Cara Menghitung Biaya Pemakaian Listrik Peralatan Produksi – Di dalam Industri Manufaktur, peralatan yang paling banyak dipakai dalam produksi adalah peralatan yang menggunakan daya listrik sebagai energi atau tenaga untuk dapat mengerakkan peralatan tersebut. Peralatan-peralatan Listrik tersebut antara lain : Soldering Iron, Electric Screw Driver (Obeng Listrik), Mesin Solder, Mesin Bonding, Ionizer, Komputer, Air Conditioner (AC), Kompresor Angin dan Alat-alat uji dan pengukuran seperti Osciloscope, Voltmeter, Signal Generator dan Audio Analyzer. Show Biaya Listrik merupakan salah satu biaya operasional produksi yang tertinggi setelah biaya Tenaga Kerja (Manpower). Pada umumnya, biaya listik yang digolongkan sebagai “Electric Utility Cost” memakan porsi biaya sekitar 7% ~ 10% dari total biaya operasional produksi sehingga sangat penting sekali bagi kita untuk melakukan penghematan dan optimasi pemakaian peralatan listrik tersebut. Untuk meng-optimasi-kan pemakaian listrik dan penghematan biaya listrik, tentunya kita harus mengetahui seberapa banyak peralatan tersebut meng-konsumsi-kan listriknya yang kemudian akan kita konversikan ke dalam biaya pemakaian listrik. Untuk melakukan perhitungan biaya pemakaian listrik, kita juga harus mengetahui tarif listrik yang telah ditetapkan oleh PLN setempat. Contoh dan cara menghitung biaya Pemakaian Listrik pada Peralatan ProduksiBerikut ini cara untuk menghitung biaya pemakaian listrik untuk peralatan-peralatan yang sering digunakan dalam produksi. Saya mengambil contoh sebuah Pabrik yang berskala industri kecil-menengah di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Karena berlokasi di Batam, maka tarif yang kita gunakan adalah tarif yang ditentukan oleh PLN Kota Batam. Contohnya di golongan I-1/TR (industri golongan 1 dengan memakai Tegangan Rendah). Ada dua Jenis label informasi tentang penggunaan daya listrik pada peralatan produksi tersebut, yaitu adanya penulisan pemakaian Watt dan yang satu jenis lagi hanya tertuliskan Voltage dan Ampere. Berikut ini adalah cara perhitungan untuk kedua jenis label pada peralatan-peralatan listrik : Adanya Informasi tentang Daya (Wattage) Pemakaian Listrik di PeralatanContoh Kasus I Contoh Peralatan yang ingin dihitung biaya pemakaian listriknya adalah Solder yang bermerek Hakko dengan konsumsi daya sebesar 60W dan Tegangan listrik yang dipakainya adalah 230 Volt (label konsumsi daya listrik, seperti digambar bawah ini). Penyelesaiannya : Diketahui : Tarif / kWh : Rp. 832,- Konsumsi listrik : 60W (0.06kW) Biaya Listrik per Jam = tariff/kWh x Wattage Biaya Listrik per Jam = Rp. 832 x 0.06 kW Biaya Listrik per Jam = Rp. 49,94/Jam Jika di Pabrik tersebut memiliki 20 unit Soldering Iron yang dihidupkan selama 24 Jam per hari dalam 24 hari kerja. Maka Biaya pemakaian Listrik dalam sebulan adalah : Rp. 49,94 x 20 unit x 24 Jam x 24 hari = Rp. 575.308,8 per bulan. Contoh Kasus II Di Pabrik yang sama, Mesin yang ingin dihitung biaya pemakaiannya adalah Mesin Solder dengan Konsumsi daya listrik sebesar 33 KiloWatt pada tegangan 380Volt. Penyelesaiannya : Diketahui : Tarif / kWh : Rp. 832,- Konsumsi listrik : 33 kW Biaya Listrik per Jam = tariff/kWh x Wattage Biaya Listrik per Jam = Rp. 832 x 33kW Biaya Listrik per Jam = Rp. 27.456/Jam Jika di Pabrik tersebut memiliki 2 unit Mesin Solder yang dihidupkan selama 24 Jam per hari dalam 24 hari kerja. Maka Biaya pemakaian Listrik Solder Mesin tersebut dalam sebulan adalah : Rp. 27.546 x 2 unit x 24 Jam x 24 hari = Rp. 31,732,992 per bulan. Hanya terdapat informasi tentang Voltage (Tegangan) dan Ampere (Arus Listrik) di PeralatannyaJika di peralatan tersebut tidak tertulis Daya atau Wattage pemakaian Listrik, maka kita dapat melakukan perhitungan Daya atau Wattage-nya berdasarkan Voltage dan Ampere yang tertera di Peralatan tersebut. Contoh Kasus III Masih di Pabrik yang sama, Sebuah LCD Monitor hanya tertulis Power Rating AC 100~240 Volt dengan pemakaian Arus Listrik sebanyak 1.5 Ampere. Berapakah Biaya Pemakaian Listrik tersebut ? Penyelesaiannya Tarif / kWh : Rp. 832,- Tegangan : 220 Voltage (karena di Indonesia, PLN mengeluarkan tegangan 220V) Arus Listrik : 1.5A Pertama, kita harus hitung Daya (Wattage) pemakaian listriknya terlebih dahulu. Watt = Volt x Ampere Watt = 220V x 1.5A Watt = 330 Watt (0.33kW) Setelah kita mengetahui Watt-nya, perhitungan selanjutnya sama dengan cara diatas, yaitu : Biaya Listrik per Jam = tariff/kWh x Wattage Biaya Listrik per Jam = Rp. 832 x 0.33 Biaya Listrik per Jam = Rp. 274.56/Jam Jika di Pabrik tersebut memiliki 5 unit LCD Monitor yang dihidupkan selama 10 Jam per hari dalam 24 hari kerja. Maka Biaya pemakaian Listrik untuk LCD Monitor tersebut dalam sebulan adalah : Rp. 274.56 x 5 unit x 10 Jam x 24 hari = Rp. 329,472 per bulan. Catatan : Karena Satuan perhitungan Listrik adalah Kilo Watt Per Jam atau Kilo Watt per Hour (kWh) maka Daya atau Wattage pada peralatan tersebut harus di dijadikan ke Kilo Watt terlebih dahulu (1 Watt = 0.001 kilo Watt). Keterangan Kategori Ketinggian Tegangan berdasarkan PT. PLN :
(Masing-masing kategori dikenakan Tarif Dasar yang berbeda-beda) Cara Perhitungan Pemakaian Listrik di atas dapat juga dipakai untuk pemakai Listrik lainnya seperti perumahan, pertokoan dan Sekolah. Sekrup merupakan contoh dari pesawat sederhana untuk memudahkan kerja yang prinsip kerjanya menggunakan ...... Sekrup merupakan contoh dari pesawat sederhana untuk memudahkan kerja yang prinsip kerjanya menggunakan ...... Sebuah lemari dengan berat 50 kg didorong dengan gaya 20 n usaha yang bekerja pada lemari jika lemari berpindah sejauh 25 m adalah Program aplikasi dari microsoft office yang merupakan program pengolah kata adalah ..... Prinsip kerja pesawat sederhana pada saat otot betis pemain bulutangkis mengangkat beban tubuhnya adalah .... Dua keping sejajar masing-masing dihubungkan pada sumber tegangan 200 volt. Jarak antar keping 20 cm dan luas keping 15 cm 2. Sebuah proton e = 1,6. 1 … Perbandingan momen inersia bola pejal dengan bola tipis dengan jari-jari yang sama dan massa bola pejal 3 kali massa bola tipis adalah ...... Sebuah benda bergerak dari titik A ke D dengan lintasan berbentuk persegi panjang. Jika AB : CD = 150 m dan AD : BC = 100 m serta waktu yang dibutuhka … Paparan sahul sahul shelf adalah istilah untuk menunjukkan pada terhubungnya ..... 15.111÷13.11 dalam angka penting
JATENG | 5 Agustus 2020 13:20 Reporter : Jevi Nugraha Merdeka.com - Selama terjadi wabah pandemi Covid-19 telah menyebabkan aktivitas atau kebiasaan manusia berubah. Tentunya kebiasaan ini dilakukan untuk mencegah terjadinya penyebaran virus ini agar tidak meluas. Salah satu cara yang dilakukan untuk mengatasi wabah penyakit ialah menerapkan physical distancing yang telah kita jalankan beberapa bulan. Pemerintah mengharuskan setiap warga negara untuk melakukan berbagai macam aktivitas seperti kerja dan belajar di rumah. Sehingga selama berada di rumah akan meningkatkan penggunaan alat-alat elektronik seperti kipas angin, televisi, smartphone, komputer dan lain sebagainya. Banyaknya penggunaan barang-barang elektronik ini tentu saja juga meningkatkan tagihan listrik. Sebagai pengguna listrik pasca bayar, sering kali kita khawatir saat bulan baru tiba. Oleh karena itu, agar tidak was-was terhadap lonjakan pemakaian listrik, sebaiknya mengetahui cara menghitung biaya listrik yang benar. Mengetahui biaya listrik ini bukan cuma kira-kira, namun dengan perhitungan pasti berdasarkan jumlah watt yang telah dikonsumsi. Lantas, bagaimana cara menghitung biaya listrik yang benar? Simak penjelasannya yang merdeka.com lansir dari Liputan6.com berikut ini. 2 dari 4 halaman
©2016 Merdeka.com Cara menghitung biaya listrik yang pertama ialah mengetahui golongan tarif listrik rumah Anda. Masing-masing tingkatan golongan daya listrik konsumen berbeda-beda, ada yang 900 VA, 2.200 VA, hingga 6.600 VA. Beberapa tingkatan daya listrik tersebut juga dikenakan tarif yang berbeda. Untung golongan 900 VA non subsidi, saat ini dikenakan biaya Rp. 1.352,00 per kWh, sedangkan untuk yang 1.300 VA-6.600 VA ke atas, tarifnya Rp. 1.467,28 per Kwh. Sehingga jika rumah Anda memakai daya 2.200 VA, maka listrik terkena tarif 1.467,28 Kwh. 2. Cek Semua Barang Elektronik Setelah mengetahui golongan listrik di rumah, cara menghitung biaya listrik berikutnya yaitu mengecek satu persatu barang-barang elektronik atau perabotan yang menyedot listrik. Hal ini untuk memudahkan Anda dalam mengetahui biaya listrik yang harus dikeluarkan, contohnya sebagai berikut: • 10 lampu (LED), 5 lampu dengan daya 5 watt, 5 lampu 10 watt • 3 unit AC ½ PK dengan daya 400 watt • 1 unit LED TV 43 inci dengan daya 75 watt, 1 unit LED TV 24 inci dengan daya 35 watt • 1 set sound system dengan daya 10 watt • 1 setrika listrik dengan daya 350 watt • 1 unit kulkas dengan daya 300 watt • 1 unit mesin cuci dengan daya 350 watt • 1 unit pompa air dengan daya 200 watt • 1 unit rice cooker dengan daya Setelah Anda mencatat semua barang-barang elektronik serta daya yang dibutuhkan di rumah, maka langkah berikutnya mengilustrasikan berapa lama perangkat tersebut diaktifkan. Beberapa peralatan elektronik seperti kulkas memang harus diaktifkan setiap hari, namun AC dan lampu tentu dimatikan saat tidak diperlukan. Begitu juga dengan mesin cuci, rice cooker, hingga pompa air. 3 dari 4 halaman
• 10 lampu dinyalakan dari pukul 18.00-06.00 (12 jam). Maka total daya dari lampu dalam satu hari adalah (5 x 5 watt x 12 jam) + (5 x 10 watt x 12 jam)=900 watt • 3 unit AC yang dipasang ketika dinyalakan ketika waktunya tidur. Sebut saja pukul 21.00 hingga 05.00 alias 8 jam. Maka total daya dari penggunaan AC dalam sehari adalah 3 x 400 x 8=9.600 watt • LED TV (24 inci) di kamar menyala maksimal 4 jam sehari karena sampai rumah sudah malam, konsumsi dayanya dalam sehari 35 watt x 4 jam=140 watt • LED TV satunya di ruang keluarga (43 inci) bisa dinyalakan agak lama oleh anak-anak, rata-rata bisa 6-7 jam sehari. Perhitungan konsumsi dayanya 75 watt x 6 jam=450 watt • Setrika listrik yang dipakai selama dua jam, maka konsumsi dayanya 350 x 2=700 watt • Kulkas, tentunya menyala selama 24 jam, jadi konsumsi dayanya 300 x 24=7.200 watt • Mesin cuci yang dipakai selama dua jam sehari. Maka dayanya 350 x 2=700 watt • Pompa air dipakai 2 kali sehari, rata-rata 2 jam, konsumsi dayanya 200 x 4=400 watt • Rice cooker untuk memasak pagi, 350 watt x 1=350 watt. Penghangat baru dipasang kalau akan makan malam, sekitar ½ jam 77 watt x ½=38,5 watt 4. Cara Menghitung Biaya Listrik dalam Satu Hari Cara menghitung biaya listrik berikutnya, yaitu menjumlahkan total konsumsi daya listrik dari masing-masing barang elektronik di atas. Adapun hasilnya sebagai berikut: Namun, hal yang perlu di garis bawahi adalah hitungan tarif listrik menggunakan satuan Kwh alias Kilowatt per hour atau jam. Untuk mendapatkan satuan Kwh, maka 20.475,5 watt : 1.000=20,475 kWh. Jika telah mendapatkan angka konsumsi listrik dalam satuan Kwh tersebut, Anda harus mengalikan dengan tarif dasar listrik per golongan. Jika per Kwh adalah Rp 1.467,28 maka biaya listrik dalam sehari adalah:20,475 Kwh x Rp 1.467,28=Rp 30.004,256 Apabila dalam sehari biaya listrik sebesar itu, maka tagihan listrik dalam sebulan kurang lebih: Rp 30.004,256 x 30 hari=Rp 901.276,7 Namun, hal yang perlu diperhatikan ialah bahwa barang elektronik tersebut benar-benar aktif dalam waktu yang tertera. 4 dari 4 halaman
Saat terjadi Pandemi Covid-19, kebutuhan listrik meningkat tajam. Hal ini berpengaruh terhadap biaya tagihan listrik yang terus melonjak. Berikut ini beberapa cara yang dapat Anda coba agar tagihan listrik tidak melonjak selama Pandemi Covid-19. • Mengatur Pemakaian Peralatan Elektronik Tips agar tagihan listrik tidak membengkak yang pertama ialah mengatur pemakaian peralatan elektronik dengan bijak. Penghematan daya bisa Anda lakukan dengan cara mengurangi penggunaan alat-alat elektronik, seperti mesin cuci, televisi, AC dan lainnya. Mengatur penggunaan elektronik ini menjadi salah satu cara paling efektif untuk menghemat daya listrik, sehingga tagihan listrik dapat stabil dan tidak mengalami lonjakan. • Matikan Lampu yang Tidak Diperlukan Salah satu cara menghemat daya listrik yang dapat Anda lakukan ialah dengan mematikan lampu yang tidak diperlukan. Saat malam tiba, pastikan semua lampu di rumah yang tidak digunakan untuk dimatikan dan sisakan satu lampu yang dapat menerangi satu ruangan. Di samping itu, saat pagi hari tiba pastikan untuk segera mematikan lampu setelah digunakan. Apabila hal ini secara rutin dilakukan, maka dipercaya efektif untuk menghemat daya listrik, sehingga tidak terjadi tagihan listrik yang membengkak. • Memilih Alat Elektronik yang Hemat Listrik Tips agar tagihan listrik tidak melonjak selama Covid-19 berikutnya ialah memilih peralatan elektronik yang hemat listrik. Kini telah banyak peralatan elektronik yang didesain memiliki daya hemat listrik. Sehingga hal ini bisa Anda manfaatkan untuk mengganti beberapa peralatan elektronik yang memerlukan daya besar, seperti mengganti lampu biasa dengan LED dan lain sebagainya. Berbagai macam peralatan elektronik yang hemat energi kini telah tersedia di pasaran. Beberapa barang tersebut bisa Anda pilih untuk mengganti barang elektronik lama yang biasanya memerlukan daya yang besar. (mdk/jen) |