Bagaimana menghadapi suami yang pemarah menurut Islam?

Al-Qur’an telah memberikan solusi terhadap semua masalah yang terjadi dalam kehidupan. Di antaranya cara mengelola pertengkaran dalam rumah tangga. Dalam beberapa kasus, pertengkaran tak jarang dipicu oleh suami yang temperamen alias mudah emosi.

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan, seorang istri dianjurkan untuk mengamalkan sebuah ayat dalam Al-Qur’an untuk mengubah sifat temperamen suami. “Ini untuk suami yang cepat marah, bagaimana menurunkan tensinya. Ibu bisa bacakan ini, Qur’an surah An-Nisa ayat 19,” kata UAH melalui kanal youtube Adi Hidayat Official, dikutip Senin (27/9/2021).

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَحِلُّ لَكُمْ اَنْ تَرِثُوا النِّسَاۤءَ كَرْهًا ۗ وَلَا تَعْضُلُوْهُنَّ لِتَذْهَبُوْا بِبَعْضِ مَآ اٰتَيْتُمُوْهُنَّ اِلَّآ اَنْ يَّأْتِيْنَ بِفَاحِشَةٍ مُّبَيِّنَةٍ ۚ وَعَاشِرُوْهُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ ۚ فَاِنْ كَرِهْتُمُوْهُنَّ فَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّيَجْعَلَ اللّٰهُ فِيْهِ خَيْرًا كَثِيْرًا

Artinya: “Hai orang-orang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka, karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kami berikan kepadanya, terkecuali bila mereka hendak mengambil pekerjaan keji yang nyata, dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.”

Selain ayat ini dibaca setiap malam, seorang istri juga harus mengamalkan isi kandungannya agar suami bisa berubah dari pemarah jadi penyayang.

Baca Juga: Kangen Zainuddin MZ: Istri Wajib Jaga Wibawa dan Kehormatan Suami

Mengutip lama konsultasisyariah.com, ada beberapa hal yang perlu dilakukan seorang istri jika ditakdirkan memiliki suami temperamental.

Pertama, seorang istri sepatutnya mencari penyebab kemarahan suami terlebih dahulu. Boleh jadi istri yang salah. Jika demikian, seorang istri bisa menghindari penyebabnya.

Jika watak suami memang pemarah, istri harus menasihati jika memungkinkan. Jika tidak, maka bisa meminta bantuan orang tua atau mertua, bisa saja dia mau sadar.

Kedua, istri harus memohon kepada Allah agar keluarga diberi hidayah. Seorang istri membaca doa yang terkandung dalam surah Al-Furqan ayat 74.

وَالَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا

“Dan orang-orang yang berkata, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”

Ketiga, jika suami tidak bekerja, cari penyebabnya. Boleh jadi dia sakit atau tidak bisa bekerja, tentu keadaannya tidak sama jika mampu bekerja tapi malas. Sebaiknya ajak dia bermusyawarah, bisa juga dengan orang atau mertua.

Keempat, jika dia membenci keluarga istri, alangkah baiknya mencari penyebab kebencian itu terlebih dahulu. Boleh jadi sikap suami benar, karena keluarga kurang baik ahlak atau suka berbicara usil. Jika demikian, keluarga harus dinasihati, dan suami diminta bersabar. Jika suami yang salah, maka istri harus menasihati dia dengan lembut.

Kelima, jika suami suka memukul tanpa sebab atau karena perkara kecil, bacakan hadits di bawah dengan kata-kata lembut. Rasulullah SAW bersabda;

“Salah seorang di antara kalian memarahi istrinya, lalu memukul istrinya seperti memukul budaknya, boleh jadi dia akan mengumpulinya pada malam harinya.” (HR. Al-Bukhari)

Ada satu hal yang perlu dipahami, mengalah untuk kebaikan yang bukan melanggar agama termasuk amal baik. Sebaiknya istri tidak minta cerai terlebih dahulu, karena perceraian belum tentu menyelesaikan perkara. Ingat, hidup penuh dengan ujian.

Tentang Islam diasuh oleh H. Muhammad Amir, S.H., C.N., Ketua Majelis Pembina Yayasan Pendidikan Islam Al Mukmin Ngruki, Sukoharjo. Tentang Islam juga dimuat di subrubrik Ustaz Menjawab Khazanah Keluarga Harian Umum Solopos, setiap Jumat.

Solopos.com, SOLO — Suami sebagai kepala rumah tangga seyogyanya menjadi sosok pelindung bagi seluruh anggota keluarganya. Tapi, bagaimana jika sang suami memiliki sifat egois dan cenderung angkuh?

PromosiTokopedia Hijau Ajak UMKM dan Masyarakat Usung Produk Ramah Lingkungan

Simak jawaban ustaz soal cara menghadapi sifat angkuh dan egois suami kali ini, Jumat (7/8/2015). Pembahasan mengenai hal ini pernah dimuat di Harian Umum Solopos edisi Jumat (10/10/2014).

Pertanyaan

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.
Saya ingin mencurahkan isi hati saya, Pak Ustaz. Saya anggota pengajian Gabungan Muslimah Surakarta sejak tahun 1999 sampai sekarang. Saya ibu rumah tangga, punya anak dua, suami bekerja sebagai anggota satuan pengamanan (satpam) di Kota Solo.

Sebagai anggota satpam dia terkenal galak, angkuh, dan egois. Watak suami saya sering dibawa ke rumah sehingga saya sebagai istri merasa malu, terutama bila ada tamu. Bila berbicara kasar kepada siapa pun, termasuk kepada istri.

Saya pernah mengingatkan suami agar berbicara secara halus, jangan angkuh dan jangan egois. Suami saya malah berkata bahwa dia kepala rumah tangga dan berhak mengatur apa saja, sedangkan saya sebagai istri tinggal manut, tidak boleh membantah.

Pertanyaan saya Pak Ustaz, perbuatan dan tindakan suami yang angkuh, egois, dan kasar apakah dibenarkan dalam Islam? Bagaimana dengan alasan dia sebagai kepala rumah tangga dan berkuasa segala-galanya.

Meskipun suami saya berlaku kasar, egois terhadap saya, akan tetapi saya tetap sabar, tenang. Saya mengikuti nasihat di pengajian gabungan muslimat selama hampir 15 tahun terakhir. Mohon nasihat dan solusi terbaik buat saya sebagai istri serta sebagai ibu rumah tangga. Terima kasih atas jawaban Ustaz.
Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh. [Ny. Sri Lestari, Perum Josroyo, Jaten]

Ustaz Menjawab

Wa’alaikumsalam warahmatullaahi wabarakaatuh.
Ibu Sri Lestari yang dirahmati Allah, alhamdulillah saya bersyukur Ibu rajin ngaji di pengajian Gabungan Muslimat Surakarta. Mudah-mudahan Ibu tetap istikamah dalam mengikuti pengajian.

Ibu sudah lama mengikuti pengajian, hendaknya Ibu tetap sabar, ikhlas, dan berdoa semoga akhlak dan mental suami Ibu bisa berubah sehingga bisa meninggalkan perilaku yang angkuh, egois, dan kasar.

Mungkin secara psikologis watak seorang anggota satpam harus tegas agar semua tertib dan aman. Bisa jadi watak tersebut dibawa ke rumah, Ibu sebagai korbannya. Saran dan solusi saya dalam menghadapi kasus rumah tangga Ibu ditinjau dari Alquran dan Hadis sebagai berikut.

Pertama, suami adalah kepala rumah tangga. Ia harus bertanggung jawab terhadap nafkah keluarga, sandang, pangan, papan, pendidikan anak-anak, dan mampu membuat situasi rumah tangga menjadi aman dan sejahtera sesuai kemampuannya.

Kedua, Ibu sebagai istri dan sebagai ibu rumah tangga harus selalu menjaga dan melayani kebutuhan suami dan anak-anak sehari-hari. Bila suami berlaku kasar dan egois, istri harus berusaha memperingatkan dengan baik dan bijaksana agar suami sadar bahwa dia telah melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan moral dan akhlak Islam.

Ketiga, pada waktu yang longgar dan santai adakan musyawarah kecil untuk bermuhasabah, introspeksi, mawas diri demi kebaikan bersama. Suami harus menyadari perbuatan angkuh, egois, dan kasar bukan ajaran Islam. Itu ajaran setan.

Setan adalah makhluk jahat yang selalu menggoda manusia agar tersesat dari jalan yang benar dan masuk ke neraka. Setan musuh manusia terbesar dan harus kita lawan.

Keempat, untuk mencapai keluarga sakinah mawadah dan rohmah hendaknya suami istri menjaga akidah Islam secara murni, jangan dicampur dengan syirik; jaga ibadah mahdhoh dan ghoiru mahdhoh; rajin membaca Alquran dengan tadabur; bersedekah walau hanya sedikit; menjaga silaturahmi dan baik dengan tetangga; berbakti dan hormat kepada kedua orang tua; perbanyak wirid, zikir, istigfar, ikhtiar, doa, dan sabar.

Kalau suami sering marah Pertanda Apa?

Suami sering marah dan emosi tanpa alasan pun bisa jadi gejala suami depresi. Suami mungkin saja mengalami kecemasan yang berlebihan. Individu dengan kecemasan tinggi sering merasa berada di ambang kewalahan karena mereka harus bekerja sangat keras untuk mengelola keadaan emosi diri mereka sendiri.

Apa hukumnya jika suami berkata kasar kepada istri?

Maka haram hukumnya jika seorang suami membuat istrinya menangis tanpa hak dan menyakiti istri. Hal tersebut telah disebutkan di dalam Al-Quran dan Hadits. Saat suami berbuat zalim kepada istrinya, maka dia telah melakukan dosa yang amat besar dan tubuhnya tidak lagi diharamkan dari api neraka.

Ketika suami marah dalam Islam apa yang harus dilakukan istri?

Curhat Pada Allah SWT. Ketika sedang marah, salah satu adab istri ketika suami marah yang dianjurkan untuk meredamnya adalah dengan berwudhu dan sholat sunnah.

Bagaimana cara mengatasi suami pemarah dan kasar?

Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk menghadapi suami yang berkata kasar, sehingga tidak akan menyebabkan kehancuran dalam rumah tangga Anda..
Tetap tenang. ... .
Pertimbangkan kata-kata kasar suami. ... .
3. Lakukan percakapan yang jujur. ... .
4. Jangan ragu untuk minta maaf. ... .
Tahu kapan harus mencari bantuan..