Kenapa Indonesia tidak pernah menjadi tuan rumah Olimpiade

Kenapa Indonesia tidak pernah menjadi tuan rumah Olimpiade

Kenapa Indonesia tidak pernah menjadi tuan rumah Olimpiade
Lihat Foto

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

Raja Sapta Oktohari, Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia dan Ketua Umum PB ISSI, saat berbicara di webinar Sport Integrity National Conference pada Jumat (20/11/2020).

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam waktu dekat, Komite Olimpiade Internasional (IOC) akan membuka program penawaran untuk tuan rumah Olimpiade 2032.

Hingga kini, setidaknya ada enam negara yang mengajukan diri untuk ikut pada program itu.

Selain Australia, ada lima negara yang akan ikut ambil bagian dalam proses penawaran itu.

Selain Indonesia, ada Jerman, Spanyol, India, dan Unifikasi Korea.

Baca juga: Ini Pesaing Indonesia di Penawaran Tuan Rumah Olimpiade 2032

Sejatinya, Australia sudah dua kali menjadi tuan rumah yakni Melbourne (1956) dan Sydney (2000).

Jerman pernah menggelar Olimpiade Munechen pada 1972.

Baca juga: Olimpiade Tokyo, Makin Ditunda, Makin Bengkak Biaya

Sementara, Seoul di Korsel menghelat Olimpiade 1988.

"Jika Indonesia terpilih, Indonesia adalah negara Asia Tenggara pertama yang menjadi tuan rumah Olimpiade," kata Sekretaris Jenderal Komite Olahraga Indonesia (KOI) Ferry Kono.

Ferry Kono menambahkan pada Januari 2021, Ketua Umum KOI Raja Sapta Oktohari akan datang ke Lausanne, Swiss, markas besar Komite Olimpiade Internasional (IOC) untuk maksud penawaran itu.

Kenapa Indonesia tidak pernah menjadi tuan rumah Olimpiade

Kenapa Indonesia tidak pernah menjadi tuan rumah Olimpiade
Lihat Foto

Kompas.com/Josephus Primus

Semboyan Olimpiade di salah satu pintu masuk Kawasan Gelora Bung Karno Jakarta. Citius, Altius, Fortius berarti tercepat, tertinggi, terkuat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita berikutnya

Home Olahraga Olahraga Lainnya

CNN Indonesia

Kamis, 22 Apr 2021 14:42 WIB

Kenapa Indonesia tidak pernah menjadi tuan rumah Olimpiade

Presiden Joko Widodo saat bertemu para peraih medali Olimpiade Rio. (Foto: ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)

Jakarta, CNN Indonesia --

Hampir setiap negara di dunia berlomba-lomba untuk bisa menjadi tuan rumah Olimpiade. Termasuk Indonesia yang saat ini sedang mengikuti bidding untuk jadi tuan rumah Olimpiade 2032.

Keinginan Indonesia ikut bidding tuan rumah Olimpiade 2032 telah diungkapkan usai sukses jadi tuan rumah Asian Games 2018.

Ketika itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengirimkan surat resmi kepada Internasional Olympic Committee (IOC) terkait pengajuan untuk jadi tuan rumah Olimpiade 2032.

Keinginan besar Presiden Jokowi untuk menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah Olimpiade 2032 juga tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 9 Tahun 2021 Tentang pembentukan Indonesia Bid Committee Olympic Games 2032 (INABCOG) yang diteken pada 13 April lalu.

Meskipun sebelumnya, Komite Olimpiade Indonesia (NOC) secara paralel juga telah berkoordinasi dengan IOC mempersiapkan segala kebutuhan yang diperlukan untuk bidding.

Jalan terjal harus dilalui Indonesia untuk bisa jadi tuan rumah Olimpiade. Sedikitnya ada lima negara pesaing kuat Indonesia: Australia, Qatar, Unifikasi Korea, dan India.

Kenapa Indonesia tidak pernah menjadi tuan rumah Olimpiade
Olimpiade Tokyo 2020 harus ditunda karena pandemi Covid-19. Foto: (AP/Jae C. Hong)

Jika Indonesia terpilih menjadi tuan rumah Olimpiade 2032 dalam bidding, hal itu bakal jadi tonggak sejarah baru di Asia Tenggara. Sebab, sepanjang sejarah gelaran ajang multi-cabang olahraga terbesar dan paling bergengsi di dunia itu hampir selalu di dominasi negara-negara Eropa dan di luar Asia Tenggara.

Mulai dari Olimpiade pertama di Athena Yunani 1896 dan 2004, Paris tahun 1900, 1924, London 1908, 1948, Stockholm di Swedia 1912, Antwerp Belanda 1920, Amsterdam, Belanda 1928, Berlin, Jerman 1936, Helsinki di Finlandia 1952, Roma Italia 1960, Munich, Jerman 1972, Montreal, Kanada 1976, Moskow di Rusia 1980, dan Barcelona 1992.

Bahkan dari 29 edisi Olimpiade yang sudah digelar, hanya tiga negara Asia yang tercatat pernah menjadi tuan rumah; Jepang (Tokyo 1964 dan 2020), China (Beijing 2008), dan Korea Selatan (Seoul 1988).

Dari catatan yang dilansir situs resmi Olympic.org tersebut, belum pernah tercatat sekalipun negara Asia Tenggara sebagai tuan rumah Olimpiade.

"Olimpiade itu idaman banyak negara. Melalui Olimpiade bisa menunjukkan prestasi bangsa tersebut. Pada Olimpiade 1936 di Berlin, Jerman mau jadi tuan rumah untuk menunjukkan ras Arya. Selain infrastruktur dan prestasinya juga," kata Tommy Apriantono, pengamat olahraga nasional kepada CNNIndonesia.com, Kamis (22/4).

"Olimpiade 1964 Tokyo juga mau menunjukkan bahwa Jepang bisa recovery dari Perang Dunia. Jepang juga memperkenalkan kereta cepat Shinkansen pertama dan tol Tokyo-Osaka waktu itu. Olimpiade 2020 ini Jepang juga mau menunjukkan Shinkansen kelima mereka tadinya," ujarnya menambahkan.

Dijelaskan Tommy, sebenarnya Indonesia juga berkeinginan untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 1964, namun kalah saing dengan Tokyo. Akhirnya dengan dukungan dari negara-negara di Eropa Timur, Indonesia menjadi tuan rumah GANEFO atau Pesta Olahraga Negara-Negara Berkembang sebagai pesaing Olimpiade.

Hal itu menandakan bahwa menjadi tuan rumah gelaran multi-cabang olahraga internasional bisa memberikan keuntungan besar karena dianggap mampu menyedot perhatian publik internasional. Sebut saja Sydney yang disebut mampu meningkatkan sektor pariwisata dua kali lipat setelah sukses menjadi tuan rumah Olimpiade 2000.

Sukses Penyelenggaraan dan Juga Prestasi


BACA HALAMAN BERIKUTNYA

Home Olahraga Olahraga Lainnya

Titi Fajriyah | CNN Indonesia

Jumat, 26 Feb 2021 13:54 WIB

Kenapa Indonesia tidak pernah menjadi tuan rumah Olimpiade

Kemeriahan ketika Indonesia menggelar Asian Games 2018. (INASGOC/Widodo S Jusuf)

Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali dan Ketua National Olympic Committee (NOC) Indonesia Raja Sapta Oktohari memastikan Indonesia masih berpeluang menjadi tuan rumah Olimpiade 2032.

Sebelumnya, media-media asing mengabarkan Brisbane telah dipilih oleh International Olympic Committee (IOC) untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. IOC dikabarkan menjadikan Brisbane sebagai pilihan utama dalam urutan pencalonan tuan rumah Olimpiade atau preferred dialogue tuan rumah Olimpiade 2032, Rabu (24/2).

"Saya Ketua Umum NOC Indonesia ingin meluruskan bahwa berita yang berkembang terkait proses bidding Olimpiade 2032 rasanya kurang tepat. Karena dari semua berita yang kami terima dari luar [negeri] isinya menyampaikan bahwa Brisbane sudah menjadi preferred dialogue," ucap Okto saat konferensi pers bersama Menpora Zainudin Amali saat vaksinasi perdana atlet di Istora Senayan, Jumat (26/2).

Okto menjelaskan status preferred dialogue milik Brisbane bukan berarti Indonesia gagal dalam pencalonan sebagai tuan rumah Olimpiade 2032, melainkan Brisbane sudah berada di atas Indonesia soal persiapan pencalonan.

Status preferred dialogue yang didapat Brisbane membuat Indonesia tidak boleh lengah sedikitpun. Sebab, jika sedikit saja lengah Indonesia bisa semakin jauh tertinggal.

"Brisbane ada di depan kita dan kita berada pas di belakangnya. Ibaratnya balapan NASCAR, ini baru lap kelima dari 500 lap. Masih ada banyak hal yang bisa kita lajukan untuk mengejar Brisbane. Maka itu, sekarang kita sedang mengejarnya," ujarnya.

Kenapa Indonesia tidak pernah menjadi tuan rumah Olimpiade
Indonesia ketik menggelar acara pembukaan Asian Games 2018. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Terlebih, sampai saat ini baik Brisbane maupun Indonesia belum ada yang didatangi langsung Presiden IOC Thomas Bach.

"Tapi kalau mau diadu, Indonesia lebih siap. Saat Asian Games dan Asian Para Games, Indonesia mendapatkan banyak apresiasi. Apalagi jumlah atlet di Olimpiade lebih sedikit dibanding Asian Games, meskipun jumlah negara dan nomor pertandingan lebih banyak, jadi penanganannya tidak jauh beda dan kita siap. Kami tidak akan kendor, justru ini meningkatkan adrenalin kami supaya bisa kasih yang terbaik," ungkapnya.

Sementara dari hasil presentasi yang dilakukan NOC Indonesia secara virtual beberapa waktu lalu, IOC telah menyampaikan beberapa poin catatan. IOC juga menyampaikan kelebihan Indonesia jika berhasil menjadi tuan rumah Olimpiade 2032.

Jika menjadi tuan rumah Olimpiade 2032, Indonesia sekaligus sebagai negara Asia Tenggara yang pertama. Dengan demikian Indonesia tidak hanya mewakili populasi 270 juta rakyat Indonesia, melainkan lebih dari 600 juta masyarakat se-Asia Tenggara.

Hal itu membuat IOC menetapkan status continue dialogue process yang artinya terbuka untuk melakukan pembicaraan lebih lanjut untuk mengantarkan Indonesia lebih dekat lagi sebagai tuah rumah Olimpiade 2032.

"Kami sudah menerima surat kemarin [Kamis] dari IOC yang menyampaikan secara terperinci bahwa semua proses yang sudah dilakukan Indonesia sudah diterima IOC, bahkan level Indonesia ditingkatkan menjadi continue dialogue process," ucap Okto.

Rencananya, lanjut Okto, IOC bakal mengirimkan perwakilan ke Indonesia dalam waktu dekat. Kedatangan itu untuk bekerja bersama dalam melakukan evaluasi dan persiapan terkait bidding yang akan dilakukan Indonesia.

Di sisi lain, Menpora Amali mengatakan Keputusan Presiden (Keppres) untuk persiapan bidding Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2032 sudah dalam tahap finalisasi. Meski begitu, NOC tetap melalukan persiapan maksimal beriringan tanpa menunggu Keppres.

"Keppres sudah finalisasi, kami harapkan dalam waktu dekat sudah bisa selesai. NOC selalu melaporkan perkembangan persiapan bidding, dan semua masih berjalan sesuai rencana. Saya sempat kaget dengar kabar berita itu, tapi itu tidak benar. Kami masih berjuang untuk itu," ujar Menpora Amali.

(nva/nva)