Pada awalnya, jika kita amati kelompok teater tradisional yang ada barangkali kita akan mengira kelompok tersebut hanyalah beranggotakan para aktor atau pemeran. Kita mengira demikian karena saat pementasan, merekalah yang tampil di atas panggung dan dilihat oleh para penonton. Padahal, di samping para aktor, pementasan teater, termasuk teater tradisional, melibatkan banyak orang yang bekerja di balik layar. Dalam setiap pementasan, ada sutradara, tim produksi, dan tim artistik, dimana pementasan mustahil terlaksana tanpa kerja sama kelompok. 1. Teknik Olah Tubuh Masing-masing orang tentu memiliki bentuk dan karakteristik yang tidak sama. Ada tubuh yang bentuknya tipis, kekar, persegi, gempal, semampai dan sebagainya. Banyak orang beranggapan bahwa orang yang memiliki tubuh ramping lebih lentur daripada orang yang bertubuh gemuk. Anggapan tersebut mungkin benar tetapi tidak sepenuhnya benar karena bisa saja orang yang bertubuh gemuk lebih lentur daripada orang yang bertubuh ramping. Bagi pelaku teater, tubuh harus diolah atau dilatih agar tidak kaku saat berperan di atas panggung. Sebelum melakukan latihan, sebaiknya perhatikan denyut nadi terlebih dahulu untuk mengetahui kerja jantung dalam memompakan darah ke seluruh tubuh. Kita dapat menghitung denyut nadi yang ada di leher atau di pergelangan tangan dalam. Penghitungan denyut nadi yang ada di pergelangan tangan lebih dianjurkan untuk menghasilkan perhitungan yang tepat. Cara menghitung denyut nadi yang ada di pergelangan tangan yaitu dengan meletakkan jari tengah di atas pergelangan tangan dalam dengan ibu jari atau jari jempol. Penghitungan dilakukan selama enam detik dan hasilnya dikalikan sepuluh, atau penghitungan dilakukan selama sepuluh detik dan hasilnya dikalikan enam. Perhitungan denyut nadi ini disebut dengan perhitungan denyut nadi sesuai umur peserta latihan. Adapun denyut nadi maksimal yang dapat dicapai dapat diketahui dengan mengurangi angka 220 dengan jumlah umur. Apabila denyut nadi kurang dari 100 denyut per menit, sebaiknya melakukan jalan cepat atau loncat-loncat selama lima menit sampai mencapai denyut nadi 100 denyut per menit yang merupakan batas terendah denyut nadi yang aman untuk melakukan latihan. Setelah mencapai denyut nadi latihan, latihan olah tubuh siap dilaksanakan dengan latihan pemanasan. Pola-pola latihan dapat dipelajari dari pola yang telah ada. Misalnya, pola olahraga atau buat sendiri yang disesuaikan dengan kebutuhan.a. Latihan Olahraga Fisik. Latihan ini bertujuan untuk melatih kekuatan dan kelenturan serta daya tahan tubuh dan koordinasi gerak tubuh. Latihan ini bisa dimulai dari bagian wajah, yaitu menggerakan bagian wajah. Hal ini berguna untuk melatih mimik wajah. Kemudian, latihlah gerakan tangan supaya luwes. Latihannya bisa seperti latihan menari. Selanjutnya, teruskan latihan ke arah tubuh dan bagian kaki. Setelah semuanya dilatih dengan baik, koordinasikan semua gerakan dalam satu rangkaian gerakan menggunakan iringan musik (seperti menari).b. Latihan Rangkaian Gerakan 2. Olah Suara (Vokal) Suara adalah unsur yang sangat penting dalam berteater. Suara/vokal yang baik akan mampu mengekspresikan karakter tokoh yang dimainkan. Jenis suara tiap orang berbeda-beda, tetapi di dalam teater dituntut untuk bisa menirukan suara sesuai tokoh yang diperankan.Berolah suara tidak hanya terbatas pada jenis karakter tertentu. Misalnya, suara berat, ringan, halus, mendesah, berteriak, melenguh, menangis, dan membentak saja. Akan tetapi, berolah suara dalam teater lebih kompleks lagi. Seorang pemain juga dituntut untuk bisa menirukan dialek (logat bicara), harus benar dan tepat dalam membaca teks, harus bisa menyanyi, dan harus pandai mengolah suara-suara alam. Semua kemampuan vokal itu memerlukan latihan yang keras dan disiplin yang tinggi karena akan bermanfaat ketika bermain teater kelak. Pengucapan kata dengan baik dan benar sesuai konteks sehingga setiap huruf, kata, dan kalimat yang diucapkan dapat didengar dan dimengerti dengan jelas oleh penonton. Hal ini akan memberi nilai tambah pada keberhasilan pementasan teater. Sebagaimana latihan olah tubuh, latihan olah suara pun memerlukan pemanasan terlebih dahulu. Fungsi pemanasan ini yaitu mengendorkan otot-otot organ produksi suara. Latihan pemanasan olah suara diawali dengan senam wajah, senam lidah, dan senam rahang. Pedoman latihan olah suara yaitu sebagai berikut.
1. Pengurus Produksi Pengurus produksi adalah orang-orang yang mengurus semua permasalahan produksi sebuah pementasan. Struktur pengurus produksi berbeda-beda, bergantung pada ide dan teknik setiap sutradara, tuntutan naskah, ketersediaan bantuan, serta fasilitas yang ada. Umumnya, pengurus produksi terdiri atas seorang pimpinan produksi yang membawahkan beberapa orang, yaitu sebagai berikut.
3. Pemain Pemain dapat disebut tulang punggung pementasan. Saat pementasan, pemainlah yang tampil langsung berhadapan dengan penonton. Mereka yang menghadirkan tokoh-tokoh yang terdapat dalam naskah. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi seorang pemain. Pertama, pemain harus menguasai dasar-dasar dan teknik-teknik bermain peran. Kedua, pemain harus mampu menjiwai tokoh yang ia perankan. Ketiga, pemain harus menjiwai keseluruhan naskah drama.4. Tim Artistik a. Panggung atau Pentas Panggung atau pentas adalah tempat pelaksanaan pementasan. Di sinilah pementasan teater dilakukan oleh para pemain. Ada beberapa jenis panggung yang dapat dipilih untuk mementaskan teater, yaitu sebagai berikut.
c. Tata Lampu atau Sinar Dalam pementasan, sinar atau lampu memiliki beberapa fungsi tertentu, tidak sekadar memberi penerangan. Fungsi-fungsi tersebut adalah sebagai berikut.
e. Kostum
|