Apakah minnet pengaruh ke harga

Jurnal Teknik ITS

ISSN : -     EISSN : -     DOI : -

Jurnal Teknik ITS merupakan publikasi ilmiah berkala yang diperuntukkan bagi mahasiswa ITS yang hendak mempublikasikan hasil Tugas Akhir-nya dalam bentuk studi literatur, penelitian, dan pengembangan teknologi. Jurnal ini pertama kali terbit pada September 2012, dimana setiap tahunnya diterbitkan 1 buah volume yang mengandung tiga buah issue.

Arjuna Subject : -

Articles 3,338 Documents

Analisis Suhu Permukaan Laut Untuk Penentuan Daerah Potensi Ikan Menggunakan Citra Satelit Modis Level 1B (Studi Kasus: Selat Bali)

;

Bangun Muljo Sukojo
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)

Publisher :

Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (775.152 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.17185

Selat Bali merupakan perairan yang terletak diantara Pulau Jawa dan Pulau Bali yang merupakan daerah potensial untuk bidang perikanan. Karena letaknya yang dipengaruhi oleh Laut Jawa dan Samudera Hindia ini menyebabkan perairan di Selat Bali mengandung banyak nutrien yang merupakan sumber makanan bagi ikan. Untuk mengoptimalkan potensi tersebut perlu dilakukan pengembangan teknologi penginderaan jauh salah satunya dengan mengidentifikasi suhu permukaan laut (SPL). Suhu optimum antara 200C sampai 300C. SPL didapatkan dari pengolahan data dari citra satelit MODIS. Pengolahan SPL dilakukan menggunakan algoritma Minnet 2001. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada bulan April 2012 dengan rentang suhu antara 200C sampai 29,940C. Namun terjadi penurunan signifikan pada bulan Oktober 2012 karena menurunnya persebaran suhu yang sesuai dengan kriteria daerah potensi ikan yaitu dengan rentang suhu antara 20,060C sampai 29,340C. Sedangkan pada bulan Mei 2013 SPL cenderung tinggi yaitu pada rentang suhu antara 23,670C sampai 29,970C.

Kajian Nilai Tanah Berdasarkan Harga Pasar Menggunakan Metode Regresi Linier Berganda (Studi Kasus: Kecamatan Gunung Anyar, Surabaya) Ratna Kusumawardhani

;

Yanto Budisusanto
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)

Publisher :

Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (865.234 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.17183

Dalam menentukan besarnya nilai tanah terdapat suatu patokan atau dasar yang digunakan. Patokan atau dasar ini dibedakan menjadi NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) serta harga pasar. Namun, kebanyakan masyarakat saat ini lebih cenderung mengguuntuk menentuka besarnya nili tnakan harga pasar sebagai patokan dalam menentukan besarnya suatu nilai tanah ataupun dalam transaksi jual beli. Pembuatan peta zona nilai tanah ini dibedakan antara harga pasar dan pemodelan harga pasar. Menentukan nilai tanah dari harga pasar, dilakukan dengan wawancara langsung ke warga sekitar untuk mendapatkan data-data yang diperlukan. Setelah data yang diperlukan telah didapatkan, barulah dibuat peta zonasi nilai tanah sesuai data dasar yang digunakan. Dalam pembuatan peta zona nilai tanah ini menggunakan software pengolah data vektor untuk digitasi serta ArcGIS untuk menampilkan hasil. Pemodelan regresi linear dilakukan untuk mendapatkan suatu hasil pemodelan nilai tanah yang mendekati keadaan sebenarnya. Pada harga pasar ini didapatkan Y = 475193 + 381761X1 + 2149X2 + 317679X3 -157024 X4 + 1531512X5. Pengaruh variabel pada pemodelan harga pasar ini hanya sebesar 25,88%.

Studi Zona Nilai Tanah di Sekitar Lokasi Pembangunan Pelabuhan Internasional Kalimireng Erlenda Prameswari Putri

;

Yanto Budisusanto

;

Udiana Wahyu D

;

Andy Dediyono
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)

Publisher :

Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.888 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.17182

Pemerintah Indonesia terus mengupayakan pemanfaatan laut secara lebih baik untuk kesejahteraan rakyat terutama dari segi ekonomi. Pembangunan Pelabuhan Internasional Kalimireng yang sedang berjalan di Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik adalah cara pemerintah dalam mewujudkan program tol laut. Dengan perubahan wilayah yang menjadi strategis dan memiliki potensi ekonomi yang cukup besar, berimbas pada nilai tanah di wilayah tersebut. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan analisa perubahan nilai tanah di sekitar lokasi pembangunan Pelabuhan Internasional Kalimireng Penelitian ini bertempat di Kecamatan Manyar dan Bungah, Kabupaten Gresik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa perubahan nilai tanah di sekitar lokasi pembangunan Pelabuhan Internasional Kalimireng. Kegiatan ini menggunakan data spasial berupa peta rencana tata ruang wilayah tentang penggunaan lahan tahun 2015, citra terkoreksi tahun 2014, dan koordinat lokasi survei harga tanah. Sedangkan data non spasial yang digunakan adalah data harga tanah hasil survei di lapangan dan data Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) dari Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Gresik. Metode yang digunakan adalah metode pendekatan perbandingan data pasar (sales comparison approach). Penelitian ini menghasilkan Peta Zona Nilai Tanah (ZNT) 2016 dan Peta Pola Sebar Nilai Tanah 2016.

Analisis Sebaran Padatan Tersuspensi dan Transparansi Perairan Menggunakan Landsat 8 (Studi Kasus : Perairan Bintan, Kepulauan Riau) Irma'atus Sholihah

;

Lalu Muhamad Jaelani

;

Salam Tarigan
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)

Publisher :

Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (680.845 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.17175

Perairan Bintan memiliki sumberdaya pesisir dan laut yang sangat potensial untuk wisata bahari dan kehidupan biota laut. Akan tetapi, adanya kegiatan manusia seperti penambangan, pembuangan limbah rumah tangga akan memberikan dampak negatif terhadap penurunan kualitas perairan dan sumber daya pesisir. Faktor utama yang mempengaruhi kualitas perairan pada badan air pada setiap bentang lahan adalah padatan tersuspensi dan transparansi. Analisis padatan tersuspensi dan transparansi menggunakan metode penginderaan jauh dengan didukung data in situ. Data in situ digunakan untuk melakukan validasi data estimasi citra menggunakan NMAE. Pada penelitian ini konsentrasi TSS yang dihasilkan memiliki rentang nilai antara 0-45 mg/l. Sedangkan sebaran nilai transparansinya memiliki rentang nilai antara 3-6 meter. Kondisi TSS dan transparansi tersebut masih berada pada batas yang ditentukan dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 51 Tahun 2004.

Analisis Metode Delineasi Bidang Tanah Pada Citra Resolusi Tinggi Dalam Pembuatan Kadaster Lengkap Arinda Kusuma Wardani

;

Agung Budi Cahyono

;

Dwi Budi Martono
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)

Publisher :

Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (489.455 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.17173

Delineasi bidang tanah dilakukan dengan cara mengidentifikasi bidang-bidang tanah dengan menggunakan peta foto dan menarik garis ukur untuk batas bidang tanah yang jelas dan memenuhi syarat. Dalam penarikan batas, ada 2 metode yang dapat dijadikan sebagai acuan, yaitu delineasi metode general boundary (penarikan batas dari kenampakan yang terlihat) dan delineasi metode fixed boundary (penarikan batas dari hasil pengukuran di lapangan). Delineasi dengan metode general boundary dapat dijadikan sebagai alat dalam percepatan pembangunan basis data bidang tanah yang lengkap, cepat dan lebih murah. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dari beberapa delineasi metode general boundary, hasil ketelitian yang paling mendekati toleransi adalah delineasi metode general boundary pada skala perbesaran 1:1000 dengan penarikan batas sisi tengah dari kenapampakan yang terlihat (hasil dilihat dari jumlah sampel yang paling banyak diterima berdasarkan standarisasi yang telah ditetapkan). Analisis juga dilakukan dengan menggunakan uji hipotesis selisih nilai rata-rata berpasangan (uji paired t-test). Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode general boundary yang dilakukan pada citra resolusi tinggi Quickbird tahun 2007 secara keseluruhan memenuhi toleransi apabila akan digunakan dalam memenuhi kebutuhan geometrik bentuk dan luas. Akan tetapi apabila untuk memenuhi kebutuhan geometrik posisi, cara ini tidak bisa diterima.

Analisa Ketelitian Orthorektifikasi Citra Pleiades untuk Pembuatan Peta Rencana Detail Tata Ruang Terbuka Hijau (Studi Kasus: Kota Surabaya) Meika Sumarsono

;

Bangun Muljo Sukojo
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)

Publisher :

Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (545.06 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.17167

Surabaya merupakan salah satu kota besar yang mempunyai banyak penduduk sehingga perlu adanya pengembangan RTH yang cukup dalam suatu wilayah agar kondisi lingkungan tetap nyaman salah satunya dengan pembuatan peta RDTR RTH menggunakan citra satelit resolusi tinggi. Namun citra satelit resolusi tinggi perlu dikoreksi secara geometrik dengan orthorektifikasi untuk memposisikan kembali citra sesuai lokasi sebenarnya karena pada saat peliputan data terjadi pergeseran posisi. Penelitian ini mengkaji ketelitian orthorektifikasi citra Pleiades 1A dengan menggunakan metode RPC sebagai peta dasar untuk rekomendasi dalam pembuatan peta RDTR RTH di wilayah Surabaya bagian pusat. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu citra Pleiades 1A dengan resolusi spasial 0,5 m pankromatik dan 2 m multispektral, DEM ALOS PALSAR dengan ketelitian 12,5 m, Ground Control Point (GCP) hasil dari pengukuran di lapangan. Ketelitian geometrik menggunakan metode RPC di mana metode ini menggunakan informasi parameter orientasi dalam yang terdapat di metadata serta dibantu dengan titik kontrol tanah dan DEM. Hasil proses orthorektifikasi dengan menggunakan 8 titik GCP berupa RMSE sebesar 0,36 piksel dan 0,18 m yang memenuhi syarat untuk pembuatan peta dasar skala 1:5000. Hasil orthorektifikasi ini diuji dengan cara tumpang tindih (overlay) terhadap peta skala 1:25.000.

Analisa Ketelitian Geometrik Citra Pleiades 1A dan Worldview-2 untuk Pembuatan Peta Dasar Rencana Detail Tata Ruang Perkotaan (Studi Kasus: Surabaya Pusat) Ricko Buana Surya

;

Bangun Muljo Sukojo
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)

Publisher :

Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (504.69 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.17166

Perkembangan teknologi penginderaan jauh mulai banyak diterapkan untuk berbagai keperluan, misalnya pembuatan peta Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dengan skala 1:5000. Saat ini, ada beberapa satelit yang dapat menghasilkan citra resolusi tinggi dengan resolusi spasial kurang dari 1-2 m. Namun data citra yang diperoleh dari satelit-satelit tersebut harus diolah sedemikian rupa untuk meminimalisasi adanya kesalahan, terutama kesalahan geometrik. Data citra Pleiades 1A tahun 2015 dan citra Worldview-2 tahun 2012. Kedua citra tersebut dikoreksi secara geometrik menggunakan dua metode transformasi yaitu affine dan polynomial orde-2. Proses koreksi geometrik dengan menggunakan 8 titik kontrol tanah (GCP) tersebar merata pada keseluruhan area studi yaitu Surabaya Pusat. Koordinat GCP diukur langsung di lapangan menggunakan GPS geodetik dengan metode statik dan lama pengamatan untuk setiap titik sekitar 40 menit. Kemudian citra terkoreksi dilakukan uji ketelitian koordinat dengan menggunakan ICP sebanyak 12 titik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai RMSE menggunakan metode transformasi polynomial orde-2 lebih baik dibandingkan dengan metode affine. Citra Worldview-2 menghasilkan nilai RMSE lebih kecil dibandingkan dengan citra Pleiades 1A pada kedua metode transformasi yang digunakan. Untuk kelayakan citra sebagai peta dasar, citra Pleiades 1A memenuhi syarat peta skala 1:5000 dan citra Worldview-2 memenuhi syarat peta skala 1:5000.

Studi Penentuan Aliran Hidrologi Metode Steepest Slope dan Lowest Height Dengan Aster GDEMV2 dan Alos Palsar (Studi Kasus: Gunung Kelud, Jawa Timur) Akhmad Sigit Aisandy

;

Bangun Muljo Sukojo
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)

Publisher :

Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (884.349 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.17162

Gunung Kelud memiliki ketinggian 1.731 mdpl dengan kemiringan lebih dari 40º. Gunung Kelud di Kabupaten Kediri, Jawa Timur memiliki tipe erupsi stratovulkan dengan karakteristik letusan eksplosit. Mempunyai nilai volcanic explosive index 4, dengan durasi letusan ± 12 menit. Letusan Gunung Kelud salah satunya menghasilkan aliran hidrologi yaitu berupa lahar dan lava yang dapat memberikan ancaman tinggi bagi masyarakat sekitar. Data yang digunakan untuk penentuan aliran hidrologi (lahar dan lava) tersebut adalah DEM ASTER GDEMV2 dan ALOS PALSAR. DEM memiliki informasi data ketinggian yang dapat digunakan untuk memodelkan penentuan arah aliran hidrologi. Hasil pemodelannya menyerupai bentuk di lapangan, sehingga dapat digunakan untuk mitigasi bencana. Teknik penentuan aliran hidrologi pada penelitian ini menggunakan metode steepest slope dan lowest height berdasarkan teori aliran hidrologi. Dari hasil arah pemodelan aliran metode steepest slope, arah aliran hidrologi yang dominan dari puncak Gunung Kelud adalah menuju ke arah barat (21%), utara (19%), dan selatan (16%). Sedangkan untuk metode lowest height lebih dominan menuju ke arah barat (19%), barat laut (18%), dan barat laut (19%). Dapat disimpulkan bahwa aliran dominan menuju arah barat, barat laut, barat daya, selatan dan utara. Sedangkan hasil perbandingan akumulasi aliran yang di-overlay dengan data BNPB, pada metode steepest slope dari data DEM ASTER GDEMV2 memiliki kesalahan hasil aliran sebesar 9,81% sedangkan data DEM ALOS PALSAR 7,29%. Sedangkan metode lowest height dari data DEM ASTER GDEMV2 memiliki kesalahan hasil aliran sebesar 12,18% sedangkan data DEM ALOS PALSAR 11,25%. Desa yang terdampak letusan Gunung Kelud yaitu untuk Kabupaten Kediri 29 desa, Blitar 26 desa dan Malang 2 desa.

Analisis Ketelitian Geometrik Citra Pleiades 1A untuk Pembuatan Peta Dasar Lahan Pertanian (Studi Kasus: Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan) Andreas Kelvin Pujianto

;

Bangun Muljo Sukojo
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)

Publisher :

Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (831.689 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.17160

Penggunaan citra satelit resolusi tinggi lebih tepat dan akurat dibanding citra satelit resolusi rendah. Pada saat ini, beberapa satelit dapat menghasilkan citra dengan resolusi spasial kurang dari 1 m. Selain itu, salah satu keuntungan dari data citra satelit resolusi tinggi untuk deteksi dan inventarisasi sumber daya alam adalah setiap lembar (scene) citra ini mencakup wilayah yang sangat luas yaitu sekitar 60–180 km2 (360.000–3.240.000 ha) [5]. Interpretasi visual pada citra Pleiades 1A dan survei lapangan telah membuktikan bahwa mayoritas daerah Kecamatan Socah memiliki tutupan lahan berupa lahan pertanian yang lebih banyak dibandingkan dengan kecamatan lainnya di Kabupaten Bangkalan. Alasan tersebut menjadikan Kecamatan Socah sebagai lokasi penelitian. Proses rektifikasi citra menggunakan koordinat titik horizontal (X,Y) dari Ground Control Point (GCP) yang didapatkan dari pengukuran lapangan menggunakan GPS geodetik dengan metode static dengan lama pengukuran 45 menit tiap baseline. Sedangkan untuk uji ketelitian citra menggunakan pengukuran titik Independent Control Point (ICP) yang didapatkan dari pengukuran GPS geodetik dengan metode static dengan lama pengukuran 15 menit. Nilai Root Mean Square Error (RMSE) titik ICP dari transformasi affine sebesar 0,645 m, sedangkan polynomial orde-2 sebesar 0,533 m. Masing-masing nilai RMSE titik ICP kemudian dikalikan dengan koefisien Circular Error 90% (CE90) dari Perka BIG no. 15 tahun 2014 maka didapatkan nilai ketelitian geometric sebesar 0,979 m pada affine dan 0,809 m pada polynomial orde-2. Hasil ketelitian geometric dari kedua metode transformasi menunjukkan nilai ≤ 1 m, sehingga citra Pleiades 1A memenuhi syarat untuk dijadikan sebagai peta dasar skala 1:5.000 dengan kategori kelas 1.

Analisis Ketelitian Penetuan Posisi Horisontal Menggunakan Antena GPS Geodetik Ashtech ASH111661 I Gede Brawisma Putra

;

Mokhamad Nur Cahyadi
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)

Publisher :

Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (554.327 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.17159

Saat ini banyak vendor GPS yang telah mengembangkan teknologi antena GPS dengan komponen dan tingkat kecanggihan yang berbeda, salah satunya adalah Ashtech. Ketelitian posisi pengamatan GPS akan tergantung pada jumlah satelit yang dapat diamati. Karena ketelitian merupakan hal yang penting dalam penentuan posisi, maka perlu dilakukan penelitian terhadap hal tersebut yang memungkinkan user/pengguna mendapatkan ketelitian dari titik pengamatan sesuai dengan tujuannya. Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data pengukuran titik dengan metode kinematik di bentang tengah jembatan Suramadu dan dengan metode statik di Institut Teknologi Sepuluh Nopember menggunakan antena GPS Geodetik Ashtech ASH111661. Data tersebut diolah menggunakan perangkat lunak ilmiah GAMIT 10.6. Kemudian dianalisis hasil dari pergerakan posisi titik yang diamati. Ketelitian posisi ditentukan dengan mempertimbangkan standar deviasi dan deformasi titik. Dari hasil analisa, pengukuran menggunakan antena GPS Ashtech ASH111661 menghasilkan standar deviasi 0.00343 m untuk pengukuran statik pada ruang terbuka, untuk standar deviasi pengukuran statik pada ruang tertutup sebesar  0.00199 m, dan didapatkan selisih pengukuran deformasi jembatan Suramadu sebesar 0.0199 m. Dari hasil uji statistik hasil pengukuran pada metode ruang terbuka tidak memiliki perbedaan yang signifikan pada metode statik. Sedangkan pada ruang tertutup, terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil pengukuran Ashtech ASH111661 terhadap spesifikasi alatnya.

Page 55 of 334 | Total Record : 3338


Filter By Issues

All Issue Vol 11, No 1 (2022) Vol 10, No 2 (2021) Vol 10, No 1 (2021) Vol 9, No 2 (2020) Vol 9, No 1 (2020) Vol 8, No 2 (2019) Vol 8, No 1 (2019) Vol 7, No 2 (2018) Vol 7, No 1 (2018) Vol 6, No 2 (2017) Vol 6, No 1 (2017) Vol 5, No 2 (2016) Vol 5, No 1 (2016) Vol 4, No 2 (2015) Vol 4, No 1 (2015) Vol 3, No 2 (2014) Vol 3, No 1 (2014) Vol 2, No 3 (2013) Vol 2, No 2 (2013) Vol 2, No 1 (2013) Vol 1, No 1 (2012) More Issue

1 Pi Network berapa?

PI NETWORK DEFI Data Harga Penawaran Live Pi Network DeFi harga hari ini adalah Rp 0.793848 IDR dengan volume perdagangan 24 jam sebesar Rp 24,356,050 IDR.

Apa yang dimaksud Mainnet?

Mainnet adalah sebuah jaringan utama independen dimana proyek blockchain berjalan. Jaringan utama ini menjadi tempat semua jenis transaksi cryptocurrency berlangsung secara aman, efisien, dan diversifikasi yang akurat.

Berapa harga PI sekarang?

PI Data Harga Penawaran Live Plian harga hari ini adalah Rp 49.67 IDR dengan volume perdagangan 24 jam sebesar Rp 304,792,074 IDR. Kami memperbarui harga PI ke IDR kami secara waktu nyata. Plian turun 7.75 dalam 24 jam terakhir.

Apakah Pi Network itu benar?

Ada kekhawatiran bahwa Pi Network adalah penipuan. Situs jaringan tersebut dengan keras menyangkal hal ini, dengan mengatakan: “Pi bukanlah penipuan. Ini adalah usaha asli oleh tim lulusan Stanford untuk memberi orang biasa akses lebih besar ke mata uang kripto.”