Apa nama wahyu SWT yang dibukukan?

Tulislah contoh teladan yang bisa kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari dari sikap Nabi Muhammad? ​

Ceritakan dengan singkat kisah teladan Nabi Muhammad SAW !​

2 BACHAA RUKOK ADALAH-.​

Nabi Yahya Alaihissalam menentang perkawinan hirodus dan Hiro dia karena​

tolong dong kak pliss, jangan ngasal yaa :)​

Tolong bantu jawab ya kaka 3. apakah yang membuat nabi zakariya yakin mampu memperoleh anak padahal usianya sudah sangat tua? 4. seperti apakah tanda … bahwa nabi zakariya akan memperoleh keturunan 5. kelebihan apakah yang dikaruniakan oleh allah kepada nabi yahya alahis salam

Contoh 5 hadist dan artinya tentang sholat tarawih!​

Suhuf adalah kata dalam Bahasa Arab yang berarti lembaran. Sama seperti Al Quran suhuf juga berisi firman Allah yang diwahyukan kepada para Nabi dan Rasul.

Dahulu sebelum Al Quran dibukukan bentuknya masih berupa suhuf atau lembaran-lembaran. Suhuf tidak hanya ditulis diatas lembaran kertas, tapi juga lembaran-lembaran lainnya.

PENGERTIAN SUHUF

Ada yang ditulis diatas batu, ada yang diatas kulit ternak, hingga diatas pelepah kurma. Hingga saat semua isi Al Quran lengkap barulah suhuf-suhuf tadi dibukukan dalam bentuk kitab Al Quran.

Beberapa Nabi ada juga yang menerima wahyu Allah dan tidak dibukukan atau tidak menerima kitab. Beberapa nabi tersebut, diantaranya Nabi Adam as, Nabi Syith as, Nabi Idris as, Nabi Ibrahim as, dan Nabi Musa as.

PERBENDAAN ANTARA KITAB DAN SUHUF

Pada hakikatnya dari kitab dan suhuf sebenarnya memiliki persamaan, yaitu sama-sama wahyu dari Allah yang diturunkan kepada para RasulNya. Perbedaannya ada pada penyampaian.

Kitab diturunkan Allah kepada RasulNya untuk diajarkan pepada umat manusia sebagai pedoman hidup. Sedangkan suhuf diturunkan kepada Rasul maupun Nabinya, tapi tidak wajib diajarkan kepada manusia.

Isi dari kitab juga lebih lengkap dan lebih rinci dalam bentuk yang dibukukan. Isi daripada suhuf biasanya adalah pujian-pujian kepeda Allah, dzikir, dan nasihat.

Sumber : alquranalfatih

...Berikutnya

tirto.id - Kitab adalah kumpulan wahyu Allah yang disampakan oleh para rasul untuk diajarkan kepada manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup.

Sedangkan suhuf yaitu wahyu allah yang disampaikan kepada rasul, tetapi masih berupa lembaran yang terpisah.

Pengertian Kitab

Seperti ditulis Agus Salim Chaniago dalam Beriman kepada Kitab Allah SWT, kitab merupakan tuntunan awal dan keyakinan bagi suatu agama.

Dalam Islam, kitab mempunyai dua arti, yang pertama perintah dan yang kedua berarti tulisan di atas kertas. Biasanya yang sering dipakai adalah arti yang pertama.

Kitab Allah SWT diturunkan kepada para rasul Allah swt dengan perantaraan malaikat Jibril untuk disampaikan kepada umat manusia.

Pada awalnya kumpulan firman Allah SWT belum tertulis. Kemudian, para sahabat Rasul menuliskannya pada lempengan batu, kulit, dan tulang.

Pengertian Iman kepada Kitab Allah

Iman kepada kitab Allah berarti percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah telah menurunkan kitab-kitab-Nya kepada para Rasul-Nya.

Ajaran yang terdapat di dalam kitab tersebut disampaikan kepada umat manusia sebagai pedoman hidup agar dapat meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Diturunkannya kitab-kitab Allah ini merupakan anugerah bagi manusia, karena manusia dikaruniai akal dan pikiran sehingga dapat mengkaji ilmu pengetahuan yang ada di dalamnya.

Kitab-kitab Allah tersebut juga dapat memberi jalan keluar terhadap setiap masalah dan kesulitan yang dihadapi oleh manusia.

Dengan adanya kitab-kitab Allah ini, manusia dapat membedakan mana yang benar (haq) dan mana yang salah (batil), mana yang bermanfaat dan mana yang mengandung mudarat.

Hal ini seperti terdapat dalam firman Allah SWT berikut ini:

يَّهۡدِىۡ بِهِ اللّٰهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضۡوَانَهٗ سُبُلَ السَّلٰمِ وَيُخۡرِجُهُمۡ مِّنَ الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوۡرِ بِاِذۡنِهٖ وَيَهۡدِيۡهِمۡ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسۡتَقِيۡمٍ

Yahdii bihil laahu manit taba'a ridwaanahuu subulas salaami wa yukhrijuhum minaz zulumaati ilan nuuri bi iznihii wa yahdiihim ilaa Siraatim Mustaqiim

Artinya: "Dengan Kitab itulah Allah memberi petunjuk kepada orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan Kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang itu dari gelap gulita kepada cahaya dengan izin-Nya, dan menunjukkan ke jalan yang lurus". (QS. Al-Maidah: 16)

Pengertian Suhuf

Sementara suhuf atau sahifah adalah wahyu yang diterima oleh nabi-nabi dan rasul Allah SWT yang dikumpulkan, yaitu semacam lembaran atau brosur-brosur kecil.

Kumpulan suhuf itulah yang dinamakan kitab, bentuknya lebih besar dari suhuf. Di antara yang ditulis itu ada yang juga dikumpulkan dan dibukukan menjadi kitab.

Meski demikian, suhuf terkadang diartikan juga dengan kitab. Para rasul Allah SWT yang menerima suhuf-suhuf tersebut ialah Nabi Ibrahim Alaihi Salam dan Nabi Musa Alaihi Salam.

Perbedaan Kitab dan Suhuf

Setelah mengetahui pengertian kitab dan suhuf, maka dapat ditarik kesimpulan ada dua perbedaan antara Kitab dan Suhuf, yakni:

  1. Isi kitab lebih lengkap daripada suhuf;
  2. Kitab dibukukan sedangkan suhuf tidak dibukukan.

Baca juga:

  • Kejumudan dan Mereka yang Menyembah Kitab Suci
  • Mendalami Kitab Suci: dari Nyuhun hingga TafsirWeb & Bisa Quran

Baca juga artikel terkait KITAB SUCI atau tulisan menarik lainnya Dhita Koesno
(tirto.id - tha/fds)


Penulis: Dhita Koesno
Editor: Fitra Firdaus

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Kita semua tahu bahwa ayat pertama yang turun adalah surat al-‘Alaq ayat 1-5. Namun, urutan surat dalam Al-Quran tidak dimulai dari surat tersebut, lalu bagaimana sebenarnya penyusunan Al-Quran hingga seperti saat ini?

Ada banyak pendapat yang mengemukakan tentang metode penyusunan Al-Quran. Berikut ini adalah salah satu di antaranya.

Penyusunan al-Quran Sejak Masa Nabi Muhammad

Sebagian ulama meyakini bahwa metode penyusunan Al-Quran sebenarnya sudah dimulai sejak masa Nabi Muhammad masih hidup. Selain mengajarkan bacaan dan pemahamannya, Rasulullah juga mengajarkan bagaimana letak ayat Al-Quran tersebut nantinya di dalam Al-Quran. Hanya saja, pada saat itu, Al-Quran masih belum dibukukan menjadi kitab seperti sekarang ini.

Salah satu alasan mengapa Al-Quran tidak langsung dibukukan adalah karena wahyu masih belum selesai turun selama Nabi Muhammad masih hidup. Sedangkan, jika penulisan Al-Quran langsung dilakukan, maka kitab Al-Quran akan terus mengalami perubahan karena adanya ayat atau wahyu baru yang datang. Karena itu, proses pembukuan ayat – ayat dalam Al-Quran tidak dilakukan.

Akan tetapi, ada beberapa sahabat yang memang ditugaskan secara khusus untuk mencatat setiap ayat atau wahyu yang turun. Yaitu Zaid bin Tsabit, Ali bin Abi Thalib, Muawiyah bin Abu Sufyan, dan Ubay bin Ka’ab. Mereka menuliskan ayat al-Quran di berbagai media yang bisa digunakan saat itu. Mulai dari pelepah kurma, lempengan batu, daun lontar, kulit atau daun kayu, pelana, hingga potongan tulang binatang.

Ayat Al-Quran Mulai Dibukukan

Setelah Nabi Muhammad wafat, tepatnya saat pemerintahan Abu Bakar, para sahabat mengumpulkan lembaran mushaf tersebut. Kebutuhan untuk menuliskan ayat Al-Quran baru dimulai setelah Perang Yamamah terjadi. Perang tersebut membuat banyak sahabat penghafal Quran syahid. Sehingga, sebagian sahabat khawatir ayat Al-Quran akan menghilang.

Salah satu sahabat yang merasa khawatir adalah Umar bin Khattab. Dia mengadukan hal tersebut kepada Abu Bakar dan mengusulkan untuk menyusun Al-Quran menjadi sebuah kitab. Sayangnya, Abu Bakar menolak karena menganggap Rasulullah tidak melaksanakan atau mengamanahkan hal tersebut.

Namun, setelah beberapa waktu, akhirnya Abu Bakar menyetujui hal tersebut. Dia lalu mengundang Zaid bin Tsabit dan menunjuknya sebagai ketua pelaksana. Zaid yang awalnya menolak seperti Abu Bakar pun akhirnya menyetujui ide tersebut.

Mengumpulkan Al-Quran tentu saja bukan tugas yang ringan. Karena itu, Zaid dibantu oleh banyak sahabat untuk menyelesaikannya. Mereka berupaya mengumpulkan lembaran Al-Quran yang tersebar di berbagai tempat dan media. Lembaran yang sudah terkumpul itu diserahkan kepada Abu Bakar hingga wafat.

Selanjutnya, tugas tersebut dilanjutkan kembali oleh Umar bin Khattab sebagai khalifah setelah Abu Bakar. Setelah Umar meninggal, lembaran Al-Quran yang sudah terkumpul tersebut dijaga oleh istri Rasulullah, Hafshah binti Umar bin Khathtab.

Sejarah Rasm Usmani

Pada masa pemerintahan Utsman, seorang sahabat yang bernama Hudzaifah datang kepada Utsman dan menyampaikan kondisi umat Islam saat itu. Dimana banyak umat Islam yang saling berselisih paham mengenai Al-Quran.

Menanggapi masalah tersebut, Utsman memutuskan untuk meminta Hafshah membawakan lembaran Al-Quran yang ada padanya. Selanjutnya, Utsman memberikan lembaran tersebut kepada Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Zubair, Ibnu Abbas, dan Abdullah bin Haris untuk menyalin al-Quran tersebut menjadi satu kitab.

Hasil dari salinan tersebutlah yang dikenal sebagai Al-Quran dengan kaidah Rasm Usmani atau Al-Quran yang ditulis dengan gaya penulisan Khalifah Utsman bin Affan. Al-Quran dengan kaidah Rasm Usmani masih terus dipakai sampai saat ini di berbagai belahan dunia.

Apa nama wahyu yang dibukukan?

Jawaban. Jawaban: Kitab adalah lembaran wahyu Allah SWT yang telah dibukukan, sementara suhuf adalah lembaran wahyu Allah SWT yang masih berupa potongan-potongan lembaran dan belum dibukukan. Terdapat empat kitab yang telah diturunkan oleh Allah SWT, yakni Taurat, Zabur, Injil dan Al-Quran.

Apa nama wahyu Allah SWT yang di yang tidak dibukukan?

Suhuf adalah wahyu Allah Swt. yang disampaikan kepada para rasul, tetapi masih berupa “lembaran-lembaran” yang terpisah.

Apa nama wahyu Allah Subhanahu Wa Ta Ala yang dibutuhkan?

Alquran merupakan wahyu Allah swt yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw untuk disampaikan kepada umat manusia sebagai pedoman hidup.

Apa nama wahyu Allah SWT yang tidak dibutuhkan?

Suhuf Adalah wahyu Allah yang ditulis dalam lembaran - lembaran Yang belum dibukukan.