Puisi lama yang terdiri atas 2 baris dalam satu bait dan memiliki irama sama disebut

Puisi Lama – Pengantar

Puisi menjadi tulisan sastra yang begitu akrab di telinga banyak orang. Apalagi sekarang, teman-teman bisa membuat puisi tanpa beragam syarat ataupun ketentuan. Inilah yang disebut sebagai puisi modern. Namun, tahukah kalian bahwa puisi sudah berkembang dari zaman lampau dan memiliki banyak jenis? Tidak seperti puisi modern yang cenderung bebas,  puisi lama memiliki berbagai ketentuan dalam pembuatannya. Berikut ini pembahasan lengkapnya.

Pengertian Puisi Lama

Apa perbedaan puisi lama dan puisi baru? Secara mudahnya, puisi lama adalah jenis puisi yang terikat beragam aturan dari segi  rima, bait, hingga suku katanya. Tiap jenisnya memiliki ketentuan yang berbeda dengan jenis lainnya. Berikut ini adalah beragam jenisnya beserta aturan yang mengikatnya.

Lihat juga materi StudioBelajar.com lainnya:
Pantun
Unsur Intrinsik Puisi

Jenis-jenis Puisi Lama

Puisi lama yang terdiri atas 2 baris dalam satu bait dan memiliki irama sama disebut

sumber gambar: slideshare.net

Pantun

Jenis puisi lama yang satu ini pastinya sudah akrab di telinga kalian. Berasal dari kata panutun asal Minangkabau, jenis yang satu ini awalnya dipakai untuk menjalin pergaulan di masyarakat. Mengenai ciri-ciri dari pantun pun cukup banyak, seperti di bawah ini.

  1. Tiap bait terdiri atas empat baris.
  2. Tiap baris terdiri atas 8—12 suku kata.
  3. Memiliki rima a-b-a-b
  4. Baris pertama dan kedua berisi sampiran, yakni kata-kata pembuka yang tidak atau kurang berkaitan dengan maksud pantun.
  5. Baris ketiga dan keempat berisi isi dari puisi ini.

Contoh:

Berjalan di terik hingga lena Haruslah beristirahat agar tiada mati Gerutu itu tiada berguna

Rasa syukurlah yang buat hidup berarti

Karmina

Memiliki syarat yang tidak berbeda jauh dengan pantun, karmina bisa dibilang adalah jenis pantun  singkat. Ciri-cirinya sendiri sebenarnya tidak terlalu berbeda dengan pantun, seperti di bawah ini.

  1. Tiap bait terdiri atas dua baris.
  2. Tiap baris terdiri atas 8—12 suku kata
  3. Rima ada di tiap frasa dengan pola a-b-a-b
  4. Frasa pertama di baris pertama berima sama dengan frasa pertama di baris kedua, begitu pula dengan frasa selanjutnya di tiap baris.
  5. Baris pertama adalah sampiran, sedangkan isi ada di baris kedua.

Contoh:

Dahulu parang sekarang besi
Dahulu sayang sekarang benci

Puisi lama yang terdiri atas 2 baris dalam satu bait dan memiliki irama sama disebut

Talibun

Jika karmina dapat dikatakan sebagai puisi singkat, talibun adalah sebaliknya. Jenis puisi lama yang satu ini seperti pantun, namun memiliki baris yang lebih panjang. Berikut ini adalah aturannya:

  1. Tiap baitnya memiliki baris berjumlah genap, namun lebih dari empat.
  2. Jumlah suku kata tiap baris berkisar 8—12.
  3. Memiliki rima a-b-c-a-b-c.
  4. Setengah dari jumlah baris per bait di bagian awal adalah sampiran, selanjutnya isi.

Contoh:

Mencari batu sepanjang lima senti Batu diambil lalu letakkan sejajar Jangan lupa diatur mengelilingi gelas Jika setiap hari bermain tiada henti Tak pernah ada waktu untuk belajar

Jangan kaget nantinya tinggal kelas

Seloka

Jika dilihat dari strukturnya, jenis puisi lama yang satu ini sangat mirip dengan pantun. Yang paling membedakan keduanya adalah letak isi. Berikut ini adalah ciri lain dain seloka.

  1. Tiap bait minimal terdiri atas empat baris, dapat lebih asal genap.
  2. Tiap baris terdiri atas 8—12 suku kata.
  3. Tiap baris adalah isi puisi.
  4. Memiliki rima a-b-a-b

Contoh:

Warna merah menghias kuku Cantik nia kala dipandang Sang istri menjadi sendu

Karena mertua tak kunjung bertandang

Mantra

Tidak ada ciri khusus untuk mantra. Puisi lama yang dianggap memiliki kekuatan gaib ini dapat dikatakan sebagai jenis puisi lama yang pertama kali berkembang. Satu-satunya ciri khas dari mantra adalah ada sebagian kata-kata yang diulang untuk memberi rasa sugesti bagi yang mendengar.

Syair

Jenis yang satu ini lebih ke arah bercerita. Mengenai aturannya sendiri, antara lain sebagai berikut.

  1. Tiap bait terdiri atas empat baris.
  2. Tiap baris terdiri atas 8—12 suku kata.
  3. Setiap baris adalah isi dan saling berkait.
  4. Memiliki rima a-a-a-a.

Contoh:

Pada zaman dahulu kala Tersebutlah sebuah cerita Tentang negeri yang aman sentosa

Dipimpin raja nan bijaksana

Gurindam

Jika karmina dapat dikatakan sebagai pantun singkat, gurindam adalah syair yang singkat. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut.

  1. Tiap bait terdiri atas dua baris.
  2. Tiap baris terdiri atas 8—12 suku kata.
  3. Memiliki rima a-a.
  4. Tiap baris adalah isi.

Contoh:

Kurang pikir kurang siasat
Tentu dirimu akan tersesat

Judul artikel: Puisi Lama Kontributor Teodora Nirmala Fau

Alumnus Program Studi Bahasa Indonesia UI

Materi belajar StudioBelajar.com lainnya:

  1. Unsur Intrinsik Cerpen
  2. Cara Menulis Resensi
  3. Jenis-jenis Paragraf

Puisi lama yang terdiri atas 2 baris dalam satu bait dan memiliki irama sama disebut

Puisi lama yang terdiri atas 2 baris dalam satu bait dan memiliki irama sama disebut
Lihat Foto

KOMPAS.com/Gischa Prameswari

Ilustrasi puisi lama

KOMPAS.com - Puisi lama merupakan puisi yang terikat dengan aturan-aturan khusus. Aturan tersebut berkaitan dengan jumlah kata dalam tiap barisan, jumlah baris, irama, serta rima. 

Ciri-ciri puisi lama 

Ciri-ciri puisi lama di antaranya: 

  • Disampaikan dari mulut ke mulut 
  • Tidak diketahui siapa pengarangnya
  • Gaya bahasanya tetap dan klise
  • Terikat dengan jumlah baris dalam bait, jumlah suku kata, rima, dan irama. 
  • Dipengaruhi unsur tradisi atau adat istiadat

Jenis-jenis puisi lama 

Dikutip dari buku Konsep Dasar Kesusastraan (2018) karya Rian Damariswa, berikut jenis-jenis puisi lama, yakni: 

Pantun

Pantun adalah bentuk puisi lama Indonesia yang terdiri dari emoat baris yang bersajak ab-ab atau aa-aa. Beberapa ciri-ciri pantun, yakni: 

  • Pantun biasanya terdiri atas empat baris yang bersajak ab-ab atau aa-aa
  • Baris pertama dan baris kedua adalah sampiran 
  • Baris ketiga dan keempat merupakan isi 
  • Pantun berisi nasihat, lelucon, dan hiburan. 

Contoh pantun, yakni: 

  • Setiap pagi bunga ku rangkai Di pot bunga agar terlihat mata Jangan kau suka membuang sampah ke sungai 

    Nanti bisa meluap dan banjir akibatnya

  • Burung merpati burung cendrawasih Hinggap di ranting rumah pak badu Bersama adik bertukar kasih 

    Hidup bahagia tentram selalu

Baca juga: Unsur Bahasa dalam Puisi

Mantra

Mantra merupakan salah satu karya sastra Melayu yang isinya sering dianggap memiliki kekuatan gaib. Di mana kekuatan tersebut dapat menyembuhkan orang sakit atau mendatangkan marabahaya bagi orang lain. 

Beberapa ciri-ciri mantra yakni: 

  • Mempunyai rima a-b-c-a-b-c atau a-b-c-d-a-b-c-d
  • Bersifat lisan 
  • Terdapat perulangan
  • Memiliki majas metafora
  • Misterius

Contoh dari mantra, seperti: 

  • Sihir lontar pinang lontarTerletak di ujung bumiSetan buta jembalang tua

    Aku sapa tidak berbunyi

  • Manunggaling Kawula GustiYa Murubing BumiSirku Sir Sang Hyang Widhi

    Kinasih kang asih

Seloka

Seloka merupakan pantun dengan beberapa bait saling menyambung. Sering juga disebut oantun berantai. Baris pertama dan ketiga pada bait kedua menggunakna isi yang sama dengan baris kedua dan keempat dari bait pertama. 

Seloka berisi pepatah atau perumpamaan dengan pesan yang disampaikan dengan candaan, sindiran, atau ejekan. 

Contoh seloka yaitu:

  • Sudah bertemu kasih sayangDuduk termangu malam siangHingga setampak tiada renggang

    Tulang sendi habis terguncang

  • Disengat lebah menjadi kuatOrang kuat karena berolahragaSupaya jadi manusia bermanfaat

    Banyak syukur dengan apa yang ada

  • Mawar mekar dihampiri lebahDisengat lebah menjadi kuatBelajar giat ilmu bertambah

    Supaya jadi manusia bermanfaat

Baca juga: Puisi: Definisi dan Ciri-cirinya

Gurindam

Dilansir dari buku Apresiasi Sastra Indonesia (2008) oleh Kosasih, gurindam yaitu salah satu jenis puisi yang memadukan sajak dan peribahasa. Jumlah baris gurindam hanya dia dengan rima a-a. 

Baris dalam gurindam disebut syarat dan akibat. Syarat ada di baris pertama, sedangkan akibat ada di baris kedua. 

Berikut contoh dari gurindam, yaitu: 

  • Barang siapa tiada memegang agama
    Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama
  • Gendang gendut tali kecapi
    Kenyang perut senang hati
  • Rajin belajarlah di usia muda
    Jangan pernah kamu menunda-nunda

Talibun 

Talibun adalah pantun yang memiliki susunan genap antara enam sampai sepuluh baris. Tiap bait dibagi menjadi sampiran dan isi. 

Baris sampiran dan isi ditentukan oleh jumlah baris keseluruhan yang kemudian dibagi dua. Umumnya digunakan dalam acara berbalas pantun sebagai pengganti pantun empat larik seuntai. 

Contoh talibun, yaitu: 

  • Pasang wajah muka memelasOrang sekitar sampai kesalHingga semua berpaling mukaTuntutlah ilmu dengan ikhlasAgar kelak tak menyesal

    Siap menghadapi tantangan dunia

  • Buah nangka manis rasanya tak enak getahnyaBerduri-duri namun tak tajam nan lembut luarnyaSusahlah payah pak petani menanam buah nangkaMaka dari itulah jangan kau buang sia-siaJanganlah engkau berbuat jahat kepada sesamaNiscaya balasan berat yang engkau terima dari Yang Maha KuasaDi akhirat engkau akan dimasukkan Nya ke dalam neraka

    Di dunia pun engkau akan hidup sengsara

Baca juga: Puisi Yang Fana adalah Waktu karya Sapardi Djoko Damono 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.