusakan yang terjadi pada jaringan lunak karena benturan langsung pada otot atau ligamen. Bila disertai dengan perdarahan disebut hematom (memar). Memar (Perdarahan di Bawah Kulit) Akibat Benturan
4. DislokasiDislokasi merupakan cedera yang ditandai dengan pergeseran letak sendi dari tempat yang seharusnya disertai dengan kerusakan kapsul sendi dan ligamen yang mengelilinginya. Dislokasi sendi sering terjadi pada olahraga-olahraga dengan intensitas kontak yang sering antar pemain (seperti pemain sepak bola, bola basket) serta olahraga yang berdampak tinggi dan mengakibatkan peregangan berlebihan atau jatuh. Dislokasi adalah situasi darurat yang membutuhkan perawatan medis segera. Sendi yang paling sering mengalami dislokasi adalah sendi bahu dan beberapa sendi tangan. Dislokasi sendi lutut, pinggul dan siku jarang terjadi. Gambaran Dislokasi Sendi Bahu Akibat Cedera Olahraga Gambaran Dislokasi Sendi Lutut Akibat Cedera Olahraga Gambaran Dislokasi Sendi pada Tangan dan Panggul Akibat Cedera Olahraga 5. Fraktur/patah tulangFraktur atau patah tulang adalah cedera yang ditandai dengan terputusnya kontinuitas tulang dan atau tulang rawan baik komplit maupun tidak komplit. Macam-macam patah tulang:Patah tulang terbuka : fragmen (pecahan) tulang melukai kulit diatasnya dan tulang keluar. Patah tulang tertutup : fragmen (pecahan) tulang tidak menembus permukaan kulit. 6. Heat exhaustion (sengatan panas)Heat exhaustion merupakan cedera yang diakibatkan oleh kelelahan akibat sengatan panas. Bila tidak segera ditangani dapat menimbulkan gangguan pembuluh darah otak (heat stroke). 7. LukaMerupakan diskontinuitas/hilangnya jaringan yang menyebabkan terpaparnya jaringan dengan dunia luar, misalnya laserasi, maserasi, ekskoriasi (lecet). Gejala Cedera OlahragaGejala cedera olahraga dapat dibedakan berdasarkan mekanisme kejadian cedera yang sering dihubungkan dengan jenis cederanya. Terlepas dari struktur tertentu yang terkena dampak, cedera olahraga secara umum dapat diklasifikasikan berdasar onset timbulnya gejala dan mekanisme kejadian, yaitu secara akut atau kronis. Cedera Akut, gejala cedera olahraga terjadi secara tiba-tiba selama kegiatan olahraga berlangsung. Gejala cedera akut ini sering dikaitkan dengan kejadian trauma langsung ataupun aktivitas berlebihan secara tiba-tiba. Gejala cedera akut meliputi:
Cedera kronis, biasanya dikaitkan dengan overuse injury, yaitu penggunaan berlebihan dan terlalu sering pada satu area tubuh saat bermain atau berolahraga dalam jangka panjang. Berikut gejala cedera kronis:
Gejala diatas tidak semua terjadi, tergantung jenis, lokasi dan trauma/proses cedera yang dialami. Diagnosis Cedera OlahragaDiagnosis cedera olahraga ditegakkan berdasarkan gejala, keterangan dari penderita mengenai aktivitas yang dilakukannya dan hasil pemeriksaan fisik. Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan meliputi:
Penanganan Cedera OlahragaSebagian besar cedera olahraga dapat diobati secara efektif, dan kebanyakan orang yang menderita cedera olahraga dapat kembali ke aktivitas fisik seperti sebelum mengalami cedera, bahkan lebih baik, selama penangan awal dan perawatan lanjut ditangani secara tepat sesuai dengan penyebabnya. Banyak cedera olahraga dapat dicegah jika orang mengambil tindakan pencegahan yang tepat.
Metode RICE
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penanganan cedera:
Seringan apapun kodisi cedera yang dialami, hindarkan beberapa hal dibawah ini : H : Heat (Panas). Hindari pemberian kompres panas, karena akan semakin melebarkan pembuluh darah, sehingga justru akan memicu timbulnya perdarahan/bleeding. A : Alkohol. Hindari konsumsi minuman beralkohol, karena akan meningkatkan atau memperberat bengkak yang terjadi. R : Running (Lari/Olahraga). Jangan lakukan aktivitas yang memicu area cedera bekerja kembali sebelum benar-benar sembuh. Gerakan yang dipaksakan akan memperburuk cedera yang ada. M : Massage (Pijat). Hindari tindakan pemijitan pada area cedera, terutama 3 hari pertama pasca cedera karena akan memperburuk cedera dan memperparah pembengkakan yang terjadi. Prinsip HARM
Latihan-latihan ini harus dibawah pengawasan dokter yang memiliki kompetensi untuk hal ini, agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Bila ada riwayat trauma yang cukup berat dengan kecurigaan terjadinya patah tulang, atlet tidak diperbolehkan melanjutkan pertandingan. Pertolongan pertama harus segera dilakukan oleh dokter secepat mungkin agar segera dapat dilakukan proses reposisi, pemasangan spalk dan pembalutan (fiksasi dan imobilisasi) untuk mempertahankan posisi dan kedudukan yang baru, serta untuk menghentikan perdarahan. Pencegahan Cedera OlahragaLakukan pemanasan sebelum melakukan latihan yang berat dapat membantu mencegah terjadinya cedera. Latihan pemanasan ringan selama 3-10 menit akan menghangatkan otot sehingga otot lebih lentur dan tahan terhadap cedera. Metode latihan pemanasan yang aktif lebih efektif daripada metode pasif seperti air hangat, bantalan pemanas, ultrasonik atau lampu infra merah. Metode pasif tidak menyebabkan bertambahnya sirkulasi darah secara berarti. Latihan pendinginan adalah mengurangi latihan secara bertahap sebelum latihan dihentikan. Latihan pendinginan mencegah terjadinya pusing dengan menjaga aliran darah. Jika latihan yang berat dihentikan secara tiba-tiba, darah akan terkumpul di dalam vena tungkai dan untuk sementara waktu menyebabkan berkurangnya aliran darah ke kepala. Latihan pendinginan juga membantu membuang limbah metabolik (misalnya asam laktat dari otot), tetapi pendinginan tampaknya tidak mencegah sakit otot pada hari berikutnya, yang disebabkan oleh kerusakan serat-serat otot. Latihan peregangan tampaknya tidak mencegah cedera, tetapi berfungsi memperpanjang otot dan memperbaiki elastisitas otot sehingga otot bisa berkontraksi lebih efektif dan bekerja lebih baik. Untuk menghindari kerusakan otot karena peregangan, hendaknya latihan peregangan dilakukan setelah pemanasan atau setelah berolah raga, dan setiap gerakan peregangan ditahan selama 10 hitungan. Contoh Gerakan Untuk Latihan Peregangan dan Latihan Pemanasan |