Sebutkan 5 pengaruh tradisi Hindu yang sampai saat ini dapat kita lihat

Sebutkan 5 pengaruh tradisi Hindu yang sampai saat ini dapat kita lihat

rbrudolph

Pengaruh Kebudayaan Hindu-Buddha dibuktikan dengan adanya peninggalan-peninggalan sejarah.

GridKids.id - Kids, sebelumnya kamu sudah mempelajari tentang pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha terhadap kehidupan masyarakat nusantara.

Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha begitu melekat pada masyarakat bahkan hingga hari ini. Banyak sekali peninggalan kebudayaan Hindu-Buddha yang masih bisa kita lihat dan pelajari sejarahnya.

Salah satu faktor yang membuat kebudayaan dan peninggalan Hindu-Buddha begitu melekat pada masyarakat Indonesia adalah karena selalu ada bentuk toleransi kebudayaan yang berwujud akulturasi dalam berbagai aspek dalam masyarakat.

Seperti misalnya konsep candi sebagai bangunan tempat berdoa kepada dewa di agama Hindu yang juga ditemukan dalam budaya masyarakat nusantara ketika itu.

Baca Juga: 5 Candi Terbesar di Indonesia, Salah Satunya Masuk Daftar UNESCO sebagai Salah Satu Keajaiban Dunia

Bangunan atau arsitektur Hindu-Buddha juga lekat dengan peninggalan kebudayaan asli masyarakat nusantara yang sebelumnya meyakini nenek moyang dan juga benda-benda bertuah.

Kali ini kamu akan diajak untuk mengetahui peninggalan-peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia. Yuk, simak uraian lengkapnya di bawah ini.

1. Candi

Sebutkan 5 pengaruh tradisi Hindu yang sampai saat ini dapat kita lihat

3422763

Candi Prambanan adalah salah satu peninggalan bercorak hindu yang dibangun oleh Kerajaan Mataram Kuno pada abad ke-9.

Bangunan candi yang ada di Indonesia memiliki corak berbeda dari negeri asal kepercayaan Hindu-Buddha berasal.

Karakter candi sangat bergantung dengan karakter dari kerajaan yang membangunnya.

Misalnya, candi di wilayah Jawa Tengah bagian utara biasanya berbentuk melingkar, di mana candi-candi kecil melingkari candi utama yang berukuran besar.

Ini merupakan gambaran susunan masyarakat yang menganggap raja sebagai pusat dari dunia dan memegang kekuasaan tertinggi. Candi-candi di wilayah Jawa Tengah utara bercorak candi Hindu.

Baca Juga: Berjaya pada Abad Ke-12, Berikut 4 Candi Peninggalan dari Kerajaan Singasari di Malang

Sedangkan pada candi-candi di Jawa Tengah bagian selatan umumnya berukuran sama besar, dan enggak ada candi yang ukurannya lebih besar daripada yang lain.

Ini merupakan gambaran masyarakat demokratis dan menempatkan posisi raja dan rakyat dengan setara. Hal ini serupa dengan karakter Buddha yang enggak menganut sistem kasta.

Selanjutnya, candi-candi di Jawa Timur biasanya menempatkan candi utama yang besar di bagian belakang, sedangkan candi-candi kecil berada di bagian depan.

Letak bangunan ini menunjukkan bahwa raja berperan sebagai pemersatu masyarakat.

Bangunan candi di Indonesia enggak hanya ditemukan di pulau Jawa, tapi juga terdapat di pulau lain seperti di candi Muara Takus di Sumatera.

2. Yupa/ Prasasti

Yupa/Prasasti adalah sebuah tugu batu yang digunakan sebagai tugu peringatan.

Baca Juga: Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno, Salah Satunya Prasasti Canggal

Yupa/Prasasti ditulis dengan aksara Pallawa dan menggunakan bahasa sansekerta.

Keberadaannya digunakan untuk bahan interpretasi para sejarawan untuk mengungkap sejarah masa Hindu-Buddha di Indonesia.

3. Kitab dan Karya Sastra

Masa Hindu-Buddha meninggalkan beberapa kitab dengan isi yang beragam.

Ada yang berisikan cerita, berita sejarah, atau dongeng-dongeng. Kitab peninggalan masa Hindu-Buddha umumnya berbentuk syair.

Kitab-kitab atau karya sastra tersebut, di antaranya:

  • Kitab Bharatayuda karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh
  • Kitab Smaradhana karya Mpu Dharmaja
  • Kitab Negarakertagama karya Mpu Prapanca
  • Kitab Sundayana yaitu sebuah kitab yang berisi tentang peristiwa Bubat

4. Arca

Sebutkan 5 pengaruh tradisi Hindu yang sampai saat ini dapat kita lihat

travelphotographer

Salah satu Arca Buddha di Situs Candi Borobudur.

Arca adalah batu yang dipahat membentuk manusia atau binatang yang biasanya digambarkan sebagai orang atau tokoh maupun dewa-dewa tertentu menurut kepercayaan agama Hindu-Buddha.

Beberapa arca peninggalan Hindu-Buddha, di antaranya adalah arca Syiwa, Brahma, Wisnu, Buddha, dan Dhyani Boddhisatwa.

5. Relief

Sebutkan 5 pengaruh tradisi Hindu yang sampai saat ini dapat kita lihat

3422763

Salah satu relief di dinding Candi Prambanan.

Relief adalah pahatan tulisan atau gambar yang biasanya terdapat pada dinding candi.

Beberapa relief biasanya merupakan gambaran kehidupan pada suatu masa atau pengalaman hidup raja yang bertahta.

Selain itu, relief juga bisa menggambarkan jalan hidup para dewa-dewa yang disembah para penganut agama Hindu-Buddha.

Baca Juga: Inilah Alasan UNESCO Menetapkan Candi Borobudur Sebagai Warisan Dunia, Soal Belajar dari Rumah TVRI

Itulah lima peninggalan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia. Hasil kebudayaan tersebut masih bisa kita lihat dan kita pelajari di situs-situs bersejarah yang tersebar di berbagai lokasi di Indonesia.

----

Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Pesona keindahan alam di Pulau Bali memang sudah tidak perlu diragukan lagi. Sepanjang pulau kita dapat menikmati keindahan alam yang terbentang, mulai dari gunung, pantai bahkan danau. Namun, ada hal unik yang membuat Bali menjadi lebih istimewa, yaitu pelestarian budaya yang sangat terasa pada sendi kehidupan masyarakatnya. Berkunjung ke Bali terasa lebih spesial jika kita berhasil mendapatkan momen seru dengan menyaksikan upacara adat di Bali. Umumnya upacara adat tersebut dapat disaksikan oleh wisatawan untuk sekadar menyaksikan atau mendokumentasikannya.

Berikut antara lain tujuh upacara adat di Pulau Bali yang memiliki keunikan tersendiri:

1.    Upacara Ngaben

Upacara ngaben merupakan upacara pembakaran jenazah di Bali yang dipercaya oleh masyarakat Hindu Bali sebagai ritual untuk menyempurnakan jenazah kembali ke Sang Pencipta. Upacara Ngaben terbagi menjadi tiga jenis yaitu: Ngaben sawa Wedana, Ngaben Asti Wedana, dan Swasta. Upacara Ngaben Sawa Wedana dilakukan setelah jenazah diawetkan sebelum waktu ritual pembakaran berlangsung. Sementara itu, Ngaben Asti Wedana dilakukan setelah jenazah dikubur terlebih dahulu. Terakhir, upacara Swasta dilakukan bagi penduduk Bali yang meninggal di luar daerah atau yang jasadnya tidak ditemukan.

 Mengingat banyaknya biaya yang akan dikeluarkan untuk upacara Ngaben, maka tidak semua penduduk Bali bisa melaksanakan upacara ini untuk keluarga yang meninggal dunia. Namun, pemerintah baik desa adat maupun Pemerintah Provinsi mengadakan upacara ngaben massal yang diperuntukkan bagi keluarga yang kurang mampu agar jasad para leluhurnya dapat disucikan atau dibersihkan sesuai dengan ajaran agama Hindu. Jadi, Upacara Ngaben memang tidak akan selalu dilaksanakan dan tidak dapat diprediksi.

 2.    Upacara Melasti

Upacara Melasti merupakan upacara pensucian baik untuk diri serta benda sakral milik Pura. Dalam kepercayaan agama Hindu sumber air seperti danau, laut maupun mata air merupakan sumber kehidupan atau tirta amerta. Dalam acara ini, masyarakat berbondong-bondong menuju laut atau sumber air dengan berpakaian putih serta membawa perlengkapan persembahyangan dan biasanya mengusung pratima, benda atau patung yang disakralkan untuk dibersihkan secara sekala dan niskala.

 Tujuan dari upacara ini adalah meningkatkan bhakti pada para Dewa dan manifestasi Tuhan serta meningkatkan kesadaran umat Hindu agar mengembalikan kelestarian lingkungan. Jika ingin menyaksikan upacara adat ini, datanglah 3 atau 4 hari sebelum perayaan Nyepi dilaksanakan  dan menginap di hotel-hotel yang berdekatan dengan kuil Hindu yang cukup besar seperti di Kuta atau Uluwatu.

 3.   Hari Raya Saraswati

Hari Raya Saraswati adalah hari raya untuk merayakan ilmu pengetahuan. Pada hari raya ini, umat Hindu Bali biasanya melakukan upacara khusus untuk memuja atau mengagungkan Dewi Saraswati yang dipercaya membawa ilmu pengetahuan di bumi hingga membuat semua orang di dunia menjadi pintar dan terpelajar. Semua yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan seperti buku dan kitab didoakan dalam upacara Saraswati. Tak hanya itu, biasanya ditampilkan pula pentas tari dan pembacaan cerita hingga semalam suntuk

 4.    Hari Raya Galungan

Galungan berasal dari bahasa Jawa Kuno dan berarti ‘Menang’. Sesuai dengan asal namanya, upacara adat di Bali yang satu ini bertujuan merayakan kemenangan melawan kejahatan. Selain itu, upacara Galungan juga digelar untuk memperingati terciptanya alam semesta beserta isinya. Rangkaian hari raya Galungan sudah berlangsung sekitar 25 hari sebelum hari raya Galungan. Setiap 210 hari perhitungan kalender Bali, umat Hindu di Bali merayakan Hari Raya Galungan.

 5.   Upacara Mepandes

Dikenal juga dengan nama Metatah atau Mesuguh, upacara adat Mepandes dilakukan ketika seorang anak mulai memasuki masa remaja. Dalam Upacara Mepandes ini, 6 buah gigi taring bagian atas anak-anak yang beranjak dewasa akan dikikis. Upacara pemotongan gigi ini digelar dengan tujuan untuk menghilangkan nafsu buruk seperti keserakahan, kecemburuan, marah, dan sebagainya.

6.    Upacara Ngerupuk

Upacara Ngerupuk dilakukan tepat sehari sebelum hari Nyepi tiba dan masyarakat wajib melakukan persembahan kepada Bhuta Kala, dengan tujuan mengusir Bhuta Kala agar tidak menggangu kehidupan manusia saat sedang melakukan brata penyepian. Ritual dimulai dengan mengobori rumah, menyemburi rumah serta pekarangan dengan mesiu, dan memukul benda hingga menimbulkan suara gaduh. Setelah ritual adat di Bali ini selesai, biasanya akan ada pawai ogoh-ogoh yang diarak bersama obor mengelilingi kawasan tinggal warga.

 7.   Upacara Tumpek Landep

Tumpek Landep merupakan upacara yang dilakukan oleh masyarakat Bali untuk menyucikan senjata dan peralatan yang dimiliki, dengan sesaji dan doa-doa. Upacara ini akan dipimpin oleh pemuka adat, dan dilakukan di Pura yang dianggap sakral dan memiliki lokasi yang tepat.Seluruh senjata dan peralatan milik masyarakat yang disucikan diharapkan dapat memberikan keberkahan bagi para pemilik senjata dan peralatan tersebut.

Sehubungan dengan kondisi pandemi COVID-19 yang belum selesai, pada September 2020 Pemerintah Provinsi Bali bersama Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) dan Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali mengeluarkan surat edaran yang berkaitan dengan penerapan protokol kesehatan saat melakukan kegiatan ritual adat dan budaya tersebut. Surat edaran itu intinya membatasi kegiatan adat dan budaya yang menyebabkan keramaian. Dalam pelaksanaannya, Pecalang selaku satuan pengamanan adat bersama tokoh-tokoh desa adat menjadi garda terdepan dalam mengontrol penerapan protokol kesehatan. Kepatuhan warga terhadap aturan adat dan tokoh adatnya menjadi kunci dalam mengantisipasi kondisi saat ini.

 Jika pandemi telah berlalu dan anda berkesempatan untuk berlibur ke Bali, sempatkan waktu untuk menyaksikan upacara adat di Bali ini ya.

 (Penulis : Corry Wulandari dan Putu Oktaviani Putri Sumardhana)