KOMPAS.com – Masalah seksualitas selalu menarik untuk dibahas karena menyangkut tata nilai kehidupan manusia yang lebih tinggi. Show Pada manusia, hubungan seks ditujukan untuk dapat mempertahankan keturunan dan juga kenikmatan. Hal itu berbeda dengan binatang, di mana seks hanya untuk kepentingan mempertahankan generasi atau keturunan dan dilakukan pada musim tertentu serta berdasarkan dorongan insting. Baca juga: Mengenal Alat Reproduksi Wanita Seksualitas pada manusia lebih jauh berkaitan dengan masalah biologis, fisiologis, psikologis, sosial, dan juga norma yang berlaku. Terkait masalah seksualitas ini, salah satu hal yang kiranya perlu dipahami yakni mengenai alat reproduksi dan aktivitas seksual pria. Melansir Buku Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita Edisi 2 (2009) karya dr. Ida Ayu Chandranita Manuaba, Sp.OG, secara umum alat reproduksi pria hampir selurunya berada di luar. Berikut ini bagian-bagiannya: 1. Penis Penis adalah jaringan erektil yang berfungsi untuk deposit sperma dalam hubungan seksual sehingga dapat ditampung dalam liang senggama. Struktur anatomi penis, yakni terdapat bagian yang disebut kapernus yang dapat membesarkan dan memberi keteganggan pada alat reproduksi tersebut. Baca juga: Jangan Salah Paham, Kenali 7 Fakta tentang Penis Berikut 2. Testis Testis atau bisa juga disebut buah zakar berada di luar yang dibungkus dengan skrotum yang longgar. Testis adalah alat penting untuk membentuk hormon testosteron dan spermatozoa, yaitu bibit pria dalam jumlah besar. Spermatozoa yang sudah dibentuk kemudian disimpan di saluran testis. Kulit skrotum yang longgar digunakan untuk mengatus suhu sehingga panas di sekitar spermatozoa relatif tetap. Hal ini penting karena spermatozoa tidak tahan panas dan juga tidak tahan dengan suhu tubuh terlalu dingin. 3. Epididimis Epididimis merupakan saluran dengan panjang sekitar 45-50 cm yang menjadi tempat bertumbuh dan berkembangnya spermatozoa sehingga siap untuk melakukan pembuahan. 4. Kelenjar prostat Kelenjar prostat adalah pembentuk cairan yang akan bersama-sama keluar saat ejakuasi dalam hubungan seksual. Kelenjar ini berada di bagian dalam dan berfungsi membentuk cairan pendukung spermatozoa. 5. Vas deferens Vas deferens adalah kelanjutan dari saluran epididimis yang dapat diraba dari luar. Saluran inilah yang dipotong dan ditutup ketika pria melakukan kontrasepsi mantap sehingga tidak mungkin terjadi kehamilan pada pasangan. Baca juga: Benarkah Pria Gemuk Cenderung Punya Penis Kecil? Pria berperan aktif memberi rangsanganSistem hormonal pria yang kompleks sama dengan wanita. Tetapi tetap saja ada beberapa hal yang berbeda, yakni pada:
Secara singkat, dalam berhubungan seks, pria berperanan aktif untuk memberi rangsangan sehingga dapat menimbulkan keinginan seks pada wanita. Rangsangan dapat berbentuk sentuhan halus di daerah erogen. Dengan melakukan sentuhan halus, sebagian besar pria telah juga menimbulkan keinginan seks pada dirinya sendiri. Dalam Buku Kehamilan (2019) karya Dr. Ayustawati, PhD, apabila senggama dilakukan tepat pada saat usia subur, beberapa sperma normalnya bisa berenang mencapai sel telur yang sudah matang di bagian tuba falopi. Tapi, biasanya hanya ada satu sperma yang bisa menembus dinding sel telur dan membuahinya. Baca juga: Mengenal Penyebab dan Cara Mudah Mengatasi Gatal pada Penis Angka kesuburan pria mulai paling optimal mulai dari masa pubertas hingga usia di bawah 40 tahun. Kemampuan reproduksi itu kemudian pelan-pelan menurun pada saat pria mencapai usia lebih dari 40 tahun sehingga keberhasilan kehamilan bisa menjadi lebih rendah. Bahkan, bayi yang lahir dari ayah yang usianya di atas 40 tahun diketahui memiliki risiko lebih tinggi menderita masalah, seperti:
Skrotum merupakan kantong kulit yang menggantung di belakang penis. Organ ini berfungsi untuk membungkus testis dan mengontrol suhu testis. Testis harus berada pada suhu yang tepat agar bisa memproduksi sperma yang normal. Idealnya, testis harus berada pada suhu yang sedikit lebih dingin daripada suhu tubuh. Otot-otot khusus yang ada di dinding skrotum memungkinkan testis mengerut atau menegang apabila terjadi perubahan suhu dari lingkungan sekitarnya. Testis secara alamiah akan mengerut atau mengecil ukurannya ketika mereka terkena suhu dingin. Sebaliknya, testis juga bisa menjadi elastis ketika berada di suhu yang hangat. 4. Kelenjar prostatKelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih dan mengelilingi saluran kemih (uretra), yakni saluran tempat keluarnya urine dan sperma dari dalam tubuh. Fungsi utama prostat adalah menghasilkan cairan yang bercampur sel sperma yang diproduksi testis untuk proses ejakulasi. Cairan prostat ini juga berfungsi untuk menjaga sel sperma agar tetap sehat dan kualitasnya baik. Pasalnya, prostat memiliki komponen antibodi untuk melindungi dari bakteri dan patogen penyebab penyakit. 5. Kelenjar internalPada alat reproduksi pria, terdapat juga organ dalam yang disebut kelenjar internal atau organ aksesori. Bagian ini juga memainkan peranan penting dalam sistem reproduksi pria. Saluran ejakulasiSluran ejakulasi dibentuk oleh vas deferens dan vesikula seminalis yang berfungsi untuk mengalirkan sperma keluar dari penis. UretraUretra merupakan tabung yang membawa urine dari kandung kemih ke luar tubuh Anda. Pada pria, uretra memiliki fungsi tambahan untuk mengeluarkan air mani (ejakulasi) saat mencapai orgasme. Vesikula seminalisVesikula seminalis adalah kantung yang menempel pada vas deferens di dekat pangkal kandung kemih. Kantung ini berfungsi membuat cairan kaya gula (fruktosa) sebagai sumber energi untuk sel-sel sperma. Kelenjar bulbourethralKelenjar ini menghasilkan cairan bening dan licin yang berfungsi untuk melumasi uretra dan menetralkan keasaman pada organ penis. Dengan begitu, sel-sel sperma tetap hidup saat dikeluarkan. Tips menjaga kesehatan organ reproduksi priaBerikut panduan merawat alat reproduksi pria yang dapat Anda lakukan dengan mudah dan aman. 1. Bersihkan penis dengan cara yang benarMembersihkan penis tak sekadar membasuhnya dengan air saja. Ada beberapa langkah yang perlu Anda perhatikan agar kesehatan penis bisa terjaga dengan baik.
2. Pilih celana dalam yang tepatDi pasaran, terdapat banyak sekali pilihan celana dalam untuk pria. Sebaiknya Anda memilih celana dalam yang berbahan katun dan tidak ketat, seperti boxer. Dikutip dari sebuah studi yang diterbitkan oleh European Society of Human Reproduction and Embryology (2018), peningkatan suhu di area penis dan skrotum tidak baik untuk sperma. Peningkatan suhu akibat memakai celana dalam ketat dapat berpengaruh pada kualitas sperma, termasuk kemampuannya dalam membuahi sel telur. Selain itu, Anda sebaiknya rutin mengganti celana dalam untuk menjaga kebersihan alat reproduksi pria. 3. Berhubungan seks amanSalah satu prinsip melakukan hubungan seks yang aman adalah menggunakan kondom. Kondom berguna untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tak diinginkan. Alat kontrasepsi ini juga efektif mencegah infeksi menular seksual. Selain itu, berikut ini beberapa tips perilaku seks yang aman yang perlu Anda perhatikan.
4. Menjalani pola hidup sehat dan seimbangKondisi kesehatan tubuh secara keseluruhan akan memengaruhi sistem reproduksi pria. Langkah awal yang dapat Anda lakukan adalah dengan memilih asupan bergizi lengkap dan seimbang. Selain itu, berhenti merokok dan membatasi konsumsi alkohol dapat memperbaiki kondisi kesehatan tubuh. Imbangi juga dengan berolahraga secara rutin dan istirahat yang cukup. |