Pertalite oktan 92 apakah turun harga per februari 2022

JAKARTA, investor.id  – Analis menilai seluruh harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi wajar dinaikkan seiring perkembangan harga minyak global. Apalagi pengguna BBM nonsubsidi, mulai dari Pertamax, Pertamax Turbo, dan Pertamina Dex, adalah kelompok masyarakat menengah atas yang mengonsumsi BBM berkualitas dan ramah lingkungan.

Piter Abdullah, Research Director Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, mengatakan kenaikan harga BBM nonsubsidi juga tidak mengganggu daya beli masyarakat. Penyesuaian harga BBM berkualitas yang ramah terhadap lingkungan itu tidak banyak berdampak pada indikator ekonomi makro. “Harga Pertamax idealnya naik sesuai harga keekonomiannya,” kata Pieter, Selasa (15/3/2022).

Tahun ini, Pertamina telah dua kali menaikkan harga BBM nonsubsidi jenis Pertamax Turbo, Pertamax Dex, dan Dexlite, untuk menyesuaikan kenaikan harga minyak dunia yang mencapai lebih dari US$100 per barel. Kenaikan pertama ada 12 Februari 2022 harga Pertamax Turbo (RON 98) dijual Rp13.500 per liter, Pertamina Dex Rp13.200 per liter, dan Dexlite pada harga Rp12.150 per liter. Sebelumnya harga Pertamax Turbo hanya dijual Rp12.000 per liter, Dex Rp 11.050 per liter, dan Dexlite Rp9.500 per liter.

Pada 3 Maret 2022, Pertamax Turbo dijual Rp14.500 per liter, Pertamina Dex (CN 53) menjadi Rp13.700 per liter, dan Dexlite (CN 51) menjadi Rp12.950 per liter untuk wilayah DKI Jakarta atau daerah dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) 5%.

Menurut Piter, harga BBM jenis Pertamax—sama seperti Pertamax Turbo dan Pertamina Dex tidak disubsidi pemerintah-- sangat wajar harganya disesuaikan. Apalagi harga Pertamax yang saat ini dijual Rp9.000 per liter, jauh lebih murah dibandingkan produk RON 92 lainnya dari pesaing yang dijual dikisaran Rp12 ribuan per liter.

Piter menjelaskan harga BBM nonsubsidi wajar dinaikkan mengikuti harga pasar. Namun, Pertamina adalah BUMN yang tidak semata berorientasi bisnis sehingga harus mempertimbangkan pula kepentingan nasional dan kepentingan masyarakat.

Ali Ahmudi Achyak, Direktur Eksekutif Center for Energy and Food Security Studies (CEFSS), mendukung penyesuian harga BBM nonsubsidi karena pemakainya adalah kelas menenga atas. Konsumen yang menggunakan BBM nonsubsidi minimal kadar oktan 92 telah memahami makna BBM berkualitas. “Penggunaan BBM dengan RON lebih tinggi selain berdampak pada kinerja mesin dan ramah lingkungan, juga semakin mengurangi beban subsidi pemerintah pada BBM berkadar oktan rendah,” ujarnya.

Menurut Ali, Pertamina sebagai BUMN energi yang bertanggung jawab terhadap ketersediaan BBM di Indonesia harus cerdas dan kreatif melakukan penyesuaian kebijakan internal maupun eksternal seperti fisiensi, diversifikasi produk, penyesuaian harga BBM nonsubsidi, dan lain-lain. Fungsi ganda BUMN sebagai “entitas bisnis” yang profit oriented dan PSO (Public Service Officer) untuk menjaga kepentingan masyarakat luas harus dijalankan secara seimbang dan proporsional.

“Di sinilah peran Pemerintah untuk mengatur BUMN menjadi sangat penting dan stratgis. Salah satu strategi yang paling mungkin dilakukan Pertamina saat ini adalah dengan menaikkan harga BBM nonsubsidi,” ujarnya.

Arya M Sinulingga, Staf Khusus Menteri BUMN, sebelumnya meminta para pemilik mobil mewah untuk tidak memakai BBM jenis Pertalite, mengingat produk itu ditujukan kepada masyarakat menengah ke bawah. Dia meminta agar bahan bakar untuk masyarakat menengah ke atas yang memiliki kendaraan mewah tidak lagi disubsidi oleh pemerintah.

Menurut Arya, BBM dengan spesifikasi oktan tinggi harus mengikuti harga pasar. Apabila BBM untuk kendaraan mewah itu dibebankan kepada masyarakat menengah ke bawah, situasi tersebut menjadi tidak adil.

"BBM yang tidak disubsidi itu diberikan mengikuti mekanisme pasar, ini yang kami harapkan, dan ada kesadaran bagi mereka pemilik mobil mewah ini bersiap mengikuti harga pasar," katanya.

KOMPAS.com - Sinyal kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax semakin menguat. Hal itu seiring dengan semakin tingginya harga keekonomian BBM umum RON 92 atau setara Pertamax berdasarkan perhitungan Kementerian ESDM.

Harga batas atas atau keekonomian BBM RON 92 diperkirakan mencapai sebesar Rp 16.000 per liter pada April 2022. Angka itu naik dari harga keekonomian di Maret 2021 yang sebesar Rp14.526 per liter.

Padahal saat ini Pertamina diketahui masih menjual Pertamax di kisaran harga Rp 9.000-Rp 9.400 per liter. Artinya ada gap yang tinggi antara harga jual dan harga keekonomian Pertamax.

Beberapa pihak menyebutkan, harga Pertamax sesuai dengan harga pasar harus dilakukan karena bisa menimbulkan kerugian besar ke Pertamina. Selain itu, diperkirakan kondisi ini bisa berdampak pada larinya konsumen Petramax ke Pertalite yang lebih murah.

Baca juga: Begini Cara Negeri Jiran Malaysia Atasi Masalah Minyak Goreng

Pertamax termasuk dalam golongan bensin dengan oktan 92 atau RON 92. Semakin tinggi RON, semakin baik kualitasnya maupun performa mesin, terutama apabila dipakai untuk mobil keluaran terbaru.

Harga BBM di Malaysia

Harga BBM di Malaysia diperbaharui setiap sepekan sekali mengikuti peraturan resmi dari Kementerian Keuangan Malaysia. Harga BBM di Malaysia dibedakan berdasarkan nilai oktan atau RON.

Selain itu, harga BBM di Malaysia ini juga rutin diumumkan oleh Kementerian Perdagangan Dalam Negeri dan Hal Ehwal Pengguna (KPDNHEP). Harga ini berlaku untuk SPBU di Malaysia, tak terkecuali milik Petronas.

Mengutip laman KPDNHEP pada Rabu (30/3/2022), harga bensin terbaru dengan oktan 95 atau RON 95 dijual di Malaysia seharga ringgit Malaysia (RM) 2,05 atau setara dengan Rp 6.998 (kurs Rp 3.413) per liter.

Baca juga: Selain Malaysia, Singapura Juga Banyak Menguasai Kelapa Sawit di RI

Meski memiliki oktan lebih tinggi, bensin RON 95 yang dijual di Malaysia ini paling mendekati dengan Pertamax yang dijual Pertamina dengan RON 92. Sementara Pertalite Pertamina memiliki kandungan lebih rendah lagi, yakni RON 90.

Untuk BBM dengan oktan lebih tinggi lagi, yakni untuk bensin dengan RON 97 di Malaysia saat ini dijual RM 3,83 atau setara dengan Rp 13.075 per liter. Lalu untuk BBM jenis diesel dibanderol seharga RM 2,15 atau sekitar Rp 7.330.

Berikut ini rincian harga BBM di Malaysia per liternya:

  • Bensin RON 95: Rp 6.990
  • Bensin RON 97: Rp 13.075
  • Diesel: Rp 7.330.

Sebagai perbandingan, berikut rincian harga BBM Pertamina yang dijual di Indonesia untuk wilayah Pulau Jawa:

  • Pertalite (RON 90): Rp 7.650
  • Pertamax (RON 92): Rp 9.000
  • Pertamax Turbo (RON 98): 14.500
  • Dexlite (diesel): Rp 12.950
  • Pertamina DEX (diesel): Rp 13.700.

Baca juga: RI Penghasil Sawit Terbesar Dunia, tapi Harganya Diatur dari Malaysia

Subsidi BBM

Harga BBM di Malaysia yang relatif sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lain tak lepas dari kebijakan subsidi pemerintah.

Seperti halnya Indonesia, pemerintah Malaysia juga memberikan subsidi pada produk BBM-nya. Namun bedanya, Indonesia memberikan subsidi pada produk BBM dengan kualitas lebih rendah seperti Solar subsidi dan memberikan kompensasi pada bensin dengan nilai oktan (RON) 88 alias Premium.

Sedangkan Malaysia, langsung memberikan subsidi pada produk bensin dengan kualitas dan nilai oktan lebih tinggi, yakni RON 95, yang secara kualitas oktannya berada di atas Petamax yang memiliki RON 92.

Dilansir dari Reuters, Menteri Keuangan Malaysia Tengku Zafrul Aziz mengatakan, pemerintah Malaysia menghabiskan 2 milir ringgit untuk menyubsidi bensin dan diesel pada Januari lalu.

Nilai subsidi ini meningkat hampir sepuluh kali lipat dibandingkan bulan yang sama pada tahun lalu. Sementara sepanjang tahun 2021, Malaysia menghabiskan 11 milir ringgit untuk subsidi BBM.

Pemerintah Malaysia berharap, dengan skema subsidi negara untuk BBM, masyarakat rentan bisa terbantu dan bisa memacu pertumbuhan ekonomi lebih tinggi.

“Jadi kenaikan subsidi perlu diimbangi dengan tambahan pendapatan dan

Rencana kenaikan harga Pertamax

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerjasama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan, tingginya harga minyak dunia yang kini masih berada di atas 100 dollar AS per barrel sangat berpengaruh terhadap harga BBM.

Harga jual BBM umum RON 92 pada Maret 2022 yang sebesar Rp 14.526 per liter pun berdasarkan realisasi perkembangan harga BBM di bulan sebelumnya, di mana harga minyak pada Februari 2022 belum setinggi Maret 2022.

"Dengan mempertimbangkan harga minyak bulan Maret yang jauh lebih tinggi dibanding Februari, maka harga keekonomian BBM umum RON 92 April 2022 akan lebih tinggi lagi dari Rp 14.526 per liter, bisa jadi sekitar Rp 16.000 per liter," ujar Agung dalam keterangannya.

Sebelumnya, pemerintah juga sudah pernah memberikan sinyal kenaikan harga Pertamax. Seperti Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang berkomentar bahwa Pertamax selama ini dikonsumsi oleh masyarakat golongan atas.

Baca juga: Sinyal Kenaikan Harga Pertamax, Bakal Naik Jadi Berapa?

Ia menilai, Pertamax bisa saja terkena imbas dari kenaikan harga minyak dunia karena termasuk BBM non subsidi.

"Pertamax bisa saja terkena imbas kenaikan harga minyak dunia karena termasuk BBM yang enggak disubsidi dan dia konsumsi masyarakat golongan atas," ungkapnya dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2022.

Sementara Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengusulkan perlu adanya penyesuaian ulang harga jual Pertamax. Menurutnya, jika Pertamax tetap dijual dengan harga kisaran Rp 9.000 per liter, itu artinya Pertamina malah mensubsidi mobil-mobil mewah.

Ia mengatakan, porsi konsumsi Pertamax sekitar 13 persen dari total konsumsi BBM nasional, yang sebagian besar penggunanya adalah masyarakat mampu atau pemilik mobil mewah.

"Jadi bisa dikatakan sekarang ini Pertamina mensubsidi Pertamax. Ini jelas artinya, Pertamina mensubsidi mobil mewah yang pakai Pertamax. Jadi ini perlu dihitung ulang supaya ada keadilan, jangan sampai Pertamina beri subsidi besar kepada mobil mewah yang pakai Pertamax," ujar Arya kepada media.

Baca juga: Dirut Pertamina Proyeksikan Konsumsi Solar Bakal Melebihi Kuota

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Kapan harga Pertalite naik 2022?

Seperti diketahui, pemerintah telah memutuskan kenaikan harga Pertalite, Solar, dan Pertamax pada 3 September 2022 lalu.

Berapa harga Pertalite saat ini?

Sementara, pemerintah justru mengerek harga pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10 ribu per liter sejak 3 September 2022. Begitu juga dengan pertamax yang naik dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter.

Kapan harga Pertalite naik?

Sebagai informasi, pemerintah telah resmi menaikkan harga tiga jenis BBM mulai Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30 WIB. Perinciannya, harga Pertalite naik dari Rp 7.650 menjadi Rp 10.000 per liter, Solar naik dari Rp 5.150 menjadi 6.800 per liter, dan Pertamax naik dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.

Kapan BBM turun 2022?

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah badan usaha penyedia Bahan Bakar Minyak (BBM) kompak menurunkan harga produk BBM-nya per 1 Oktober 2022. Tak hanya PT Pertamina (Persero), harga BBM milik Shell Indonesia, Vivo Energy dan BP-AKR juga mengalami penurunan.