Berapa jumlah kambing untuk aqiqah menurut sunnah rasulullah saw

Kapanlagi Plus - Aqiqah merupakan kegiatan melakukan kurban hewan untuk memberikan rasa syukur dalam syariat Islam. Hal ini merupakan salah satu bentuk rasa syukur umat Islam terhadap Allah SWT mengenai bayi yang dilahirkan. Sehingga ini menjadi sebuah tradisi bagi umat muslim. Bagi kalian yang akan melakukan aqiqah pada anak, maka kalian harus mengetahui tata cara aqiqah yang sesuai sunah Rasulullah Saw.

Hukum aqiqah sendiri menurut pendapat yang paling kuat adalah sunah muakkad, atau dapat diartikan sebagai salah satu anjuran yang memiliki penekanan kuat (hampir mendekati wajib), seperti sholat hari raya, sholat sunah witir dan sholat sunah thawaf. Dan aqiqah ini adalah pendapat jumhur ulama menurut hadis.

Bahkan ada pula dari para ulama yang berpendapat bahwa, aqiqah sebagai penebus yang artinya aqiqah itu akan menjadikan terlepasnya kekangan jin yang mengiringi semua bayi sejak lahir. Dan menjauhkan dari hal-hal yang tidak diinginkan. Aqiqah sendiri merupakan kegiatan penyembelihan kambing pada hari ketujuh kelahiran seseorang anak.

Dan apa saja ya tata cara aqiqah yang benar sesuai sunah? Dilansir dari berbagai sumber, ini beberapa tata cara aqiqah sesuai sunah Rasulullah Saw beserta dengan tuntunan dan hukumnya.

1. Hukum Melaksanakan Aqiqah dalam Islam

Berapa jumlah kambing untuk aqiqah menurut sunnah rasulullah saw

Ilustrasi (credit: Freepik)

Pelaksanaan aqiqah adalah ajaran Rasulullah Saw. Dilihat dari sisi hukumnya, aqiqah dibedakan menjadi dua yaitu berhukum sunah dan wajib. Pembagian ini berdasarkan pada dalil-dalil dan tafsir yang telah dilakukan oleh para ulama. Secara sunah, hukum aqiqah adalah sunah muakkad, atau sunah yang harus diutamakan.

Artinya, apabila seorang muslim mampu melaksanakannya (karena mempunyai harta yang cukup) maka ia dianjurkan untuk melakukan aqiqah bagi anaknya saat anak tersebut masih bayi. Sementara bagi orang yang kurang atau tidak mampu, pelaksanaan aqiqah dapat ditiadakan. Secara wajib, menurut hadist riwayat Ahmad yang berbunyi: "Anak-anak itu tergadai (tertahan) dengan aqiqahnya, disembelih hewan untuknya pada hari ketujuh, dicukur kepalanya dan diberi nama." (HR Ahmad) maka aqiqah wajib dilakukan.

Dengan berpatokan pada hadist di atas, para ulama menafsirkan bahwa seorang anak tidak dapat memberi syafaat pada orangtuanya apabila ia belum diaqiqah. Meski demikian, pendapat ini masih kalah dengan pendapat bahwa aqiqah adalah sunah sehingga ditolak oleh banyak ulama.

2. Waktu Terbaik Aqiqah

Tata cara aqiqah sesuai sunah rasul yang selanjutnya yaitu mengetahui waktu terbaik untuk melaksanakan aqiqah. Yup! Waktu terbaik dalam melakukan aqiqah ada di hari ketujuh setelah kelahiran bayi. Hal itu sudah diterangkan dengan jelas pada hadis yang diriwayatkan Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ibnu Majah sebelumnya.

Disebutkan dalam Al-Mawsu'ah Al-Fiqhiyah juga bahwa jika bayi lahir siang hari, maka sudah termasuk hari pertama dari tujuh hari. Sedangkan jika bayi dilahirkan pada waktu malam, tidak termasuk dalam hitungan. Hari pertama adalah hari berikutnya. Misalnya, ketika bayi lahir hari Sabtu pagi, maka hari tersebut sudah dianggap sebagai hari pertama dari tujuh hari.

Sehingga orang tuanya akan mengerjakan aqiqah pada hari Jumat di minggu depannya. Sebaliknya, jika bayi lahir Sabtu malam, maka hari pertamanya adalah hari Minggu keesokan paginya. Sehingga orang tuanya boleh melaksanakan aqiqah pada hari Sabtu di minggu depannya.

Namun menurut Mazhab Syafi'i, aqiqah tetap dapat dilaksanakan setelah melewati hari ke tujuh kelahiran bayi. Ada sebagian yang menggunakan tata cara waktu aqiqah pada 14 atau 21 hari setelah kelahiran bayi. Bahkan, Mazhab Syafi'i tetap menganjurkan aqiqah walaupun anak tersebut telah meninggal dunia sebelum hari ke tujuh.

3. Menyembelih Kambing

Berapa jumlah kambing untuk aqiqah menurut sunnah rasulullah saw

Ilustrasi (credit: Freepik)

Kemudian masuk dalam penyembelihan kambing yang akan disembelih bagi bayi laki-laki maupun perempuan. Jumlah kambing yang disembelih untuk aqiqah berbeda antara anak perempuan dan laki-laki. Untuk aqiqah anak perempuan orangtua menyiapkan satu ekor kambing, sedangkan untuk anak laki-laki, orangtua menyembelih dua ekor kambing.

Hal ini juga tercantum pada hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud. Dari Ummu Kurz ia berkata, "Aku mendengar Nabi shallallahu 'alahi wa sallam bersabda 'Untuk seorang anak laki-laki adalah dua ekor kambing dan untuk akan perempuan adalah seekor kambing. Tidak mengapa bagi kalian apakah ia kambing jantan atau betina'" (HR. Abu Dawud).

Syarat kambing yang disembelih untuk aqiqah sama dengan hewan kurban, yaitu kambing yang berkualitas, baik dari segi jenis hingga usia. Kambing tersebut juga harus bebas dari cacat dan penyakit. Sebelum menyembelih kambing untuk aqiqah, disunnahkan pula untuk membaca doa sebagai berikut:

"Bismillahi wa billahi, allahumma 'aqiqatun 'an fulan bin fulan, lahmuha bilahmihi si azhmihi, allahummaj'alha wiqaan liali muhammadin 'alaihi wa alihis salam."

Yang artinya: Dengan nama Allah serta dengan Allah, Aqiqah ini dari fulan bin fulan, dagingnya dengan dagingnya, tulangnya dengan tulangnya. Ya Allah, jadikan aqiqah ini sebagai tanda kesetiaan kepada keluarga Muhammad SAW.

4. Memasak Daging Aqiqah

Tak hanya itu saja, tata cara aqiqah sesuai sunah Rasulullah Saw yang lainnya yaitu dengan memasak daging sembelihan tersebut untuk aqiqah. Namun jumhur ulama lebih menganjurkan untuk memasak daging aqiqah terlebih dahulu sebelum membagikannya kepada orang-orang. Hal itu diungkapkan dalam kitab Atahzib yang ditulis Imam Al-Baghawi yang artinya:

"Dianjurkan untuk tidak membagikan daging hewan aqiqah dalam keadaan mentah, akan tetapi dimasak terlebih dahulu kemudian diantarkan kepada orang fakir dengan nampan." (Imam Al-Baghawi dalam kitab Atahzib)

Kemudian, ada pula pendapat yang ditulis dalam kitab Al-Musfashshal fi Ahkamil Aqiqah yang artinya, "Kebanyakan ahlul ilmi menganjurkan agar daging hewan aqiqah tidak dibagikan dalam keadaan mentah, namun dimasak terlebih dahulu kemudian disedekahkan pada orang fakir."

5. Memakan Sebagian Daging Aqiqah

Berapa jumlah kambing untuk aqiqah menurut sunnah rasulullah saw

Ilustrasi (credit: Freepik)

Tidak hanya memasak saja, tata cara aqiqah anak sesuai dengan sunnah Rasulullah Saw yaitu dengan memakan sebagian daging aqiqah. Menurut hadis yang diriwayatkan al-Bayhaqi, daging aqiqah sebaiknya dimasak terlebih dahulu dan dimakan oleh keluarga, baru dibagikan.

Aisyah r.a berkata, "Sunnahnya dua ekor kambing untuk anak laki-laki dan satu ekor kambing untuk anak perempuan. Ia dimasak tanpa mematahkan tulangnya. Lalu dimakan (oleh keluarganya), dan disedekahkan pada hari ketujuh." (HR al-Bayhaqi)

Dari hadis lain yang diriwayatkan al-Bayhaqi, sudah jelas disebutkan bahwa daging aqiqah sebagian dimakan. Sedangkan sebagiannya lagi dibagikan kepada orang-orang. Sebagian daging aqiqah diberikan kepada keluarga muslim yang melaksanakan aqiqah. Sementara sisanya dapat dibagikan kepada tetangga ataupun fakir miskin.

6. Mencukur Rambut dan Memberi Nama Saat Aqiqah

Pada saat menyelenggarakan aqiqah, kita juga disunnahkan untuk mencukur rambut dan memberikan nama pada bayi. Tentu saja kegiatan ini masuk sebagai salah satu tata cara aqiqah yang disunnahkan oleh Rasulullah Saw. Dalam tata cara aqiqah sesuai sunah rasul ini, orangtua memberikan nama yang baik kepada anak yang baru lahir.

Memberikan nama yang baik mencerminkan bagaimana akhlak dan imannya nanti kepada Allah SWT. Sedangkan hukum mencukur rambut bayi saat melakukan aqiqah menurut pendapat yang kuat di kalangan ulama adalah sunah.

7. Mendoakan Bayi Saat Aqiqah

Berapa jumlah kambing untuk aqiqah menurut sunnah rasulullah saw

Ilustrasi (credit: Freepik)

Dan tata cara aqiqah menurut Rasulullah Saw yang terakhir yaitu, dengan mendoakan bayi saat aqiqah. Mendoakan adalah hal yang baik dilakukan untuk keselamatan dan juga masa depan sang buah hati. Dan berikut ini doa yang sebaiknya diucapkan untuk bayi yang baru lahir.

"U'iidzuka bi kalimaatillaahit tammaati min kulli syaithooni wa haammah. Wa min kulli 'ainin laammah."

Yang artinya: Saya perlindungkan engkau, wahai bayi, dengan kalimat Allah yang Perkasa, dari tiap-tiap godaan syaitan, serta tiap-tiap pandangan yang penuh kebencian.

Itulah beberapa tata cara aqiqah yang sesuai dengan sunah Rasulullah Saw. Adanya aqiqah bukan hanya untuk menunjukkan rasa syukur kita pada Allah SWT saja, namun juga untuk kebaikan anak beserta keluarga dan agar mendapatkan ridho dari Allah SWT.

Berapa jumlah kambing untuk aqiqah menurut sunah Rasulullah?

Aqiqah biasanya dilakukan pada hari ke-7, ke-14, atau ke-21 setelah kelahiran seorang anak. Bagi anak laki-laki, untuk melaksanakan aqiqah wajib memotong dua ekor kambing sementara anak perempuan satu ekor kambing saja.

Bolehkah aqiqah lebih dari 2 kambing?

Kesimpulan pendapat, akikah pada anak laki-laki dianjurkan dengan dua ekor kambing, sedangkan anak perempuan dengan satu ekor kambing. Namun jika tidak mampu, boleh pula akikah anak laki-laki dengan satu ekor kambing dan itu dianggap sah. Wallahu a'lam. Baca selengkapnya di Rumaysho.Com: Jumlah dan Jenis Hewan Aqiqah.

Apakah boleh aqiqah 2 anak sekaligus?

Yang lebih mendekati adalah tidak sah penggabungan antara aqiqah dan kurban, ini merupakan pendapat Malikiyah dan Hanabilah. Syeikh Ibnu Utsaimin –rahimahullah- berkata: “Aqiqah tidak sah jika digabung dengan yang lainnya, maka satu unta tidak bisa untuk dua bayi, demikian juga sapi tidak bisa untuk dua bayi.

Berapa ekor kambing aqiqah untuk anak laki

Menurut Syariah sendiri, hukum Aqiqah adalah Sunnah Muakkad. Atau Sunnah, yang sangat dianjurkan. Namun, jumlah hewan yang akan disembelih sering ditanyakan. Dimana anak laki-laki kecil itu adalah 2 ekor kambing dan gadis kecil itu adalah 1 ekor kambing.