JAKARTA - Berikut ini adalah 10 ilmuwan Indonesia terbaik menurut daftar AD Scientific 2023. Show
Hasil ini dirilis oleh Indeks Ilmiah Alper Doger (AD) atau AD Scientific Index yang menyediakan evaluasi jurnal dan universitas serta merupakan sistem peringkat dan analisis berdasarkan kinerja ilmiah dan nilai tambah dari produktivitas ilmiah para ilmuwan individu. Indeks iilmiah ini memberikan peringkat institusi berdasarkan karakteristik ilmiah dari ilmuwan yang berafiliasi. Sebanyak 1.093.795 ilmuwan di 216 negara yang masuk ke dalam pemeringkatan ini. Untuk Indonesia sendiri, terdapat 29.239 ilmuwan dari 2.225 perguruan tinggi yang mendapatkan penilaian. Para ilmuwan terbaik di Indonesia dari berbagai keilmuan ini dinilai berdasarkan H Index dari i10 index. H Index mengukur jumlah karya yang dihasilkan oleh seorang ilmuwan dan jumlah citasi yang diterima dari publikasi lain.
Jakarta: Guru besar atau profesor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Prof Drs Ec Ir Riyanarto Sarno MSc PhD, kembali masuk untuk kali ketiganya sebagai satu dari 200.409 peneliti dunia dalam Top 2% Scientist in the World: Single Year Impact 2021-2022. Daftar ini dirilis secara daring oleh Stanford University dan Elsevier Report pada 10 Oktober 2022 lalu. Studi tersebut dilakukan oleh Professor John PA Ioannidis MD PhD dari Stanford University, Jeroen Baas dari Elsevier, dan Kevin Boyack dari SciTech Strategies melalui publikasi Updated Science-wide Author Databases of Standardized Citation Indicators versi keempat. Ilmuwan diklasifikasikan menjadi 22 bidang keilmuan dan 176 subbidang dalam pemeringkatan sitasi c-score di luar sitasi diri sendiri (nonself-citation). Menjadi satu-satunya akademisi dari ITS, profesor yang akrab disapa Riyan ini juga tercatat sebagai satu dari 98 peneliti asal Indonesia yang masuk dalam jajaran Top 2% Scientist in the World tersebut. Dosen Departemen Teknik Informatika ITS itu memperoleh nilai c-score sebesar 366 sitasi pada September 2021 hingga September 2022. Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini? “Terkait penelitian terbaru saya, tahun ini saya sudah menerbitkan 16 jurnal terindeks Scopus dan Web of Science (WoS),” papar Riyan dalam siaran pers ITS, Sabtu, 22 Oktober 2022. Lebih rinci, pakar artificial intelligence (AI) pada bidang kesehatan ini pada tahun 2022 menerbitkan satu jurnal terindeks Scopus Quartile 3 (Q3), lima jurnal terindeks Scopus Quartile 2 (Q2), dan sembilan jurnal terindeks Scopus paling tinggi yaitu Quartile 1 (Q1) yang juga memiliki impact factor WoS. Science Citation Index (SCI) dan Science Citation Index Expanded (SCIE) WoS merupakan indeks sitasi yang dikelola oleh Clarivate Analytics yang memiliki standar sitasi jurnal, di mana impact factor tinggi setara dengan Scopus percentile tinggi. Selain jurnal, Riyan juga menghilirkan penelitian berupa pembuatan alat pendukung operasi otak berbasis AI yang disebut Stereotactic untuk menentukan secara akurat lokasi anatomi kecil di dalam otak. Penelitian ini dilakukan karena alat pendukung operasi Stereotactic masih bergantung pada produk impor dan harganya mahal. “Dalam otak, banyak anatomi kecil, contohnya ventral intermediate (VIM) nucleus dengan ukuran hanya sekitar tiga milimeter, sehingga memerlukan alat tersebut dengan ketelitian tinggi,” ungkap dosen yang juga merupakan konsultan berpengalaman dalam audit sistem informasi ini. Meskipun berfokus pada bidang AI serta signal and image processing, Riyan juga menguraikan bahwa pemanfaatan AI sejatinya bisa diaplikasikan pada berbagai teknologi lain. Seperti analisa bisnis, pengembangan teori graf, audit sistem informasi, hingga pendeteksi kecurangan yang bisa dilakukan secara daring. Lebih jauh, AI juga berpotensi untuk diterapkan pada pengembangan teknologi masa depan yaitu rekayasa genetika. Alumnus doktoral University of New Brunswick, Kanada tahun 1992 itu mengungkapkan, penelitian yang dilakukannya tidak hanya sebatas publikasi semata. Namun, Riyan senantiasa hadir dalam mewujudkan hilirisasi hasil riset untuk diproduksi teknologi secara massal, sehingga bisa dimanfaatkan lebih luas oleh masyarakat. “Saya melakukan penelitian dasar, terapan, hingga pengembangan untuk mewujudkan produksi hasil inovasi sehingga tidak terbatas pada tulisan saja,” tandasnya. Adapun dalam melakukan hilirisasi teknologi, Riyan menekankan mengenai pentingnya Tingkat Kesiapterapan Teknologi (TKT) dalam riset. Menyambung pernyataan sebelumnya, dosen kelahiran 1959 tersebut menjelaskan bahwa TKT memiliki sembilan tingkatan. Tingkat pertama hingga ketiga berupa penelitian dasar untuk publikasi, tingkat keempat hingga keenam berupa penelitian terapan untuk menghasilkan prototipe, dan tingkat ketujuh hingga kesembilan berupa hilirisasi hasil riset. Sebagai ilmuwan yang lebih dari tiga dekade berkecimpung dalam riset, Riyan menilai bahwa riset merupakan kegiatan yang vital karena melahirkan penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Dengan demikian, kontribusi keilmuan baru dapat digunakan guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam segala aspek kehidupan. “Setiap ada pengembangan ilmu baru, kita usahakan untuk membuat prototipe yang mengandung kebaruan dari riset dasar,” terangnya. Demi mendorong kemajuan iklim riset, lelaki berkacamata ini berharap agar generasi-generasi muda di Indonesia bersedia terlibat langsung dalam penelitian, terutama demi kontinuitas peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang terus berganti. Ia juga berpesan bahwa mahasiswa pascasarjana merupakan motor penggerak riset di ITS, sehingga ide dan kreativitas harus menyatu untuk menghasilkan berbagai inovasi baru. Sebagai publikasi tahunan, Top 2% Scientist in the World: Single Year Impact 2021-2022 versi keempat dapat diakses melalui laman resmi Elsevier melalui elsevier.digitalcommonsdata.com/datasets/btchxktzyw/4. Sebelumnya, Elsevier sudah menerbitkan versi pertama pada Juli 2019, versi kedua pada Oktober 2020, dan versi ketiga pada Oktober 2021. 1. Isaac Newton(4 Januari 1643 - 31 Maret 1727) 2. Leonhard Euler(15 April 1707 - 18 September 1783) 3. Gottfried von Leibniz(1 Juli 1646 - 14 November 1716) 4. Carl Friedrich Gauss(30 April 1777 - 23 Februari 1855) 5. Michael Faraday(22 September 1791 - 25 Agustus 1867) 6. Alhazen ibn al-Haytham(1 Juli 965 - 6 Maret 1040) 7. Galileo Galilei(15 Februari 1564 - 8 Januari 1642) 8. Nikola Testa(10 Juli 1856 - 7 Januari 1943) 9. Marie Slodowska-Curie(7 November 1867 - 4 Juli 1934) 10. Albert Einstein(14 Maret 1879 - 18 April 1955) 11. Rasa Srinivasa(22 Desember 1887 - 26 April 1920) 12. Louis Pasteur(27 Desember 1822 - 28 September 1895) 13. Johannes Kepler(27 Desember 1571 - 15 November 1630) 14. Liu Hui(Sekitar 225 - 295 iklan) 15. Max Planck(23 April 1858 - 4 Oktober 1947) 16. Augustin-Louis Cauchy(21 Agustus 1789 - 23 Mei 1857) 17. James Clerk Maxwell(13 Juni 1831 - 5 November 1879) 18. Avicenna of Persia (Ibn Sina)(23 Agustus 980 - 22 Juni 1037) 19. Hermann von Helmholtz(31 Agustus 1821 - 8 September 1894) 20. Dmitri Mendeleev(8 Februari 1834 - 2 Februari 1907) 21. Robert Koch(11 Desember 1843 - 27 Mei 1910) 22. Ernest Rutherford(30 Agustus 1871 - 19 Oktober 1937) 23. Nicolaus Copernicus(19 Februari 1473 - 24 Mei 1543) 24. Georg Bernhard Riemann(17 September 1826 - 20 Juli 1866) 25. Zhang Heng(78 - 139 AD) 26. Blaise Pascal(19 Juni 1623 - 19 Agustus 1662)
27. Muhammad Ibn Musa al-Khwarizmi(780 - 850 iklan) 28. Jules Henri Poincaré(29 April 1854 - 17 Juli 1912) 29. Abu Rayhan al-Biruni(5 September 973 - 9 Desember 1048) 30. Kerajaan Isadambad Brunel(9 April 1806 - 15 September 1859) 31. Claudius Galen dari Pergamon(Sekitar 129 - 216 AD) 32. Joseph-Louis Lagrange(25 Januari 1736 - 10 April 1813) 33. Qin Jushao(1208 - 1261) 34. Paul Ehrlich(14 Maret 1854 - 20 Agustus 1915) 35. Archimedes of Syracuse(287 - 212 SM) 36. Nasir al-Din al-Tusi(18 Februari 1201 - 26 Juni 1274) 37. Robert Boyle(27 Januari 1627 - 31 Desember 1691) 38. Pierre-Simon Laplace(23 Maret 1749 - 5 Maret 1827) 39. Daniel Bernoulli(8 Februari 1700 - 17 Maret 1782) 40. Wernher von Braun(23 Maret 1912 - 16 Juni 1977) 41. Henri Becquere(15 Desember 1852 - 25 Agustus 1908) 42. David Hilbert(23 Januari 1862 - 14 Februari 1943) 43. Abu al-Qasim ibn al-Abbas al-Zahrawi(936 - 1013) 44. Zhu Shie(Sekitar 1249 - 1314) 45. Gregor Mendel(20 Juli 1822 - 6 Januari 1884) 46. Amelie Emmy Noah(23 Maret 1882 - 14 April 1935) 47. Antoine Lavoisier(26 Agustus 1743 - 8 Mei 1794) 48. Brahmagupta(Sekitar 598 - 670)
49. Edward Jenner(17 Mei 1749 - 26 Januari 1823) 50. Amedie Avogadro(9 Agustus 1776 - 9 Juli 1856) 51. Zu Chongzhi(429 - 500 AD) 52. James Wattt(30 Januari 1736 - 25 Agustus 1819) 53. René Descartes(31 Maret 1596 - 11 Februari 1650) 54. John von Neumann(28 Desember 1903 - 8 Februari 1957) 55. Omar al-Khayam(18 Mei 1048 - 4 Desember 1131) 56. Simpéon Denis Poisson(21 Juni 1781 - 25 April 1840) 57. Robert Hooke(28 Juli 1635 - 3 Maret 1703) 58. George Washington Carver(5 Januari 1864 - 5 Januari 1943) 59. Niels Bohr(7 Oktober 1885 - 18 November 1962) 60. Joseph Louis Gay-Lussac(6 Desember 1778 - 9 Mei 1850) 61. Aryabhata(476 - 550 iklan) 62. Alessandro Volta(18 Februari 1745 - 5 Maret 1827) 63. Christiaan Huygens(14 April 1629 - 8 Juli 1695) 64. Carl Linnaeus(23 Mei 1707 - 10 Januari 1778)
65. Walther Hermann Nernst(25 Juni 1864 - 18 November 1941) 66. Hippocrates of Cos(Sekitar 460 - 375 SM) 67. Charles-Augustin de Coolmb(14 Juni 1736 - 23 Agustus 1806) 68. Gerolamo Cardano(24 September 1501 - 21 September 1576) 69. Andrey Kolmogorov(25 April 1903 - 20 Oktober 1987) 70. Hans Christian Oersted(14 Agustus 1777 - 9 Maret 1851) 71. Andreas Vesalius(31 Desember 1514 - 15 Oktober 1564) 72. Sergei Pavlovich Korolev(Jannuary 12, 1907 - 14 Januari 1966) 73. Heinrich Hertz(22 Februari 1857 - 1 Januari 1894) 74. Jean Le Rond D'Alembert(17 November 1717 - 29 Oktober 1783) 75. Shen Kuo(1031 - 1095) 76. Madhava dari satu gramma(Sekitar 1340 - 1425) 77. John Dalton(6 September 1766 - 27 Juli 1844) 78. André-Marie Ampère(20 Januari 1775 - 10 Juni 1836) 79. Enrico Fermi(29 September 1901 - 28 November 1954) 80. Claude Bernard(12 Juli 1813 - 10 Februari 1878) 81. Johann Heinrich Lambert(26 Agustus 1728 - 25 September 1777) 82. James Prescott Joule(24 Desember 1818 - 11 Oktober 1889) 83. Seki Kowa Takazuzu(Maret 1642 - 5 Desember 1708) 84. Hendrik Antoon Lorentz(18 Juli 1853 - 4 Februari 1928) 85. Otto Hahn(8 Maret 1879 - 28 Juli 1968) 86. Luigi Galvani(9 September 1737 - 4 Desember 1798) 87. Jean-Baptiste Joseph Forier(21 Maret 1768 - 16 Mei 1830) 88. Ibn Al-Banna 'Al-Marrakushi(29 Desember 1256 - 31 Juli 1321) 89. Georg Simon Ohm(16 Maret 1789 - 6 Juli 1854) 90. William Thomson Kelvin(26 Juni 1824 - 17 Desember 1907) 91. John Barden(23 Mei 1908 - 30 Januari 1991) 92. Li Shizhen(3 Juli 1518 - 26 Mei 1593) 93. James Joseph Sylvester(3 September 1814 - 15 Maret 1897) 94. Vivin Theodore Thomas(29 Agustus 1910 - 26 November 1985) 95. Wilhelm Conrad Roentgen(27 Maret 1845 - 10 Februari 1923) 96. Antonie Van Leeuwenhoek(24 Oktober 1632 - 26 Agustus 1723) 97. Jesse Ernest Wilkins, Jr.(27 November 1923 - 1 Mei 2011) 98. Humphy Davy(17 Desember 1778 - 29 Mei 1829) 99. Lise Meitner(7 November 1878 - 27 Oktober 1968)
100. Alexander Fleming(6 Agustus 1881 - 11 Maret 1955) Siapakah ilmuwan No 1 di dunia?Albert Einstein adalah salah satu ilmuwan paling terkenal di dunia. Dia dulunya adalah orang yang eksentrik yang mungkin satu -satunya ilmuwan di dunia yang telah menjadi nama rumah tangga. Teori relativitas, gravitasi, dan pemahamannya tentang molekul telah mendefinisikan pendekatan baru dalam sains. is one of the most famous scientists in the world. He used to be an eccentric person who was perhaps the only scientist in the world who has become such a household name. His theories of relativity, gravitation and his understanding of molecules have defined new approaches in science.
Siapa 10 Ilmuwan Terbesar di Dunia?10 ilmuwan terhebat sepanjang masa.. Albert Einstein (Kredit: Mark Marturello). Marie Curie (Kredit: Mark Marturello). Isaac Newton (Kredit: Mark Marturello). Charles Darwin (Kredit: Mark Marturello). Nikola Tesla (Kredit: Mark Marturello). Galileo Galilei (Kredit: Mark Marturello). Ada Lovelace (Kredit: Mark Marturello). Siapa ilmuwan terbaik di tahun 2022?Peneliti Geog berada di peringkat 2022 Ilmuwan Top oleh Research.com.. Profesor Shunlin Liang: #143 (dunia), #74 (AS). Profesor Chris Justice: #163 (Dunia), #85 (AS). Profesor Matt Hansen: #302 (Dunia), #166 (AS). Profesor Emeritus John Townshend: #347 (dunia), #185 (AS). Siapakah 5 ilmuwan terhebat sepanjang masa?Daftar berikut memperingati 10 ilmuwan terhebat yang pernah kita lihat yang mengubah dunia ... Nikola Tesla (1856-1943 AD). Albert Einstein (1879-1955 AD) .... Sir Isaac Newton (1643-1727 AD) .... Louis Pasteur (1822-1895 AD) .... Marie Curie Sklodowska (1867-1934 iklan) .... Thomas Alva Edison (1847-1931 AD) .... |