Apakah Sekolah Tatap muka dibatalkan di Jawa Tengah

MAGELANG, Joglo Jateng – Pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen bagi anak sekolah di Kota Magelang batal diterapkan. Meski direncanakan bulan ini, namun daerah itu masuk level 2 lagi.

“Rencana PTM 100 persen belum bisa dilakukan Februari ini. Sebelumnya saya sudah ngomong untuk PTM 100 persen lihat dulu di awal Februari bagaimana,” ujar Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz, belum lama ini.

Ia menegaskan karena, wilayahnya saat ini masuk level 2 maka PTM tetap 50 persen. Namun, untuk kegiatan pariwisata tetap berjalan dan pengunjung hanya diberi kesempatan 50 persen saja.

Penerapan PPKM level 2 di kota ini sesuai dengan Instruksi Mendagri (Inmendagri) Nomor 6 tahun 2022. Yakni tentang PPKM level 3, level 2 dan level 1 Covid-19 di wilayah Jawa dan Bali. Menurutnya, kenaikan dari level 1 menjadi level 2, salah satu penyebabnya karena penelusuran yang dilakukan kurang banyak.

Baca juga:  PTM 100 Persen Harus Taat Prokes

“Penyebab kenaikan level ini, salah satunya karena kurang banyak penelusuran. Kemudian bertambah empat kasus positif. Empat kasus di Kota Magelang cukup banyak,” tuturnya..

Ia mengatakan, penelusuran yang dilakukan sekarang ini masih dianggap belum memadai. Hal ini dimungkinkan karena merasa sudah tidak ada kasus Covid-19.

Aziz menuturkan, Pemkot setempat membuka kembali isolasi terpusat di Hotel Borobudur Magelang. Pembukaan ini dilakukan karena seiring terjadinya kenaikan kasus Covid-19.(ara/ziz)

Apakah Sekolah Tatap muka dibatalkan di Jawa Tengah
lihat foto
Apakah Sekolah Tatap muka dibatalkan di Jawa Tengah

Istimewa

Ilustrasi Sekolah Tatap Muka di Jateng. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengizinkan sekolah melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas pada Senin (30/8/2021). 

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengizinkan sekolah melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas pada Senin (30/8/2021).

Kebijakan ini menyusul adanya sejumlah daerah yang masuk Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 1, 2, dan 3.

Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Suyanta, menyampaikan ada syarat yang mesti dipatuhi.

Hal itu berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri), yang ditindaklanjuti dengan Instruksi Gubernur Jawa Tengah Nomor 10 Tahun 2021.

Baca juga: Platform SIPLah Kemendikbudristek Gandeng Marketplace Lokal untuk Pembelanjaan Sekolah

Baca juga: Nadiem: Banyak Kepala Sekolah Tidak Pede Belanjakan Dana BOS Karena Diintimidasi

Sekolah yang berada pada daerah PPKM Level 4, tetap tidak diperkenankan menyelenggarakan sekolah tatap muka.

“Pak Gubernur (Ganjar Pranowo) sudah membuat surat edaran yang menyatakan bahwa kalau suatu daerah kabupaten/kota yang masuk dalam level 4, maka pembelajaran tetap daring."

"Dan level 3 dalam aglomerasi level 4, maka dia (daerah) pun masih daring."

"Untuk daerah kabupaten/kota yang level 2 dan level 3 itu dipersilakan untuk melaksanakan PTM terbatas. Ini (ada) kata-kata terbatas,” ujarnya, Kamis (26/8/2021), seperti dikutip dari laman Jatengprov.go.id.

Baca juga: Teruskan Uji Coba PTM Pekan Depan, Wagub DKI Harap Januari 2021 Semua Aktivitas Sekolah Normal Lagi

Baca juga: Aturan Lengkap Pelaksanaan PPKM Level 3: Sekolah Boleh Gelar Tatap Muka Terbatas

Syarat Sekolah Tatap Muka

Semua sekolah tidak langsung melakukan sekolah tatap muka terbatas, namun harus melalui proses.

Adapun tahapan pertama yang harus dilakukan, yakni sekolah harus pernah melakukan uji coba dulu.

Jadi, sekolah yang belum pernah melakukan uji coba PTM atau simulasi PTM, harus menjalankan simulasi PTM dulu, antara satu hingga dua minggu.

Jika hasilnya berjalan baik, maka sekolah bisa melakukan PTM terbatas.

Suyanta menambahkan, agar sekolah bisa melakukan uji coba PTM, ada persyaratan yang harus dilalui.

Apakah Sekolah Tatap muka dibatalkan di Jawa Tengah
Sejumlah siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka saat simulasi di SMAN 2 Tegal, Jawa Tengah, Senin, 7 September 2020 Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberikan izin kepada tiga sekolah di Kota Tegal yakni SMAN 2, SMKN 2 dan SMA Pius untuk menggelar pelaksanaan simulasi pembelajaran tatap muka selama dua pekan dan hanya empat jam belajar yang diikuti 100 siswa. ANTARA/Oky Lukmansyah

TEMPO.CO, Semarang - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah memutuskan menunda membuka kembali sekolah-sekolah untuk memulai lagi aktivitas belajar-mengajar dengan caran tatap muka. Penundaan mengikuti instruksi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. 

"Semester ini masih pembelajaran jarak jauh," ujar Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah Hari Wuljanto menirukan instruksi itu, Minggu, 3 Januari 2021.

Baca juga:
Survei Guru yang Setuju dan Tidak Setuju Sekolah Dibuka Kembali

Hari mengatakan, keputusan diambil Ganjar ketika menggelar rapat koordinasi penanganan Covid-19 pekan ke-49. Instruksi kemudian disebarluaskan melalui surat edaran Dinas Pendidikan setempat tertanggal 30 Desember 2020. Hari tak mengungkapkan sampai kapan penundaan tersebut. “Ini kebijakan Pak Gub,” kata dia. 

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dalam instruksi penundaan belajar-mengajar tatap muka, mencantumkan pertimbangan penundaan itu antara lain situasi penularan Covid-19 di Jawa Tengah yang terus meningkat. Ada pula pertimbangan instruksi dari Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. 

Ganjar menyebut, penundaan belajar-mengajar tatap muka berlaku untuk seluruh daerah di wilayahnya. Terutama daerah yang peningkatan kasus positif Covid-19 masih tinggi. "Tunda semuanya. Jangan buru-buru," katanya menyerukan.

Jika kemudian kondisi membaik, Ganjar menyebut tak menutup kemungkinan belajar tatap muka akan digelar. "Tapi sepertinya kalau Januari kok belum."

Baca juga:
LTMPT Umumkan Kuota Siswa dan Tahapan SNMPTN 2021 

Di Semarang, Kepala Dinas Pendidikan Gunawan Saptogiri hanya mengatakan belajar-mengajar dengan cara tatap muka akan digelar jika telah memperoleh restu Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi. "Tergantung kebijakan Pak Wali," ucap dia. 

Di kota ini, sejumlah sekolah sebelumnya mengaku siap menggelar belajar-mengajar tatap muka di kelas dengan dukungan sebagian besar orang tua murid. Sekolah-sekolah juga telah melengkapi peralatan cuci tangan hampir di depan setiap ruangan kelas. Guna mengakhiri belajar daring, sekolah juga membentuk Satuan Tugas Covid-19 untuk mengawal belajar tatap muka.

"Insya Allah sudah siap," kata Kepala SMAN 3 Kota Semarang Wiharto. Dia juga mengatakan sekolahnya sudah sempat menggelar simulasi pembelajaran tatap muka selama dua pekan pada pada Mei lalu. 

Di SMPN 3 Kota sarana untuk belajar langsung telah disiapkan hingga ke dalam kelas. "Setiap meja dipasang pembatas setinggi 70 sentimeter di 24 kelas," kata Agusalim, kepala sekolahnya. Menurut dia sekolah juga telah membagikan masker untuk seluruh siswa. "Untuk face shield sudah kami beli tapi belum dibagi."

Baca juga:
Survei 15 Ribu Anak, Peneliti Kemendikbud Minta Buka Sekolah Ditunda

Seiring dengan ditundanya sekolah tatap muka, Agusalim mengaku lantas menyusun agenda belajar jarak jauh dalam jaringan untuk satu semester ke depan. Rancangan tahapan belajar tersebut selanjutnya ia edarkan kepada orangtua siswa. "Sehingga orangtua bisa memantau ketika anak sekolah dari rumah," katanya. 

KOMPAS.com - Pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) di 8 daerah zona merah di Jawa Tengah pada Juli 2021 dipastikan batal digelar.

Hal itu langsung diungkapkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo usai menggelar rapat di kantornya, Senin (7/6/2021).

"Saya evaluasi, daerah merah enggak (PTM)," katanya kepada sejumah wartawan.

Baca juga: Fakta di Balik Derita Korban Utang Pinjaman Online, Terdesak Kebutuhan dan Teror Debt Collector

Sementara itu, keputusan Ganjar itu didukung oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng, Hari Wuljanto.

Dilansir dari TribunJateng, dirinya mengatakan, pelaksanaan belajar tatap muka hanya boleh dilakukan di zona hijau dan kuning dengan syarat ketat.

Lalu, untuk pengusulan sekolah yang akan menggelar PTM harus mengikuti prosedur dan memenuhi penilaian sejumlah aspek, termasuk kesiapan guru, siswa dan protokol kesehatan di sekolahan.

Baca juga: Ini Instruksi Ganjar Usai 8 Daerah di Jateng Masuk Zona Merah Covid-19

Seperti diketahui, Ganjar telah menginstruksikan sejumlah hal di delapan zona merah di Jateng.

Salah satunya meminta operasi yustisi ditingkatkan dan protokol kesehatan harus diterapkan secara ketat, khususnya pada tempat-tempat keramaian. Ganjar pun bahkan akan menutup lokasi keramauan jika memang diperlukan.

Ganjar juga meminta delapan daerah zona merah itu menggenjot vaksinasi sebab Kementerian Kesehatan telah siap menambah stok vaksin untuk menanggulangi potensi penyebaran COVID-19.

Baca juga: 8 Daerah di Jateng Zona Merah Covid-19, Ganjar Minta Daerah Berdekatan Siap-siap

 

Saat ini, menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo, kasus aktif COVID-19 di Jateng saat ini mencapai 10.297 kasus dan dari total itu tercatat 5.420 pasien dirawat dan 4.877 pasien diisolasi.

"Kasus aktif tertinggi terjadi di Kudus, Demak, Kabupaten Tegal, Kota Semarang, dan Banyumas. Sementara kasus baru tertinggi adalah Kudus, Demak, Kota Semarang, Kabupaten Tegal, dan Brebes," katanya.

Sebagai informasi, kedelapan daerah zona merah itu yakni, Kabupaten Kudus, Jepara, Pati, Demak, Grobogan, Sragen, Brebes dan Kabupaten Tegal.

(Penulis: Kontributor Semarang, Riska Farasonalia | Editor: Dony Aprian)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul: Ganjar Pranowo Larang Zona Merah di Jateng Gelar Sekolah Tatap Muka

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.