Guidelinne panduan pelaksanaan kanker serviks

Anggraini, F. D. (2013) ‘Analisis Imlementasi Program Deteksi Dini Kanker Serviks Melalui Pemeriksaan IVA di Puskesmas Wilayah Kota Semarang’, Kesehatan Masyarakat, 41. Available at: http://eprints.undip.ac.id/41309/.

Aprillia, Y. (2009) Analisis Sosialisasi Program Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Ekslusif Kepada Bidan Di Kabupaten Klaten. Universitas Dionegoro.

Arikunto (2010) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta: Rhineka Cipta.

Creswell, J. W. (2010). Research design: pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed. Yogyakarta: PT Pustaka Pelajar

Depkes RI (2016) INFODATIN: Breast Cancer Situation Report. Jakarta.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (2015) ‘Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah’, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Available at: dinkesjatengprov.go.id/v2015/dokumen/profil2015/Profil_2015_fix.pdf.

Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penyehatan Lingkungan (2015) ‘Rencana Aksi Program Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2015-2019’, pp. 1–59.

Ferlay, J. et al. (2012) ‘GLOBOCAN 2012: Estimated Cancer Incidence, Mortality and Pravelence Worldwide’, International Agency for Research on Cancer (IARC) WHO, 18 January, p. 1. Available at: http://globocan.iarc.fr/Pages/fact_sheets_cancer.aspx.

GLOBOCAN (2012) ‘Breast Cancer Estimated Incidence, Mortality and Prevalence Worldwide in 2012’, International Agency for Research on Cancer (IARC) WHO. Available at: http://globocan.iarc.fr/Pages/fact_sheets_cancer.aspx.

Herawati, I. (2007) Evaluasi Program Pendidikan Anak Usia Dini Bagi Anak dari Keluarga Miskin di TPA Bringharjo Yogyakarta, Pendidikan. Jakarta: Departemen Sosial RI Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial.

Hoki, S. (2017) ‘Evaluasi Implementasi Program Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Metode IVA di Puskesmas Andalas 2016’, Kesehatan Masyarakat, pp. 2016–2018.

Indiahono, Dwiyanto. 2009. Kebijakan Publik Berbasis Dynamic Policy Analisys. Gava Media: Yogyakarta

Kemenkes RI (2013) ‘Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim’, Igarss 2013, (1), pp. 1–5. doi: 10.1007/s13398-014-0173-7.2.

Kemenkes RI (2015a) ‘Panduan Program Nasional Garakan Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara’, (April), pp. 1–47.

Kemenkes RI (2015b) ‘Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2015 Tentang Penanggulangan Kanker Payudara Dan Kanker Leher Rahim’, (706), pp. 1–114. Available at: http://peraturan.go.id/permen/kemenkes-nomor-34-tahun-2015.html.

Kemenkes RI (2016) Profil Kesehatan Indonesia, Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI. doi: 10.1111/evo.12990.

Kementerian Kesehatan (2015) Profil Kesehatan Indonesia 2014, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. doi: 10.1037/0022-

51.6.1173.

Kementerian Kesehatan RI (2017) ‘Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2015 tentang Penanggulangan Kanker Payurdara dan Kanker Leher Rahim’, Menkes RI, p. 40. Available at: http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No._29_ttg_Penanggulangan_Kanker_Payudara_dan_Kanker_Leher_Rahim_.pdf.

Kusnandar (2007) Guru Profesional. Jakarta: Rajawali Press.

Marbun, et all (2010) Kamus Manajemen. Jakarta: Media Pustaka.

Mursyid, H. 2003. Pelaksanaan Program Usaha Sekolah di Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Medan Tahun 2003. http://library.usu.ac.id.

Notoatmodjo, s (2010) Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Rasjidi, I. (2009) Deteksi Dini Pencegahan Kanker Pada Wanita. 1st edn. Edited by I. Rasjidi and L. Kusumo. Jakarta: CV Agung Seto.

Riwidikdo, H. (2010) Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendekia Press.

Riyadini, M. S. (2016) ‘Analisis implementasi program deteksi dini kanker servik dengan metode inspeksi visual asam asetat (iva) di puskesmas kota semarang tahun 2015’, pp. 1–148.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan ( Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan ( Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Suharsimi, A. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara.

Susanti, Aris. (2011). Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Rendahnya Kunjungan IVA Di Wilayah Kerja Puskesmas Halmahera Kecamatan Semarang Timur.Diakes pada tanggal 23 Maret 2018.

Suwitri, S. (2014) ‘Konsep Dasar Kebijakan Publik’, Analisis Kebijakan Publik, (2), pp. 1–51.

Wijaya (2010) Pembunuh Ganas Itu Bernama Kanker Serviks. Jogjakarta: Sinar Kejora.

Wirawan (2011) Evaluasi Teori, Model, Standar, Aplikasi dan Profesi. Jakarta: Rajawali Press.

Kapan dilakukan krioterapi?

Indikasi Krioterapi Krioterapi atau cryotherapy digunakan untuk mengatasi berbagai jenis tumor, mulai dari tumor jinak (nonkanker), prakanker, hingga tumor ganas (kanker). Seberapa perlunya krioterapi dilakukan tergantung pada jenis dan keparahan tumor.

Siapa yang memerlukan skrining kanker serviks?

Disarankan untuk mulai melakukan pemeriksaan skrining kanker serviks pada wanita usia 30-65 tahun yang sudah berhubungan seksual. Untuk mencegah kanker serviks terjadi, skrining ini bisa secara berkala setiap 3-5 tahun sekali, lho.

Program apakah yang dapat dilakukan sebagai upaya pencegahan sekunder pada kanker serviks?

Pencegahan sekunder Disebutkan oleh dr. Andi Darma Putra, Sp.OG, semua perempuan yang sudah aktif berhubungan seksual perlu melakukan skrining rutin. Dimulai sejak 3 tahun setelah kontak seksual pertama kali. Bila hasil tes normal, tes cukup diulang 3-5 tahun kemudian.

Kapan skrining Ca serviks rutin dilakukan pada seorang wanita?

Semua wanita yang pernah melakukan hubungan seksual sangat dianjurkan untuk melakukan skrining kanker serviks secara rutin. 1. Wanita berusia < 21 tahun: skrining dengan pemeriksaan pap smear dilakukan 3 (tiga) tahun setelah melakukan hubungan seksual pertama. Jika hasilnya normal, selanjutnya dilakukan setahun sekali.