Berapa lama merendam Tutut sebelum dimasak?

Kamis, 16 Juli 2020 | 17:34 WIB   Penulis: Tiyas Septiana

Berapa lama merendam Tutut sebelum dimasak?

ILUSTRASI. Cara mengolah keong sawah agar aman dikonsumsi.

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keong sawah sudah lama menjadi salah satu sumber protein masyarakat Indonesia terutama di pedesaan. Tapi, masih banyak masyarakat yang belum tahu cara mengolah keong sawah dengan benar.

Salah mengolahnya, keong sawah, yang juga populer dengan sebutan tutut, malah akan beracun dan berakibat buruk bagi kesehatan. Melansir Tribunnews, sebelum diolah, rendam keong sawah yang Anda beli dengan air bersih selama kurang lebih 2 jam.

Setelah direndam, sikat cangkang menggunakan sikat gigi bekas agar sisa lumpur dan lumut hilang. Setelah disikat, bilas dengan air bersih.

Kemudian, rebus keong sawah dengan sedikit garam selama lebih dari 30 menit agar bakteri dan kuman mati. Setelah direbus, keong sawah siap untuk diolah kembali dengan bumbu-bumbu.

Baca Juga: 5 resep masakan mudah dan awet disimpan yang praktis untuk sarapan 

Biar lebih nikmat, berikut adalah resep rica keong sawah khas Solo yang bisa Anda coba:

Bahan: 

  • 250 gram keong sawah siap masak
  • 1 ruas lengkuas
  • 2 lembar daun jeruk
  • 2 lembar daun salam

Bumbu halus:

  • 5 butir bawang merah
  • 2 siung bawang putih
  • 10 cabai rawit merah
  • 1 cabai merah besar
  • 1 ruas jahe
  • 1 butir kemiri

Baca Juga: Kenapa orang Indonesia suka nasi goreng? Ini alasannya

Cara membuatnya:

  • Haluskan semua bumbu halus 
  • Panaskan minyak lalu tumis bumbu halus dengan lengkuas, daun jeruk, dan daun salam hingga harum.
  • Masukkan daging keong sawah yang sudah direbus dan tambahkan air. 
  • Aduk-aduk dan tumis hingga air berkurang.
  • Anda bisa langsung menyajikannya dengan nasi panas, atau ditusuk seperti sate lalu dibakar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

  • INDEKS BERITA


Tag

  • resep masakan
  • Resep
  • Tips Memasak
  • keong sawah

Terbaru

Terpopuler

  1. Daftar 23 Bank Yang Terancam Dimerger Paksa, Nasabah Wajib Tahu!
  2. Ini Upaya 19 Bank Penuhi Modal Inti, Siapa yang Terancam Merger Hingga Likuidasi?
  3. Membedah IPO Isra Presisi Indonesia (ISAP), Pesaing Astra Otoparts (AUTO) dan DRMA
  4. Asing Net Buy Rp 642 Miliar Saat IHSG Naik, Ini Saham yang Banyak Dikoleksi
  5. Comac, Senjata China Untuk Mengusik Duopoli Airbus-Boeing Siap Merilis Pesawat C919
  6. Di Tengah Kenaikan IHSG di Awal Pekan, Asing Banyak Melego Saham-saham Ini
  7. Mau Rights Issue Rp 750,20 Miliar, Saham PBRX Rebound Hingga Terbang 130,14 Persen
  8. Pengumuman BPOM: 69 Obat Sirup dari 3 Produsen Nakal Resmi Ditarik dari Peredaran
  9. Kasus Covid-19 Diprediksi Naik, Menkes Ingatkan Tetap Pakai Makser dan Vaksin Booster
  10. Cadangan Devisa India Akhir Bulan Lalu Melonjak, Diduga Salah Satunya Karena Dollar

Jangan Lewatkan

  1. Ciri-Ciri Diabetes Pada Wanita & Cara Menurunkan Gula Darah Secara Alami Tanpa Obat
  2. Promo Superindo Terbaru 7-10 November 2022, Hujan Diskon di Bulan Ini
  3. 4 Manfaat Daun Kelor untuk Kesehatan Laki-Laki
  4. Menurunkan Darah Tinggi dan Gula Darah, Ini Manfaat Daun Pepaya untuk Kesehatan
  5. Gerhana Bulan Total Besok 8 November 2022, Jam Berapa? Catat Cara Shalat Gerhana
  6. Bisa Meredakan Perut Kembung, Ini Manfaat Beluntas untuk Kesehatan
  7. 6 Manfaat Jamur Untuk Kesehatan yang Jarang Diketahui Banyak Orang
  8. Kapan Bleach: Thousand-Year Blood War Episode 5 Sub Indo Tayang? Berikut Sinopsisnya
  9. Promo Alfamart Hari Ini 7 November 2022 untuk Produk Kebutuhan Dapur Anda
  10. Bocoran Spesifikasi dan Harga HP Realme 10 yang Rilis di Indonesia 9 November 2022

Cara Mengolah Tutut yang Benar (Foto: kumparan)

Di depan gang perumahan Taman Kenari, Tanah Baru, Bogor, Arni biasa menjajakan makanan ringan dan sayuran matang. Salah satu menu andalannya ialah olahan siput pedas bernama tutut.

Namun, semenjak Kejadian Luar Biasa (KLB) tutut beracun yang mengakibatkan 108 warga Kampung Sawah, Bogor, menderita keracunan pada Jumat (25/5) Arni tak lagi berdagang tutut. Padahal, dalam mengolah tutut ibu satu anak itu selalu mengutamakan kebersihan saat memasak.

"Warga tahu saya jualannya bersih jadi pada nanyain (kapan jualan tutut). Selama tiga tahun jualan tutut, enggak pernah ada keluhan sakit ya warga, aman," ujar Arni saat ditemui kumparan pada Selasa (29/5).

Bagi warga Bogor, tutut merupakan camilan wajib berbuka puasa, juga sebagai penganan pelengkap saat berkumpul bersama keluarga. Bersama kumparan, Arni mempraktikkan cara memasak tutut, dari membeli mentah di pasar hingga siap dikonsumsi.

"Pertama, beli tutut yang masih hidup dan segar di pasar. Lalu direndam semalaman supaya lendir, tanah, dan kotoran keluar," ujar Arni sambil mengangkat baskom berisi 3 kg tutut hidup.

Kandungan Nutrisi Tutut (Foto: Sabryna Muviola/kumparan)

Selain untuk mengeluarkan kotoran dan lendir, merendam semalaman dapat mengetahui kondisi tutut. Tutut yang tidak dalam kondisi baik akan mati lalu mengambang dan harus dibuang.

Dibantu oleh adik lelakinya, Arni meniriskan tutut yang sudah direndam semalaman kemudian memotong bagian cangkang belakang tutut sebesar lubang jarum.

Cara ini berguna untuk mempermudah konsumen memakan tutut. Selanjutnya, tutut yang sudah dilubangi cangkangnya dicuci hingga bersih sebanyak 10 kali.

"Ini penting, harus dicuci menggunakan air mengalir dan digosok hingga bersih, bisa sampai 10 kali pencucian dan airnya bening. Bersih juga enggak amis," ujar Arni.

Menurut perempuan asli Banten itu, tutut bisa membahayakan kesehatan apabila tidak dicuci bersih, mengingat habitat tutut yang hidup di sawah dan pasir sungai membawa banyak bakteri juga kotoran.

Setelah dicuci bersih, tutut direndam dalam air agar tidak mati, kemudian direbus hingga mendidih. Namun, sebelum merebus tutut, pastikan tidak ada tutut yang mengambang atau mati.

"Tutut yang enggak baik itu mungkin nyucinya enggak bersih atau masaknya enggak bener, atau dicampur sama tutut yang mati, yang ngambang. Tutut ngambang itu enggak boleh dimasak, soalnya bau," tutur Arni.

Penjual Tutut di Bogor (Foto: Marissa Krestianti/kumparan)

Selama menunggu air rebusan tutut mendidih, Arni menyiapkan bumbu-bumbu racikan. Bumbu yang dipakai pun mudah ditemukan di pasaran, seperti jahe, kunyit, cabe rawit, bawang merah dan putih, daun salam, daun jeruk, dan batang serai.

Seluruh rempah tersebut dihaluskan dan ditumis menggunakan minyak goreng. Selanjutnya tutut yang sudah mendidih ditiriskan dan dimasukkan bersamaan dengan bumbu yang sudah ditumis dan dimasak hingga matang dan harum.

Untuk memperkuat cita rasa, tambahkan garam, gula, dan penyedap rasa, lalu aduk hingga tercampur rata. Akhirnya, tutut bumbu kuning bercita rasa pedas ini siap disajikan.

Arni mengaku, sudah tidak berjualan tutut sejak Sabtu (26/5). Namun menurutnya pelanggan setianya tak beranjak. Sebaliknya, setiap kali melewati warung jualan Arni, mereka terus menanyakan kapan ia akan berjualan tutut lagi.

"Sudah tidak berjualan tiga hari, waktu ibu RT mengimbau warga biar enggak jualan dan makan tutut dulu, khawatir keracunan. Jadi ini hari pertama jualan tutut setelah tiga hari libur. Warga pada nanyain kenapa enggak jualan?" lanjut Arni.

Dari tiga kilo tutut mentah, bisa menghasilkan 8 bungkus tutut siap santap. Masing-masing bungkus dihargai Rp 5 ribu. Arni mendapat keuntungan Rp 1-2 ribu untuk setiap bungkus.

Infografis Jalan Panjang Tutut (Foto: Basith.S/kumparan)

Dalam waktu kurang dari tiga jam, tutut buatan Arni sudah ludes dibeli warga. Bahkan, tak sedikit warga yang datang dengan wajah penyesalan karena tak kebagian tutut olahan Arni.

"Dulu, sebelum kasus KLB, saya bisa jual sehari 70 bungkus, untungnya Rp 100 ribu. Sekarang belum berani karena situasinya seperti ini. Tapi alhamdulilah masih banyak yang nyari dan beli," ungkapnya.

Tak hanya Arni, para pedagang tutut yang biasanya berjejer ramai di sepanjang Jembatan Cenger, kini tak terlihat sama sekali. KLB tutut beracun menyebabkan mata pencaharian mereka hilang.

Arni berharap, KLB tutut beracun tidak terulang dan masyarakat bisa menikmati tutut tanpa rasa was-was.

"Harapannya, kasus KLB cepat selesai, karena tutut kan proteinnya banyak. Sudah bertahun-tahun jualan tutut, tidak pernah seperti ini. Kasihan juga pedagang kecil seperti saya dan lainnya," kata Arni.

Ikuti terus perkembangan informasi tutut dalam topik khusus Tutut Beracun .

Berapa lama merebus tutut sawah?

Rebus dengan air mendidih Setelah dibersihkan, rebuslah keong menggunakan air mendidih selama kurang lebih 30 menit.

Bagaimana cara membersihkan tutut?

Cara Membuat.
Langkah 1. Cuci/sikat bersih Keong Sawah, cuci. ... .
Langkah 2. Pisahkan cangkang dan daging serta buang kotorannya..
Langkah 3. Cuci bersih di air mengalir dengan memastikan lumpur benar2 bersih dari daging tutut. ... .
Langkah 4. Barulah daging tutut siap olah...

Apa efek samping makan tutut?

Tutut Bisa Berubah jadi Racun Meski gampang dibuat, keong sawah ini bisa membawa bahaya. Kenapa? Ternyata keong sawah biasanya kotor dan penuh lumpur sehingga rawan membawa parasit dan cacing. Keong sawah juga membawa sisa pestisida di tubuhnya sehingga membuatnya beracun.

Tutut untuk obat apa saja?

Manfaat tutut yang pertama yaitu bisa menyembuhkan sakit liver. ... Cegah Hipertensi. ... Obati Diabetes. ... Obati Sakit Maag. ...