Tulislah beberapa ajaran sosial Gereja dan 2 diantaranya jelaskan

Ajaran Sosial Gereja dalam Karya-karya dan Kegiatan Sosial Masyarakat

Tulislah beberapa ajaran sosial Gereja dan 2 diantaranya jelaskan

Gereja sebagai kesatuan umat Kristiani tidak bisa dilepaskan dari jati keberadaannya untuk mewartakan kerajaan Allah di tengah masyarakat. Oleh karena itu pembaharuan relasi-relasi sosial berdasarkan Ajaran Sosial Gereja selalu menjadi kekuatan dalam usaha membangun solidaritas, keadilan dan perdamaian. Bagi umat Kristiani yang sedang mewujudkan tahun 2020 menjadi Tahun keadilan, karya-karya dan kegiatan umat menjadi wujud nyata iman dalam ranah sosial.

Paus Paulus VI, dalam Ensiklik Populorum Progressio (Maret, 1967, 15), menyampaikan kerangka perkembangan terpadu manusia dan perkembangan solidaritas dengan semua umat manusia. “Dalam rencana Allah setiap manusia lahir untuk mengusahakan pemenuhan dirinya. Bagi tiap orang kehidupan dipanggil oleh Allah untuk tugas tertentu.” (DOCAT Indonesia. Apa yang harus dilakukan?, 2016:86). Umat Kristiani secara khusus juga dipanggil dalam tugas menjadi bagian masyarakat untuk memperhatikan dan merawat (caring) relasi sosial sehingga perdamaian, kerukunan dan keamanan dalam masyarakat terjaga. Masyarakat yang penuh damai dan saling memperhatikan merupakan kondisi dan lingkungan yang diperlukan untuk membangun solidaritas, keadilan dan perdamaian.

Ensiklik Laudato Si (Paus Faransiskus, 24 Mei 2015, 70) menegaskan Ajaran Sosial Gereja berdasarkan makna kisah tentang Kain dan Habel. Kecemburuan telah mendorong Kain melakukan ketidakadilan luar biasa melawan saudaranya. Kain terkutuk dan terasing dari tanah,
karena mengabaikan tugas untuk memelihara dan menjaga hubungan baik dengan sesama yang harus diperhatikan dan dilindungi, menghancurkan hubungan dengan diri sendiri, dengan orang lain, dengan Allah dan dengan bumi (Bdk. Martin Harun (Penerjemah), Laudato Si’. Terpujilah Engkau, 2016:45). Lebih lanjut diuraikan, “… bahwa semuanya terhubung dan perlindungan autentik untuk hidup kita sendiri dan hubungan kita dengan alam tidak dapat dilepaskan dari persaudaraan, keadilan dan kesetiaan kepada pihak lain.” (DOCAT Indonesia. Apa yang harus dilakukan?, 2016:67).

Berkaitan dengan bagaimana mencapai tatanan ekonomi yang melayani sesama dan kesejahteraan umum? (DOCAT Indonesia. Apa yang harus dilakukan?, 2016:167), DOCAT 173 memberikan pegangan umat Kristiani bahwa semuanya tergantung pada penyatuan faktor-faktor keadilan dan kasih terhadap sesama dalam kegiatan sehari-hari. Orang Kristiani bukan hanya berkesempatan tetapi juga bertugas meningkatkan kondisi hidup masyarakat yang sangat manusiawi. Sebelum seorang Kristiani membantu orang lain, dia harus mempersiapkan diri sendiri. Dengan begitu, dia sendiri dapat menjamin komitmennya untuk menngoptimalkan keadaan ekonomi dan Lembaga kemasyarakatan (DOCAT Indonesia. Apa yang harus dilakukan?, 2016:67). Oleh sebab itu, umat Kristiani tidak perlu ragu lagi untuk berbagi karya-karya solusi atas permasalahan sosial di tengah masyarakat dan melakukan kegiatan konkrit bersama tetangga lingkungan sekitar untuk mengusahakan keadilan bersama dan peningkatan kesejahteraan.

 Penulis : Andreas Yumarma

Sumber:- Bismoko Mahamboro dan tim Kanisius (penerjemah), 2016, DOCAT Indonesia. Apa yang harus dilakukan?, Yogyakarta: Penerbit PT Kanisius

- Martin Harun (penerjemah), 2016, 'Laudato Si’. Terpujilah Engkau, Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Penerangan, KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA

Foto : Dokumentasi pribadi Warta Teresa

Ajaran sosial Katolik adalah kumpulan doktrin yang dikembangkan oleh Gereja Katolik mengenai persoalan keadilan sosial, menyangkut isu-isu kemiskinan dan kesejahteraan, ekonomi, organisasi sosial, serta peranan negara. Fondasinya secara luas dianggap telah diletakkan oleh Rerum novarum—suatu ensiklik yang dikeluarkan oleh Paus Leo XIII pada tahun 1891—yang mana menganjurkan distributisme ekonomi dan mengecam kapitalisme maupun sosialisme. Namun akar dari ajaran ini dapat ditelusuri dari tulisan-tulisan para pemikir Katolik seperti St. Thomas Aquinas dan St. Agustinus dari Hippo, juga berasal dari konsep-konsep yang terdapat dalam Kitab Suci dan budaya-budaya Timur Dekat Kuno.[1][halaman dibutuhkan]

Tulislah beberapa ajaran sosial Gereja dan 2 diantaranya jelaskan
Ajaran sosial Katolik

Paus Leo XIII
Rerum novarum

Paus Pius XI
Divini redemptoris
Mit brennender Sorge
Non abbiamo bisogno
Quadragesimo anno

Paus Pius XII
Ajaran sosial

Paus Yohanes XXIII
Mater et magistra
Pacem in terris

Vatikan II
Dignitatis humanae
Gaudium et spes

Paus Paulus VI
Octogesima adveniens
Populorum progressio

Paus Yohanes Paulus II
Laborem exercens
Sollicitudo rei socialis
Centesimus annus
Evangelium vitae

Paus Benediktus XVI
Caritas in veritate

Paus Fransiskus
Laudato si'

Umum
Ajaran sosial Para Paus
Distributisme
Solidaritas
Subsidiaritas
Tranquillitas Ordinis

Tokoh terkemuka
Gaspard Mermillod
René de La Tour du Pin
Heinrich Pesch
Dorothy Day
Óscar Romero
Joseph Bernardin
Hilaire Belloc
G. K. Chesterton
Thomas Woods

  • l
  • b
  • s

Menurut Paus Benediktus XVI, tujuan sesungguhnya adalah "untuk membantu memurnikan akal budi dan untuk berkontribusi, di sini dan saat ini, pada pengakuan dan pencapaian dari apa yang adil. ... [Gereja] harus memainkan perannya melalui argumen rasional dan harus membangkitkan kembali energi rohani yang mana tanpanya keadilan ... tidak dapat unggul dan berhasil baik".[2] Menurut Paus Yohanes Paulus II, dasarnya "bertumpu pada pilar-pilar rangkap tiga martabat manusia, solidaritas, dan subsidiaritas".[3] Keprihatinan ini menggemakan unsur-unsur hukum Yahudi dan kitab para nabi dalam Perjanjian Lama, serta memanggil kembali ajaran-ajaran Yesus Kristus yang tercatat dalam Perjanjian Baru, misalnya pernyataan-Nya bahwa "sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku."[4]

Ajaran sosial Katolik dipandang khas karena kritik-kritiknya yang konsisten terhadap ideologi-ideologi politik dan sosial modern baik yang beraliran kiri maupun kanan: liberalisme, komunisme, feminisme,[5][6] ateisme,[7] sosialisme,[8] fasisme, kapitalisme,[8] dan Nazisme yang mana semuanya telah dikecam, setidaknya dalam bentuk-bentuknya yang murni, oleh beberapa paus sejak akhir abad ke-19.

Doktrin sosial Katolik dianggap telah selalu berupaya untuk menemukan suatu keseimbangan antara keprihatinan bagi seluruh masyarakat, khususnya bagi mereka yang paling lemah dan miskin, serta penghormatan atas kebebasan manusia termasuk hak atas milik pribadi.[9]

  • Adolph Kolping
  • Caritas Internationalis
  • Fidesco International
  • Katekismus Gereja Katolik
  • Teologi Katolik
  • Teologi moral Katolik
  • Curran, Charles E, (2002), Catholic Social Teaching: 1891-Present, Georgetown University Press, ISBN 0-87840-881-9.
  • Harald Jung: Soziale Marktwirtschaft und Weltliche Ordnung, EThD Bd. 21, Berlin 2009, ISBN 978-3-643-10549-3
  • Williams, Thomas D, (2011), The World As It Could Be: Catholic Social Thought for a New Generation, ISBN 0-8245-2666-X.

  1. ^ Enrique Nardoni, translated by Sean Martin (2004). Rise Up, O Judge: A Study of Justice in the Biblical World. Baker Books. 
  2. ^ Paus Benediktus XVI, Deus Caritas Est, 28.
  3. ^ Paus Yohanes Paulus II, Anjuran Apostolik 1999: Ecclesia in America, 55.
  4. ^ Matius 25:40.
  5. ^ Ellen C. Mayock, Domnica Radulescu. Feminist Activism in Academia: Essays on Personal, Political and Professional Change. McFarland. Diakses tanggal 2011-04-08. Lembaga-lembaga Katolik sering kali tergantung pada kemurahan hati para dermawan yang konservatif secara politis maupus religius, waspada atau tidak setuju secara langsung akan feminisme. Tradisi-tradisi Katolik dan posisi-posisi resmi gereja saat ini berseberangan dengan banyak posisi kaum feminis. 
  6. ^ Lynne Bravo Rosewater, Lenore E. Walker. A Handbook of Feminist Therapy: Women's Issues in Psychotherapy. Wiley-Blackwell. Diakses tanggal 2011-04-08. Kekhawatiran lainnya dari kaum feminis, seperti perubahan-perubahan dalam bahasa seksis, telah menjadi suatu isu selama hampir satu dekade di dalam Gereja Katolik Roma dan juga sebagian besar gereja lainnya. 
  7. ^ Catechism of the Catholic Church. Burns & Oates. Diakses tanggal 2011-04-08. 2123 'Banyak di antara orang-orang zaman sekarang yang sama sekali tidak memandang, atau menolak secara tegas, ikatan manusia yang penting dan mesra ini dengan Allah. Dengan demikian ateisme harus dianggap sebagai salah satu masalah yang paling serius pada zaman kita.' 
  8. ^ a b S. Adamiak, E. Chojnacka, D. Walczak, Social security in Poland – cultural, historical and economical issues, Copernican Journal of Finance & Accounting, Vol 2, No 2, p. 16.
  9. ^ S. Adamiak, D. Walczak, Catholic social teaching, sustainable development and social solidarism in the context of social security, Copernican Journal of Finance & Accounting, Vol 3, No 1, p. 14.

  • Pope Leo XIII's Encyclical Rerum novarum
  • "Centesimus Annus Pro Pontifice Foundation" – Vatican foundation established in 1993 to make Catholic Social Teaching more widely known and better understood.
  • Catholic Social Teaching – Provides a comprehensive index of Papal teaching on Social Doctrine as well as articles by Catholic scholars.
  • Sharing Catholic Social Teaching: Reflections of the U.S. Catholic Bishops Diarsipkan 2011-08-06 di Wayback Machine.
  • Compendium of the Social Doctrine of the Church (ISBN 1-57455-692-4)
  • http://www.caritas.org.au/cst Diarsipkan 2020-07-23 di Wayback Machine. Caritas Australia – Catholic Social Teaching and poverty reduction in aid and development work
  • Catholic Social Teaching – OpenCourseWare from the University of Notre Dame
  • VPlater project: modules on CST for on-line study from Newman University, UK
  • [1] – List of the social teachings.
  • Solidarity: The Journal of Catholic Social Thought and Secular Ethics
  • American Solidarity Party — New 3rd party influenced by Catholic Social Teaching

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ajaran_sosial_Katolik&oldid=19701268"