Salat sunah yang dikerjakan pada musim kemarau di siang hari dan bertempat di lapangan disebut

tirto.id - Shalat istisqa adalah salat sunah muakkad dua rakaat untuk meminta turunnya hujan kepada Allah SWT. Niat shalat istisqa dapat disampaikan dalam hati, atau dilafalkan. Tata cara salat minta hujan mirip salat Id, termasuk soal jumlah takbir dan adanya khotbah setelah salat. Salat istisqa biasa dilakukan ketika terjadi musim kemarau berkepanjangan atau krisis air. Sebagai contoh yang terjadi pada bulan Agustus tahun 2019 lalu di halaman Griya Agung Palembang, Sumatera Selatan. Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru melakukan salat istisqa berjamaah dengan warga muslim di wilayahnya, dengan imam Nawawi Dencik. Salat istisqa ini dilakukan setelah kemarau panjang yang menyebabkan kebakaran hutan, juga keringnya lahan pertanian. Salat ini dilakukan setelah pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi dan mengatasi kebakaran hutan.
"Kita melakukan salat istisqa untuk memohon kepada Allah agar menurunkan hujan," kata Herman Deru dikutip Antara.

Tata Cara Shalat Istisqa


Dikutip dari "Tata Cara Shalat Istisqa atau Meminta Hujan" oleh Alhafiz Kurniawan, salat istisqa dilakukan dua rakaat, serupa dengan salat Id. Meskipun demikian, terdapat perbedaan dalam tata cara khatib berkhotbah.

Disebutkan, Abdullah Bafadhal Al-Hadhrami dalam Kitab Hamisy Busyral Karim, menuliskan bahwa khatib beristighfar dalam khotbah salat istisqa sebagaimana takbir dalam khotbah Id. Khatib berdoa dengan lantang, lalu menghadap kiblat setelah sepertiga khotbah kedua.



Setelah itu, "Khatib dan jamaah mengubah letak pakaian (selendang atau sorban, dari satu sisi ke sisi lain). Pada saat itu, khatib berdoa sirr (berbisik) dan jahar (lantang), kemudian kembali menghadap ke arah jamaah."Secara ringkas, tata cara salat istisqa adalah sebagai berikut.1. Salat dua rakaat, dengan ketentuan
  • Rakaat pertama takbir tujuh kali sebelum membaca Surah Al-Fatihah, dilanjutkan dengan rukuk, sujud, duduk di antara sujud, dan sujud kedua seperti salat sunah lain.
  • Rakaat kedua takbir lima kali sebelum membaca Surah Al-Fatihah, dilanjutkan dengan rukuk, sujud, duduk di antara dua sujud, sujud kedua, dan salam.
2. Khotbah salat istisqa, yang dapat dilakukan sebelum atau setelah salat.
  • Jumhur ulama berpendapat, khotbah lebih utama dilakukan seetelah salat istisqa.
  • Sebelum khotbah pertama, khatib membaca istighfar sembilan kali.
  • Sebelum khotbah kedua, khatib membaca istighfar tujuh kali.

Bacaan Niat Shalat Istisqa


Niat salat istisqa dapat disampaikan dalam hati, atau dilafalkan, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Arab. Dikutip dari situs web NU, lafal niat salat istisqa dalam bahasa Arab adalah sebagai berikut.

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الاِسْتِسْقَاءِ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى

Ushallī sunnatal istisqā’i rak‘ataini (imaaman/ma’mūman) lillāhi ta‘ālā.Artinya, “Aku menyengaja salat sunnah minta hujan dua rakaat (sebagai imam/makmum) karena Allah.”

Doa Shalat Istisqa


Doa salat istisqa, berdasarkan Busyral Karim karya Sa‘id bin Muhammad Ba‘asyin adalah sebagai berikut.

Allāhummasqinā ghaitsan mughītsan hanī’an marī‘an (lan riwayat murī‘an) ghadaqan mujallalan thabaqan sahhan dā’iman.Allāhummasqināl ghaitsa, wa lā taj‘alnā minal qānithīn.Allāhumma inna bil ‘ibādi wal bilādi wal bahā’imi wal khalqi minal balā’i wal juhdi wad dhanki mā lā nasykū illā ilaika.Allāhumma anbit lanaz zar‘a, wa adirra lanad dhar‘a, wasqinā min barakātis samā’i, wa anbit lanā min barakātil ardhi.Allāhummarfa‘ ‘annal jahda wal jū‘a wal ‘urā, waksyif ‘annal balā’a mā lā yaksyifuhū ghairuka.

Allāhumma innā nastaghfiruka, innaka kunta ghaffārā, fa arsilis samā’a ‘alainā midrārā.

Artinya:

Ya Allah, turunkan kepada kami air hujan yang menolong, mudah, menyuburkan, yang lebat, banyak, merata, menyeluruh, dan bermanfaat abadi.Ya Allah, turunkan kepada kami air hujan. Jangan jadikan kami orang yang putus harapan.Ya Allah, sungguh banyak hamba, negeri, dan jenis hewan, dan segenap makhluk lainnya mengalami bencana, paceklik, dan kesempitan, kami tidak mengadu selain kepada-Mu.Ya Allah, tumbuhkan tanaman kami, deraskan air susu ternak kami, turunkan pada kami air hujan karena berkah langit-Mu, dan tumbuhkan tanaman kami dari berkah bumi-Mu.Ya Allah, angkatlah kesusahan paceklik, kelaparan, ketandusan dari bahu kami. Hilangkan dari kami bencana yang hanya dapat diatasi oleh-Mu.Ya Allah, sungguh kami memohon ampun kepada-Mu, karena Kau MahaPengampun. Maka turunkan pada kami hujan deras dari langit-Mu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini, musim kemarau berkepanjangan sedang melanda sejumlah wilayah di Indonesia. Akibatnya, di beberapa daerah terancam kekeringan dan krisis air bersih.

Mengatasi hal itu, umat Islam disunnahkan untuk melakukan Shalat Istisqa atau shalat untuk meminta diturunkan hujan.

Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH Cholil Nafis mempersilakan umat Islam yang daerahnya kekurangan air karena musim kemarau untuk melakukan Shalat Istisqa. Menurutnya, Shalat Istisqa sudah dilakukan sejak masa Rasulullah.

"Kami mempersilahkan kepada daerah yang merasa kekurangan air karena kemarau untuk Shalat Istisqa," ujar Cholil Nafis saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (19/9).

Namun, kata Cholil, ada beberapa pedoman yang harus diperhatikan sebelum melakukan Shalat Istisqa. Syarat untuk melakukan Shalat Istisqa harus diawali dengan pertaubatan terlebih dahulu. Kemudian shalat Istisqa dianjurkan untuk menghadirkan hewan ternak. "Membawa hewan diternak dianjurkan manakalanya kondisinya memungkinkan," jelasnya.

Selanjutnya, Shalat Istisqa juga dianjurkan untuk menggunakan pakaian yang sederhana. Kemudian, saat melaksakan Shalat Istisqa sebaiknya dilakukan di lahan terbuka seperti lapangan. Sunnahnya Shalat Istisqa tidak diselenggarakan di masjid atau di tempat elite. "Harus menampakkan diri butuh dan perlu. Maka dengan pakaian yang kurang baik di tempat atau ladang yang kering," tutur Cholil.

Shalat Istisqa dilakukan dengan dua rakaat yang dilanjutkan dengan khutbah. Dalam khutbahnya nanti, khatib menerangkan tentang urgensi Shalat Istisqa itu sendiri. Kemudian juga menjelaskan kebutuhan manusia akan rahmat Allah SWT dan lalu khatib meminta hujan kepada Allah.

TRIBUNNEWS.COM - Salat Istisqa merupakan salat sunah untuk meminta turunnya hujan.

Salat ini biasa dilakukan saat terjadi kemarau panjang atau memang karena dibutuhkannya hujan untuk keperluan tertentu.

Pada saat hari pelaksanaan Salat Istisqa, seluruh jemaat harus berkumpul di tempat yang telah dipersiapkan.

Seperti biasanya, sebaiknya memakai pakaian yang sederhana saja dan tidak berhias, tidak memakai wewangian.

Baca: Doa Niat Salat Tahajud, Lengkap Beserta Waktu, Tata Cara & Keutamaan

Baca: Hormati Masjid Istiqlal Gelar Salat Idul Adha 2019, Gereja Katedral Tunda Misa Minggu Pagi

Niat salat ini sebagaimana salat-salat yang lainnya, diucapkan dalam hati yang terpenting niat hanya semata-mata karena Allah SWT.

Niat Salat Istisqa:

Ushalli Sunnatal Istisqa’i rak’ataini (imaman atau ma’muman) Lillahi Ta’ala.

Artinya: "Saya Niat Salat Sunah Istisqa’ Dua Rakaat (jadi imam atau makmum) karena Allah Ta’ala “.

Salat Istisqa dilakukan dua rakaat.

Setelah itu, khotbah dua kali oleh seorang khatib.

Salat sunah yang dikerjakan pada musim kemarau di siang hari dan bertempat di lapangan disebut
Ilustrasi: Warga Desa Lamkrak, dan Lamlheue, Kecamatan Simpang Tiga, Aceh Besar melaksanakan Shalat Istisqa di hamparan sawah yang mulai mengering di kawasan itu, Selasa (25/7/2017). Kemarau panjang yang melanda kawasan tersebut mengakibatkan ratusan hektare sawah warga terancam gagal panen. SERAMBI/M ANSHAR (SERAMBI INDONESIA /M ANSHAR (AAN))

Dikutip dari id.wikipedia.org, khotbah pada saat Salat Istisqa memiliki ketentuan tersendiri.

1. Khatib disunahkan memakai selendang.

2. Khotbah pertama, membaca istigfar sembilan kali.

3. Khotbah kedua, membaca istigfar tujuh kali.

4. Saat khotbah kedua, khatib berpaling ke arah kiblat dan berdoa bersama-sama.

5. Ketika berdoa, mengangkat tangan tingi-tingi.

6. Khotbah merupakan anjuran untuk beristigfar dan merendahkan diri kepada Allah SWT dan berkeyakinan bahwa permintaannya akan dikabulkan oleh Allah SWT.

Baca: Jemaah Haji Ramaikan Masjidil Haram untuk Salat Jumat

Baca: 23 Kecamatan Alami Kekeringan, Warga Salat Minta Hujan

Hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas Radhiallaahu anhu:

"Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam ke luar dengan berpakaian sederhana, penuh tawaduk dan kerendahan. Sehingga tatkala sampai di musala, dia naik ke atas mimbar, tetapi tidak berkhotbah sebagaimana khotbah kalian ini. Ia terus menerus berdoa, merendah kepada Allah, bertakbir kemudian salat dua rakaat seperti salat ketika Ied." (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi dan di hasankan oleh al-Albani).

DikutipTribunnews.com dari islam.nu.od.id, Kamis (31/10/2019). Khotbah Salat Istisqa sedikit berbeda dari khotbah pada umumnya.

Khotbah istisqa dibuka dengan istighfar, bukan dengan takbir sebagaimana keterangan berikut ini:

ثم يخطب الإمام خطبتين بعدهما الركعتين، يستغفر الله الكريم في افتتاح الأولى تسعا و في افتتاح الثانية سبعا وصيغة الاستغفار أَسْتَغفِرُ اللهَ العَظِيْمَ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الحَيُّ القَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

Artinya: "Kemudian imam berkhotbah dua kali setelah salat dua rakaat, lalu ia beristighfar sebanyak sembilan kali pada pembukaan khotbah pertama, dan sebanyak tujuh kali pada pembukaan khotbah kedua. Adapun lafal istighfarnya adalah ‘Astaghfirullahal azhim, la ilaha illa huwal hayyul qayyum, wa atubu ilaihi," (KH Afifuddin Muhajir, Fathul Mujibil Qarib, [Situbondo, Maktabah Al-As‘adiyah: 2014 M/1434 H], cetakan pertama, halaman 63).

(Tribunnews.com/Lanny Latifah)