Hari apa saja yang boleh mengganti puasa ramadhan

Qadha puasa hukumnya wajib bagi orang yang meninggalkan puasa dan bisa dilakukan kapan saja selain Ramadhan dan hari raya islam. Lalu apa hukum puasa qadha di hari Jumat?Suara.com - Mengqhada atau membayar uutang puasa Ramadhan merupakan hal wajib yang harus dilakukan oleh seseorang yang telah meninggalkan puasa pada bulan Ramadhan. Puasa qadha bisa dilakukan kapan saja selain bulan Ramadhan dan hari raya Islam. Lantas, apa hukum puasa qadha di hari Jumat? 

Puasa Ranadhan merupakan salah satu ibadah wajib yang harus dijalankan umat Islam yang telah memasuki usia baligh. Kewajiban berpuasa ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 183 yang memiliki arti: 

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa dan beriman." (QS. Al Baqarah:183) 

Lantas, apa hukum puasa qadha di hari Jumat? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini.

Baca Juga: Niat Puasa Qadha Ramadhan di Bulan Syawal, Berikut Bacaan Latin, Arti dan Ketentuannya

Hukum Puasa Qadha di Hari Jumat

Allah SWT memberikan toleransi kepada umatnya yang berhalangan untuk mengerjakan puasa wajib. Namun mereka wajib menggantinya dilain hari sebelum bulan ramadhan dan selain hari raya Islam. Yang termasuk dalam hari raya Islam disini adalah Idul Fitri, Idul Adha dan hari Jumat. 

Lantas mengapa pada hari Jumat tidak boleh berpuas dan termasuk kedalam hari raya Islam? Hal ini sesuai dengan hadis riwayat muslim yang berbunyi "Janganlah kalian mengkhususkan hari Jumat untuk berpuasa dan malam harinya untuk bangun tidur.”  

Disebutkan bahwa hari Jumat termasuk ke dalam hari raya mingguan umat Islam yang ditandai dengan bertemunya orang-orang islam (laki-laki) dengan saudaranya di masjid. Adapun yang dimaksud pertemuan di masjid itu adalah salat Jumat. Maka dari itu, Allah melarang mengkhususkan hari Jumat diluar bulan Ramadhan untuk mengqhada puasa wajib. 

Namun larangan untuk menjalankan puasa qadha di hari Jumat ini tidak sampai pada tahapan haram. Seperti halnya saat seseorang telah mengerjakan puasa secara berturut-turut pada hari kamis lalu ingin melakukan puasa sehari setelahnya yaitu hari Jumat dan lanjut lagi pada hari Sabtu, tidaklah masalah,. 

Baca Juga: Doa Berbuka Puasa Qadha Latin dan Artinya, Lengkap dengan Waktu untuk Menjalankannya

Berbeda halnya jika dalam satu bulan seseorang mengkhususkan hari Jumat untuk berpuasa, bukan perkara yang dianjurkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa hukum puasa qadha di hari Jumat adalah makruh. Arti kata makruh sendiri adalah sesuatu yang tidak disenangi oleh Allah. Selain itu, bukan termasuk ke dalam kebiasaan Nabi Muhammad semasa beliau masih hidup. 

tirto.id - Batas qadha puasa Ramadan adalah satu atau dua hari sebelum jatuhnya 1 Ramadan di tahun berikutnya.

Qadha puasa merupakan ibadah pengganti wajib yang harus dilaksanakan oleh seorang muslim sebelum datangnya bulan Ramadan berikutnya (terlepas dari adanya uzur syar’i) apabila berutang.

Sementara bagi seorang muslim yang berutang karena memiliki uzur syar’i diperbolehkan melakukan puasa qadha pada tahun berikutnya, bahkan sepanjang tahun.


Dalil kewajiban membayar qadha puasa dijelaskan secara gamblang dalam Surah Al-Baqarah ayat 184 sebagai berikut:

“(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain.

Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui,” (QS. Al-Baqarah [2]: 184).

Qadha puasa dapat ditunaikan di berbagai hari, selain waktu-waktu yang diharamkan daripadanya. Beberapa waktu yang dilarang untuk menjalankan qadha puasa adalah Hari Raya Idulfitri, Iduladha, dan hari-hari tasyrik (11-12 Zulhijah).

Batas Akhir Qadha Puasa Ramadhan


Waktu qadha puasa wajib yang paling tepat adalah sesegera mungkin setelah bulan suci tersebut dan sebelum Ramadan tahun berikutnya tiba.

Batasan akhir qadha puasa ialah sebelum jatuhnya tanggal 1 Ramadan di tahun berikutnya.

Meskipun demikian, qadha puasa sebaiknya dicukupkan pelaksanaannya di satu atau dua hari lebih awal dari mulainya bulan Ramadan.

Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah dari Nabi Muhammad SAW bersabda sebagai berikut:

“Janganlah kalian mendahului puasa Ramadhan satu hari atau dua hari, kecuali puasa yang biasa dilakukan oleh seseorang, maka silahkan ia melakukan puasa tersebut!”

Akan tetapi, terdapat sebagian ulama yang mengharamkan puasa setelah pertengahan bulan Syaban hingga Ramadan tiba.

Dilansir dari laman NU Online, pendapat ini didasarkan kepada sebuah hadis dari Abu Dawud sebagai berikut:

“Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, ‘Bila hari memasuki pertengahan bulan Sya’ban, maka janganlah kalian berpuasa,’” (HR Abu Dawud.)

Sementara itu, sebagian ulama yang memperbolehkan pelaksanaannya juga memiliki dasar dari sebuah hadis riwayat Ummu Salamah RA dan Ibnu Umar RA. Hal ini dijelaskan dalam kitab Bidayatul Mujtahid fi Nihayatil Muqtashid oleh Ibnu Rasyid (2013,287) sebagai berikut:

"Menurut Salamah, ‘Aku belum pernah melihat Rasulullah SAW berpuasa dua bulan berturut-turut kecuali puasa Sya’ban dan Ramadhan.’ Ibnu Umar RA menyatakan, Rasulullah SAW menyambung puasa Sya’ban dengan puasa Ramadhan. Hadis ini ditakhrij oleh At-Thahawi,”

Meskipun terjadi perbedaan pendapat, seorang muslim yang memiliki hutang puasa dan tidak beruzur syar’i, sebaiknya tetap menjalankan puasa qadha biarpun telah melewati 15 Syaban.

Hal ini mengingat puasa qadha hukumnya wajib dan orang yang meninggalkanya tanpa adanya uzur syar’i maka akan diganjar dengan dosa besar.

Imam Nawawi dalam kitab Al-Majmu Syarah Al Muhadzdzab (1996) menyebutkan:

“Jika ia mengakhirkan puasa qadha sampai datang Ramadan berikutnya tanpa uzur, ia telah berdosa, dan ia harus berpuasa Ramadan yang datang.

Baca juga:

  • Tata Cara Qadha Puasa bagi Orang Tua yang Masih Hidup dan Meninggal
  • Bacaan Niat Puasa Syaban Sekaligus Qadha Ganti Ramadhan
  • Bolehkah Puasa Qadha Ramadhan di Hari Jumat: Bagaimana Hukumnya?



Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2022 atau tulisan menarik lainnya Syamsul Dwi Maarif

(tirto.id - Sosial Budaya)

Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Dhita Koesno

Membayar hutang puasa di hari apa saja?

Membayar hutang puasa boleh kamu lakukan pada hari apa saja baik secara selang-seling, acak, maupun berurutan. Kamu bahkan bisa melakukannya bersamaan dengan puasa sunah Senin-Kamis, Sahabat 99.

Hari apa boleh mengganti puasa Ramadhan?

Qadha puasa Ramadhan boleh dilakukan kapan saja, baik setelah tahun puasa Ramadhan yang ditinggalkan atau tahun-tahun berikutnya. Karena itu, menurut ulama Hanafiyah, jika seseorang tidak melakukan qadha puasa Ramadhan hingga puasa Ramadhan berikutnya tiba, maka dia tidak berdosa dan dia tidak wajib memberikan fidyah.

Mengganti puasa Ramadhan di hari apa saja disebut?

Cara Mengganti Puasa Ramadhan dengan Puasa Qadha Ini juga berlaku untuk muslim yang berhalangan puasa akibat haid maupun perjalanan jauh. Puasa untuk membayar utang ini disebut pula sebagai puasa qadha, Sahabat 99.

Kapan waktu yang tepat untuk mengganti puasa Ramadhan?

Pelaksanaan puasa qadha sendiri bebas dan tidak ada batasan waktunya. Batasan utamanya, hanya sebelum masuk Ramadhan tahun berikutnya. "Artinya kapan pun kita boleh memilih (melaksanakan puasa qadha)," imbuh dia.