Dimanakah posisi imam saat mensalatkan jenazah laki-laki dan apa alasannya?

Posisi imam pada sholat jenazah laki-laki berada sejajar dengan kepala jenazah, sedangkan jenazah perempuan posisi imam sejajar dengan perut jenazah.

Allahumma Tahrimna Ajrahu doa apa?

Adapun do’a setelah takbir keempat adalah: “Allahumma la tahrimna ajrahu wala taftinna ba’dahu waghfirlana walahu”, yang artinya “Ya Allah, janganlah Engkau halangi pahalanya yang akan sampai kepada kami, dan jangan Engkau memberi fitah kepada kami sepeninggalnya serta ampunilah kami dan dia.

Takbir keempat membaca doa apa?

4. Takbir Keempat Doa tersebut sebagaimana dalam hadis riwayat Abu Dawud, yakni: “Allohumma laa tahrimnaa ajrohu wa laa taftinnaa ba’dahu waghfirlanaa walahu.”

Apa bacaan sholat jenazah takbir ke 3?

5. Melakukan takbir ketiga lalu membaca doa bagi mayat. Artinya: “Ya Allah, ampunilah dia berilah rahmat kepadanya, selamatkanlah dia (dari beberapa hal yang tidak disukai), maafkanlah dia dan tempatkanlah di tempat yang mulia (Surga), luaskan kuburannya, mandikan dia dengan air salju dan air es.

Dimanakah posisi imam saat mensalatkan jenazah laki-laki dan apa alasannya?

Untuk jenazah laki-laki, maka posisi imam berdiri di tengah jenazah. Namun, jika jenazah perempuan, maka diutamakan posisi imam berdiri di daerah pundak.

Apabila mayatnya perempuan imam berdiri di dekat kepala apakah benar?

Jika pada jenazah perempuan imam berada sejajar dengan pusar jenazah, maka untuk jenazah laki-laki posisi imam berada sejajar dengan kepala. Menyolatkan jenzah di masjid adalah yang diutamakan. Jika masjid jauh, bisa dilakukan di rumah atau mushola terdekat.

Apa bacaan sholat jenazah takbir ke 2?

3. Bacaan di takbir kedua “Allahumma sholli ‘alaa sayyidinaa muhammad.” Artinya: “Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad.” Ada pula salawat versi lebih panjang yang dapat dibaca saat salat jenazah.

Allahumma la Tahrimna Ajrohu wala Taftinna ba Dahu Waghfirlanaa Walahu itu doa apa?

“yang artinya : “Yaa Allah, janganlah agaknya pahalanya tidak sampai untuknya atau janganlah Engkau meluputkan kami akan pahalanya, dan janganlah Engkau memberi kami fitnah sepeninggalnya, serta ampunilah kami dan dia.” Jika jenazahnya adalah wanita, bacaannya menjadi: “Allahumma laa tahrimnaa ajraha walaa taftinna ba’ …

Bagaimana doa takbiratul ihram?

Bacaan saat takbiratul ihram atau takbiratul ula adalah takbir, adalah sebagai berikut: “Allaahu akbar”, yang artinya “Allah Maha Besar”. Rasulullah SAW membaca takbir dengan suara keras hingga makmum di belakang beliau mendengarnya.

Bagaimana bacaan sholat jenazah takbir ke 4?

5. Takbir keempat dan membaca doa. Allahumma la tahrimna ajrahu wa la taftinna ba’dahu waghfir lana wa lahu. Allahumma la tahrimna ajraha wa la taftinna ba’daha waghfir lana wa laha.

Apa bacaan takbir ke 2 sholat jenazah?

3. Bacaan di takbir kedua “Allahumma sholli ‘alaa sayyidinaa muhammad.” Artinya: “Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad.”

Dimanakah posisi imam shalat jenazah saat sang mayat berjenis kelamin perempuan?

Jika pada jenazah perempuan imam berada sejajar dengan pusar jenazah, maka untuk jenazah laki-laki posisi imam berada sejajar dengan kepala. Menyolatkan jenzah di masjid adalah yang diutamakan.

Apabila mayatnya perempuan maka imam berdiri di mana?

Perbedaannya terletak pada posisi salat dan bacaannya. Jika menyalatkan jenazah laki-laki maka imam berdiri sejajar dengan kepala jenazah. Jika jenazahnya wanita, imam berdiri sejajar dengan perut jenazah.

Ketika menyolatkan jenazah perempuan dimanakah posisi imam yang Disyari atkan?

Adapun mayit perempuan dan khuntsa (orang yang berkelamin ganda) maka imam berdiri di sisi pantatnya sedangkan kepalanya ada di sebelah kanan imam sebagaimana pengamalan orang saat ini.”

Para ulama berbeda pendapat dalam perkara posisi seorang imam ketika memimpin shalat jenazah. Ada sebagian ulama yang berpendapat bahwa posisi seorang imam berdiri di depan dada jenazah, baik laki-laki maupun perempuan. Namun ini merupakan pendapat yang lemah dan tertolak menurut Syaikh Al Allamah Al Albani.

Dimanakah posisi imam saat mensalatkan jenazah laki-laki dan apa alasannya?
Adapun pendapat mayoritas ulama, dan inilah pendapat yang terkuat, menyebutkan bahwa posisi seorang imam berdiri lurus dengan kepala jika mayitnya adalah laki-laki. Namun jika si mayit adalah wanita, maka imam berdiri di depan bagian tengah tubuh mayit.

Dalil yang menjadi sandaran pendapat ini adalah hadits Anas bin Malik radhiallahu anhu, ia perna berdiri menshalati jenazah laki-laki, ia berdiri di depan kepalanya (lurus dengan kepada si mayit). Kemudian di datangkan jenazah wanita, maka Anas menshalati dengan berdiri di depan bagian tengah tubuh mayit.Ada seseorang menanyakan hal tersebut, ‘Wahai Abu Hamzah (Kunyah atau panggilan Anas), beginikah cara Rasulullah berdiri (seperti yang telah engkau lakukan)?’Anas menjawab, ‘Ya.’ Maka orang tersebut kemudian berpaling kepada yang lain dan berkata, ‘Perhatikanlah baik-baik.’ (shahih. HR. Abu Dawud no. 3194, At Tirmidzi no. 1034 dan yang lainnya)Selain itu, disunnahkan juga bagi para makmum yang ikut menshalati untuk berbaris tiga shaff meskipun jumlah jama’ah shalatnya sedikit. Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam,“Tidaklah seseorang meninggal dunia, kemudian dishalati kaum muslimin dengan berbaris tiga shaff, kecuali ia akan masuk surga.” (hasan. HR. Abu Dawud no. 3150, At Tirmidzi no, 1033 dan Ibnu Majah no. 1490)Tetapi semakin banyak jama’ah yang menshalati maka itu akan semakin baik bagi mayit.Wallahu a’lam.

Jakarta -

Sebelum dikuburkan, jenazah wajib hukumnya untuk dimandikan dan disholatkan terlebih dahulu. Ini tata cara sholat jenazah untuk laki-laki dan perempuan.Ketika seorang muslim meninggal, hal utama yang perlu dilakukan adalah memandikan jenazahnya. Memandikan jenazah dilakukan agar kembali suci sebelum menemui Yang Maha Kuasa. Hukum memandikan jenazah dalam agama Islam ini fadhu kifayah yang berarti wajib dilakukan.Setelah dimandikan, jenazah hendak disholatkan terlebih dulu. Berikut ini tata cara sholat jenazah yang lengkap dari berbagai sumber:Berbeda dengan sholat lainnya, tata cara sholat jenazah tidak melakukan gerakan rukuk, i'tidal dan sujud.Rukun sholat jenazah:1. Niat2. Berdiri (bagi yang mampu)3. Empat kali takbir4. Mengangkat tangan pada saat takbir pertama5. Membaca Surat Al-Fatihah6. Membaca shalawat atas Nabi SAW sesudah takbir kedua7. Berdoa untuk jenazah8. Salam

Dimanakah posisi imam saat mensalatkan jenazah laki-laki dan apa alasannya?
Tata cara sholat jenazah. Foto: Haris Fadhil/detikcom

Berikut ini tata cara sholat jenazah untuk jenazah:

Tata cara sholat jenazah laki-laki dan perempuan berbeda. Ketika menyolatkan jenazah laki-laki, posisi imam berada sejajar dengan kepala jenazah. Sedangkan jika jenazahnya perempuan, posisi imam berada sejajar dengan pusar atau pinggang jenazah.

Sholat jenazah lebih diutamakan dilakukan di masjid atau musholla terdekat. Namun jika keduanya jauh, bisa dilakukan di rumah.Berikut ini urutan tata cara sholat jenazah:1. Niat dan takbiratul ihram, kemudian membaca Surat Al-FatihahCara berniat adalah dengan dilafadzkan dalam hati dan diniati akan sholat jenazah dengan empat kali takbir.Niat sholat jenazah untuk laki-lakiLafadz niat sholat jenazah (sebagai makmum) untuk jenazah laki-laki:Usholli 'alaa haadzihil mayyiti arba'a takbiratatin fardhol kifayaatai ma'muuman lillahi ta'aala.Yang Artinya: Saya niat sholat atas mayit ini empat kali takbir fardhu kifayah, sebagai makmum karena Allah Ta'ala.Niat sholat jenazah untuk perempuanLafadz niat sholat jenazah (sebagai makmum) untuk jenazah perempuan:Ushollii 'alaa haadzihill mayyitati arba'a takbirootin fardhol kifaayati ma'muuman lillaahi ta'aalaaArtinya: Saya niat sholat atas mayit ini empat kali takbir fardhu kifayah, sebagai makmum karena Allah Ta'ala.Setelah takbiratul ihram tangan bisa diletakkan di atas pusar seperti sholat umumnya lalu membaca Al-Fatihah.

2. Takbir Kedua dan Membaca ShalawatSetelah melakukan takbir, kemudian membaca shalawat Nabi.3. Takbir Ketiga Lalu Berdoa Untuk JenazahTakbir ketiga dan kemudian bacalah doa untuk jenazah.4. Takbir Keempat Lalu Berdoa LagiTakbir yang keempat dan berdoalah untuk jenazah dan keluarga yang ditinggalkan.5. Salam

Tata cara sholat jenazah yang terakhir yakni mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri seperti sholat-sholat lainnya.

(lus/nwy)

Dari Samurah bin Jundub radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,

صَلَّيْتُ وَرَاءَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى امْرَأَةٍ مَاتَتْ فِي نِفَاسِهَا فَقَامَ عَلَيْهَا وَسَطَهَا

“Aku pernah di belakang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ikut menyalati jenazah wanita yang meninggal pada masa nifasnya. Beliau berdiri (sejajar dengan) bagian tengah jenazah tersebut.” (HR. Bukhari no. 1332 dan Muslim no. 964)

Hadis di atas adalah dalil disyariatkan bagi imam salat jenazah untuk berdiri sejajar di tengah-tengah jenazah ketika yang disalatkan adalah jenazah perempuan. Adapun jika jenazahnya laki-laki, yang disyariatkan adalah imam berdiri sejajar dengan bagian kepala jenazah. Pendapat yang membedakan posisi imam ketika jenazah laki-laki atau perempuan ini merupakan pendapat Imam Ahmad, Ishaq, dan juga pendapat yang sahih dari mazhab Syafi’iyyah. (Lihat Al-Ausath, 5: 418; Al-Majmu’, 5: 224-225; dan Al-Mughni, 3: 452)

Hal ini berdasarkan sebuah hadis dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu. Ketika beliau menyalatkan jenazah laki-laki, beliau berdiri sejajar dengan bagian kepala jenazah. Sedangkan ketika beliau menyalatkan jenazah perempuan, beliau berdiri sejajar dengan bagian tengah tubuh jenazah. Dikatakan kepada beliau radhiyallahu ‘anhu, “Apakah demikian yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam?” Maka beliau menjawab,

نَعَمْ

“Iya.” (HR. Abu Dawud no. 3194, At-Tirmidzi no. 1034, Ibnu Majah no. 1494, dan Ahmad 19: 219, sahih)

Sebagian ulama berpendapat bahwa posisi imam itu tidak dibedakan, baik jenazah laki-laki maupun perempuan. Imam berdiri sejajar dengan bagian tengah jenazah secara mutlak. Ini adalah pendapat Imam Malik (Al-Mudawwanah, 1: 175), dan juga pendapat Imam Bukhari, seakan-akan beliau melemahkan hadis yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu. (Lihat Fathul Baari, 4: 201)

Adapun Imam Abu Hanifah rahimahullah berpendapat bahwa posisi imam adalah sejajar dengan dada, baik untuk jenazah laki-laki ataupun perempuan. Imam Abu Hanifah rahimahullah berkata, “(Imam) berdiri sejajar dengan dada jenazah laki-laki dan perempuan, karena keduanya sama.” (Syarh Fathul Qadir, 4: 201)

Wallahu Ta’ala a’lam, pendapat yang lebih kuat adalah pendapat yang pertama, karena terdapat dalil (hadis) sahih yang membedakan posisi imam ketika jenazah yang disalatkan itu laki-laki atau perempuan.

Syekh ‘Abdul ‘Aziz bin Baaz rahimahullah berkata dalam komentar (ta’liq) terhadap kitab Fathul Baari ketika menyebutkan hadis Anas bin Malik, “Sanadnya jayyid, dan ini adalah dalil yang tegas tentang adanya perbedaan (posisi imam ketika menyalatkan jenazah laki-laki atau perempuan, pent.).”

Baca Juga: Hukum Mendirikan Salat Jenazah di Dalam Masjid

Akan tetapi, perbedaan ini hanya berkaitan dengan manakah yang lebih afdal, tidak sampai mempengaruhi sah atau tidaknya salat jenazah. Artinya, jika imam berdiri sejajar dengan bagian kepala jenazah perempuan, salat jenazah tetap sah.

Syekh Dr. Shalih Al-Fauzan hafizhahullah berkata, “Dalam hadis ini terdapat dalil posisi seorang imam laki-laki ketika (menyalati) jenazah perempuan. Bahwa posisinya adalah sejajar dengan bagian tengah jenazah. Adapun jika jenazahnya laki-laki, maka posisinya adalah sejajar dengan kepala atau dada. Inilah yang dianjurkan. Akan tetapi, jika posisi imam itu sejajar dengan bagian manapun dari tubuh jenazah, salat jenazah tetap sah. Jika di depan imam itu terdapat bagian tubuh manapun dari si mayit, itu sudah mencukupi.

Akan tetapi, yang lebih afdal adalah apabila jenazah perempuan, maka berdiri sejajar dengan bagian tengah tubuhnya. Sedangkan apabila jenazah laki-laki, maka berdiri sejajar dengan kepala atau dada. Inilah yang menjadi sunah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Jika terdapat jenazah laki-laki dan perempuan sekaligus, maka yang paling dekat dengan imam adalah jenazah laki-laki, diikuti dengan jenazah perempuan, kemudian jenazah anak-anak jika ada. Inilah urutannya.” (Tashiilul Ilmaam, 3: 47)

Tidak diketahui secara pasti apa hikmah pembedaan tersebut. Sebagian ahli fikih mengatakan bahwa hikmahnya adalah agar bagian (maaf) pantat jenazah wanita itu bisa tertutup (tidak kelihatan) oleh jemaah yang berdiri di belakang imam. Akan tetapi, hal ini juga masih bisa dibantah bahwa jemaah yang berdiri di sebelah kanan atau kiri imam akan tetap bisa melihatnya. Selain itu, jenazah juga sudah ditutup dengan keranda. (Lihat Riyadhul Afhaam, 3: 243; Al-‘Uddah fi Syarhi Al-‘Umdah, 2: 780; dan Fathul Baari, 1: 430; 3: 201)

Meskipun kita tidak mengetahui secara pasti apakah hikmah perbedaan posisi imam tersebut, inilah di antara sunah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang dituntunkan kepada kita. Wallahu Ta’ala a’lam.

Baca Juga:

***

@Rumah Kasongan, 27 Ramadan 1443/ 29 April 2022

Penulis: M. Saifudin Hakim

Artikel: www.muslim.or.id

Referensi:

Disarikan dari kitab Minhatul ‘Allam fi Syarhi Buluughil Maraam (4: 297-298) dan Tashiilul Ilmaam bi Fiqhi Al-Ahaadits min Buluughil Maraam (3: 47). Kutipan-kutipan dalam tulisan di atas diperoleh melalui perantaraan kitab tersebut.

🔍 Paman Nabi Muhammad, Puasa Sunnah Bulan Sya Ban, Doa Qunut Witir Berjamaah, Allahumma Firlaha Arab, Menikah Itu Apa