Grup facebook jual beli mobil tua bandung

Investor saham yang dijuluki Warren Buffet Indonesia Lo Kheng Hong memaparkan materinya pada acara Mega Talkshow Investasi 2020 di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Jawa Barat, Sabtu (7/3/2020). Bisnis - Rachman

Jakarta (ANTARA) - Kevin Caesario Akbar menjadi harapan terakhir pegolf tuan rumah dalam gelaran BNI Indonesian Masters presented by TNE.

Mantan pegolf timnas amatir Indonesia itu menjadi satu-satunya wakil Merah Putih yang masih bermain pada putaran ketiga di Royale Jakarta Golf Club, Sabtu.

Berdasarkan laman resmi Asian Tour, dari total 21 pegolf tuan rumah yang tampil, hanya Kevin yang mampu lolos cut off dengan batas 143 pukulan atau satu di bawah par.

Baca juga: Deretan pegolf dunia siap bertanding di Indonesian Masters 2022

Selama dua hari pertama, Kevin mengemas 140 pukulan atau empat di bawah par. Hasil tersebut menempatkannya di posisi T21 saat memasuki putaran ketiga.

Penampilan Kevin terbilang apik. Pada hari pertama, Kamis (1/12), dia membukukan 69 pukulan atau tiga di bawah par. Kemudian kemarin, tampil dengan satu di bawah par.

Sementara Mathiam Keyser asal Afrika Selatan dan Sarit Suwannarut dari Thailand berbagi tempat di puncak leaderboard sementara memasuki putaran ketiga dengan mengemas 133 pukulan atau 11 di bawah par.

Posisi ketiga ada Veer Ahlawan asal India dengan 135 pukulan atau sembilan di bawah par.

Posisi keempat di tempati tiga pegolf yakni Anirban Lahiri (India) dan wakil Thailand Jazz Janewattananond dan Kosuke Hamamoto yang sama-sama mengemas 136 pukulan atau delapan di bawah par.

Indonesian Masters 2022 adalah bagian dari turnamen Asian Tour yang secara keseluruhan diikuti 144 pegolf yang berasal lebih dari 25 negara.

Ajang internasional tersebut menawarkan total hadiah sebesar 1,5 juta dolar AS (sekitar Rp23,2 miliar). Jumlah tersebut naik dua kali lipat dari sebelumnya pada edisi 2019 yaitu 750 ribu dolar AS.

Baca juga: Indonesian Masters 2022 tuai pujian pegolf usai naik level tur dunia

Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Bayu Kuncahyo
COPYRIGHT © ANTARA 2022

Kami sangat menantikan kerja sama selanjutnya dengan UI dan Prof Eko, para dosen, dan mahasiswa

Depok (ANTARA) - Guru besar Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (FIA UI), Prof Dr Eko Prasojo, Mag.rer.publ, pimpin tim UI dalam kolaborasi riset bidang Islamic Public Values untuk penguatan pelayanan publik di Institute of Innovation and Public Purposes University College London (IIPP UC London).

Ketua tim riset dari Indonesia, Prof Eko dalam keterangannya di Kampus UI Depok, Selasa mengatakan nantinya, riset ini memilik target luaran berupa research paper untuk dipublikasikan di Book Chapter dan beberapa paper jurnal internasional.

Kolaborasi riset ini katanya ditandai dengan kegiatan joint meeting yang melibatkan 30 periset dari 12 negara dan penandatanganan respective agreement antara Prof Eko dengan Prof Wolfgang Johannes Max Dreschler selaku team leader dari IIPP UC London, di Bangkok, Thailand.

Baca juga: MDGB PTNBH lahirkan rekomendasi persiapan generasi emas Indonesia 2045

Fokus riset ini adalah nilai-nilai yang eksis di pesantren dan institusi Islam lainnya. Di samping itu, juga tersedia beasiswa untuk program Ph.D Scholarship selama tiga tahun senilai 40.000 poundsterling dan nantinya juga akan menjadi fellow di IIPP UCL maksimum selama dua bulan.

Riset ini melibatkan para prominent scholars di bidang Administrasi Publik, seperti Prof Guy Peters, Prof Geert Bouckaert, Prof Andre Massey, dan Prof Edoardo Ongaro. Proyek IIPP UCL ini bertujuan dalam memperluas pemahaman tentang bentuk-bentuk pemerintahan asli di dunia Islam, termasuk teori, teologi, dan praktik, untuk memberikan perspektif non-Barat tentang nilai publik.

Baca juga: Belajar dinamika jurnalisme masa kini, BEM UI kunjungi LKBN ANTARA

Kolaborasi riset tersebut dilaksanakan atas dasar banyaknya dominasi paradigma barat dalam penyusunan standar kebijakan maupun ilmu tata kelola. Sehingga, hal tersebut mengecualikan peranan nilai agama maupun tradisi kultural.

"Riset ini juga bertujuan untuk menemukan pentingnya konsep kebijakan maupun nilai-nilai akademis baru yang nantinya dapat memberikan kontribusi bagi institusi publik dan aktor lainnya dalam mencapai tujuan-tujuan umum yang dapat diterima khalayak, seperti Islamic public values," katanya.

Baca juga: Tim UI Peduli dan BEM UI sumbang logistik bagi korban gempa Cianjur

Lebih lanjut, kolaborasi riset tersebut juga mendapat pendanaan dari John Templeton Foundation Project senilai 2,1 juta US dollar dengan jangka waktu tiga tahun.

Yayasan ini merupakan salah satu organisasi yang berkantor pusat di West Conshohocken, Pennsylvania, dan memiliki tujuan untuk menciptakan kehidupan sosial yang lebih baik dan bermakna melalui berbagai kegiatan pendanaan penelitian dan kegiatan lainnya di seluruh disiplin ilmu.

Sementara itu Team leader dari IIPP UC Londont Prof Wolfgang Johannes Max Dreschler menjelaskan kolaborasi dengan akademisi dari FIA UI merupakan pilihan yang tepat.

Universitas Indonesia merupakan flagship university di Indonesia serta memiliki Departemen Ilmu Administrasi Publik terbaik di Indonesia. Tidak hanya itu, Indonesia sendiri juga merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak.

"Kami sangat menantikan kerja sama selanjutnya dengan UI dan Prof Eko, para dosen, dan mahasiswa," katanya.

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
COPYRIGHT © ANTARA 2022