Apakah yang dimaksud dengan proses daur ulang itu?

Durasi Baca 11 - 12 Menit

Masalah sampah di Indonesia sudah menjadi persoalan klasik yang sulit dituntaskan sejak beberapa dekade lalu. Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan bahwa Indonesia menghasilkan total 21,88 juta ton sampah pada tahun 2021. Provinsi Jawa Tengah menempati urutan pertama sebagai penyumbang sampah terbesar di tanah air sebanyak 3,65 juta ton, diikuti oleh Provinsi Jawa Timur sebanyak 2,64 juta ton. Latar belakang tersebut membuat edukasi tentang daur ulang sampah harus lebih gencar dilakukan demi menanggulangi masalah sampah yang dampaknya semakin masif.

Jika diartikan secara sederhana, daur ulang adalah upaya yang dilakukan manusia untuk mengelola sampah yang dihasilkannya. Sebenarnya, daur ulang (recycle) memang bukan solusi terbaik untuk mengatasi masalah sampah yang kian melimpah. Kendati demikian, daur ulang sampah plastik dan sampah jenis lainnya dapat membantu mengurangi limbah yang mencemari lingkungan.

Definisi lain yang dipaparkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Dalam Jaringan (KBBI Daring) menyatakan bahwa daur ulang adalah pemrosesan kembali bahan yang pernah dipakai, misalnya serat, kertas, dan air untuk mendapatkan produk baru. Bahkan, cara pengolahan yang tepat bisa menyulap sampah menjadi suatu produk bernilai ekonomi tinggi.

Proses daur ulang sampah adalah kegiatan bermanfaat yang bisa dilakukan secara individu maupun berkelompok. Jika daur ulang semakin gencar dilakukan, maka jumlah sampah yang berada di lingkungan akan semakin berkurang. Namun, jangan lupa bahwa daur ulang sampah adalah tingkatan terakhir piramida 6R dalam konsep zero waste. Ada 6 langkah yang patut dilakukan agar terbebas dari masalah sampah berdasarkan konsep tersebut, yaitu sebagai berikut.

  • Rethink: mempertimbangkan secara matang sebelum membeli barang. Usahakan untuk membeli barang berdasarkan kebutuhan, bukan keinginan. Alangkah lebih baik lagi jika Anda memprioritaskan produk daur ulang.

  • Refuse: menolak penggunaan barang-barang sekali pakai, misalnya air dalam botol plastik, styrofoam, dan kantong plastik.

  • Reduce: mengurangi pemakaian barang-barang yang berisiko menyebabkan pencemaran lingkungan, misalnya mengonsumsi air minum dalam kemasan botol plastik atau menggunakan kantong plastik saat berbelanja.

  • Reuse: memakai kembali barang-barang yang masih bermanfaat, misalnya menggunakan tas kain untuk berbelanja atau mencoba padu padan pakaian lama supaya tidak terlalu sering membeli pakaian baru.

  • Repair: memperbaiki barang yang rusak sebelum memutuskan menggantinya dengan yang baru.

  • Recycle: melakukan daur ulang sebagai upaya mengurangi sampah sekaligus meningkatkan nilai pakai dan atau nilai ekonomi suatu barang.

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari aktivitas daur ulang sampah secara konsisten adalah sebagai berikut.

  • Membantu mengurangi jumlah sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sehingga proses pengelolaan sampah berlangsung lebih mudah. Tak dapat dimungkiri bahwa jumlah sampah yang membeludak sering melebihi daya tampung TPA sehingga mengotori kawasan lain di sekitarnya, seperti jalan, sungai, dan laut.

  • Mendukung upaya konservasi sumber daya alam secara maksimal. Salah satu contoh konkretnya adalah daur ulang sampah kertas untuk menghasilkan jenis kertas baru yang nilai pakai dan nilai ekonominya tinggi. Upaya tersebut dapat mengurangi jumlah kayu yang ditebang untuk bahan baku kertas. Jika penebangan kayu di hutan tidak dilakukan secara berlebihan, habitat hidup satwa liar tetap terjaga dan ketersediaan air tanah tetap melimpah.

  • Memaksimalkan upaya penghematan energi karena pembuatan produk baru yang butuh energi besar makin berkurang. Sebagai gantinya, ada produk-produk hasil daur ulang yang kegunaannya sama dengan produk baru tetapi proses pembuatannya lebih hemat energi.

  • Mengurangi intensitas insinerasi (pembakaran bahan hingga tuntas dan menyisakan abu). Dahulu, pembakaran sampah dianggap sebagai salah satu cara paling efektif mengatasi jumlah sampah yang terus melonjak. Padahal, membakar sampah justru bisa menimbulkan masalah baru berupa gas beracun yang mencemari udara. Tindakan daur ulang yang dilakukan dengan proses yang benar kini membuat intensitas pembakaran sampah semakin berkurang.

  • Mengatasi masalah perubahan iklim yang disebabkan emisi gas rumah kaca (karbon dioksida atau CO2). Penguraian sampah organik menghasilkan karbon dioksida di udara yang kemudian membentuk gas metana. Akumulasi kedua zat tersebut dapat menyebabkan efek rumah kaca karena membentuk lapisan baru di atmosfer yang memerangkap panas dari sinar matahari sehingga suhu bumi mengalami peningkatan. Oleh sebab itu, daur ulang sampah organik patut dilakukan secara konsisten demi mengurangi emisi gas rumah kaca penyebab gangguan iklim.

  • Meningkatkan kreativitas seluruh lapisan masyarakat dalam mengelola sampah yang dapat didaur ulang. Misalnya, perusahaan korporat tergugah mendirikan pabrik daur ulang kemasan dan khalayak ramai berinisiatif mengolah sampah menjadi produk rumah tangga siap pakai.

  • Meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat karena aktivitas perekonomian berlangsung lancar. Produk-produk hasil daur ulang Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dapat dijual kembali dan pabrik daur ulang kemasan dapat menyerap banyak tenaga kerja.

  • Meminimalkan risiko penyebaran penyakit akibat mikroorganisme yang terkandung dalam sampah organik.

  • Menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan karena penumpukan sampah semakin berkurang.

Hal pertama yang mesti Anda lakukan jika ingin memulai daur ulang sampah yaitu mengenal berbagai jenis sampah terlebih dahulu. Jenis-jenis sampah yang dapat didaur ulang adalah sebagai berikut.

  • Sampah organik: misalnya dedaunan dan ranting pohon serta sisa sayuran, buah-buahan, dan makanan sisa yang mulai basi.

  • Sampah anorganik: butuh waktu sangat lama untuk terurai sempurna dengan rincian sebagai berikut:

    • Sampah plastik: berasal dari pembungkus makanan atau barang-barang lainnya, khususnya proses pengemasan produk yang diperjualbelikan secara online. Jumlah sampah ini terus melonjak sehingga wajib mendapatkan perhatian khusus melalui upaya daur ulang sampah plastik yang semakin gencar. Ada tujuh jenis sampah plastik yang dapat didaur ulang, yaitu Polyvinyl Chloride (PVC), High Density Polyethylene (HDPE), Polystyrene (PS), Polyethylene Terephthalate (PeT), Polypropylene (PP), Low Density Polyethylene (LDPE), dan plastik berlapis yang merupakan hasil kombinasi beberapa jenis plastik (misalnya galon dan botol susu bayi).

    • Sampah kertas: berasal dari berbagai sumber seperti media cetak (koran, majalah, dan tabloid), surat, dokumen hardcopy, dan pembungkus barang.

    • Sampah logam: selain kaleng kemasan makanan dan minuman, jenis sampah logam lainnya berasal dari limbah elektronik, perabot rumah tangga, serta material konstruksi bangunan dan kapal.

    • Sampah kaca: bersumber dari kemasan minuman dan makanan serta sisa-sisa material konstruksi. Selain berbahaya bagi lingkungan, sampah kaca yang dibuang sembarangan juga berisiko menyebabkan luka jika terinjak oleh manusia.

Apakah yang dimaksud dengan proses daur ulang itu?

Apakah yang dimaksud dengan proses daur ulang itu?

Setiap jenis sampah harus melalui proses daur ulang yang berbeda-beda hingga dapat digunakan kembali. Tahapan daur ulang sampah berdasarkan jenisnya, yaitu:

  • Daur ulang sampah organik: salah satu cara daur ulang sampah organik yang paling populer dan praktis adalah mengolahnya menjadi pupuk kompos. Anda tinggal menyiapkan ember besar yang seluruh sisinya sudah dilubangi untuk mengurangi bau tak sedap saat kompos terbentuk. Kemudian, masukkan semua sampah organik lalu beri beberapa genggam tanah dan aduk hingga merata. Ulangi pemberian tanah setiap seminggu sekali lalu tunggu selama 2 hingga 3 bulan sampai pupuk kompos siap digunakan.

  • Daur ulang sampah plastik: proses pengolahan sampah plastik diawali penyortiran berdasarkan material plastik, warna, kandungan resin, maupun cara pembuatannya. Selanjutnya, sampah plastik dicuci hingga bersih lalu dipotong menjadi serpihan-serpihan kecil supaya lebih mudah diolah (resizing). Serpihan plastik akan dikelompokkan berdasarkan kepadatannya lalu dilebur menjadi biji plastik (pellet). Terakhir, biji plastik akan diolah langsung menjadi barang plastik baru atau disalurkan ke berbagai sektor industri sebagai bahan dasar produk plastik lainnya.

  • Daur ulang sampah kertas: hampir sama seperti daur ulang sampah plastik, proses daur ulang kertas diawali penyortiran berdasarkan jenis kertas. Setiap jenis kertas memiliki jumlah serat berbeda sehingga harus dikelompokkan secara cermat. Di samping itu, proses penyortiran juga dilakukan berdasarkan permukaan dan struktur kertas. Kertas kemudian akan diparut hingga halus (shredding) lalu diolah menjadi bubur kertas dengan menambahkan berbagai bahan, seperti hidrogen peroksida, natrium hidroksida, dan natrium silikat agar serat-serat kertas terpisah. Bubur kertas juga melalui proses khusus untuk menghilangkan zat pewarna dan tinta yang masih terkandung di dalamnya. Bila semua proses tersebut sudah selesai, bubur kertas harus melalui komponen roll untuk mengurangi kadar airnya sehingga dapat dicetak menjadi lembaran kertas berukuran besar.

  • Daur ulang sampah logam: penyortiran sampah logam bisa dilakukan dengan memanfaatkan magnet atau mengamati warna serta berat untuk mengidentifikasi jenis logam. Setelah penyortiran tuntas, logam akan dihaluskan menjadi serpihan-serpihan kecil agar lebih mudah dilebur. Proses peleburan logam dalam rangkaian daur ulang membutuhkan energi lebih sedikit dibandingkan memproduksi logam menggunakan bahan murni. Kalau proses peleburan sudah selesai, cairan logam wajib melalui proses pemurnian dengan prinsip elektrolisis sebelum dipadatkan dan dipotong-potong agar lebih mudah diolah menjadi berbagai produk.

  • Daur ulang sampah kaca: kaca yang akan didaur ulang harus dikelompokkan berdasarkan warnanya. Setelah dipilah, dicuci, dan dihancurkan, kaca akan dilebur menjadi material yang disebut cullet. Selain dijual dengan harga terjangkau dibandingkan kaca murni, cullet juga bisa mencair pada temperatur yang lebih rendah sehingga efektif menghemat energi saat membuat produk baru. Proses pembuatan kaca daur ulang dari bahan cullet membutuhkan berbagai bahan campuran lain, seperti batu kapur (gamping), pasir, dan soda abu.

Berbagai Contoh Produk Daur Ulang

Saat ini, semakin banyak produk daur ulang yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa contoh produk daur ulang yang bermanfaat dan mudah ditemukan, antara lain:

  • Produk olahan sampah organik seperti pupuk kompos dan pakan ternak.

  • aneka kerajinan dari sampah plastik, misalnya tas, payung, tikar, ornamen dekorasi rumah, dan pot tanaman.

  • Kertas daur ulang.

  • Furniture dari kayu atau plastik daur ulang.

  • Kemasan plastik hasil daur ulang.

Jangan berkecil hati bila Anda belum sempat melakukan daur ulang secara mandiri untuk mendukung upaya pelestarian lingkungan. Kepedulian terhadap lingkungan dapat diwujudkan dari hal-hal kecil, salah satunya yaitu membeli produk ramah lingkungan. Rinso dan Wipol kemasan pouch adalah contoh produk kebersihan rumah tangga yang ramah lingkungan. Selain terbuat dari bahan-bahan ramah lingkungan, kemasan kedua produk tersebut berbahan dasar plastik hasil daur ulang yang lebih mudah terurai dibandingkan plastik biasa. Tak hanya mendapatkan manfaat produknya untuk kebersihan rumah, penggunaan Rinso dan Wipol kemasan pouch menjadi salah satu cara terbaik untuk mendukung kesuksesan daur ulang sampah plastik.

Awalnya diterbitkan 8 Agustus 2022