Berapa lama al quran diturunkan

KOMPAS.com - Al Quran adalah kitab suci bagi umat Islam yang menjadi pegangan dan dasar petunjuk kehidupan umat Muslim.

Proses turunnya Al Quran terjadi secara bertahap selama kurang lebih 23 tahun. Adapun ayat pertama yang diturunkan adalah Surat Al-Alaq ayat 1-5.

Lantas, bagaimana sejarah turunnya Al Quran?

Baca juga: Biografi Abdullah bin Amr, Salah Satu Perawi Hadis Pertama

Sejarah turunnya Al Quran

Turunnya Surat Al-Alaq ayat 1-5 menjadikan awal dari kenabian Muhammad. Selain itu, waktu turunnya Al Quran juga menjadi awal penyebaran agama Islam.

Al Quran diturunkan dalam dua cara, yaitu:

  • Al Quran diturunkan secara lengkap di malam Lailatulqadar dari Lauh Mahfudz ke langit dunia
  • Usai diturunkan ke langit dunia, Al Quran diturunkan ke Nabi Muhammad secara bertahap

Selain itu, sejarah turunnya Al Quran dibagi menjadi dua periode, yaitu periode Mekkah (sebelum hijrahnya Nabi) dan Madinah (setelah hijrah).

Al Quran pertama kali diturunkan di Gua Hira, sebelah utara Mekkah, pada 17 Ramadan 610 M.

Selama periode Mekkah, pada umumnya ayat yang diturunkan berisi tentang akidah (paham terkait keimanan) dan tauhid (dasar ajaran agama Islam).

Pada periode ini, terdapat 86 surat yang diturunkan selama 12 tahun lima bulan.

Baca juga: Waraqah bin Naufal, Imam Nasrani yang Memastikan Kenabian Muhammad

Sedangkan ayat yang turun di Madinah umumnya berkaitan dengan muamalat (hubungan manusia sebagai makhluk sosial), syariat (aturan dalam kehidupan Islam), dan hukum Islam.

Pada periode setelah hijrahnya Nabi Muhammad ini, terdapat 28 surat yang diturunkan selama sembilan tahun sembilan bulan.

Ayat Al Quran yang terakhir diturunkan adalah surat Al-Maidah ayat 5.

Pembukuan Al Quran

Ketika wahyu pertama kali diturunkan, Rasulullah, yang tidak bisa membaca dan menulis, membacakannya kepada para sahabat.

Oleh karena itu, saat pertama kali Al Quran diturunkan, tidak langsung dibentuk kitab seperti sekarang ini.

Setelah dibacakan Nabi Muhammad, ayat Al Quran ada yang dihafalkan, ada yang langsung ditulis.

Ayat Al Quran yang turun ditulis di berbagai tempat, seperti di pelepah pohon kurma, lempengan batu, daun lontar, kulit bintang, kayu, pelana, hingga potongan tulang binatang.

Baca juga: Biografi Imam Abu Dawud, Salah Satu Penyusun Kitab Hadis Utama

Selepas Nabi Muhammad wafat pada 632, umat Muslim dipimpin oleh Abu Bakar sebagai khalifah bagi umat Islam.

Dalam pemerintahan Abu Bakar, banyak terjadi gejolak berupa pemberontakan dan ekspansi wilayah yang menimbulkan pertempuran.

Akibatnya, banyak para penghafal Al Quran yang gugur. Hal itu menimbulkan kekhawatiran akan hilangnya Al Quran.

Oleh karena itu, Umar bin Khattab merasa perlu untuk membukukan Al Quran dan mengusulkannya kepada Khalifah Abu Bakar.

Khalifah Abu Bakar kemudian menunjuk Zaid bin Tsabit untuk memimpin proyek pembukuan Al Quran.

Usai Al Quran berhasil dibukukan, kemudian dilakukan standarisasai pada masa pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan.

Selain itu, karena banyak terjadi perbedaan dialek di kalangan umat Islam, Khalifah Utsman memerintahkan untuk diseragamkan.

Al Quran yang sekarang ini dijadikan pedoman menggunakan cara penulisan Utsman atau Rasm Utsmani.

Referensi:

  • Sarwat, Ahmad. (2020). Sejarah Al Quran. Jakarta: Rumah Fiqih.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Al-Qur’an diturunkan dalam tempo, menurut satu riwayat, 22 tahun 2 bulan 22 hari, yaitu mulai dari malam 17 Ramadhan tahun 41 dari kelahiran Nabi, sampai 9 Dzulhijjah Haji Wada` tahun tahun 63 dari kelahiran Nabi atau tahun 10 H.Proses turunnya al-Qur’an kepada Nabi Muhammad saw melalui tiga tahapan, yaitu:Pertama, al-Qur’an turun secara sekaligus dari Allah ke lauh al-mahfuzh , yaitu suatu tempat yang merupakan catatan tentang segala ketentuan dan kepastian Allah. Proses pertama ini diisyaratkan dalam Q.S. al-Buruj (85) ayat 21–22, “Bahkan yang didustakan mereka ialah Al-Qur’an yang mulia. Yang (tersimpan) dalam lauh al-mahfuzh”.Diisyaratkan pula oleh firman Allah surat al-Waqi`ah (56) ayat 77—80, “Sesungguhnya Al Qur’an ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara (Lauh Mahfuzh), tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan. Diturunkan dari Tuhan semesta alam.”Tahap kedua, al-Qur’an diturunkan dari lauh al-mahfuzh itu ke bait al-izzah (tempat yang berada di langit dunia). Proses kedua ini diisyaratkan Allah dalam surat al-Qadar [97] ayat 1, “sungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malan kemuliaan.”Juga diisyaratkan dalam Q.S. Surat ad-Dukhan [44] ayat 3, “Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.”Tahap ketiga, al-Qur’an diturunkan dari bait al-izzah ke dalam hati Nabi dengan jalan berangsur-angsur sesuai dengan kebutuhan. Adakalanya satu ayat, dua ayat dan bahkan kadang-kadang satu surat. Mengenai proses turun dalam tahap ketiga diisyaratkan dalam Q.S. asy-Syu`ara’ [26] ayat 193–195, “……Dia dibawa turun oleh ar-ruh al-`amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas”.Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril, tidak secara sekaligus melainkan turun sesuai dengan kebutuhan. Bahkan sering wahyu turun karena untuk menjawab pertanyaan para sahabat yang dilontarkan kepada Nabi atau untuk membenarkan tindakan Nabi saw. Di samping itu banyak pula ayat atau surat yang diturunkan tanpa melalui latar belakang pertanyaan atau kejadian tertentu.Dalam kenyataan tersebut terkandung hikamah dan faidah yang besar, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran itu sendiri dalam Surat al-Furqan [25] ayat 32, “Berkatalah orang-orang yang kafir: “Mengapa Al Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?”; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (teratur dan benar).Di samping hikmah yang telah diisyaratkan ayat di atas, masih banyak hikmah yang terkandung dalam hal diturunkannya al-Qur’an secara berangsur-angsur, antara lain adalah:1. Memantapkan hati NabiKetika menyampaikan dakwah, Nabi kerapkali berhadapan dengan para penentang. Maka, turunnya wahyu yang berangsur-angsur itu merupakan doroaikan dakwah. Hal ini diisyaratkan oleh firman Allah, Berkatalah orang-orang yang kafir: “Mengapa Al Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?”; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (teratur dan benar). (QS. al-Furqan [25]:32).2. Menentang dan melemahkan para penentang al-Qur’anNabi kerapkali berhadapan dengan pertanyaan-pertanyaan sulit yang dilontarkan orang-orang musyrik dengan tujuan melemahkan Nabi. Maka, turunnya wahyu yang berangsur-angsur itu tidak saja menjawab pertanyaan itu, bahkan menentang mereka untuk membuat sesuatu yang serupa dengan al-Qur’an. Dan ketika mereka tidak mampu memenuhi tantangan itu, hal itu sekaligus merupakan salah satu mu`jizat al-Qur’an.3. Memudahkan untuk dihapal dan difahamiNabi Muhammad sangat merindukan turunnya wahyu. Saking rindunya, suatu ketika mengikuti bacaan wahyu yang disampaikan Jibril sebelum wahyu itu selesai dibacakannya. Karena itu, Allah berfirman, “Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al Qur’an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: “Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.” (QS. Thaha [20]:114) Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Qur’an karena hendak cepat-cepat (menguasai) nya. Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu.” (QS. al-Qiyamah [75]:6—9).Di lain pihak, al-Qur’an pertama kali turun di tengah-tengah masyarakat Arab yang ummi, yakni yang tidak memiliki pengetahuan tentang bacaan dan tulisan. Maka, turunnya wahyu secara berangsur-angsur memudahkan mereka untuk memahami dan menghapalkannya.4. Mengikuti setiap kejadian (yang karenanya ayat-ayat al-Qur’an turun) dan melakukan pentahapan dalam penetapan aqidah yang benar, hukum-hukum syari`at, dan akhlak mulia. Hikmah ini diisyaratkan oleh firman Allah, “Dan Al Qur’an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.” (QS. al-Isra’ [17]:106).5. Membuktikan dengan pasti bahwa al-Qur’an turun dari Allah Yang Maha Bijaksana.Walaupun al-Qur’an turun secara berangsur-angsur dalam tempo 22 tahun 2 bulan 22 hari, tetapi secara keseluruhan, terdapat keserasian di antara satu bagian dengan bagian al-Qur’an lainnya. Hal ini tentunya hanya dapat dilakukan Allah yang Maha Bijaksana.

Kapan Alquran diturunkan dan berapa lama?

Lalu, diturunkan berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad melalui perantara malaikat Jibril sesuai dengan peristiwa-peristiwa dalam jangka waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari.”(HR. Thobari, An Nasai dalam Sunanul Kubro, Al Hakim)" dalam Mustadroknya, Al Baihaqi dalam Dalailun Nubuwwah.

Berapa lama waktu diturunkannya Alquran brainly?

Jawaban ini terverifikasi lamanya al quran diturunkan adalah 22 tahun, 2 bulan dan 22 hari.

Berapa kali Alquran diturunkan?

Sedangkan pendapat yang ketiga menyatakan bahwa sesungguhnya Alqur'an diturunkan sebanyak tiga kali turun, yaitu dari sisi Allah Swt ke Lauh Mahfuzh, kemudian dari Lauh Mahfuzh ke langit dunia, dan kemudian turun ke dalam hati Nabi Muhammad Saw.

Kapan Alquran diturunkan oleh Allah SWT?

Al-Qur'an diturunkan oleh Allah SWT melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Ayat yang pertama kali diturunkan kepada Rasulullah adalah surat Al-Alaq ayat 1-5 saat berada di Gua Hira pada tahun 610 M. Turunnya Surat Al Alaq ayat 1-5 menjadikan awal kenabian Muhammad SAW.