Kalimat la haula wala quwwata illa billah atau hauqalah sudah tidak asing lagi bagi umat Islam. Ini merupakan salah satu dzikir yang memiliki keutamaan sangat banyak. Selain menunjukkan permohonan pertolongan kepada Allah, kalimat la haula wala quwwata illa billah juga menjadi sarana untuk mendapatkan kemuliaan abadi dan keselamatan atas pertolongan-Nya. Bacaan satu ini tidak hanya menjadi media untuk mendapatkan pahala, namun juga menjadi penyebab orang mendapat kenikmatan di surga. Rasulullah saw bersabda: Show
يَا عَبْدَ اللهِ بْنَ قَيْسٍ، أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى كَنْزٍ مِنْ كُنُوْزِ الجَنَّةِ؟ قُلْتُ: بَلى يَا رَسُوْلَ الله، قَالَ: لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ
Artinya, “Wahai Abdullah bin Qais, maukah aku tunjukkan kepadamu suatu simpanan dari berbagai simpanan surga?” Aku menjawab: “Tentu, wahai Rasulullah.” Kemudian beliau bersabda: “La haula wala quwwata illa billah.” (HR al-Bukhari). (Majduddin al-Jaziri, Jâmi’ul Ushûl fî Ahâdîstir Rasûl, [Beirut, Dârul Kutubil ‘Ilmiyyah: 1972], juz IV, halaman 176).
Baca: Susunan Bacaan Wirid Sesudah Shalat Lima Waktu Makna La Haula wala Quwwata illa billah atau HauqalahDi balik kemasyhuran kalimat la haula wala quwwata illa billah atau hauqalah terdapat ragam penafsiran dari para ulama. Penafsiran tersebut disampaikan satu persatu oleh Syekh Abul ‘Ala al-Mubarakfuri (wafat 1353 H) dalam salah satu kitabnya Tuhfatul Ahwâdzi. Di antaranya sebagaimana penafsiran yang disampaikan oleh Imam Nawawi:
قَالَ النَّوَوِيُّ هِيَ كَلِمَةُ اسْتِسْلَامٍ وَتَفْوِيْضٍ، وَأَنَّ الْعَبْدَ لَا يَمْلِكُ مِنْ أَمْرِهِ شَيْئًا، وَلَيْسَ لَهُ حِيْلَةٌ فِي دَفْعِ شَرٍّ وَلَا قُوَّةَ فِي جَلْبِ خَيْرٍ إِلَّا بِإِرَادَةِ اللهِ
Artinya, “Imam an-Nawawi berkata: 'Kalimat la haula wala quwwata illa billah atau hauqalah adalah kalimat yang penuh kepatuhan dan kepasrahan diri (kepada Allah), dan sungguh seorang hamba tidak memiliki urusannya sedikit pun, tidak ia tidak memiliki daya untuk menolak keburukan dan tidak memiliki kekuatan untuk menarik kebaikan, kecuali dengan kehendak Allah swt'.” (Abul ‘Ala Muhammad ‘Abdurrahman bin ‘Abdurrahim al-Mubarakfuri, Tuhfatul Ahwâdzi bi Syarhi Jâmi’it Tirmidzi, [Beirut, Dârul Kutubil ‘Ilmiyyah: 2000], juz IX, halaman 301).
Baca: Ini Keutamaan Lafal Hauqalah atau La Haula wa Quwwata Illa Billah
Keutamaan Kalimat La Haula wala Quwwata illa billah atau HauqalahSebagaimana telah disinggung di atas, mengutip sabda Rasulullah saw, keutamaan kalimat la haula wala quwwata illa billah atau hauqalah bisa mendapatkan jaminan surga kelak di akhirat. Namun, bacaan ini tidak hanya tentang pahala dan surga. Lebih dari itu kalimat la haula wala quwwata illa billah atau hauqalah juga dapat menjadi tameng untuk membentengi diri dari ebrbagai hal yang membahayakannya. Al-hafidh Abdurrahman al-Munawi (wafat 1031 H) menuturkan, suatu saat sahabat Jabir ra mengadu kepada Rasulullah saw atas suatu kejadian yang menimpa dirinya. Kemudian Rasulullah saw memerintahkan para sahabat untuk memperbanyak membaca kalimat la haula wala quwwata illa billah atau hauqalah, karena dapat menolak segala pintu kejelekan. Rasulullah saw bersabda:
Artinya, “Perbanyaklah dari (membaca) la haula wala quwata illa billah, karena sesungguhnya ia bisa menolak sembilan puluh Sembilan pintu dari beberapa pintu kejelekan, dan yang paling ringan darinya adalah kesusahan.” (HR al-‘Uqaili. Dha’îf). (Al-Munawi, Faidhul Qadîr, juz I, halaman 638).
|