Contoh keteladanan dari film Sang Pencerah

Contoh keteladanan dari film Sang Pencerah

Banyak pahlawan nasional perempuan yang namanya tidak dikenal oleh masyarakat Indonesia. Kisah heroik mereka seolah-olah tenggelam begitu saja. Salah satunya adalah Ibu Siti Walidah atau orang lebih mengenalnya sebagai  Nyai Ahmad Dahlan. Seorang wanita cerdas pendiri gerakan perempuan ‘Sopo Tresno’ yang sekarang lebih kita kenal bernama Aisyiyah. Beliau adalah perempuan pertama yang pernah memimpin Kongres Muhammadiyah tahun 1926.

Melihat kisah kepahlawanan Nyai Ahmad Dahlan yang bisa memberikan keteladanan, IRAS Film mempersembahkan sebuah film biopik, tentang sosok pahlawan perempuan Indonesia, Nyai Ahmad Dahlan. Seorang istri dari orang besar, Pendiri Muhammadiyah, Kyai Ahmad Dahlan.

“Film ini kami persembahkan untuk bangsa Indonesia, Muhammadiyah, Aisyiyah dan Keluarga Besar Kyai Ahmad Dahlan. Kami berharap, film ini dapat menumbuhkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air dan bangga pada sosok pahlawan nasional kita,” ungkap Asrul Azis Taba, Executive Produser IRAS Film.

Film yang disutradarai oleh Olla Ata Adonara ini mengambil lokasi syuting di Yogyakarta dan dibintangi oleh Tika Bravani, David Chalik, Cok Simbara, Della Puspita, Rara Nawangsih, Egi Fedly, Malvino Fajaro, dan Inne Azri. Soundtrack film ini digarap oleh Tya Subiakto

“Selama riset, sekitar 6 bulan untuk pembuatan film ini saya sempat terbentur dengan minimnya literasi tentang Nyai Ahmad Dahlan. Tapi alhamdulillah, pihak keluarga besar Nyai, sangat membantu dan rela mendampingi kami dari awal penyusunan sampai selesai produksi. Mereka juga kami libatkan sebagai tim riset kami. Selain itu, kami juga dibantu oleh keluarga besar Aisyiyah dan Muhammadiyah,” ungkap Diah Kalsitorini,  Produser sekaligus Penulis Skenario Film Nyai Ahmad Dahlan pada acara Launching Film, Kamis (3/8), di IRAS Film, Gedung NRA, Mampang, Jakarta.

“Bagi kami membuat film ini adalah amanah luar biasa. Sosok beliau sangat hebat. Setiap perjalanan hidup Nyai Ahmad Dahlan sangat inspiratif. Beliau benar-benar uswatun hasanah bagi umat. Beliau adalah seorang istri, ibu, guru, sahabat, dan pejuang,” tambah Diah.

Selain bintang-bintang terkenal, 90% pemain dalam film ini adalah keluarga besar Kyai Ahmad Dahlan, tokoh Aisyiyah dan Muhammadiyah, seperti Dahnil Anzar Simanjuntak (Ketua Umum PP Muhamammadiyah) dan Diyah Puspitarini (Ketua Nasyiatul Aisyiyah).

“Kami bersyukur karena banyak sekali nilai-nilai yang sudah ditanamkan oleh Nyai Ahmad Dahlan akhirnya bisa terungkap lewat film ini. Secara prinsip pihak keluarga sangat berterima kasih karena film ini bisa diangkat. Semoga film ini bisa memberikan inspirasi dan bisa menjadi tuntunan untuk masyarakat luas,” ungkap Ninuk Widi Maryati dan Izzul Muslimin, Keluarga Nyai Ahmad Dahlan.

Film ini sudah tayang di seluruh bioskop tanah air mulai hari ini 24 Agustus 2017. Bagi yang penasaran, silahkan tonton langsung bersama keluarga dan teman.(sp/oase)

Contoh keteladanan dari film Sang Pencerah
Buku Sang Pencerah: Salah satu foto Kyai Dahlan yang terdapat dalam buku baru tersebut.

Contoh keteladanan dari film Sang Pencerah

KLIKMU.CO – Modernisasi pendidikan yang dinikmati msyarakat Indonesia saat ini, tak dapat dilepaskan dari jasa KH Ahmad Dahlan. Pendiri persyarikatan Muhammadiyah ini sangat memahami bahwa dengan pendidikanlah masyarakat Indonesia dapat bangkit dari keterpurukan.

Merealisasikan ide progresif ini, Kiai Dahlan kemudian merombak ruang tamu rumahnya menjadi sebuah ruang kelas. Dari ruang kecil inilah awal mula lahirnya Amal UsahaMuhammadiyah di bidang pendidikan yang di kemdian terus berkembang seantero Indonesia. Hingga saat ini, di usianya yang telah mencapai satu abad, Muhammadiyah telah memiliki lebih dari 15.000 lembaga pendidikan mulai dari tingkat pendidikan dasar sampai perguruan tinggi.

Pendiri persyarikatan Muhammadiyah ini sudah memberikan contoh. Saat itu, Indonesia berkembang dua sistem pendidikan. Yang mana, Pendidikan Barat dengan sekolah-sekolah formalnya yang didirikan oleh pemerintah Hindia-Belanda dan pendidikan non formal berupa pesantren yang diasuh oleh Kiai. Kedua sistem pendidikan mempunyai karakteristik yang berbeda dari segi kurikulum, proses, maupun tujuannya. Pendidikan Barat adalah sistem pendidikan sekular yang tidak memasukkan agama di dalamnya. Sebaliknya, pendidikan pesantren tidak memasukkan “materi-materi umum” di dalamnya.

Contoh keteladanan dari film Sang Pencerah
Pencerahan Berkemajuan: Inilah sampul buku baru yang mengangkat kisah perjuangan Kyai Dahlan yang diterbitkan oleh Kemendikbud RI.

Di tengah situasi semacam inilah, terobosan pendidikan Muhammadiyah lahir. Kiai Dahlan merintis jalan baru sistem pendidikan Indonesia dengan mamadukan antara sistem pendidikan Barat dan pesantren
Dalam buku ini juga banyak mengupas keteladanan tokoh pembaruan tersebut. Hal yang patut dicontoh dari suami dari Nyai Walidah ini adalah hidupnya yang sangat sederhana, dharma bhaktinya dalam modernisasi pendidikan di Indonesia, dan jasanya dalam memajukan kaum perempuan, layak untuk dijadikan teladan bagi generasi muda.

Contoh keteladanan dari film Sang Pencerah

Kepeloporan pemikiran lainnya ialah perempuan yang diidentikan saat itu sebagai scond class. Yang mana emansipasinya terbatas di ruang public. Lahirnya Aisyiyah, sebagai wadah kaum perempuan itulah membuktikan bahwa kaum perempuan mampu duduk sejajar, dan setingkat dengan kaum laki-laki.

Tidak berlebihan, bahwa buku ini akan sangat bermanfaat bagi masyarakat. Dengan terbitnya buku ini, diharapkan akan menumbuhkan semangat yang telah diwariskan oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan. Pendek kata membaca buku ini kita akan menyelami pemikiran dan keteladanan dari pendiri persyarikatan modern. Selamat Membaca. (Kholiq)

Contoh keteladanan dari film Sang Pencerah

Oleh: Samaludin

Berbicara tentang para tokoh yang berkiprah dalam berbagai bidang tentunya banyak sekali mulai dari tokoh terkenal sampai dengan tokoh yang terlupakan. Jika kita telusuri kiprah para tokoh, banyak sekali yang berkiprah dalam membangun Indonesia.

Bahkan ada yang terkenal sampai keluar negeri dengan masing-masing prestasi yang mereka torehkan. Salah satu contoh tokoh yang namanya banyak digaungkan adalah tokoh pendidikan Indonesia yang tanggal lahirnya selalu diperingati sebagai hari pendidikan Nasional. Yaitu bapak Ki Hajar Dewantara dengan semboyan ciptaannya adalah “Tut Wuri Handayani”.

Namun di antara tokoh seperti Ki Hajar Dewantara, nama KH. Ahmad Dahlan lebih dulu menonjol karena kegigihannya dalam mendirikan sekolah untuk para muridnya disekitar Kauman. Meski menemui banyak rintangan dari para pemuka agama.

Dari sinilah lahir Dahlan-Dahlan lain diseluruh penjuru Indonesia yang mewarisi semangat beliau dalam berbuat untuk umat. Karena semangat juang KH. Ahmad Dahlan yang tiada tara dalam mencerahkan umat dari keterbelakangan ilmu pengetahuan, maka para sineas tanah air mengabadikan perjuangan beliau lewat sebuah film dengan judul sang pencerah.

Rasyid: Sang Pencerah Baru

Sang pencerah adalah film drama tahun 2010 disutradarai oleh Hanung Bramantyo yang mengisahkan tentang kehidupan K.H. Ahmad Dahlan dan perjuangannya dalam mewujudkan Islam berkemajuan. Terlepas dari film Sang Pencerah dengan tokohnya K.H. Ahmad Dahlan, lahir pula seorang tokoh pembaharu di bumi Timur Indonesia. Beliau adalah Abah Rasyid sosok pahlawan bagi umat di bumi Timur Indonesia yang tidak banyak diketahui publik.

Nama beliau mungkin sangat asing terdengar di telinga rakyat Indonesia, bahkan hampir tidak terdengar. Akan tetapi, sepak terjang beliau dalam mencerahkan umat patut diajungi jempol. Abah Rasyid adalah seorang tokoh inspiratif yang memberikan pencerahan  khususnya dalam dunia pendidikan di Nian Tanah Sikka.

Baca Juga  Politik Pesantren ala KH Hasyim Asy'ari

Kegelisahan beliau ketika melihat kondisi umat pada waktu itu mendorongnya untuk berjuang dengan mempelopori berdirinya lembaga pendidikan di Kabupaten Sikka dengan alasan mendasar adalah kemiskinan moral yang menghambat perkembangan masyarakat setempat.

Rasyid: Kiprah Selama Hidup

Abah Rasyid lahir pada tahun 1937, anak pertama dari enam bersaudara dari pasangan H. Ali Wahab dan Hj. Aisyah. beliau hidup dari kalangan keluarga Muhammadiyah ditengah minoritas umat Islam dengan mayoritas lingkungan adalah umat Khatolik. Mengenyam pendidikan dasar pada sekolah rakyat yang kemudian dilanjutkan pada sekolah berbasis Khatolik tidak menyurutkan langkah beliau untuk tetap menyelesaikan pendidikannya walaupun dengan keterbatasan ekonomi.

Abah Rasyid menjadi satu-satunya tokoh pembaharu Islam di Nian Tanah Sikka yang berani bermimpi dalam mencerdaskan umat. Lewat pemikiran dan dedikasi beliau sehingga lembaga pendidikan dengan trademark Muhammadiyah mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai Perguruan Tinggi (PT) hadir di bumi Sikka. Hingga saat ini siswa-siswi bahkan mahasiswa 89% hingga dosen 50% bergama Khatolik.  

Indonesia memiliki banyak sekali mutiara lokal yang berdedikasi tinggi yang konsisten memperjuangkan pendidikan dalam mencerahkan umat. Salah satunya adalah Abdul Rasyid Wahab atau yang biasa akrab disapa Abah Rasyid pejuang bangsa di daerah yang dikenal sebagai pioner dalam bidang pendidikan berbasis Muhammadiyah di Nian Tanah Sikka.

Perhatian beliau bukan hanya pada bidang pendidikan semata, akan tetapi mencakup berbagai bidang seperti kemanusiaan dan kesehatan. Pengabdian yang luar biasa ini dan dedikasi yang tinggi terhadap umat menghantarkan beliau sebagai penerima Maarif Award kategori tokoh inspiratif pada tahun 2018.  Beliau adalah satu-satunya orang yang dianggap layak oleh dewan juri untuk menerima penghargaan tersebut.

Baca Juga  Habib Husein Ja'far Al-Hadar, Dai Pemuda Tersesat

***

Dalam sesi wawancara dengan media televisi beliau mengatakan bahwa” sebenarnya award ini menjadi tantangan saya kedepan dan memacu untuk kita menyempurnakan apa yang belum kita selesaikan, kita wujudkan mimpi yang belum menjadi kenyataan”. Hal ini merupakan semangat dan motivasi untuk generasi Indonesia kedepannya.

Tentunya hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh aktivis persyarikatan Muhammadiyah Kabupaten Sikka Darman Eldin, SH.i, MH pelopor kiosmu 0% beliau mengatakan bahwa “sosok Abah Rasyid sebagai teladan dan contoh buat kader Muhammadiyah, Abah Rasyid adalah sejarah hidup perkembangan persyarikatan Muhammadiyah di tanah Sikka dengan pemikiran beliau sehingga lembaga pendidikan muhammadiyah dapat dirakasakan oleh anak-anak kita baik dari kalangan muslim maupun non muslim, sosok Abah Rasyid adalah orang yang pemikirannya terbuka sehingga beliau sangat dekat dengan masyarakat dan anak muda”.

Abah Rasyid merupakan sosok pahlawan tanpa tanda jasa yang tak kenal lelah mengabdikan dirinya dalam dunia pendidikan di usia beliau yang menginjak 82 tahun. Lewat pendidikan beliau menilai bahwa pendidikan merupakan jawaban dalam menuntaskan kemiskinan. Bukan hanya persolan pendidikan yang menjadi sorotan beliau akan tetapi masalah  kemanusiaanpun tidak luput dari  perhatian beliau.

Pengabdian beliau dalam bidang kemanusiaan didedikasikan beliau dengan membuat Panti Asuhan Muhammadiyah untuk menampung anak-anak pengungsi gempa tahun 1992 dan anak-anak yang putus sekolah. Berkat kerja keras beliau dalam mendidik anak-anak asuhnya, hingga kini sebagian besar sudah ada yang berhasil menempuh pendidikan hingga tingkat sarjana.

Abah Rasyid adalah teladan bagi generasi saat ini meski diusia tidak muda lagi, tapi masih mau berbuat untuk kemaslahatan umat. “Melakukan sesuatu jika tidak ikhlas maka hasilnya tidak akan maksimal, bekerja itu harus dari hati” uangkap Abah Rasyid. : “Dalam melakukan sesuatu jangan tanggung-tanggung harus ada ghirah di dalamnya, mimpilah setinggi-tingginya, apabila belum sukses teruslah belajar karena dengan belajar maka kita akan tau kekurangan kita” sambung Abah Rasyid. Tentunya ungkapan di atas memiliki makna yang cukup mendalam.

Baca Juga  Djazmanisme Anti-tesis Ikatan Mahasiswa Manja

***

Artinya jika generasi saat ini ingin melakukan sesuatu harus punya pondasi yang pasti agar tujuannya dapat tercapai. Bayangkan genarasi saat ini dengan berbagai aktivitas yang sia-sia. Boleh dibilang generasi sekarang adalah generasi milenial karena mereka tumbuh dengan teknologi sehingga mereka lebih melek teknologi artinya apapun yang mereka lakukan pasti sangat mudah. Hal ini berbanding terbalik dengan apa yang pernah dilakukan oleh Abah Rasyid ketika hanya mengandalkan surat untuk menyampaikan aspirasinya kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan maksud akan menghadirkan lembaga pendidikan di bumi timur Indonesia khususnya di Tanah Nian Sikka.

Pelajaran yang sangat berharga apabila kita sebagai generasi penerus bangsa dapat melaksanakan harapan-harapan para tokoh-tokoh terdahulu bahkan tokoh-tokoh saat ini terutama tokoh-tokoh dari daerah yang mau berbuat sesuatu untuk kemajuan umat. Semangat dan kegigihan mereka dalam mencerahkan umat perlu kita apresiasi karena para tokoh tersebut rela berkorban apa saja untuk kepentingan kita generasi saat ini. Salah satu contohnya adalah Abah Rasyid, saat ini beliau tidak dikenal orang karena beliau bekerja bukan untuk dilihat atau di puji tetapi beliau bekerja hanya semata-mata mengharapkan ridha dari Allah SWT. Karena ada pepatah mengatakan usaha tidak akan pernah menghianati hasil.

Contoh keteladanan dari film Sang Pencerah