Bahan makanan yang berfungsi sebagai pewarna dan pemanis alami adalah

Sakarin merupakan salah satu zat aditif sebagai pemanis, natrium benzoat biasanya dikenal sebagai formalin untuk pengawetan, dan monosodium glutamat merupakan zat aditif yang sering ditambahkan pada makanan untuk menambah cita rasa pada makanan (penyedap) 

KOMPAS.com - Zat aditif adalah zat tambahan yang biasanya digunakan pada makanan dan minuman untuk meningkatkan kualitasnya.

Zat aditif telah digunakan sejak zaman lampau untuk membuat makanan lebih enak. Zat aditif seperti garam, sulfit, dan rempah-rempah juga membantu mengawetkan makanan.

Saat ini, zat aditif semakin banyak jenisnya karena kemajuan industri pangan. Zat aditif terdiri atas pewarna, pemanis, pengawet, penyedap, pemberi aroma, pengental, dan pengemulsi.

Pengawet

Dilansir dari Encyclopaedia Britannica, pengawet makanan dibagi menjadi dua yaitu antioksidan dan antimikroba.

Antioksidan adalah pengawet yang mencegah kerusakan makanan secara oksidatif. Contoh pengawet antioksidan adalah asam akorbat (vitamin C), asam sitrat, nutylated hydroxyanisole(BHA), nutylated hydroxytoluene(BHT), sulfit dan tokoferol.

Antimikroba adalah pengawet yang mencegah kerusakan makanan dengan menghambat pertumbuhan mikroba. Contoh pengawet antimikroba adalah asam asetat, asam benzoate, asam propionate, nitrat, nitrit, dan asam sorbat.

Baca juga: 7 Bahan Aditif pada Jajanan Anak yang Wajib Diwaspadai

Pewarna

Pewarna digunakan untuk mempercantik makanan dan membuatnya lebih menarik. Pewarna makanan terbagi menjadi pewarna alami dan pewarna buatan.

Pewarna alami atau pewarna nabati adalah pewarna yang bersumber dari sari pati buah dan sayur.

Adapun pewarna buatan dibuat dari bahan kimia. Pewarna buatan memiliki warna yang lebih stabil dan lebih cerah. Pewarna buatan juga tidak menambahkan aroma dan rasa baru yang dapat mengganggu pada makanan.

Ilustrasi MSGPenyedap

Penyedap makanan adalah zat yang ditambahkan untuk menambah cita rasa makanan sehingga lebih enak. Penyedap makanan alami didapat dari kaldu ayam, daging, tulang, dan cangkang makanan laut seperti udang dan kepiting.

Rempah-rempah juga termasuk penyedap makanan, karena tanpa adanya rempah makanan akan terasa hambar dan tak memiliki aroma yang menggoda.

Penyedap buatan yang sering digunakan adalah monosodium glutamat (MSG) atau yang biasa disebut sebagai micin. Dilansir dari Healthline, MSG tidak boleh terlalu banyak dikonsumsi karena dapat menyebabkan sakit kepala, berkeringat dan mati rasa.

Pemberi Aroma

Pemberi aroma adalah zat aditif yang memberikan aroma pada makanan. Pemberi aroma alami didapatkan dari daun pandan, kayu manis, dan sari buah-buahan.

Baca juga: 6 Pemanis Pengganti Gula bagi Penderita Diabetes

Adapun pemberi aroma buatan didapat dari senyawa ester. Dilansir dari Chemical LibreText, senyawa ester dan aroma yang diberikannya adalah:

Pemanis

Pemanis digunakan untuk memberi rasa manis pada makanan. Pemanis alami didapat dari gula tebu, gula aren, dan sirup fuktosa.

Sirup fruktosa didapat dari jagung dan banyak digunakan pada makanan kemasan seperti sereal, soda, makanan ringan, dan minuman kaleng.

Bahan makanan yang berfungsi sebagai pewarna dan pemanis alami adalah
SHUTTERSTOCK/AFRICA STUDIO Ilustrasi tepung maizena yang terbuat dari pati jagung.

Namun sirup fruktosa meningkatkan gula darah, lemak perut, menurunkan produksi insulin, serta merupkan protein kosong yang tidak mengandung vitamin ataupun mineral.

Pemanis buatan memiliki rasa manis berkali-kalilipat dibanding pemanis alami dengan kalori yang lebih rendah. Contoh pemanis buatan adalah siklamat, aspartam, kalium asesulfat, sakarin.

Pengental

Pengental makanan adalah zat yang dapat meningkatan viskositas atau kekentalan produk makanan.

Pengental alami yang biasa digunakan untuk memasak adalah tepung maizena, tepung serbaguna, hingga telur. 

Pengental biasanya terbuat dari karbohidrat rantai panjang seperti gelatin, rumput laut, dan guar gum. Guar gum mengandung serat yang baik dan dapat menuruhkan gula darah serta kolesterol.

Baca juga: Apa itu Gelatin? Kolagen Hewan untuk Pengental Dessert

Pengemulsi

Pengemulsi atau emulsifier adalah zat yang mempertahankan minyak dan air agar tidak terpisah dalam suatu produk makanan.

Pengemulsi alami didapatkan dari lesitin dalam kuning telur, adapun pengemulsi buatan contohnya adalah karboksimetilselulosa (CMC) dan polisorbat 80 (P80).

Pengemulsi digunakan untuk menjaga stabilitas pada produk seperti mentega, es krim, mayones, saus, dan selai.

Bahan makanan yang berfungsi sebagai pewarna dan pemanis alami adalah

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Zat Aditif dalam Bahan Makanan. Zat aditif makanan ditambahkan dan dicampurkan pada waktu pengolahan makanan untuk memperbaiki tampilan makanan, meningkatkan cita rasa, memperkaya kandungan gizi, menjaga makanan agar tidak cepat busuk, dan lain sebagainya. Bahan yang tergolong ke dalam zat aditif makanan harus dapat:

  1. memperbaiki kualitas atau gizi makanan;
  2. membuat makanan tampak lebih menarik;
  3. meningkatkan cita rasa makanan; dan
  4. membuat makanan menjadi lebih tahan lama atau tidakcepat basi dan busuk.

Zat-zat aditif tidak hanya zat-zat yang secara sengaja ditambahkan pada saat proses pengolahan makanan berlangsung, tetapi juga termasuk zat-zat yang masuk tanpa sengaja dan bercampur dengan makanan. Masuknya zat-zat aditif ini mungkin terjadi saat pengolahan, pengemasan, atau sudah terbawa oleh bahan-bahan kimia yang dipakai. Zat aditif makanan dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu:

  1. zat aditif yang berasal dari sumber alami, seperti lesitin dan asam sitrat;
  2. zat aditif sintetik dari bahan kimia yang memiliki sifat serupa dengan bahan alami yang sejenis, baik susunan kimia maupun sifat/fungsinya, seperti amil asetat dan asam askorbat.

Berdasarkan fungsinya, zat aditif dapat dikelompokkan sebagai zat pewarna, pemanis, pengawet, dan penyedap rasa.

1. Zat Pewarna

a. Zat pewarna alami.
Zat pewarna alami dibuat dari ekstrak bagian-bagian tumbuhan tertentu, misalnya warna

Bahan makanan yang berfungsi sebagai pewarna dan pemanis alami adalah

hijau dari daun pandan atau daun suji, warna kuning dari kunyit, warna cokelat dari buah cokelat, warna merah dari daun jati, warna hijau dari daun suji, dan warna kuning merah dari wortel. Karena jumlah pilihan warna dari zat pewarna alami terbatas maka dilakukan upaya menyintesis zat pewarna yang cocok untuk makanan dari bahan-bahan kimia.

b. Zat pewarna sintetik.
Pewarna sintetik memiliki beberapa kelebihan, yaitu memiliki pilihan warna yang lebih banyak, mudah disimpan, dan lebih tahan lama. Zat pewarna sintetik yang bukan untuk makanan dan minuman (pewarna tekstil) dapat membahayakan kesehatan apabila masuk ke dalam tubuh karena bersifat karsinogen (penyebab penyakit kanker).

Berikut ini adalah daftar zat pewarna, baik alami maupun sintetik yang aman dipergunakan sebagai zat pewarna makanan dan minuman.

Zat pewarna alami
Warna

Nama Zat Pewarna

Nomor Indeks Nama
Merah

Alkanat

75520
Merah

Karmin

75470
Kuning

Annato

75120
Kuning

Karoten

75130
Kuning

Kurkumin

75300
Kuning

Safron

75100
Hijau

Klorofil

75810
Biru

Ultramin

77007
Cokelat

Karamel

Hitam

Karbon hitam

77266
Hitam

Besi oksida

77499

Putih

Titanium oksida

77891

Zat pewarna sintetik
Warna

Nama Zat Pewarna

Nomor Indeks Nama
Merah

Carmoisine

14720
Merah

Amaranth

16185
Merah

Erythrosine

15985
Oranye

Sunset yellow FCF

45430
Kuning

Tartrazin

15985
Kuning

Quineline yellow

47005
Hijau

Fast green FCF

42090
Biru

Briliant Blue FCF

73015
Biru

Indigocarmine Violet GB

42640

Berdasarkan sifat kelarutannya, zat pewarna makanan dikelompokkan menjadi dye dan lake. Dye merupakan zat pewarna makanan yang umumnya bersifat larut dalam air. Dye biasanya dijual di pasaran dalam bentuk serbuk, butiran, pasta atau cairan. Lake merupakan gabunganantara zat warna dye dan basa yang dilapisi oleh suatu zat tertentu. Karena sifatnya yang tidak larut dalam air maka zat warna kelompok ini cocok untuk mewarnai produkproduk yang tidak boleh terkena air atau produk yang mengandung lemak dan minyak.

2. Zat Pemanis

a. Zat pemanis alami.

Pemanis ini dapat diperoleh dari tumbuhan, seperti kelapa, tebu, dan aren. Zat pemanis alami dapat pula diperoleh dari buah buahan dan madu. Zat pemanis alami berfungsi juga sebagai sumber energi.

b. Zat pemanis buatan atau sintetik.

Pemanis buatan tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia sehingga tidak berfungsi sebagai sumber energi. Orang yang memiliki penyakit kencing manis (diabetes melitus) biasanya mengonsumsi pemanis sintetik sebagai pengganti pemanis alami. Contoh pemanis sintetik, yaitu sakarin, natrium siklamat, magnesium siklamat, kalsium siklamat, aspartam, dan dulsin. Pemanis buatan memiliki tingkat kemanisan yang lebih tinggi dibandingkan pemanis alami.

3. Zat Pengawet Zat pengawet adalah zat-zat yang sengaja ditambahkan pada bahan makanan dan minuman agar makanan dan minuman tersebut tetap segar, bau dan rasanya tidak berubah, atau melindungi makanan dari kerusakan akibat membusuk atau terkena bakteri/ jamur. a. Zat pengawet alami Zat pengawet alami berasal dari alam, contohnya gula (sukrosa) yang dapat dipakai untuk mengawetkan buah-buahan (manisan) dan garam dapur yang dapat digunakan untuk mengawetkan ikan. b. Zat pengawet sintetik atau buatan Zat pengawet sintetik atau buatan merupakan hasil sintesis dari bahan-bahan kimia. Contohnya, asam cuka dapat dipakai sebagai pengawet acar dan natrium propionat atau kalsium propionat dipakai untuk mengawetkan roti dan kue kering. Garam natrium benzoat,

asam sitrat, dan asam tartrat juga biasa dipakai untuk mengawetkan makanan. Selain zat-zat tersebut, ada juga zat pengawet lain, yaitu natrium nitrat atau sendawa (NaNO3) yang berfungsi untuk menjaga agar tampilan daging tetap merah. Asam fosfat yang biasa ditambahkan pada beberapa minuman penyegar juga termasuk zat pengawet.

Selain formalin, ada juga pengawet yang tidak boleh dipergunakan untuk mengawetkan makanan. Pengawet yang dimaksud adalah pengawet boraks. Pengawet ini bersifat desinfektan atau efektif dalam menghambat pertumbuhan mikroba penyebab membusuknya makanan serta dapat memperbaiki tekstur makanan sehingga lebih kenyal Boraks hanya boleh dipergunakan untuk industri nonpangan, seperti dalam pembuatan gelas, industri kertas, pengawet kayu, dan keramik. Jika boraks termakan dalam
kadar tertentu, dapat menimbulkan sejumlah efek samping bagi kesehatan, di antaranya:

  • gangguan pada sistem saraf, ginjal, hati, dan kulit;
  • gejala pendarahan di lambung dan gangguan stimulasi saraf pusat;
  • terjadinya komplikasi pada otak dan hati; dan
  • menyebabkan kematian jika ginjal mengandung boraks sebanyak 3–6 gram.

4. Zat Penyedap Cita Rasa
Di Indonesia terdapat begitu banyak ragam rempah-rempah yang dipakai untuk meningkatkan cita rasa makanan, seperti cengkeh, pala, merica, ketumbar, cabai, laos, kunyit, bawang, dan masih banyak lagi yang lain.   Selain zat penyedap cita rasa yang berasal dari alam, adapula yang berasal dari hasil sintesis bahan kimia. Berikut ini beberapa contoh zat penyedap cita rasa hasil sintesis:

  • oktil asetat, makanan akan terasa dan beraroma seperti buah jeruk jika dicampur dengan zat penyedap ini;
  • etil butirat, akan memberikan rasa dan aroma seperti buah nanas pada makanan;
  • amil asetat, akan memberikan rasa dan aroma seperti buah pisang;
  • amil valerat, jika makanan diberi zat penyedap ini maka akan terasa dan beraroma seperti buah apel.

Penyedap rasa monosodium glutamat (MSG) ,zat ini tidak berasa, tetapi jika sudah ditambahkan pada makanan maka akan menghasilkan rasa yang sedap. Penggunaan MSG yang berlebihan telah menyebabkan “Chinese restaurant syndrome” yaitu suatu gangguan kesehatan di mana kepala terasa pusing dan berdenyut.