Bimtek Tahap IV Kota Palopo "Smart City",19/09/2022 PALOPO - Kepala Bidang Infrastruktur Dinas Kominfo Palopo Lukman, S.Fil.I. M.Pd.i, membuka kegiatan Bimbingan Teknis Tahap IV (Akhir) Penyusunan Masterplan & Quick Win Program Unggulan Kota Palopo "Smart City" di Auditorium Saokotae Rujab Walikota Palopo. Senin, (19/09/2022). Dalam rangka implementasi gerakan menuju kota cerdas "smart city" Kota Palopo tahun 2022, bimbingan teknis tahap akhir penyusunan masterplan & Quick Win Program Unggulan Kota Palopo yang dilaksanakan dengan fokus pada elemen pembangunan Smart City yaitu Smart Governance, Smart Branding, Smart Economy, Smart Living, Smart Society, dan Smart Environment.Tujuannya adalah untuk mengutamakan efisiensi, memperbaiki pelayanan publik, dan meningkatkan kesejahteraan maupun SDM masyarakat Kota Palopo. Lukman, S.Fil.i, mengatakan kegiatan bimtek kali ini, ialah menindak lanjuti hasil bimtek tahap sebelumnya, ialah membahas langkah kerja pengimputan data analisis/managemen resiko, dimana bimtek yang dilaksanakan juga akan dilanjutkan dengan presentase dari masing-masing peserta berdasarkan pembagian dimensi yang telah ditetapkan dimana prosesnya sudah menuju finalisasi bentuk master plan agar menjadi pertimbangan untuk kelanjutan program yang tetap mengacu pada RPJMD yang ada sedapat mungkin program yang ada tidak terkait dengan masalah politik dan tetap relevan. " Tata kelolah Pemerintahan maupun dalam pelayanan publik prinsipnya sama ialah kemudahan akses, Kecepatan layanan " ungkapnya. Lanjutnya terkait materi tugas yang diberikan pada Bimtek sebelumnya, akan dibuat dalam bentuk buku yang sedang dipersiapkan oleh tim ahli pendamping dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo). Harapnya agar pada bimtek kali ini berkelanjutan dari program-program yang telah diinput sebagai perencanaan smart city, kedepan adapun perubahan kepemimpinan dan perubahan-perubahan kebijakan tidak mempengaruhi program-program smart city yang telah di implementasikan nantinya. " Smartcity adalah tuntutan zaman, yang menjadi kebutuhan masyarakat umum, prinsip program smart city ini adalah berkelanjutan dan sejalan dengan sustainable development goals" dimana program kita tahun 2023 harus mempunyai jaminan berkalanjutan dan tidak terengaruh dengan proses atau transisi kepimimpinan yang ada" tuturnya Bimtek tahap IV ini, dilanjutkan sesi siang di gedung pertemuan Ratona lt.II Kantor Wali Kota Palopo, adapun agenda selanjutnya, Selasa (20/09/2022) dengan Launching Portal Smart City Kota Palopo (smartcity.palopokota.go.id) , dan penandatangan komitmen bersama implementasi Smart City Kota Palopo. Dalam jangka pendek dan jangka Panjang Smart Government e-Government, dan pelayanan publik sudah berbasis digital, smart branding penataan wajah kota dan pemasaran potensi daerah, juga smart economy sendiri mewujudkan ekosistem yang selaras dengan sektor ekonomi unggulan dan ekonomi kreatif Kota Palopo, smart living mewujudkan lingkungan tempat tinggal yang nyaman dan harmonis serta layanan kesehatan (healtcare) smart society membangun flatform edukasi dan literasi digital, bagi masyarakat smart environment mengembangkan system tata kelola sampah dan limbah serta pembangunan ruang terbuka hijau, dari enam pilar smart city, yang akan menjadi prioritas kota palopo adalah smart governance (e-government dan pelayanan publik berbasis digital) smart living (mewujudkan lingkungan tempat tinggal yang nyaman dan harmonis serta layanan kesehatan (healtcare). Tim Ahli Smart City, Rudi Hartanto, mengatakan bahwa quick win smart city Kota Palopo yang dirumuskan oleh masing-masing dimensi smart city akan menjadi indikator dalam mewujudkan smart city kota palopo secara sustainable, berkelanjutan dan konsisten sesuai dengan RPJMD Kota Palopo. mengatakan bahwa rangkaian Bimtek Penyusunan Master Plan Smart City, pada Bimtek tahap akhir ini, fokus pada pemaparan program pembangunan smart city, pada tiap dimensi, pada jangka pendek, menengah dan panjang, serta perumusan rencana aksi pembangunan smart city yang akan dilakukan. Turut Hadir Perangkat Daerah lingkup Pemkot Palopo terkait. serta Tim Ahli Smart City. (Awalani/Juna-kominfo) ORGANISASI GERAKAN 100 SMART CITY NASIONAL DEWAN PEMBINA \: MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMASI RI KOMITE PELAKSANA \: DIREKTORAT JENDERAL APLIKASI INFORMATIKA TIM PENYUSUN \: 1. Farid Subkhan Melakukan pembangunan
menggunakan pendekatan smart city dalam dunia yang makin dinamis saat Gerakan Mewujudkan 100
Smart City \(kabupaten/kota\) yang digagas Kementrian Komunikasi dan Yang perlu dipahami bahwa mengembangkan smart city di masing-masing lokalitas bukan dengan Akhirnya\, saya haturkan terima kasih kepada seluruh pihak yang berperan aktif di Gerakan ini di bawah Jakarta\, 10 Juli 2017 Rudiantara iii KATA SAMBUTAN Setelah diluncurkan secara resmi pada tanggal 20 Mei 2017 yang lalu di Makassar\, Gerakan Kami mengucap syukur ke hadirat Tuhan YME seraya mengapresiasi kerja keras Tim Penyusun – Kami berharap\, Buku Panduan Bimbingan Teknis ini bisa menjadi rujukan yang sistematis dan Buku Panduan ini\, tidak dimaksudkan untuk menghilangkan kreativitas dan inovasi Pelaksana Tidak lupa kami juga berterima kasih atas dukungan serta upaya
kolaborasi yang baik dari Grup Semoga Gerakan Mewujudkan 100 Smart City di Indonesia bisa memberikan kontribusi signifikan Jakarta\, 10 Juli 2017 Dirjen APTIKA Semuel Abrijani Pangerapan iv DAFTAR ISI Kata Sambutan\: Menteri Komunikasi Dan Informasi Republik Indonesia ................................... iii v Lampiran vi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG menuju daya saing kota atau daerah. Kota Jakarta\, Bandung\, Surabaya\, Semarang\,
Denpasar\, Pada saat yang sama\, tren revolusi digital secara drastis telah mengubah cara hidup dan bahkan Salah satu fenomena perubahan yang bisa kita amati adalah terjadinya akselerasi proses urbanisasi Tren
urbanisasi ini akan terus berlanjut dan diperkirakan pada tahun 2050 populasi urban akan Digitalisasi juga telah memperluas arti dari urbanisasi itu sendiri. Terminologi urbanisasi lahir Panduan Penyusunan
Masterplan Smart City – Gerakan Menuju 100 Smart City Nasional |1 dalam dunia digital batas-batas dimensi fisik begitu samar atau bahkan pada kasus-kasus tertentu Masyarakat urban merupakan sebuah sistem kompleks
dimana aktor-aktor penyusunnya yaitu Untuk menyelesaikan tantangan dan persoalan perkotaan tersebut diperlukan strategi
dan Tren gerakan pembangunan kota atau daerah berbasis Smart City bisa kita saksikan di berbagai Namun perlu dipahami bahwa konsep Smart City adalah konsep yang unik dan dinamis. Inisiasi- 2 | Panduan Penyusunan Masterplan Smart City – Gerakan Menuju 100 Smart City Nasional pemerintah daerah\, masyarakat\, pelaku bisnis\, dunia pendidikan dan berbagai pemangku
kepentingan B. PERKEMBANGAN SMART CITY DI INDONESIA berlomba-lomba untuk menjadi yang tercepat dan terbaik dalam implementasi Smart City. Tentu saja IESE pada tahun 2016 merilis Cities in Motion Index yang mengukur implementasi Smart City Dalam proses transformasi menuju Smart City\,
pemanfaatan TIK memiliki peran yang sangat Panduan
Penyusunan Masterplan Smart City – Gerakan Menuju 100 Smart City Nasional |3 Nampaknya banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan dalam proses implementasi dan Sebagai bentuk dukungannya pemerintah terhadap pengembangan Smart City di Indonesia Tren Smart City juga disambut baik oleh berbagai daerah di Indonesia. Pembentukan UPT \(Unit Jauh dari hingar bingar pemberitaan media dan perhatian massa kemajuan dalam pengembangan 4 | Panduan Penyusunan Masterplan Smart City – Gerakan Menuju 100 Smart City Nasional berangkat dari tantangan dan potensi yang dimiliki setiap daerah bisa menentukan inovasi dan Gerakan pembangunan Smart City di Indonesia juga semakin semarak dengan munculnya lembaga- Gerakan Menuju 100 Smart City yang dicanangkan oleh Kementerian Kominfo bertujuan
untuk Pada tahun 2017\, Gerakan Menuju 100 Smart City memilih 25 Kota dan Kabupaten berdasarkan Kementerian Kominfo akan melanjutkan program pendampingan di tahun 2018 terhadap 75 Kota Panduan Penyusunan Masterplan Smart City – Gerakan Menuju 100 Smart City Nasional |5 C. MASTERPLAN SMART CITY Diperlukan komitmen dan perencanaan yang matang serta menyeluruh. Pada
tahap-tahap tertentu\, Pada dasarnya konsep Smart City berfokus pada pengembangan elemen manusia melalui Masterplan Smart City berperan vital sebagai landasan materi dan panduan pembangunan konsep Masterplan Smart City
juga memastikan proses tranformasi menuju konsep kota cerdas baik itu 6 | Panduan Penyusunan Masterplan Smart City – Gerakan Menuju 100 Smart City Nasional D. MAKSUD DAN TUJUAN pemerintah daerah\, tim penggerak dan pendamping\, serta entitas lain yang terlibat dalam proses di tingkat pusat dan daerah; berdasarkan konsep Smart City; perencanaan Smart City daerah; E. SASARAN lain\: aplikatif. menengah \(5 tahun\) dan jangka panjang \(10 tahun\) kapubaten/kota di Indonesia. disusun termasuk program Quick Win dalam 1 tahun kedepan. pengembangan Smart City sehingga dapat berlangsung secara sistematis dan berkelanjutan. F. DASAR HUKUM Panduan
Penyusunan Masterplan Smart City – Gerakan Menuju 100 Smart City Nasional |7 h. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan i. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 13 Tahun 2016 tentang Hasil Pemetaan j. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pedoman k. Memorandum of Understanding \(MoU\) antara Kementerian Komunikasi dan Informatika G. KETENTUAN UMUM kota/kabupaten berkelanjutan dan berdaya saing yang dibangun untuk mewujudkan kehidupan 8 | Panduan Penyusunan Masterplan Smart City – Gerakan Menuju 100 Smart City Nasional h. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode i. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan j. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif
untuk mewujudkan visi k. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh Pemerintah Pusat/Daerah untuk mencapai l. Sasaran adalah target atau hasil yang diharapkan dari suatu program atau keluaran yang m. Arah kebijakan merupakan penjabaran misi dan memuat strategi yang merupakan kerangka n. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh o. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa satuan kerja p. Koordinasi adalah kegiatan yang meliputi pengaturan hubungan kerjasama dari beberapa q. Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau kualitatif untuk masukan\, Panduan Penyusunan Masterplan Smart City – Gerakan Menuju 100 Smart City Nasional |9 BAB II METODE PENYUSUNAN MASTERPLAN A. KERANGKA PIKIR SMART CITY dan akademisi\, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Beberapa lembaga seperti Smart
Cities Istilah smart dalam bahasa Indonesia disebut dengan \“pintar\”\, yang dalam Kamus Besar
Bahasa Dalam membangun Smart City\, terlebih dahulu suatu kota/kabupaten harus memiliki Kesiapan Smart City\, penyiapan sumber daya anggaran\, dan sumber daya tata kelola dan tata pamong; infrastruktur digital atau TIK\, dan infrastruktur social untuk kepentingan umum; pelaksanaan pembangunan Smart City. 10 | Panduan Penyusunan Masterplan Smart City – Gerakan Menuju 100 Smart City Nasional Gambar II. 1. Elemen Smart City Readiness Sumber\: Citiasia Center for Smart Nation \(CCSN\). Kerangka pikir berikutnya dari sebuah Smart City adalah
dimensi-dimensi yang terdapat di dalam Health Community Industry Energy Appearance Bureaucracy Gambar II. 2. Dimensi Smart City Sumber\: Citiasia Center for Smart Nation \(CCSN\). Panduan Penyusunan Masterplan Smart City – Gerakan Menuju 100 Smart City Nasional |11 1. Smart Governance tata kelola ini umumnya menyoroti tata
kelola dari pemerintah daerah sebagai institusi yang Sasaran dari Smart Governance
adalah mewujudkan tata kelola dan tata pamong Gambar II. 3. Smart Governance Sumber\: Citiasia Center for Smart Nation \(CCSN\) Tentu saja dalam melakukan perubahan pola-pola tradisional dalam tata kelola a. Pelayanan Publik \(Public Service\) kewarganegaraan\, status usaha\, sertifikat kompetensi\, kepemilikan\, atau penguasaan 2. Smart Branding Yang dimaksud dengan Smart Branding adalah inovasi dalam memasarkan daerahnya sehingga Panduan Penyusunan Masterplan Smart City – Gerakan Menuju 100 Smart City Nasional |13 Smart Branding menjadi salah satu dimensi dalam Smart City karena di dalam era informasi Sehingga pada dasarnya konsep branding daerah memiliki kemiripan dengan konsep Gambar II. 4. Smart Branding Sumber\: Citiasia Center for Smart Nation \(CCSN\) Sasaran dari smart branding adalah adanya peningkatan daya saing daerah dengan penataan 14 | Panduan Penyusunan Masterplan Smart City – Gerakan Menuju 100 Smart City Nasional
internasional. Inisiatif pembangunan Smart Branding diantaranya dapat dilakukan pada a. Membangun dan Memasarkan Ekosistem Pariwisata \(Tourism Branding\) \(destination\). misalnya jalan\, transportasi\, hotel/motel/bedding \& breakfast \(B\&B\)\, restoran\, dan lain- 3. Smart Economy pintar. Smart economy
dalam dalam Smart City dimaksudkan untuk mewujudkan ekosistem Panduan Penyusunan Masterplan Smart City – Gerakan Menuju 100 Smart City Nasional |15 Gambar II. 5. Smart Economy Sumber\: Citiasia Center for Smart Nation \(CCSN\) Sasaran dari dimensi smart economy di dalam Smart City adalah mewujudkan ekosistem a. Membangun ekosistem industri yang berdaya saing \(industry\) terintegrasi antara industri primer \(misalnya pertanian\, perikanan\, peternakan dan lain- 16 | Panduan Penyusunan Masterplan Smart City – Gerakan Menuju 100 Smart City Nasional Mengembangkan program peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan Program peningkatan penyerapan angkatan kerja \(employment\) pembayaran menuju masyarakat yang less cash market place. Smart living menjadi salah satu dimensi dalam Smart City untuk menjamin kelayakan taraf Gambar II. 6. Smart Living Sumber\: Citiasia Center for Smart Nation \(CCSN\) Panduan Penyusunan Masterplan Smart City – Gerakan Menuju 100 Smart City Nasional |17 Sasaran dari smart living di dalam Smart City adalah untuk mewujudkan lingkungan tempat a. Harmonisasi Tata Ruang Wilayah \(Harmony\) pemukiman \(residential\)\, lingkungan pusat kegiatan bisnis \(commercial\) yang didukung 5. Smart Society tentang manusia sebagai unsur utama sebuah kota. Di dalam sebuah Smart City\, interaksi antar Sasaran dari smart society dalam Smart City adalah mewujudkan ekosistem sosio-teknis 18 | Panduan Penyusunan Masterplan Smart City – Gerakan Menuju 100 Smart City Nasional Gambar II. 7. Smart Society Sumber\: Citiasia Center for Smart Nation \(CCSN\) a. Mewujudkan Interaksi Masyarakat Yang Efisien \(Community\) lain\, individu dengan kelompok sosial\, dan antar kelompok sosial\, baik secara fisik Panduan Penyusunan Masterplan Smart City – Gerakan Menuju 100 Smart City
Nasional |19 c. Mewujudkan Sistem Keamanan Masyarakat \(Security\) masyarakat baik perlindungan keselamatan jiwa\, keselamatan properti atau harta Gambar II. 8. Smart Environment Sumber\: Citiasia Center for Smart Nation \(CCSN\) Sasaran dari smart environment adalah mewujudkan tata kelola lingkungan yang baik\, 20 | Panduan Penyusunan Masterplan Smart City – Gerakan Menuju 100 Smart City Nasional a. Mengembangkan Program Proteksi Lingkungan \(Protection\) serta mengintegrasikannya dengan teknologi pelaporan dan monitoring pencemaran 7. Smart Regional
Maturity Index \(Indeks Kematangan Daerah Pintar\) Panduan Penyusunan Masterplan Smart City – Gerakan Menuju 100 Smart City Nasional |21 infrastruktur\, regulasi\, dan kultur masyarakat
yang mendukung namun pembangunan Smart Gambar II. 9. Smart Region Maturity Model Sumber\: Citiasia Center for Smart Nation \(CCSN\) B. SISTEMATIKA PENYAJIAN MASTERPLAN SMART CITY harus disajikan secara sistematis\, menarik\, dan mudah dipahami. Oleh karena itu\, Masterplan Penyusunan Masterplan \(Rencana Induk\) Smart City Daerah ke dalam tiga bagian Buku I\: Buku II\: Buku III\: Analisis Strategis Smart City Masterplan Smart City
Daerah Executive Summary Masterplan •Bagian Belakang Gambar II.10. Panduan Penyusunan Masterplan Smart City – Gerakan Menuju 100 Smart City Nasional |23 C. TAHAPAN PENYUSUNAN MASTERPLAN SMART CITY Regency atau Kabupaten Pintar. Pembangunan Smart City merupakan suatu keniscayaan yang Sebelum mengenal Smart City\, pembangunan aspek teknologi lebih banyak ditekankan pada Dalam menyusun Masterplan Smart City\, terlebih dahulu harus ditentukan langkah-lang yang Gambar II.11 24 | Panduan Penyusunan Masterplan Smart City – Gerakan Menuju 100 Smart City Nasional 1\) Pembentukan Tim Penyusun Masterplan Smart City Tim penyusun pelaksana penyusunan atau review dokumen Masterplan Smart City dibentuk Tim penyusun Masterplan diharapkan berkomunikasi secara intensif dengan Tim Pembimbing 2\) Penentuan Teori dan Kerangka Kerja \(Framework\) Smart City Dalam menyusun Masterplan Smart City\, diperlukan acuan berupa teori\, studi kasus\, dan 3\) Analisis Masa Depan dan Kesiapan Pembangunan Smart City \(Smart City Readiness\) Sebelum menyusun prioritas
program pembangunan Smart City sangat penting bagi daerah untuk - Analisis Masa Depan \(Outlook Analysis\) Panduan Penyusunan Masterplan Smart City – Gerakan Menuju 100 Smart City Nasional |25 Meliputi analisis tren dan perubahan atau perkembangan kota yang meliputi daya saing kota\, - Analisis Kesiapan
Smart City \(Smart City Readiness\) - Analisis Kesenjangan \(Gap Analysis\) 4\) Penentuan Visi\, Misi\, dan Arah Kebijakan Pembangunan Smart City Setelah secara seksama melakukan analisa SWOT\, selanjutnya tim perumus kebijakan Smart 5\) Penentuan Program Prioritas Pembangunan Smart City Prioritas program pembangunan Smart City dilakukan baik terhadap paling tidak 3 \(tiga\) 26 | Panduan Penyusunan Masterplan Smart City – Gerakan Menuju 100 Smart City Nasional Secara khusus\, pemerintah daerah juga diwajibkan untuk memprioritaskan percepatan 6\) Penentuan Program Quick Win Smart City Dalam jangka pendek di tahun 2017 – 2018\, pemerintah daerah harus merencanakan program 7\) Penentuan Peta Jalan \(Roadmap\) Implementasi Smart City Peta jalan pembangunan Smart City daerah merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan - Pembangunan Jangka Pendek.Perencanaan pembangunan Smart City dalam jangka waktu 1 - Pembangunan Jangka Menengah. Perencanaan pembangunan Smart City dalam jangka waktu - Pembangunan Jangka Panjang. Perencanaan pembangunan Smart City dalam jangka waktu 10 8\) Penentuan Alat Monitoring dan Evaluasi Implementasi Program Smart City Dalam Masterplan Smart City juga harus disiapkan alat monitoring dan evaluasi yang jelas. 9\) Penyelesaian Dokumen Masterplan Smart City Dokumen Smart City disusun menjadi tiga bagian yang terdiri atas\: - Dokumen Analisis Strategis Smart City Daerah. Dokumen ini diperuntukkan bagi internal - Dokumen Masterplan Smart City Daerah. Dokumen ini diperuntukkan bagi internal Panduan Penyusunan
Masterplan Smart City – Gerakan Menuju 100 Smart City Nasional |27 - Dokumen Executive Summary Smart City Daerah. Dokumen ini diperuntukkan bagi publik dan 10\) Sosialisasi\, Literasi\, Legalisasi\, Implementasi\, dan Monitoring \& Evaluasi \(Monev\) Tahapan terakhir setelah dokumen Masterplan Smart City tersusun\, maka seluruh pihak
yang jawab melaksanakan program. Forum\, dan masyarakat dengan pembekalan
ketrampilan atau skill yang mendukung 1. Analisis Kondisi Masa Depan 28 | Panduan Penyusunan Masterplan Smart City – Gerakan Menuju 100 Smart City Nasional Analisis perubahan perilaku
dan harapan masyarakat yang mempengaruhi harapan 2. Analisis Kesiapan Smart City Daerah Untuk melakukan analisis di dalam kesiapan smart city daerah\, perangkat analisis yang dapat Panduan Penyusunan Masterplan Smart City – Gerakan Menuju 100 Smart City Nasional |29 kondisi tersebut dituliskan pada kolom interpretasi dengan menggunakan tanda chesklist Tabel II. 1. Tabel Analisis Kesiapan Daerah No Komponen Nilai/Kondisi Interpretasi Tidak ada Komunitas dengan baik I. Analisis Struktur Daerah Tabel II.2. Analisis Kualitas SDM Daerah Komponen Nilai/Kondisi Interpretasi 1 Jumlah komunitas minat bakat/hobbie/kreatif 30 | Panduan Penyusunan Masterplan Smart City – Gerakan Menuju 100 Smart City Nasional 2 Adanya komunitas pengembang/developer 3 Adanya digital startup di daerah dari pemerintah daerah 10 jumlah tindakan pelanggaran ketertiban 11 jumlah angka kriminalitas dalam satu tahun 12 jumlah tindakan perusakan fasilitas umum 13 jumlah kegiatan tawuran antar kelompok b\) Analisis kualitas sumber daya
pemerintahan Tabel II.3. Analisis Kualitas Sumber Daya Pemerintahan No. Komponen Nilai/Kondisi baik Interpretasi 2 Jumlah pegawai dengan latar
belakang 3 Jumlah relawan TIK di daerah Laptop\) terhadap jumlah pegawai terhadap jumlah pegawai terhadap jumlah pegawai terhadap jumlah pegawai Panduan Penyusunan Masterplan Smart City – Gerakan Menuju 100 Smart City
Nasional |31 8 Jumlah sistem informasi yang digunakan di 9 persentase ketersediaan jaringan broadband 10 persentase ketersediaan jaringan LAN/WAN di 11 jumlah lokasi wireless internet \(hotspot\) di ketersediaan data center \(baik yang dikelola kepentingan pemerintahan 13 ketersediaan
rencana dan SOP mitigasi 14 ketersediaan sistem informasi perencanaan 15 ketersediaan sistem informasi pengelolaan 16 ketersediaan sistem informasi kantor virtual ketersediaan sistem informasi monitoring dan interoperabel 18 ketersediaan sistem informasi
pengelolaan 19 ketersediaan sistem informasi pengelolaan 20 ketersediaan sistem informasi pelayanan c\) Analisis kapasitas keuangan daerah 32 | Panduan Penyusunan Masterplan Smart City – Gerakan Menuju 100 Smart City Nasional Tabel II.4. Analisis Kapasitas Keuangan Daerah No. Komponen Nilai/Kondisi baik Interpretasi 1 Persentase Nilai Pendapatan Asli Daerah 2 Nilai Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran \(SILPA\) 3 Persentase Belanja Pegawai terhadap Total 4
Persentase Belanja Infrastruktur terhadap Total 5 Jumlah Anggaran untuk Belanja Smart City yang 6 Jumlah Anggaran untuk Belanja Smart City yang 7 jumlah program pembangunan untuk 8 Nilai investasi masuk yang mendukung 9 pembangunan alternatif yang dapat
digunakan II. Analisis Kesiapan Infrastruktur Daerah Panduan Penyusunan Masterplan Smart City – Gerakan Menuju 100 Smart City Nasional |33 Tabel II.5. Analisis Kesiapan Infrastruktur Fisik Daerah No Komponen Nilai/Kondisi baik Interpretasi 2 persentase panjang pedestrian \(fasilitas pejalan 4 persentase lampu jalan yang berfungsi dengan 5 persentase rambu dan petunjuk jalan dalam 6 adanya kawasan perkantoran untuk
kegiatan 7 adanya kawasan perbelanjaan untuk kegiatan 8 persentase sarana prasarana pendidikan dalam 9 persentase sarana prasarana pelayanan b\) Analisis Kesiapan Infrastruktur Digital Daerah Analisis terhadap kesiapan infrastruktur digital daerah diperlukan untuk mengukur kesiapan daerah dalam melaksanakan program smart city\, mengingat di dalam konsep smart city\, teknologi merupakan enabler yang dapat memberikan percepatan terhadap hasil capaian dari smart city. Analisis terhadap kesiapan infrastruktur fisik daerah dapat dilakukan dengan menggunakan isian pada tabel II.5 berikut\: Tabel II.6. Analisis Kesiapan Infrastruktur Digital Daerah No Komponen Nilai/Kondisi Interpretasi 1 persentase luas area dengan jaringan 4G atau 2 tersedianya jaringan broadband access untuk 3 jumlah lokasi wireless untuk publik 4 persentase rumah tangga yang terlayani listrik 5 jumlah kejadian pemadaman listrik setiap bulan 6 jumlah sekolah yang memiliki akses internet 7 jumlah rumah sakit yang menggunakan sistem 34 | Panduan Penyusunan Masterplan Smart City – Gerakan Menuju 100 Smart City Nasional c\) Analisis Kesiapan Infrastruktur Sosial Daerah Analisis kesiapan infrastruktur sosial di daerah dilakukan untuk mengukur kondisi kesiapan infrastruktur di daerah yang terkait dengan kewargaan. Kebutuhan akan sarana prasarana sosial merupakan suatu hal yang dapat meningkatkan partisipasi dan keguyuban warga kota disaat smart city akan dan mulai dilaksanakan. Analisis terhadap kesiapan infrastruktur fisik daerah dapat dilakukan dengan menggunakan isian pada tabel II.6 berikut\: Tabel II.7. Analisis Kesiapan Infrastruktur Sosial Daerah Komponen Nilai/Kondisi Interpretasi baik sedang buruk 1 adanya pusat kegiatan belajar masyarakat di 2 adanya Ruang Terbuka Publik di tingkat RW 3 adanya aula/balai warga di tingkat 4 jumlah fasilitas olahraga di tingkat 5 ketersediaan perpustakaan umum yang dikelola III. Analisis Kesiapan Suprastruktur Daerah Panduan Penyusunan Masterplan Smart City – Gerakan Menuju 100 Smart City Nasional |35 Analisis terhadap kesiapan kebijakan daerah dapat dilakukan dengan menggunakan isian pada tabel II.7 berikut\: Tabel II.8. Analisis Kesiapan Kebijakan Daerah No Komponen Nilai/Kondisi Interpretasi 1 adanya Peraturan Daerah tentang Dewan Smart 2 adanya Peraturan Kepala Daerah tentang Tim 3 adanya masterplan smart city daerah 4 adanya Peraturan Daerah tentang Masterplan 5 adanya visi pembangunan smart city yang 6 adanya kepastian terhadap keberlanjutan adanya mekanisme evaluasi dan apresiasi kinerja 7 terhadap aparatur dan organisasi yang city b\) Analisis Kesiapan Kelembagaan Daerah Kelembagaan daerah merupakan perangkat non-fisik selanjutnya setelah kebijakan yang sangat menentukan keberlanjutan pelaksanaan smart city di daerah dari sisi pengelola kota\, yaitu pemerintah daerah. Di dalam aspek kelembagaan ini\, nantinya akan diatur pembagian peran dalam pelaksanaan smart city. Oleh karena itu\, aspek kelembagaan menjadi salah satu bagian dari analisis kesiapan smart city di daerah. Analisis terhadap kesiapan kelembagaan daerah dapat dilakukan dengan menggunakan isian pada tabel II.8 berikut\: Tabel II.9. Analisis Kesiapan Kelembagaan Daerah No Komponen Nilai/Kondisi Interpretasi 1 adanya Dewan Smart City Daerah 2 adanya Tim Pelaksana Smart City Daerah 3 adanya SOP smart city daerah 4 adanya tata pamong yang bertugas sebagai 36 | Panduan Penyusunan Masterplan Smart City – Gerakan Menuju 100 Smart City Nasional c\) Analisis
Kesiapan Organisasi Masyarakat Daerah Analisis terhadap kesiapan organisasi masyarakat daerah dapat dilakukan dengan menggunakan isian pada tabel II.9 berikut\: Tabel II.10. Analisis Kesiapan Organisasi Masyarakat Daerah No Komponen Nilai/Kondisi Interpretasi 2 adanya forum-forum swadaya masyarakat 3 jumlah forum swadaya masyarakat pendukung 4 dukungan
operasional pemerintah terhadap 5 jumlah forum pendukung smart city yang 6 adanya partisipasi pakar dari perguruan tinggi 3. Analisis Kesenjangan Strategis Daerah Dikenal juga sebagai \“gap analysis\”. Digunakan untuk mengindentifikasi kesenjangan antara Panduan Penyusunan Masterplan Smart City – Gerakan Menuju 100 Smart City Nasional |37 Tabel II.11. Alat Analisis Kesenjangan Smart City Kondisi Kondisi Strategy\, 1 2 4. Analisis Visi Smart City Daerah Bagian ini bertujuan untuk
menjelaskan dan menguraikan visi dan misi smart city daerah pembangunan daerah\, yaitu RPJP Daerah dan RPJM Daerah; \(lima\) hingga 10 \(sepuluh\) tahun mendatang \(clarity of direction\); perlu diselesaikan dalam jangka pendek\, jangka menengah dan jangka panjang; perumusan kebijakan\, strategi dan program \(articulative\); dengan permasalahan dan potensi pembangunan di daerah; dan 38 | Panduan Penyusunan Masterplan Smart City – Gerakan Menuju 100 Smart City Nasional 3. Feasible\, Memungkinkan\, wajar dan layak untuk dicapai dengan situasi\, kondisi dan 4. Focussed\, memusatkan perhatian kepada isu dan permasalahan utama daerah\, sehingga 5. Flexible\, dapat mengantisipasi dan disesuaikan dengan perubahan zaman; dan padat. sehingga mudah untuk dimengerti dan digunakan; yang disepakati\, dapat berupa pengukuran secara kuantitas\, kualitas atau harga. pelayanan/kinerja. tugas dan fungsi masing-masing institusi yang bertanggung jawab;
program-program smart city; dapat dicapai dengan biaya yang harus dialokasikan. 5. Analisis Strategi Pembangunan Smart City Dalam perencanaan strategis pengembangan Smart City diperlukan metodologi untuk
Panduan Penyusunan Masterplan Smart City – Gerakan Menuju 100 Smart City Nasional |39 mendukung maupun yang tidak dalam mencapai tujuan program kerja atau proyek dimaksud. a\) Kekuatan Kekuatan adalah kondisi internal yang menjadi pendorong keberhasilan meraih sukses b\) Kelemahan Kelemahan adalah kondisi internal yang berpotensi menjadi hambatan dalam
mencapai c\) Peluang Peluang secara umum dapat dikenali sebagai kondisi eksternal yang menjadi pendorong d\) Ancaman Ancaman adalah kondisi eksternal yang berpotensi menghambat pencapaian tujuan 40 | Panduan Penyusunan Masterplan Smart City – Gerakan Menuju 100 Smart City Nasional bencana alam\, gejolak sosial di masyarakat\, konflik antar masyarakat\, gangguan Secara operasional\, analisis SWOT terhadap keenam dimensi
smart city dapat dilakukan Tabel II. 12. Alat Analisis Kekuatan – Kelemahan – Peluang - Tantangan Faktor Internal Kekuatan Kelemahan Peluang Strategi menggunakan Strategi mengurangi Ancaman Strategi menggunakan Strategi mengurangi II. Contoh Perumusan Strategi Analisis SWOT dapat dilakukan untuk keseluruhan program pengembangan Smart City atau Tabel II. 13. Contoh Analisis SWOT Smart Governance kompetensi yang tinggi Peluang SDM di dalam pemerintahan Bekerja sama dengan tinggi di daerah perguruan tinggi untuk pemerintahan menyusun inovasi tata kelola smart city Ancaman Pemberdayaan SDM lokal Mendorong penggunaan SDM 6. Analisis Kebutuhan Infrastruktur Pendukung Smart City Kebutuhan Infrastruktur dalam mendukung smart city dalam hal ini yang dimaksud adalah ruang kendali dan aplikasi sensing\, baik camera pengawasan \(CCTV\) maupun perangkat 42 | Panduan Penyusunan Masterplan Smart City – Gerakan Menuju 100 Smart City Nasional Badan/Dinas/Kantor yang saling terpisah\, serta sebagai media akses antar komputer masing-masing instansi keamanan jaringan komputer Government yang komprehensif\, efisien dan efektif b. NOC dan Data Center Panduan Penyusunan Masterplan Smart City – Gerakan Menuju 100 Smart City Nasional |43 Apa itu masterplan smart city?Masterplan Smart City hadir sebagai wadah berbagai inovasi yang muncul dari proses berpikir kreatif dan identifikasi aktif. Masterplan Smart City memungkinkan setiap ide dapat terakomodasi ataupun memperkaya ide yang lainnya.
Apa yang dimaksud dengan master plan?Definisi Masterplan
Masterplan merupakan dokumen perencanaan tata ruang yang mengatur letak fasilitas umum dan sosial sesuai dengan fungsi lahannya. Dalam melihat masa depan, masterplan menjadi rencana induk pembangunan kawasan yang berangkat dari potensi dan masalah yang saat ini masih dimiliki oleh kawasan.
|