Mengapa tidak perlu mengeluh terhadap perubahan yang terjadi pada masa pubertas

Mengapa tidak perlu mengeluh terhadap perubahan yang terjadi pada masa pubertas
Mengapa tidak perlu mengeluh terhadap perubahan yang terjadi pada masa pubertas

Anak-anak yang mulai memasuki masa remaja awal (alias puber) sering kali mengeluh berat badannya cepat naik, khususnya anak perempuan. Apalagi kalau teman-teman sebayanya mulai mengejeknya. Alhasil, anak jadi tak percaya diri, bahkan sampai memutuskan untuk diet. Padahal, wajar saja kalau berat badan anak naik saat puber.

Puber atau pubertas merupakan tanda anak sudah mulai memasuki usia remaja. Di masa inilah terjadi puncak pertumbuhan (growth spurt) anak, alias masa pertumbuhan kedua tercepat setelah masa bayi.

Saat memasuki masa pubertas, anak akan mengalami banyak perubahan pada tubuhnya, baik secara fisik maupun emosional. Perubahan yang paling mudah dilihat tentu dari segi fisiknya, yaitu bertambahnya tinggi badan dan berat badan.

Ini artinya, berat badan naik saat puber merupakan hal yang normal dan sehat. Bahkan, Children’s Youth and Women’s Health Service (CYWHS) mengungkapkan bahwa berat badan yang tidak naik saat puber justru tidak baik untuk kesehatan remaja, seperti dilansir dari Livestrong.

Apa penyebab berat badan anak naik saat puber?

Berat badan anak naik saat puber disebabkan oleh perubahan hormon GnRH (gonadotropin-releasing hormone) yang diproduksi oleh otak. Hormon inilah yang bertugas untuk mematangkan fungsi organ-organ tubuh anak selama masa puber.

Ketika anak perempuan mengalami masa puber, tubuhnya akan mulai memproduksi lebih banyak lemak di bagian perut. Lemak ini kemudian akan mulai menyebar ke bagian pinggul, paha, hingga payudara. Itulah mengapa, anak perempuan yang sudah puber juga akan mengalami pertumbuhan payudara.

Sementara itu, anak laki-laki juga akan mengalami kenaikan berat badan yang sama seperti anak perempuan. Bedanya, hal ini tidak ditunjukkan dengan timbunan lemak di tubuh, tetapi lebih kepada peningkatan massa otot.

Ya, anak laki-laki yang sedang puber cenderung lebih berotot daripada sebelumnya, terutama otot di sekitar dada dan bahu. Itulah mengapa, anak laki-laki memiliki bahu yang lebih lebar dan dada yang lebih bidang saat beranjak remaja.

Bagaimana cara menjaga berat badan tetap sehat selama puber?

Bila berat badan anak naik saat puber, anak mungkin jadi tidak percaya diri. Walau begitu, bukan berarti anak boleh diet asal-asalan supaya berat badannya turun dan kembali ideal.

Sebetulnya, anak tidak perlu diet hanya untuk menurunkan berat badannya yang naik saat puber. Bukannya membuat berat badannya langsing, hal ini justru dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan seksualnya.

Ketimbang membiarkan anak diet, sebaiknya atur pola makan anak supaya berat badannya tetap stabil. Berikan berbagai makanan yang sehat dan bergizi seperti daging rendah lemak tanpa kulit, ikan, biji-bijian, sayur, dan buah-buahan.

Kalau anak hobi makan junk food, makanan ringan, atau makanan manis, sebaiknya segera jauhkan semua jenis makanan ini dari jangkauan anak. Perlu dicatat bahwa makanan tersebut merupakan penyebab terbesar kenaikan berat badan pada anak.

Selain itu, hal ini juga perlu diimbangi dengan olahraga secara teratur. Selain mencegah risiko obesitas pada anak, rutin olahraga juga dapat membentuk postur tubuh yang ideal dan meningkatkan rasa percaya diri anak.

Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Pubertas merupakan suatu tahap perkembangan seorang anak menjadi dewasa secara seksual. Pada perempuan, pubertas terjadi pada rentang usia 1014 tahun. Sementara pada laki-laki, pubertas terjadi pada kisaran usia 1216 tahun.

Dalam masa pubertas, remaja perempuan maupun laki-laki akan merasakan adanya perubahan dalam tubuh mereka. Perubahan tubuh ini terjadi karena pengaruh dari perubahan hormon semasa pubertas.Di masa pubertas, baik remaja pria maupun wanita juga bisa mengalami peningkatan tinggi badan.

Mengapa tidak perlu mengeluh terhadap perubahan yang terjadi pada masa pubertas

Pada kasus tertentu, pubertas bisa datang terlalu cepat. Pubertas dini bisa terjadi ketika tanda-tanda pubertas muncul pada saat anak perempuan berusia kurang dari 8 tahun, sedangkan pada laki-laki muncul di bawah usia 9 tahun.

Anak-anak yang memasuki masa pubertas mungkin akan merasa bingung ketika mengalami perubahan di tubuhnya. Oleh karena itu, penting bagi para orang tua untuk mengedukasi anaknya yang sudah remaja mengenai pubertas.

Tanda Pubertas pada Perempuan

Pada remaja perempuan, pubertas akan menyebabkan berbagai macam perubahan pada tubuh, seperti:

Payudara mulai tumbuh

Hal pertama yang umumnya dijadikan tanda bahwa remaja perempuan sudah memasuki masa pubertas adalah payudara yang mulai tumbuh, diawali dari area sekitar puting. Ini biasanya terjadi pada saat anak perempuan memasuki usia 8–13 tahun.

Pada remaja perempuan yang baru pubertas, bentuk payudara yang berubah mungkin bisa berbeda antara payudara yang satu dan yang lainnya, tergantung sisi mana yang lebih dulu tumbuh.

Selain terlihat besar sebelah, payudara juga akan terasa sakit atau nyeri, terutama saat disentuh. Rasa nyeri ini akan menghilang seiring dengan berjalannya waktu.

Tumbuhnya rambut di kemaluan dan ketiak

Sekitar 15 persen remaja perempuan mengalami perubahan ini lebih dulu sebelum payudara mulai tumbuh.

Tumbuhnya bulu halus di area kemaluan dan ketiak terkadang membuat remaja perempuan malu, sehingga para orang tua harus mengedukasi remaja perempuannya bahwa ini merupakan bagian dari pubertas, dan setiap remaja perempuan akan mengalaminya.

Menstruasi

Tanda pubertas pada remaja perempuan selanjutnya adalah menstruasi. Kebanyakan remaja perempuan akan mendapatkan menstruasi pertamanya ketika usianya menginjak 12–13 tahun, diawali dengan munculnya bercak darah dari vagina yang biasa terlihat melalui noda di celana dalam.

Namun, menstruasi pertama setiap perempuan bisa berbeda, ada yang sudah mulai menstruasi sejak berusia 9 tahun, ada pula yang baru menstruasi ketika usianya 16 tahun.

Biasanya tanda pubertas ini terjadi dalam waktu kurang lebih 2 atau 2,5 tahun setelah payudara mulai tumbuh.

Remaja perempuan yang mengalami menstruasi untuk pertama kali mungkin akan merasa takut dan panik. Oleh karena itu, orang tua perlu menenangkan anaknya yang menstruasi untuk pertama kali dan menjelaskan bahwa kondisi tersebut adalah normal.

Tanda Pubertas pada Laki-laki

Pada remaja laki-laki, pubertas juga membawa perubahan pada tubuh, seperti:

Ukuran testikel dan penis yang membesar

Pada remaja laki-laki, pubertas ditandai dengan bertambahnya ukuran testis dan penis. Namun, tidak ada patokan yang baku mengenai kapan perubahan ini muncul, tapi diperkirakan dapat terjadi sejak usia 9−18 tahun.

Mengenai perubahan ini, orang tua harus mengedukasi anak laki-lakinya bahwa setiap laki-laki bisa mengalami perkembangan fisik yang berbeda-beda, ada yang muncul lebih cepat dan ada yang sedikit terlambat. Oleh karena itu, anak tidak perlu memusingkan atau membandingkan ukuran penisnya dengan penis orang lain.

Selain itu, adanya sedikit perbedaan ukuran antara testis satu dengan yang lainnya juga tak perlu dikhawatirkan karena hal ini normal.

Meski demikian, tetap sarankan kepada anak laki-laki Anda yang memasuki masa pubertas untuk memeriksa kondisi penis dan testisnya secara teratur ketika mandi. Jika ada benjolan saat diraba, ada perubahan warna, atau terasa nyeri, jangan malu untuk memeriksanya ke dokter.

Mengalami mimpi basah

Selama pubertas, remaja laki-laki juga akan mengalami mimpi basah, yaitu ejakulasi yang terjadi saat sedang tidur. Mimpi basah dapat terjadi karena adanya peningkatan kadar hormon testosteron dalam tubuh. Seiring bertambahnya usia, intensitas mimpi basah akan berkurang.

Tumbuh rambut pada daerah kemaluan dan ketiak

Seperti juga remaja perempuan, remaja laki-laki akan mengalami tumbuhnya rambut-rambut halus di sekitar kemaluan dan ketiak.

Suara menjadi lebih berat

Pembesaran ukuran laring, yaitu organ di mana pita suara terletak, akan membuat suara remaja laki-laki terdengar lebih berat. Kondisi ini sering dikenal sebagai pecahnya suara laki-laki. Hal ini normal terjadi karena tubuh sedang beradaptasi dengan ukuran laring yang baru.

Suara pecah ini akan terjadi selama beberapa bulan, dan biasanya terjadi pada rentan usia 12–16 tahun. Setelah itu, suara akan terus berkembang hingga sempurna dan biasanya menetap pada usia 17 tahun.

Setelah memasuki masa pubertas, remaja perempuan sudah bisa hamil pada masa subur dan remaja laki-laki sudah mampu membuahi. Pada masa-masa ini pula, seorang remaja akan mengalami peningkatan hormon seksual sebagai perkembangan alami tubuh.

Penting bagi remaja dan orang tua untuk mengenali tanda-tanda pubertas. Kemudian, khusus bagi orang tua, berikanlah pendidikan seks yang tepat pada anak remajanya agar terhindar dari bahaya pergaulan bebas.

Jika anak remaja Bunda dan Ayah tampak khawatir dengan pubertas yang dialaminya, atau Bunda dan Ayah masih memiliki pertanyaan tentang pubertas, silakan berkonsultasi dengan dokter.