Bayi tidur kepala miring kiri terus

"Bayi saya (3 bulan, TB/BB = 5 kg/56 cm), tidurnya selalu miring, apalagi kalau selesai ASI. Kalau diluruskan tidurnya sebentar, nanti balik miring lagi. Saya takut nanti bentuk kepalanya berubah. Normalkah jika bayi selalu tidur miring? Apakah nanti bentuk kepalanya berubah jadi tidak normal?"

Menurut dr. Rifan Fauzie, SpA, dari RSAB Harapan Kita, Jakarta, sebagian bayi memang memiliki kebiasaan-kebiasaan yang berbeda.

Di antaranya adalah bayi tidur pada posisi miring ke arah tertentu. Untuk beberapa waktu hal ini biarkan saja terjadi.

Perlahan-lahan ubahlah posisi tidurnya meskipun seringkali ia akan kembali ke posisi semula yang ia senangi.

Masalah bentuk kepala memang dapat saja dipengaruhi akibat posisi tidur tertentu.

Namun selama volume otak, lingkar kepala dan perkembangan neuromotorik dan kognitifnya masih dalam batas normal maka tidak apa-apa.

Ada pun riset yang dilakukan di Belanda dan dimuat di British Medical Journal mengungkapkan, bentuk kepala bayi tidak mengalami perubahan berarti saat memasuki usia 2 tahun.

Begitu pun dengan jumlah bayi yang mengalami perubahan ke bentuk kepala yang normal.

Sebagian besar orangtua malahan melaporkan adanya efek samping dari penggunaan helm khusus untuk mengatasi kepala bayi yang datar, seperti iritasi kulit, bau tidak sedap, keringat, dan rasa sakit.

Sebenarnya, Mama bisa mengatasi masalah ini dengan cara yang lebih ekonomis.

Misalnya, rajin mengubah posisi bayi ketika tidur atau menggendongnya saat sedang terbangun (sehingga tidak terus tidur).

TEMPO.CO, Jakarta - Tortikolis merupakan masalah pada otot leher yang menyebabkan kepala bayi miring ke bawah. Kondisi ini juga dikenal dengan istilah “leher bengkok”.  Pada setiap sisi leher, terdapat otot panjang yang membentang dari belakang telinga ke tulang selangka, yang juga disebut dengan SCM (sternocleidomastoid). Tortikolis terjadi ketika otot SCM bayi memendek di satu sisi.

Kondisi ini dapat disebabkan karena bayi mengalami kejang di dalam rahim atau berada dalam posisi abnormal dalam kandungan, yang dapat memberi tekanan ekstra pada satu sisi kepala bayi hingga menyebabkan SCM mengencang. Selain itu, penggunaan forsep atau alat vakum saat persalinan juga dapat memberi tekanan pada SCM bayi yang bisa memicu tortikolis.

Sekitar 1 dari 250 bayi dilahirkan dengan kondisi tortikolis. Sebanyak 10-20 persen bayi yang memiliki kondisi tersebut bahkan juga mengalami displasia panggul atau sendi panggul cacat. Jika bayi telah mengalami tortikolis sejak dilahirkan, maka kondisi ini disebut sebagai tortikolis bawaan. Jenis tortikolis ini merupakan yang paling umum.

Dalam kasus yang jarang terjadi, tortikolis bawaan pun dapat diturunkan. Selain tortikolis bawaan, bayi juga bisa mengalami tortikolis kongenital yang terjadi seiring waktu setelah bayi dilahirkan. Biasanya ini berkaitan dengan masalah medis yang lebih serius. Anda mungkin tidak menyadari apa pun pada bayi Anda selama 6 atau 8 minggu pertama kelahirannya. Gejala tortikolis biasanya akan semakin jelas saat bayi bisa mengontrol kepala dan lehernya.

Berikut beberapa gejala tortikolis yang dapat terjadi pada bayi:

1. Kepala miring ke satu sisi dengan dagu mengarah ke bahu yang berlawanan. Sekitar 75 persen bayi yang mengalami tortikolis kepalanya miring ke kanan.

2. Kepala tidak dapat berputar ke samping, ke atas atau ke bawah dengan mudah.

3. Terdapat benjolan lunak di otot leher bayi. Biasanya ini hilang dalam waktu 6 bulan.

4. Bayi lebih suka melihat Anda dari dekat. Matanya tidak akan mengikuti pergerakan Anda karena harus membuatnya memutar kepala.

5. Mengalami kesulitan menyusu di satu sisi atau senang menyusu di satu sisi saja.

6. Bayi sangat kesulitan memalingkan kepalanya bahkan bisa menjadi kesal karena gerakannya keras.

Jika Anda melihat tanda-tanda tortikolis pada bayi Anda, segeralah lakukan pemeriksaan ke dokter, sebab bisa saja bayi Anda memang mengalami tortikolis. Selain pemeriksaan fisik, dokter akan melakukan rontgen leher untuk melihat bentuk tortikolis ataupun melakukan tes ultrasonik pada panggul (jika diperlukan).

Mengatasi tortikolis pada bayi

Dalam mengatasi tortikolis bayi, dokter akan mengajari Anda beberapa latihan gerak untuk si kecil dalam meregangkan otot-otot lehernya. Latihan gerak ini akan membantu memperpanjang otot yang lebih pendek dan kencang. Selain itu, latihan ini juga akan memperkuat otot di sisi yang berlawanan.

Dokter juga akan menyarankan Anda untuk membawa bayi ke ahli terapi fisik agar bayi mendapat terapi fisik yang tepat untuk kesembuhannya. Jika ditangani dengan cepat dan tepat, kondisi bayi biasanya membaik dalam waktu 6 bulan.

Hal penting lainnya adalah Anda harus membiasakan bayi memalingkan kepalanya pada sisi yang tidak ia toleh, misalnya jika bayi Anda mengalami tortikolis sebelah kanan, maka Anda dapat membaringkannya di tempat tidur dan berdiri di sisi kiri untuk mendorongnya menoleh.

Anda juga bisa mengajak bayi bermain menggunakan mainan bersuara atau berkelap-kelip yang dapat membuatnya menoleh ke dua arah. Penting juga memberi waktu pada bayi untuk melakukan tengkurap ketika ia bangun, agar membantu mengembangkan otot-otot di lehernya.

Tortikolis yang ditangani sesegera mungkin dapat membantu mencegah masalah jangka panjang pada bayi. Sebab tanpa perawatan, bayi dapat mengalami komplikasi, seperti kurang kontrol terhadap kepalanya, jangkauan terbatas pada sisi yang terpengaruh, terlambat duduk dan berjalan, masalah ketika diberi makan, keseimbangan buruk dan bentuk kepala asimetris karena sering tidur menghadap ke samping.

Selain itu, jika panjang otot leher tidak kembali normal dan bayi tidak memiliki gerak normal saat berusia 18 bulan, kemungkinan bayi Anda akan dirujuk ke dokter bedah ortopedi untuk melakukan operasi memperpanjang otot. Namun, jarang bayi yang mengalami tortikolis memerlukan operasi untuk memperpanjang SCM.

Kenapa kepala bayi miring ke kiri terus?

Kepala bayi yang miring ke kiri memang bisa terjadi salah satunya karena tortikolis, atau distonia otot leher.

Amankah jika bayi tidur dengan kepala miring?

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjelaskan dalam situs resminya bahwa si kecil sebaiknya tidak tidur dalam posisi miring. Pasalnya, efek samping bayi tidur miring adalah sindrom kematian bayi mendadak atau Sudden Infant Death Syndrome (SIDS).

Apakah tortikolis pada bayi bisa sembuh dengan sendirinya?

Tortikolis pada bayi tidak bisa sembuh dengan sendirinya. Namun umumnya, tidak ada pengobatan khusus yang diperlukan. Tujuan utama pengobatan tortikolis yaitu untuk meredakan tegang di leher agar kepala bayi bisa kembali ke posisi normal.

Bahayakah tortikolis pada bayi?

Meskipun bisa disembuhkan, perlu diingat bahwa tortikolis tidak bisa dianggap sepele. Karena bila tidak segera diobati, kondisi tortikolis akan lebih sulit disembuhkan dan bayi berisiko tumbuh besar dengan kepala yang miring sebelah. Dan semakin lama ditangani semakin memiliki risiko komplikasi jangka panjang.