Zat yang dapat digunakan untuk bahan bakar pesawat terbang

Ilustrasi Pesawat (Foto: Pixabay)

Mendengar kata bahan bakar pesawat pasti Anda langsung berpikir pada Avtur. Ya, Anda tidaksalah. Namun, selain Avtur ada juga bahan bakar pesawat lain. Apakah itu. Jawabannya adalah Aviation Gasoline atau yang sering disingkat Avgas.

Dikutip dari beberapa sumber lainnya, Avgas ini adalah bahan bakar dari fraksi minyak tanah yang dirancang sebagai bahan bakar pesawat terbang dengan menggunakan mesin yang memiliki ruang pembakaran internal (Internal Combustion Engine).

Mesin piston atau mesin yang bekerja dengan prinsip resiprokal atau dengan pengapian/pembakaran. Dengan kata lain jenis bahan bakar Avgas ini untuk jenis pesawat yang bermesin piston engine. Avgas memiliki nilai oktan sangat tinggi yang spesifik digunakan untuk mesin pesawat terbang dengan tingkat kompresi yang tinggi.

Avgas serupa dengan bensin, bahan bakar ini diolah dari bensin yang lebih disempurnakan dari segi volatility (ukuran kecenderungan benda cair untuk menguap pada kondisi tertentu), titik didih, titik bekunya, dan flash pointnya.

Avgas memiliki sifat sangat mudah menguap dan terbakar pada temperatur normal. Maka dari itu, dibutuhkan prosedur dan peralatan khusus dalam menangani bahan bakar jenis ini.

Tidak seperti bensin yang biasa digunakan sebagai bahan bakar kendaraan Anda, penggunaan platinum catalytic converter pada Avgas seperti yang sudah dirumuskan sejak 1970 silam bertujuan untuk mengurangi resiko pencemaran lingkungan karena Avgas mengandung tetraetil timbal (TEL), zat beracun yang digunakan untuk mencegah mesin meledak.

Sedangkan bahan bakar yang sering kita sebut Aviation Turbine atau yang sering disingkat Avtur adalah bahan bakar dari fraksi minyak tanah yang dirancang khusus untuk bahan bakar pesawat terbang yang menggunakan mesin turbin atau mesin yang memiliki ruang pembakaran eksternal (External Combustion Engine).

Kinerja Avtur yang paling utama ditentukan oleh karakteristik kebersihannya, pembakaran, dan performanya pada temperatur rendah. Menurut penelitian terdahulu, akhirnya ditetapkan bahwa titik beku maksimum pada suhu-47°C dan titik nyala minimum pada duhu 38°C.

Perbedaan Avtur dan Avgas

Karyawan Pertamina mengecek kualitas bahan bakar Avtur sebelum disalurkan untuk pesawat di Depot Pengisian Pesawat Udara. Foto: ANTARA FOTO/Umarul Faruq

Untuk perbedaannya sendiri yang dikutip dari Simple Flying dan beberapa sumber lainya, perbedaan Avgas dan Avtur atau Jet A1 terletak pada oktan.

Avgas atau biasa juga dikenal dengan sebutan bensol memiliki kadar oktan beragam, seperti bensol biru 102 dan bensol hijau 104. Jenis bahan bakar yang juga digunakan oleh motor balap ini pada umumnya digunakan oleh pesawat propeller atau mesin piston, seperti pesawat latih dan pesawat aerobatik.

Di antara Avgas dan Avtur, juga terdapat bahan bakar pesawat jenis aviation kerosine yang biasanya dipakai oleh pesawat bermesin turbin. Mesin turbin tentu berbeda dengan mesin jet.

Mesin jet, pada umumnya menggunakan turbin sehingga disebut mesin jet turbin atau turbojet atau dikenal juga sebagai turbofan dan turboshaft.

Sedangkan mesin turbin adalah perangkat putar yang digerakkan oleh fluida. Singkatnya, mesin jet biasanya mesin turbin, tetapi mesin turbin umumnya bukan mesin jet.

Jadi ada perbedaan mencolok di antara keduanya. Hal ini penting dicatat mengingat seringkali dilabeli sama, padahal keduanya berbeda.

Kedua bahan bakar tersebut (Avgas dan aviation kerosine) mempunyai sifat titik didih yang berbeda. Avgas merupakan oplosan minyak tanah dengan hidrokarbon cair yang kisarannya antara 32 hingga 220 derajat celsius.

Sementara itu, aviation kerosine berada pada derajat yang lebih tinggi, yakni antara 144 hingga 252 derajat celsius.

Beberapa dari anda mungkin pernah bertanya, apa sih bahan bakar pesawat terbang? Apakah bahan bakarnya sama seperti kendaraan bermotor lainnya? Atau mungkin sama seperti kapal laut?

Pesawat terbang jadi salah satu moda transportasi massal paling populer di abad ini selain kereta api dan kapal.

Dan memang ada banyak sekali keunggulan dibanding mode transportasi sejenisnya mulai kenyamanan perjalanan, durasi yang singkat, pilihan maskapainya yang banyak dan standar operasi keselamatannya yang tinggi.

Disisi lain, ada banyak sekali fakta menarik tentang pesawat yang mungkin tidak anda ketahui mulai dari kehidupan para pilot, pramugari, marshalling sampai bahan bakar yang digunakannya.

Karena memang, sejak ditemukan Wright bersaudara pada 1901, pesawat terbang sudah mengalami banyak sekali perubahan signifikan.

Salah satu bentuk transformasinya ada pada bahan bakar. Bahkan, dalam beberapa tahun terakhir, ada satu jenis bahan bakar yang sudah digodok penggunaannya karena alasan lingkungan.

Selain itu, bahan bakar terbaru yang ditemukan itu mampu meminimalisir kecelakaan pesawat akibat kehabisan bahan bakar.

Dan untuk anda yang sering bertanya jenis bahan bakar pesawat terbang? Nama bahan bakar pesawat? Apa kandungannya? Kenapa bahan bakar pesawat Avtur dan pertanyaan lain serupa, simak artikel ini sampai habis.

Tanpa perlu berlama-lama, berikut disajikan 4+ jenis bahan bakar pesawat terbang. Berikut daftarnya:

1. AVTUR

Salah satu jenis bahan bakar pesawat terbang yang paling populer adalah AVTUR. Saking populernya, hampir sebagian besar pesawat menggunakan bahan bakar jenis ini.

AVTUR sendiri bukanlah nama bahan bakar melainkan akronim dari Aviation Turbine Fuel.

Aviation Turbine Fuel kadang juga disebut dengan nama Jet A dan Jet A-1, yang merujuk pada popularitas kategori pesawat yang menggunakannya alias pesawat yang bermesin turbin gas.

Baca Juga:

Perbedaan utama antara Jet A dan Jet A-1 ada pada titik bekunya. Titik beku Jet A-1 lebih rendah yakni minus 47°C sementara Jet A mencapai 40°C.

AVTUR sendiri dikembangkan awal tahun 1950-an dan meskipun terdapat perbedaan secara aditif dengan bahan bakar lain namun dapat digunakan secara bergantian atau bersamaan oleh pesawat.

Lantas bagaimana proses pembuatan AVTUR? Dari proses pemilahan sifat fisik dan kimia minyak tanah [minyak mentah atau crude oil].

2. AVGAS

Selain AVTUR, AVGAS juga termasuk salah satu jenis bahan bakar pesawat terbang yang cukup populer penggunaannya.

AVGAS sendiri merupakan kepanjangan dari Aviation Gasoline dan tidak punya hubungan langsung dengan Gas.

Bahan bakar jenis ini mirip dengan bensin namun telah mengalami proses pemilahan sifat fisik secara khusus agar bisa digunakan pesawat.

Mengapa harus mengalami proses pemilahan? Karena seluruh pesawat terbang memiliki mekanisme pembakaran yang cukup berbeda dengan kendaraan lain, mobil dan traktor misalnya.

Tidak semua pesawat menggunakan AVGAS untuk alasan kebersihan melainkan hanya pesawat bermesin Piston Engine saja.

Disisi lain, kandungan AVGAS berbeda dengan bensin. Bensin disebut sebagai bahan bakar karena kandungan gasolinenya yang relatif rendah.

Sementara, untuk bahan bakar pesawat terbang dengan piston engine ini butuh bensin dengan kandungan oktan yang relatif tinggi agar pesawat bisa terbang dan mesin lebih bersih.

Sayangnya, bahan bakar ini punya sifat pembakaran yang tinggi sekalipun berada dalam suhu normal. AVGAS juga cepat menguap karena kandungan oktannya yang tinggi.

Karena itu bahan bakar ini hanya cocok untuk pesawat dengan mekanisme piston engine atau pesawat dengan ruang pembakaran internal.

3. Biofuel

Bahan bakar satu ini tergolong baru dalam dunia penerbangan. Hingga kini, para ilmuwan terus melakukan penelitian untuk menyempurnakan biofuel agar bisa dipakai pesawat.

Setiap moda transportasi modern, entah itu motor, mobil hingga pesawat terbang menganggap Biofuel sebagai solusi dan alternatif bahan bakar masa depan yang ramah lingkungan.

Kesadaran ini timbul akibat bahan bakar fosil yang dianggap bisa habis suatu hari nanti. Alternatif utamanya tentu saja biofuel.

Disisi lain, biaya produksi untuk membuat dan mengolah bahan bakar dari perut bumi dianggap lebih mahal dan tidak solutif untuk jangka panjang.

Tetapi apa sih biofuel itu? Apakah bisa digunakan pesawat terbang? Apakah sudah ada pesawat yang menggunakan bahan bakar jenis ini?

Sebenarnya, biofuel adalah salah satu jenis bahan bakar yang didapat dari proses pemisahan rantai kimiawi dari limbah seperti kayu.

Saya sendiri hanya menyebut biofuel dari limbah kayu saja, karena baru-baru ini beberapa peneliti dari Washington DC berhasil memadukan biofuel limbah kayu dengan AVTUR sebesar 20% dan hasilnya aman digunakan pesawat.

Pesawat pertama yang menggunakan bahan bakar ini adalah Jet One dengan rute penerbangan Bandara Seattle Tacoma menuju Bandara Reagen di Washington DC.

Meski tetap diperlukan penelitian lebih lanjut tapi para peneliti optimis kalau bahan bakar jenis ini bisa digunakan dalam waktu dekat.

Optimisme ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil yang mana biaya produksinya sangat tinggi, dampak lingkungannya yang besar serta harganya yang tak stabil.

Kesadaran ini semakin besar saat semua maskapai penerbangan melihat total emisi karbon dunia dimana 4% disumbangkan oleh pesawat terbang. Karena itu dibutuhkan alternatif bahan bakar yang mampu menekan tingkat emisi ini.

4. Bahan bakar jenis lain

Selain AVTUR, AVGAS dan Biofuel terdapat beberapa jenis bahan bakar lain. Bahan bakar ini sebenarnya berasal dari sumber yang sama, penggunaannya saja yang berbeda karena disesuaikan sama kondisi penerbangan. Antara lain:

a. TS-1

TS-1 adalah salah satu jenis bahan bakar yang umum digunakan dalam penerbangan di Rusia dan negara-negara anggota CIS [Commonwealth of Independent States].

Negara anggota CIS ini adalah negara-negara bekas pecahan Uni Soviet dan merupakan negara persemakmuran seperti Belarus, Kazakhstan, Moldova, Tajikistan, Rusia, Ukraina, Uzbekistan (Asia Tengah), Armenia, Azerbaijan, Georgia, Kirgizstan dan Turkmenistan.

Bahan bakar ini sendiri berasal dari minyak tanah namun lebih cepat menguap serta memiliki titik beku yang sangat rendah mencapai -50°C.

Dengan kata lain, TS-1 sangat cocok digunakan untuk penerbangan dengan suhu dingin seperti di Rusia dan negara CIS lain.

b. Jet B

Jet B mirip dengan TS-1 karena penggunaannya yang lebih banyak di daerah beriklim dingin seperti Kanada namun dengan titik beku yang lebih rendah lagi, mencapai minus 60°C.

Jet B sendiri merupakan campuran dari dua jenis bahan bakar yakni Bensin dan Minyak tanah. Pembagiannya adalah 30% minyak tanah dan 70% bensin.

c. JP-8

JP-8 adalah salah satu jenis bahan bakar yang umum digunakan untuk pesawat-pesawat militer seperti yang digunakan NATO [North Atlantic Treaty Organization].

Bahan bakar ini sendiri terdiri dari tambahan beberapa zat aditif lain seperti Anti-icing dan inhibitor korosi untuk meningkatkan laju pesawat terbang.

d. JP-5

Bahan bakar ini dibentuk dari minyak tanah murni dengan titik nyala tinggi yang biasa digunakan oleh pesawat terbang yang terparkir di kapal Induk.

Tujuannya agar meningkatkan dorongan pada pesawat yang akan terbang dari atas kapal induk karena hanggar yang relatif pendek.

Penutup

Kedepannya, mungkin saja, jenis bahan bakar pesawat diatas akan bertambah sesuai kebutuhan penerbangan yang makin variatif.

Itu juga yang jadi alasan mengapa bahan bakar pesawat sering di modifikasi sesuai dengan situasi penerbangan, kondisi kapal, jenis mesin dan aspek-aspek teknis lain.

Jika ada yang mau menambahkan atau mungkin beri masukkan dan kritikan terkait postingan ini, silahkan tinggalkan di kolom komentar.

Demikian artikel tentang 4 jenis bahan bakar pesawat terbang. Semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk anda. ***

Glosarium
  • Zat aditif adalah bahan kimia lain yang ditambahkan ke bahan bakar dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja pesawat secara menyeluruh atau untuk memenuhi persyaratan spesifik dari model atau operator pesawat terbang khusus. Isi zat ini cukup variatif namun bergantung pada varietas bahan bakar jet dan bisa digunakan oleh pesawat sipil, komersil atau militer
  • Inhibitor incing adalah sistem bahan bakar yang bekerja dengan cara mengurangi titik beku air di dalam bahan bakar. Dengan kata lain Inhibitor incing ini dapat mencegah pembentukan kristal es yang dapat membatasi aliran ke mesin.
  • Inhibitor Korosi digunakan untuk membantu mengurangi korosi dalam sistem bahan bakar pesawat dan meningkatkan sifat pelumas.