Jelaskan mengapa utang dagang diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka panjang

Dalam menjalankan operasional bisnis, pengusaha tidak hanya mengandalkan modal dan aset. Seringkali perusahaan juga berhutang. Nah, kewajiban untuk membayar hutang ini lah yang disebut dengan liabilitas.

Dalam praktiknya, perusahaan tidak melulu mengandalkan modal dan aset yang ada. Mengambil risiko seperti berhutang menjadi kunci agar bisnis tetap berkembang.

Misalnya ketika membeli barang atau jasa dari vendor, perusahaan biasanya akan berhutang dan itu wajar. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan jumlah aset dalam waktu singkat.

Jadi apa itu liabilitas? Kenapa perusahaan melakukan liabilitas dan apa jenis-jenis liabilitas itu sendiri?

Liabilitas dalam Bisnis

Mengutip Investopedia, liabilitas adalah kewajiban perusahaan atau perorangan yang diselesaikan seiring berjalannya waktu dengan memberikan manfaat ekonomi seperti uang, barang, atau jasa.

IASB (International Accounting Standard Boards) mendefinisikan liabilitas sebagai kewajiban entitas saat ini yang berasal dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya melalui arus kas keluar entitas tersebut.

Australian Accounting Standard Boards menjelaskan juga bahwa liabilitas terjadi karena sebuah pengorbanan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat ekonomi.

Manfaat ekonomi yang dimaksud adalah penghasilan, peningkatan aset, atau kekuatan modal.

Singkatnya liabilitas adalah kewajiban yang harus dibayarkan perusahaan dari pihak lain untuk mendapatkan nilai ekonomi salah satunya dalam proses operasional bisnis.

Misalnya saja utang yang berasal dari pembelian aset, gaji karyawan, pajak, sewa, atau obligasi.

Dalam akuntansi, liabilitas berbanding terbalik dengan aset. Hal ini karena liabilitas adalah kewajiban kepada pihak lain sedangkan aset adalah sumber daya yang dimiliki untuk menjalankan operasional.

Selain itu, perubahan liabilitas juga bisa dianalisis melalui persamaan dasar akuntansi. Dimana persamaannya adalah Aset = liabilitas + ekuitas (modal).

Oleh karena itu,adanya hak yang dimiliki oleh perusahaan akan selalu diikuti dengan adanya kewajiban (liabilitas).

Di sisi lain, liabilitas berbeda dengan beban. Hal ini karena beban adalah pengeluaran yang dilakukan untuk menjalankan bisnis. Sedangkan hutang adalah sesuatu yang wajib dibayar tanpa melihat kondisi bisnis saat ini.

Oleh karena liabilitas tidak melihat kondisi bisnis, maka kewajiban (liabilitas) harus dibayarkan pada tenggat waktu yang sudah ditentukan.

Jenis-Jenis Liabilitas

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kewajiban atau hutang dituntaskan pada waktu tenggat yang ditentukan.

Berikut jenis-jenis liabilitas yang didasari dari jangka waktu pembayaran dan sifat urgensinya.

1. Kewajiban Lancar (Jangka Pendek)

Kewajiban atau liabilitas jangka pendek juga biasa disebut dengan liabilitas lancar yaitu dimana kewajiban jatuh tempo selama siklus operasi normal atau satu tahun.

Berikut beberapa contoh dari liabilitas lancar:

  • Utang dagang – utang yang berasal dari transaksi pembelian barang atau jasa.
  • Utang tagihan atau akrual – beban perusahaan yang belum dibayarkan secara tunai.
  • Pendapatan di muka – kondisi dimana perusahaan telah menerima penghasilan namun barang atau jasa belum sampai ke tangan pelanggan.
  • Utang wesel – pinjaman berbunga dengan masa tagihan kurang dari satu tahun.
    • Utang jangka panjang yang jatuh tempo pada periode saat ini (satu tahun) misalnya obligasi berseri.
  • Utang dividen – Kewajiban perusahaan yang harus dibayar kepada para pemegang saham.
  • Pajak Pertambahan Nilai
  • Pajak Penghasilan
  • Utang gaji atau benefit karyawan.

Selain contoh-contoh tersebut, liabilitas lancar juga digunakan dalam rasio keuangan yaitu:

  • Rasio kas (cash ratio) yang dihitung dengan cara membandingkan total kas dan setara kas dengan kewajiban lancar.
  • Rasio lancar yang dihitung dengan membandingkan aset lancar dengan kewajiban lancar.
  • Rasio cepat yang dihitung dengan membandingkan aset lancar yang dikurangi persediaan dengan kewajiban lancar.

2. Kewajiban Tidak Lancar (Jangka Panjang)

Liabilitas tidak lancar juga disebut dengan liabilitas jangka panjang dimana waktu tenggat pembayaran lebih dari satu tahun.

Biasanya dalam liabilitas jangka panjang terdapat restriksi atau batasan yang berguna untuk memberikan perlindungan antara peminjam maupun pihak yang dipinjamkan.

Kewajiban jangka panjang ada biasanya karena sebuah perusahaan ingin mengembangkan bisnisnya atau baru memulai bisnis.

Contoh liabilitas jangka panjang adalah hutang hipotek, hutang obligasi, atau hutang wesel jangka panjang.

3. Kewajiban Kontinjensi

Kewajiban atau likuiditas kontinjensi bisa dikatakan kewajiban berdasarkan kejadian luar biasa.

Maksudnya luar biasa adalah kewajiban yang berpotensi timbul akibat peristiwa masa lalu. Itu artinya, kewajiban tersebut tidak bersifat aktual.

Singkatnya, kewajiban bisa saja timbul tergantung terjadinya peristiwa saat ini atau mendatang.

Dalam pencatatan, kewajiban jenis ini tidak dicatat dalam laporan keuangan secara aktual. Namun hanya sebagai lampiran.

Contoh liabilitas kontinjensi adalah gugatan atau garansi produk.

Analisis Liabilitas Bisnis

Ternyata rasio liabilitas sebuah perusahaan bisa dianalisis menggunakan sebuah metode yang bernama rasio solvabilitas atau istilah lainnya leverage.

Analisis ini berfungsi menganalisis kemampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya dengan membandingkan aspek akuntansi lain yaitu aset dan modal.

Adapun rasio yang umum digunakan adalah sebagai berikut.

1. Rasio Utang Terhadap Aset (Debt to Asset Ratio)

Rasio ini digunakan untuk menganalisis porsi hutang pada semua aset yang dimiliki perusahaan.

Perhitungan rasio ini adalah dengan membandingkan total liabilitas dengan total aset perusahaan.

Satu hal yang perlu diperhatikan adalah semakin besar persentase rasio utang terhadap aset, maka liabilitas perusahaan dianggap kurang aman.

2. Rasio Utang Terhadap Modal (Debt to Equity Ratio)

Rasio ini bertujuan untuk membandingkan jumlah kewajiban dengan ekuitas atau modal yang dimiliki oleh perusahaan.

Dimana jumlah utang tidak boleh melebihi jumlah modal yang dimiliki perusahaan. Itu artinya, semakin kecil persentase rasio ini, maka liabilitas perusahaan semakin baik.

Itulah pengertian liabilitas dan jenis-jenisnya dalam bisnis. Tentu, sebagai pebisnis, adanya liabilitas atau kewajiban adalah hal wajar. Namun hal yang perlu diingat adalah jumlah utang tidak boleh melebihi modal atau aset yang dimiliki perusahaan.


Di kalangan pemilik usaha, apalagi yang berkecimpung langsung mengelola keuangan bisnis, pasti sudah tidak asing dengan istilah liabilitas. Istilah ini merupakan hal penting dalam pengelolaan keuangan bisnis. Secara sederhana, liabilitas adalah kewajiban yang harus diselesaikan oleh perusahaan.

Dengan kata lain, liabilitas atau dalam istilah bahasa Inggris disebut dengan liability merupakan utang perusahaan kepada pihak lain. Namun, tidak hanya itu, karena liabilitas juga dapat berupa risiko legal atau obligasi.

Dalam pelaporan akuntansi, liabilitas diletakkan di kolom yang berlawanan dengan aset. Hal ini tentu bukan tanpa alasan. Untuk memahami lebih dalam tentang apa itu liabilitas, mari simak pembahasan berikut ini.

Apa itu liabilitas?

Secara umum, liabilitas adalah kewajiban satu pihak kepada pihak lain yang belum terbayarkan. Dalam akuntansi, liabilitas finansial pun bersifat kewajiban, tetapi ditentukan oleh transaksi bisnis sebelumnya.

Sebut saja, terdapat transaksi, penjualan, pertukaran aset, atau aktivitas bisnis lainnya yang akan memberikan keuntungan di kemudian hari. 


Liabilitas dikategorikan ke dalam dua jenis berdasarkan jangka waktunya: liabilitas jangka pendek atau current liability dan liabilitas jangka panjang yang disebut long-term liability. Kewajiban tersebut termasuk jasa atau layanan bagi pihak lain yang belum diselesaikan ataupun transaksi bisnis yang telah menimbulkan kewajiban yang belum selesai.


Bentuk kewajiban yang paling umum, yaitu utang dagang dan utang obligasi. Biasanya, perusahaan akan mempunyai dua transaksi ini di neraca sebab keduanya merupakan bagian dari operasional baik yang sedang berlangsung maupun jangka panjang.


Liabilitas tergolong vital bagi sebuah perusahaan karena biasanya kewajiban ini digunakan untuk membiayai operasional atau ekspansi bisnis. Dengan liabilitas, transaksi antarbisnis pun bisa jadi makin efisien.

Baca Juga: Pengertian Manajemen Operasional, Fungsi, serta Contohnya


Sebagai contoh, saat pemasok sayuran segar mengantar sayur-mayur dan buah-buahan segar ke restoran, supplier biasanya tidak meminta pembayaran langsung. Mereka justru memberikan faktur penjualan untuk restoran. Pembayarannya akan dilakukan kemudian, tidak pada saat itu juga.


Selain menyederhanakan proses saat pengiriman barang, pemberian invoice dengan jangka waktu juga lebih memudahkan restoran dalam melakukan pembayaran. Restoran mendapatkan jangka waktu yang cukup untuk mengolah pasokan tadi menjadi keuntungan, dan pembayaran bisa dilakukan secara berkala atas beberapa invoice sekaligus.


Nah, uang terutang yang dimiliki restoran kepada pemasok sayuran segar termasuk ke dalam liabilitas. Sebaliknya, bagi supplier, kewajiban restoran tersebut merupakan aset.

Jenis-jenis liabilitas

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat beberapa jenis liabilitas yang didasarkan pada waktu jatuh tempo. Ada yang disebut liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang


Selain itu, ada satu jenis liabilitas khusus, yaitu liabilitas kontijensi. Apakah pengertian dari ketiga jenis liabilitas tersebut serta apa yang membedakan ketiganya? Yuk, perhatikan uraian di bawah ini!

Liabilitas jangka pendek

Jenis liabilitas yang satu ini dikenal juga sebagai current liability. Liabilitas ini merupakan kewajiban yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun. 


Karena tenggat waktunya yang singkat, current liability perlu dikelola dengan mempertimbangkan likuiditas perusahaan. Likuiditas sendiri ditentukan oleh perbandingan aset jangka pendek dengan liabilitas atau kewajiban lancar.

Adapun beberapa kewajiban yang termasuk ke dalam current liabilities, antara lain:

Tagihan yang belum dibayarkan kepada vendor perusahaan. Umumnya, utang usaha menjadi kewajiban lancar paling besar dari suatu bisnis.

Adapun yang dimaksud dengan utang bunga adalah biaya bunga yang sudah terjadi, tetapi belum dibayar. Perlu diingat, utang bunga berbeda dengan biaya bunga. 


Tidak seperti utang bunga, biaya bunga merupakan biaya yang sudah dikeluarkan dan dibayar. Karena itu, biaya bunga dilaporkan dalam laporan rugi laba, sedangkan utang bunga dicatat dalam neraca.

Ini adalah jumlah pajak penghasilan yang terutang oleh perusahaan kepada pemerintah. Jumlah pajak yang terutang tersebut harus dibayarkan dalam waktu satu tahun. Jika tidak, utang pajak harus diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang.

Jenis pinjaman yang diberikan oleh bank saat dana yang terdapat di rekening tidak mencukupi untuk memproses suatu transaksi.

Biaya yang telah dikeluarkan, tetapi tidak ada dokumen pendukung seperti faktur yang diterima atau diterbitkan.

Jenis utang dengan waktu jatuh tempo kurang dari atau maksimal satu tahun.

Liabilitas jangka panjang

Kebalikan dari current liability, liabilitas jangka panjang adalah kewajiban yang jatuh temponya lebih dari satu tahun.

Kewajiban jangka panjang dapat menjadi sumber pembiayaan dan umumnya mengacu pada jumlah yang timbul akibat operasional bisnis. 


Sebagai contoh dari kewajiban jangka panjang ini antara lain obligasi atau hipotek yang bisa digunakan untuk membiayai proyek-proyek perusahaan yang memerlukan pembiayaan besar.


Mengetahui nilai liabilitas ini sangat penting agar kamu memahami likuiditas serta struktur modal perusahaan. Berikut ini beberapa akun yang termasuk ke dalam long-term liability.

Jumlah obligasi yang beredar dengan masa jatuh tempo lebih dari satu tahun dan diterbitkan oleh perusahaan. Di neraca, utang obligasi menunjukkan nilai nominal obligasi yang beredar.

Jumlah surat promissory dengan jangka waktu lebih dari satu tahun yang diterbitkan oleh perusahaan. Serupa dengan utang obligasi, di neraca, akun wesel menunjukkan nilai nominal wesel.

Liabilitas ini timbul akibat adanya perbedaan antara jumlah pajak yang diakui dengan nominal aktual pajak yang dibayarkan kepada pihak berwenang. 


Pada prinsipnya, jumlah pajak yang dibayarkan perusahaan di periode ini masih kurang. Sementara itu, perusahaan mungkin akan kelebihan membayar pajak pada periode tertentu di masa yang akan datang.

Jika perusahaan mengambil utang hipotek atau utang jangka panjang, kewajibannya tercatat sebagai liabilitas jangka panjang. Di neraca pun dicatat sebagai kewajiban tidak lancar. 

Sewa modal diakui sebagai kewajiban ketika perusahaan mengadakan perjanjian sewa jangka panjang untuk peralatan. Jumlah sewa modal adalah nilai sekarang dari kewajiban sewa. 

Baca Juga: Chart of Account (CoA): Jenis, Cara Membuat, dan Contoh

Liabilitas kontijensi

Dalam paparan sebelumnya telah disebutkan bahwa liabilitas kontijensi atau contingent liability merupakan kategori khusus. Kewajiban yang satu ini mungkin timbul, mungkin juga tidak, tergantung pada hasil peristiwa masa depan yang masih tidak pasti.

Liabilitas ini hanya diakui bila memenuhi dua persyaratan, yaitu sifatnya kemungkinan dan nominalnya dapat diperkirakan secara wajar.


Apabila salah satu syarat tersebut tidak terpenuhi, perusahaan tidak melaporkan contingent liability di neraca. Meskipun begitu, item ini perlu diungkapkan di catatan kaki dalam laporan keuangan.


Salah satu contoh liabilitas kontijensi yang paling sering muncul dalam dunia bisnis adalah kewajiban hukum.

Rumus liabilitas

Berbicara rumus liabilitas, kita tidak bisa memisahkannya dari aset. Seperti yang sudah diketahui, aset adalah hal-hal yang dimiliki perusahaan ataupun piutang perusahaan.


Aset meliputi harta yang nyata, seperti gedung, mesin, dan peralatan. Tidak hanya itu, aset pun mencakup sesuatu yang intangible, misalnya hak paten dan intellectual property.

Ketika bisnis mengurangi aset dengan liabilitas, selisihnya menunjukkan ekuitas pemilik. Dengan demikian rumus liabilitas merupakan persamaan dasar akuntansi, yaitu:

Aset - Liabilitas = Ekuitas pemilik

Kamu bisa mempelajarinya lebih lanjut melalui artikel Pengertian Persamaan Dasar Akuntansi, Rumus, serta Contohnya

Penutup

Sekarang, kamu telah mengetahui secara rinci tentang apa itu liabilitas dan jenis-jenisnya. Pastikan jumlah kewajiban dalam perusahaanmu atau usahamu tidak terlalu tinggi sehingga perusahaan tetap bisa menyelesaikannya!

Meskipun begitu, kamu tetap diperbolehkan mempunyai liabilitas jika ditujukan agar bisnis memiliki aset yang menguntungkan di kemudian hari. 

Karena sebagaimana disampaikan tadi, liabilitas merupakan hal yang wajar dalam bisnis, khususnya untuk keperluan operasional dan pengembangan bisnis, selama jumlahnya masih berimbang.

Di dalam pencatatan akuntansi, liabilitas dicatat di neraca, laporan keuangan yang menggambarkan situasi bisnis pada periode akhir akuntansi. 


Bila kamu masih kebingungan dalam pembuatan laporan keuangan, gunakanlah aplikasi POS yang menyediakan laporan akuntansi lengkap seperti majoo!

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA