JAKARTA, KOMPAS.com - Wisata kuliner, ajang menjajal kuliner khas setempat tentu sudah hal biasa dan banyak di antara Anda yang hobi melakukan hal tersebut. Namun pernahkah Anda mendengar wisata gastronomi? Wisata gastronomi memang terdengar asing di Indonesia. Istilah wisata gastronomi memang lebih bergaung di luar negeri dibanding dalam negeri. Namun jika diartikan, menurut Hall dan Shraples (2003) sebagaimana yang dirangkum oleh Organisasi Pariwisata Dunia PBB (UNWTO), wisata gastronomi adalah sebuah perjalanan yang berhubungan dengan makanan ke suatu daerah dengan tujuan rekreasi. Termasuk berkunjung ke penghasil makanan utama dan kedua, acara festival makanan, pasar petani, acara memasak dan demonstrasi, serta mencicipi produk makanan berkualitas dan aktivitas pariwisata yang berhubungan dengan makanan. Dosen mata kuliah Gastronomi Food di Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, Zayyini Nahdlah memberi contoh dari wisata gastronomi agar Anda dapat memahami dengan lebih mudah. "Misal berkunjung ke sawah kemudian belajar menanam padi dan memancing ikan yang ada di kolam. Selesai dari sana, belajar memasak dengan cara orang lokal. Misal memasak di tungku dengan peralatan tradisional, dan makan bersama-sama dengan cara orang lokal. Kemudian saat makan ada chef yang menjelaskan mengenai alasan makanan yang disantap lebih sehat serta budaya makan setempat," kata Zayyini. Menurut Zayyini, orang Indonesia, khususnya di daerah sebenarnya telah melakukan proses terkait wisata gastronomi tersebut. Sayangnya masih banyak yang belum tersampaikan, seperti penjelasan akan filosofi makanan. "Kita sudah punya itu, tapi belum sadar dan belum mengemas itu sebagai gastronomi. Kalau dikemas, bisa dijual dan orang paham," katanya. "Gastronomi tak hanya berkaitan dengan menikmati makanan saja. Apalagi orang sekarang ingin diet hidup sehat. Makanya orang Eropa mencari wisata gastronomi bukan wisata kuliner karena mereka tahu asal usul makannya," tambah Zayyini. ***** KompasTravel kembali menghadirkan kuis "Take Me Anywhere 2". Pemenang akan mendapatkan kesempatan liburan gratis yang seru ke Yogyakarta selama tiga hari dua malam. Hadiah sudah termasuk tiket pesawat, transportasi lokal, hotel, konsumsi, dan beragam aktivitas seru selama di Yogyakarta. Juga raih kesempatan memenangkan hadiah smartphone. Klik link berikut: Catat, 6 Tips "Selfie" Saat Liburan ala "Take Me Anywhere 2" Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Wisata kuliner menjadi salah satu hal yang wajib dilakukan ketika kita bepergian ke suatu kota atau negara, terutama tempat-tempat yang tidak pernah kita kunjungi sebelumnya. Dengan mencicipi masakan lokal di tempat tersebut, kita memang bisa lebih mengenal budaya dan masyarakat setempat. Istilah “wisata kuliner” mungkin sudah tidak asing ditelinga kita. Namun, apakah kamu pernah mendengar istilah “wisata gastronomi”? Meski sama-sama berhubungan dengan makanan, keduanya memiliki arti yang berbeda, lho. Gastronomi adalah ilmu mengenai hubungan antara makanan dengan budayanya, sedangkan kuliner lebih berfokus pada makanannya, mulai dari proses pembuatan hingga estetikanya. Nah, supaya kamu nggak bingung lagi tentang perbedaan gastronomi dan kuliner, yuk simak penjelasannya di bawah ini. Perbedaan Gastronomi dan CulinaryDefinisi dan Jenis GastronomiMenurut pakar gastronomi bernama Fossali, gastronomi adalah ilmu yang mempelajari tentang keterkaitan antara budaya dan makanan sebagai salah satu produk budaya. Hal ini dikarenakan makanan memiliki fungsi sosial-budaya yang merupakan hasil adaptasi manusia terhadap lingkungannya. Ada lima jenis gastronomi, yaitu:
Hubungan Gastronomi dengan Budaya MasyarakatKenapa gastronomi berkaitan erat tentang budaya makanan? Well, makanan bagaimanapun adalah produk dari budaya tertentu. Makanan berasal dari perkembangan dalam suatu masyarakat sesuai dengan keadaan lingkungan, agama, adat, kebiasaan dan tingkat pendidikan. Sebagai produk budaya, gastronomi tidak hanya menelusuri sekadar menikmati hidangan makanan atau minuman saja. Gastronomi juga mempelajari makanan secara menyeluruh di setiap proses pembuatannya, mulai dari persiapan, pemilihan bahan makan, proses memasak, hingga seni presentasi dan estetika serta mutu makanan tersebut. Maka dari itu, makanan bisa menjadi jendela bagi kita untuk mengenal budaya setempat. Makanan memberikan gambaran terkait proses kreatif dalam menciptakan, membuat dan menyantap makanan sebagai seni dan potensi budaya yang dimiliki oleh masyarakat setempat. Bedanya Culinary Tourism, Food Tourism, dan Gastronomy TourismSetelah mengenal gastronomi lebih dalam, mulai dari definisi, jenis-jenis, hingga hubungannya dengan budaya, sekarang saatnya kamu tahu perbedaan antara ketiga jenis pariwisata yang berhubungan dengan makanan. Culinary tourism atau wisata kuliner adalah kegiatan wisata untuk menjajal kuliner khas tempat tertentu. Food tourism pada dasarnya sama dengan culinary tourism, yaitu kegiatan pariwisata mengunjungi restoran dan mencicipi makanan di tempat destinasi wisata tersebut. Sedangkan gastronomy tourism tidak hanya menekankan pada makanannya saja, tetapi juga disertai dengan pengalaman serta mengulik sejarah dan budaya dari makanan itu sendiri. Kamu juga akan mempelajari tentang proses serta filosofi setiap tahapan dalam proses memasak serta bahan makanan yang dibutuhkan untuk membuat makanan tersebut. Dikutip dari situs wisata dan gaya hidup Agolf.xyz, salah satu wisata gastronomi yang bisa dinikmati di Prancis adalah pelayaran Epicurean Burgundy: A 12 Star Cruise. Wisatawan bisa menikmati hidangan di restoran berbintang Michelin. Wisatawan juga akan diajak ke perkebunan penghasil anggur bersejarah, berkunjung ke pasar lokal, menikmati kelas memasak, wisata katedral dan reruntuhan Romawi, hingga bersepeda. Masa Depan Gastronomi di Indonesia dan DuniaGastronomi akan terus menjadi suatu komoditas, baik di Indonesia maupun dunia, mengingat tren wisata kuliner yang terus-menerus ada. Terutama Indonesia yang sangat kaya akan kebudayaan dari Sabang hingga Merauke. Setiap kebudayaan di masing-masing daerah memiliki makanan dan minuman khasnya sendiri. Indonesia memiliki potensi gastronomi di setiap sudut pulaunya. Maka dari itu, potensi ini dimanfaatkan oleh pemerintah dan penduduk setempat sebagai bagian promosi tujuan wisata suatu daerah. Perlu kamu ketahui, Ubud di Kabupaten Gianyar, Bali sudah ditetapkan jadi destinasi wisata gastronomi dunia lho. Ubud telah memenuhi standar dan sertifikasi yang dikeluarkan oleh United Nation World Tourism Organization (UNWTO). Ubud bisa memenuhi kriteria dari UNWTO karena kuliner di Ubud sudah menjadi gaya hidup. Selain itu kuliner menggunakan bahan lokal daerah tersebut. Beberapa kriteria lain yakni berkaitan dengan faktor sejarah dan budaya, faktor nutrisi dan kesehatan, serta kuatnya story telling dari kuliner di Ubud. Warisan cerita tentang kuliner di Ubud sangat kuat dan berkaitan dengan budaya setempat. Di Ubud juga banyak aktivitas seperti kursus memasak dan festival seperti Ubud Food Festival. Nah, tak semua orang memahami celah-celah pengembangan bisnis wisata gastronomi. Maka dari itu, jika ingin memahaminya lebih jauh, penting sekali untuk mempelajari ilmunya. Bagi kamu yang tertarik dengan dunia gastronomi juga pariwisata, ingin terlibat dan berkontribusi langsung kepada dua bidang tersebut, kamu bisa masuk ke Program Studi Hotel and Tourism Management di International University Liaison Indonesia (IULI). Di Program Studi Hotel and Tourism Management di IULI, kamu tidak hanya akan belajar tentang perhotelan atau manajemen pariwisata saja, tetapi juga mempelajari aspek-aspek di dalamnya, termasuk gastronomi sebagai bagian dari kegiatan wisata. Kuliah di IULI akan membekali kamu dengan pengetahuan dan pengalaman kerja yang mumpuni sebagai fondasi untuk membangun karier di industri hotel dan pariwisata. Programnya yang multidisipliner akan menyiapkan lulusannya untuk berkarier di dalam maupun luar Indonesia. Selain mempelajari praktik dan teori, kamu juga akan mengasah soft skill yang dibutuhkan untuk dunia kerja nanti, seperti keterampilan kepemimpinan dan komunikasi. Setelah beberapa tahun pengalaman, lulusan Program Studi Hotel & Tourism Management IULI akan memenuhi syarat untuk posisi manajemen di hotel, food service, pariwisata dan sektor layanan yang lebih luas. Selain belajar teori dan praktik, di IULI, kamu juga dapat mengikuti program magang atau internship di Jerman. Ini karena IULI bekerja sama dengan universitas-universitas di Jerman. Universitas yang didirikan oleh Ilham Habibie ini juga memiliki fasilitas kampus yang lengkap dan berkualitas tinggi, jadi ujian praktik kamu pun dijamin akan menggunakan alat-alat yang bermutu pula. Soal biaya, kamu nggak perlu bayar uang pangkal untuk kuliah di IULI, cukup membayar biaya kuliah per semesternya saja. Bahkan, untuk mahasiswa yang berprestasi, ada beasiswa menarik, lho! Untuk mengetahui info kampus terlengkap dan berkualitas, cek di campus.quipper.com |