Apakah memasak tugas istri dalam Islam?

DESKJABAR - Dalam kehidupan keluarga sehari-hari, istri adalah sosok yang sibuk mengurus rumah tangga. Jika pagi-pagi ia sibuk membersihkan rumah, mencuci pakaian, dan perabotan. Kemudian menyediakan makanan untuk sarapan suami dan anggota keluarga lainnya.

Namun ternyata, menurut Islam, tugas istri dalam keluarga tak ada mencuci atau memasak. Hal ini diungkapkan Ustadz Adi Hdayat dalam ceramahnya yang diunggah YouTube Dakwah Islam Bersama berjudul Tugas Seorang Istri Kepada Suami, 3 Maret 2021.

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan, tugas istri di tengah keluarga ada dua, yaitu:

Baca Juga: Ucapkanlah 1 Ayat Al Quran Ini, Penyakit Apapun Sembuh! Ustadz Adi Hidayat : Ayat Asy-Syifa

1. Taat kepada Allah dengan mentaati suami

Dalam tayangan itu Ustadz Adi Hidayat memaparkan, tugas istri yang pertama adalah taat pada Allah SWT. Ketaatan diwujudkan dengan patuh pada suami untuk segala hal yang baik.

Hal ini sesuai dengan Surat An Nisa ayat 34, yang bunyinya berati:

"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."

Baca Juga:   Begini Cara Membayar Hutang Puasa Ramadhan yang Sudah Bertahun-tahun, Simak Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

Taat pada suami untuk segala hal yang baik, kata Ustadz Adi Hidayat, wajib dilaksanakan oleh istri sebagai wujud ketaatan pada Allah SWT.

Ilustrasi seorang istri. Foto: Unsplash.com/Conscious Design

Pada umumnya, banyak orang yang beranggapan bahwa mencuci dan memasak adalah kewajiban seorang istri. Sedangkan mencari nafkah merupakan kewajiban bagi suami. Akan tetapi, baik istri maupun suami, keduanya memiliki hak dan kewajiban masing-masing.

Dalam Islam, Allah SWT sudah mengatur hak dan kewajiban suami dan istri. Mulai dari urusan menjaga ikatan tali pernikahan hingga perkara setelah perceraian. Namun, di balik itu semua, kedua belah pihak wajib menunaikan kewajiban kepada pasangannya dengan hati yang lapang.

Seorang istri berhak mendapatkan setidaknya dua nafkah dari suami, berupa harta dengan jumlah yang ma'ruf dan mendapatkan nafkah badan, yaitu menggauli (jima') dengan cara yang patut.

Dalam ajaran Islam pula, perempuan sangat dihormati. Juga Memposisikannya sebagai makhluk yang terhormat.

Mengenai pekerjaan rumah, seperti dilansir dari laman NU Online, mahzab Syafi'iyah , Hanabilah, dan sebagaian Malikiyah berpendapat bahwa hal itu bukan menjadi kewajiban istri. Hanya saja lebih baik jika istri membantu suami dalam urusan rumah sebagaimana yang telah berlaku di masyarakat.

Hal tersebut telah dijelaskan dalam al-Mausu'ah al-Fiqhiyah juz 29 yang berbunyi:

ذهب الجمهور (الشافعية والحنابلة وبعض المالكية) الى أن خدمة الزوج لاتجب عليها لكن الأولى لها فعل ما جارت العاجة به

Artinya: Jumhur Ulama (Syafiiyyah, Hanabilah dan sebagian Malikiyah) berpendapat bahwa tidak wajib bagi istri membantu suamianya. Tetapi lebih baik jika melakukan seperti apa yang berlaku (membantu).

Tak hanya itu, dalam Khasyiyatul Jamal juz 4 juga dikatakan:

وقع السؤال فى الدرس هل يجب على الرجل اعلام زوجته بأنها لاتجب عليها خدمة مما جرت به العادة من الطبخ والكنس ونحوهما مماجرت به عادتهن أم لا وأوجبنا بأن الظاهر الأول لأنها اذا لم تعلم بعدم وجوب ذلك ظنت أنه واجب وأنها لاتستحق نفقة ولاكسوة إن لم تفعله فصارت كأنهامكرهة على الفعل

Artinya: Wajib atau tidakkah bagi suami memberitahu istrinya bahwa sang sitri tidak wajib membantu memasak, mencuci dan sebagainya sebagaimana yang berlaku selama ini? Jawabnya adalah wajib bagi suami memberitahukan hal tersebut, karena jika tidak diberitahu seorang istri bisa menyangka hal itu sebagai kewajiban bahkan istri akan menyangka pula bahwa dirinya tidak mendapatkan nafkah bila tidak membantu (mencuci, memasak dan lainnya). Hal ini akan manjadikan istri merasa menjadi orang yang terpaksa.

Jadi, meskipun istri dengan ikhlas melakukan pekerjaan rumah, seperti mencuci, memasak, menyapu, dan lain sebagainya, tetap wajib bagi seorang suami untuk menjelaskan bahwa pekerjaan itu bukanlah kewajibannya. Pun jelaskan bahwa pemberian nafkah dari suami tidak ada hubungannya dengan pekerjaan rumah tersebut.

Namun, jika istri melakukan berbagai pekerjaan rumah pun sungguh tidak ada rugi baginya.

Apakah istri wajib memasak dalam Islam?

Namun ternyata, menurut Islam, tugas istri dalam keluarga tak ada mencuci atau memasak. Hal ini diungkapkan Ustadz Adi Hdayat dalam ceramahnya yang diunggah YouTube Dakwah Islam Bersama berjudul Tugas Seorang Istri Kepada Suami, 3 Maret 2021.

Apakah masak tanggung jawab istri?

Jadi, meskipun istri dengan ikhlas melakukan pekerjaan rumah, seperti mencuci, memasak, menyapu, dan lain sebagainya, tetap wajib bagi seorang suami untuk menjelaskan bahwa pekerjaan itu bukanlah kewajibannya.

Apakah seorang istri harus bisa masak?

Tidak wajib, akan tetapi sebaiknya bisa memasak. Bagi yang memiliki pendapatan pas-pasan, memasak sendiri adalah alternatif terbaik untuk menghemat pengeluaran. Apalagi kalau sudah berkeluarga yang mana menghidangkan makanan sehat untuk anak dan pasangan merupakan tanggung jawab.

Pekerjaan Rumah Tangga Tanggung Jawab Siapa menurut Islam?

Biasanya, dalam sebuah rumah tangga istri memiliki peran sebagai pengatur urusan rumah tangga. Sedangkan kewajiban suami terhadap istri dalam Islam adalah mencari nafkah. Konsekuensinya, istrilah yang melakukan seluruh pekerjaan rumah tangga.