Apakah kuning telur bagus untuk MPASI bayi?

Banyak pilihan makanan yang bisa menjadi Makanan Pendamping ASI (MPASI). Anda juga bisa memberikan telur sebagai MPASI sikecil. Kandungan nutrisi dalam telur ayam sangat baik untuk bayi maupun orang dewasa. Pasalnya, telur memiliki kandungan protein dan vitamin yang banyak diperlukan tubuh. Nah, untuk mengetahui kandungan gizi dalam telur, selengkapnya dapat disimak pada artikel dibawah ini:

Kandungan Gizi dalam Telur

Terlu merupakan salah satu bahan pangan yang banyak di konsumsi masyarakat Indonesia. Selain mudah ditemukan, bahan makanan ini juga dikenal sebagai sumber protein yang tinggi. Seorang pakar gizi mengatakan bahwa telur adalah makanan yang paling padat gizi antaranya adalah adalah mengandung 90% kalsium, zat besi dan mineral. Yang mana kandungan ini sebagian besar terdapat dalam kuning telur.

Selain beberapa hal diatas, telur ayam memiliki kandungan berbagai vitamin dan mineral. Seperti vitamin A, asam folat, ribovlafin, vitam B6, zat besi, kalium, kalsium, fosfor dan sumber protein yang amat sangat tinggi.

Bukan hanya itu, kandungan yang terdapat dalam kuning telur pun tidak kalah menggiurkan dibandingkan dengan kandungan diatas. Dalam kuning telur terdapat kandungan vitam A, D dan vitamin E yang akan sangat baik bermanfaat untuk kulit. Dengan demikianlah jenis makanan yang satu ini akan sangat baik diberikan pada anak bayi guna memenuhi kebutuhan gizi dalam masa perumbuhannya.

Telur untuk Bayi

Telur boleh diberikan pada bayi. Selain kandungan nutrisi yang tinggi, tekstur telur yang lembut juga akan memudahkan bayi mencerna makanan ini sehingga akan lebih mudah diserap tubuh.

Kapan telur boleh diberikan pada bayi? Telur dapat diberikan pada bayi jika ia sudah menginjak usia 6 bulan. Telur boleh digunakan sebagai salah satu bahan MPASI. Jika memberikan telur sebagai salah satu MPASI, dahulukan memberikan kuning telurnya terlebih dahulu. Jika muncul reaksi alergi, tunda pemberian telur sampai si kecil berusia 1 tahun.

Memberikan telur pada bayi memang baik apalagi jika mengingat kandungan gizi dan vitamin yang ada didalamnya begitu melimpah. Akan tetapi, pada saat pertama kali menyajikan telur pada mereka, sebaiknya diperlukan perhatian khusus, sebab bila orangtua lalai dalam beberapa hal berikut ini, maka akibatnya bisa fatal. Untuk itu, mari kita ketahui panduan memberikan telur sebagai makanan bayi dibawah ini.

Panduan Memberikan Telur sebagai MPASI

Apakah kuning telur bagus untuk MPASI bayi?

1. Berikan Pada Saat Anak Bayi Sudah Berusia 6 Bulan

Seperti halnya dengan jenis makanan lain, mama boleh menggunakan telur sebagai MPASI jika bayi sudah menginjak usia 6 bulan. Hal ini karena makanan padat yang diberikan sebelum 6 bulan dapat membuat sistem pencernaan bayi bekerja lebih berat dari biasanya.

2. Perhatikan! Putih Telur Adalah Salah Satu Penyebab Alergi

Meski berasa nikmat dan memiliki kandungan vitamin yang melimpah, akan tetapi telur juga bisa menjadi sumber masalah untuk pada penderita alergi. Sementara itu, untuk anak bayi yang baru pertama kali mencicipi telur, anda mungkin belum bisa menentukan apakah anak anda memiliki resiko alergi terhadap bahan makanan ini atau tidak.

Dengan demikian, pada saat memberikan telur sebaiknya dahulukan memberikan kuning telurnya. Bila anda mendapati sesuatu yang tidak beres, atau melihat tanda dan gejala alergi setelah si kecil diberikan telur, maka sebaiknya tunda memberikan telur sebagai makanannya hingga si kecil berusia 1 tahun.

Untuk mengganti jenis makanan pendamping lain, anda bisa memberikan bubur atau puree yang dibuat dari sayuran yang dihaluskan yang memiliki kandungan gizi yang tak kalah banyak dari telur agar kebutuhan gizinya dapat terpenuhi sehingga tumbuh kembangnya bisa berjalan dengan optimal .

3. Kenali Ciri-Ciri Alergi Telur

Penting sekali mengetahui tanda atau ciri dari alergi telur. Hal ini diperlukan guna mengenali tanda yang terjadi pada si buah hati yang mengalami alergi terhadap bahan makanan yang satu ini. Nah, untuk mengetahui tanda dan gejala dari alergi telur berikut ini adalah beberapa hal yang bisa diketahui.

  • Setelah bayi mengkonsumsi telur, akan timbul gatal pada bagian hidung dan keluarnya cairan dari bagian tersebut.
  • Mata bayi yang gatal dan juga disertai dengan berair. Kondisi ini umumnya akan bisa terlihat dari gerak bayi yang mulai melakukan gerakan tangan yang didekatkan pada matanya.
  • Timbulnya bengkak atau ruam merah pada tubuh. Saat ibu menemukan kondisi ini pada si bayi setelah ia mengkonsumsi telur, maka bisa jadi kondisi ruam yang muncul diakibatkan oleh alergi tubuhnya terhadap telur yang ia konsumsi.

Beberapa gejala diatas adalah kondisi dari tanda alergi tubuh terhadap telur. Untuk itu, sebaiknya segera periksakan kesehatan si buah hati ke dokter agar penanganan yang aman dan tepat bisa segera didapatkan.

4. Hindari Menyajikan Telur Setengah Matang Untuk si Buah Hati

Banyak orang yang lebih senang dengan penyajian setengah matang pada telur rebus. Telur yang disajikan dengan metode ini dianggap lebih nikmat dan lebih lezat, sehingga tak sedikit ibu yang masih keliru dengan menerapkan hal ini pada bayi mereka. Kegiatan makan pada si buah hati membuat ibu menyajikan hidangan telur setengah matang sebagai menu makannya.

Selain itu, telur setengah matang dengan kuning telur yang masih meleleh seringkali dianggap keliru dan memberikan manfaat yang lebih baik untuk si buah hati.

Akan tetapi sebaliknya, telur yang dimasak tidak matang atau setengah matang akan sangat berbahaya untuk ibu hamil dan juga bayi. Sebab dalam bagian telur yang belum matang, terdapat bakteri salmonela yang mungkin belum mati. Bakteri ini hanya akan dapat mati pada suhu 71 derajat Celcius.

Untuk itu, sebaiknya pastikan memberikan telur yang disajikan untuk buah hati anda dalam keadaan yang benar-benar matang. Bila anda menyajikan telur rebus, tingkat kematangan yang benar-benar baik adalah dengan merebuskan selama 8 sampai dengan 10 menit.

5. Waspadai Telur Mentah yang ‘Tersembunyi’

Beberapa produk dengan kandungan telur mentah sebaiknya diwaspadai. Seringkali kita tidak sadar bahwa beberapa produk ini sebaiknya tidak diberikan pada bayi, mengingat kandungan telur mentah didalamnya. Beberapa produk yang memiliki kandungan mentah diantaranya adalah mayonaise dan es krim.

Keduanya memang bukanlah jenis makanan bayi, akan tetapi terkadang si kecil akan merengek meminta apa yang sedang dimakan oleh orang dewasa. Tak pelak, kita pun akan merasa tidak tega dengan mengabaikan resiko besar hanya demi membuat anak tidak lagi menangis, meskipun hanya memberikan mereka secuil saja.

Akan tetapi, demi kesehatan si bayi yang terjaga dengan baik sebaiknya tidak memberikan jenis makanan tersebut. Bila memungkinkan hindarkan mengkonsumsi jenis makan ini dihadapan mereka atau mintalah si kakak dan orang lain untuk tidak makan makanan jenis ini didahapan si kecil guna menghindari rengekan si bayi meminta makanan tersebut.

6. Batasi Jumlah Konsumsi Telur yang Diberikan

Biasanya melihat si kecil lahap memakan sesuatu, ibu akan dengan senang hati memberikan jenis makanan tersebut meski dalam jumlah porsi yang banyak. Apalagi jika makanan tersebut sudah bunda pahami sebagai makanan kesukaannya. Tiap kali diberikan makanan ini si kecil akan terlihat girang dan lahap memakannya. Sehingga orangtua pun akan dengan sengaja memberikan si kecil dengan jenis makanan tersebut meski waktu makannya belum tiba.

Akan tetapi pada telur, sebaiknya anda membatasi memberikan makanan yang satu ini. Hal ini dikarenakan pada telur terkandung kolesterol yang cukup tinggi. Batasan konsumsi kolesterol pada orang dewasa adalah 300 mg setiap harinya, sementara itu kandungan kolesterol dalam satu butih kuning telur bisa mencapat 186 atau hampir 3/4 dari batas konsumsi koleterol.

Untuk itu sebaiknya batasi bayi anda dari konsumsi telur terlalu banyak, guna mengindari kemungkinan obesitas atau kelebihan berat badan padanya. Bila pada orang dewasa maksimum batasan konsumsi telur perharinya adalah dua, maka pada bayi sebaiknya dibatasi 1-2 butir telur setiap minggunya.

7. Perhatikan! Merebus Telur Terlalu Lama dapat Mempengaruhi Nutrisinya

Bila telur direbus terlalu lama, maka seringkali kita akan melihat warna hijau atau garis keabu-abuan yang tercampur dengan warna kuning telur dan putih telur. Timbulnya warna ini dipengaruhi oleh kandungan zat besi dan sulfur yang ada pada telur apabila direbus dengan waktu yang berlebihan.

Rasa dari telur yang direbus terlalu matang memang tidak berbeda dengan telur yang direbus pas pada waktunya. Akan tetapi dalam hal ini kualitas protein didalamnya menjadi berkurang.

Untuk itu, atasi masalah ini dengan tidak merebus telur yang akan anda sajikan untuk si kecil dengan waktu yang terlalu lama. Lalu setelah selesai merebus telur, masukkan telur kedalam air dingin selama beberapa menit agar pada saat dihidangkan telur tidak lagi terlalu panas dan aman untuk si buah hati.

Cara Mengolah Telur sebagai MPASI

Untuk dapat menyajikan telur sebagai MPASI si buah hati, sebenarnya ada cukup banyak cara yang dapat anda lakukan. Bahan makanan ini bisa diolah menjadi makanan lezat dengan tidak menghilangkan gizinya. Hanya saja, penambahan bumbu atau bahan makanan lain perlu diperhatikan betul, sebab anak bayi masih begitu sensitif terhadap bahan tambahan makanan lain.

Bukan hanya itu, sebaiknya penyedap rasa dan bahan bumbu lain tidak diperlukan, sebaiknya tidak diberikan. Cukup dengan memberikan garam sedikit saja anda akan bisa menyajikan hidangan olahan telur yang enak untuk buah hati anda.

Aneka Olahan Telur sebagai MPASI

Selain itu, mengetahui jenis dari metode mengolah telur akan menghindarkan buah hati anda dari rasa bosan menyantap makanan yang itu-itu saja.

1. Scrambled

Cara pengolahan telur yang pertama adalah dengan scrambled atau diorek. Metode yang satu ini bisa dilakukan dengan menggoreng telur dalam wajan namun tidak melibatkan banyak minyak dan diaduk sampai semua bagain telur tercampur. Perhatikan kembali sebaiknya masak sampai benar-benar matang agar aman untuk si buah hati.

2. Boiled

Metode yang kedua adalah dengan boiled atau dengan merebus telur ayam dalam air yang mendidih selama kurang lebih 10 menit sampai matang namun tidak berlebihan.

3. Mencampurnya dengan Bubur

Cara lain adalah dengan mengkombinasikan telur bersama dengan bubur yang akan disantap. Metode ini akan memudahkan si bayi mencerna dan menelan telur yang disantap.

Demikian beberapa hal yang dapat dilakukan pada saat anda hendak mengolah telur untuk dijadikan makanan bayi. Ingat dan perhatikan kembali telur adalah bahan  makanan yang baik dan bergizi untuk si buah hati. Manfaat ini akan bisa mereka dapatkan dengan baik bila ibu mampu memperhatikan aturan dan panduan dalam memberikan telur pada si buah hati.

Bolehkah MPASI pakai kuning telur?

Sebagai MPASI untuk Si Kecil, telur, terutama kuningnya juga mudah untuk dimakan dan dicerna oleh bayi. Kuning telur mengandung kolin dan kolesterol yang telah dikaitkan dengan perkembangan otak bayi. Kolesterol membantu dalam pencernaan lemak dan mendukung pembentukan hormon pada tubuh bayi.

Bolehkah bayi 6 bulan makan kuning telur?

Lebih cepat anak diperkenalkan dengan telur, maka akan lebih baik agar tubuhnya segera beradaptasi dengan protein tinggi yang dibawa oleh telur. Menurut mereka, telur sudah boleh diberikan sejak bayi memasuki masa pemberian MPASI, yaitu sejak usia 4 atau 6 bulan.

Kapan bayi Boleh makan kuning telur?

Enam bulan adalah waktu yang tepat bagi bayi untuk mulai makan telur menurut para ahli. Pada usia ini, bayi lebih mampu mentolerir protein yang lebih kompleks di dalam tubuh.

Apa manfaat kuning telur untuk bayi?

Nah, bicara soal manfaat kuning telur untuk bayi, selain tinggi protein, kuning telur juga mengandung kolin yang berfungsi mencerdaskan otak anak. Kolin juga membantu berfungsinya sistem kardiovaskular dan saraf anak. Kandungan DHA pada kuning telur memberikan asupan gizi untuk pertumbuhan bayi.