Bagaimana cara membaca alquran dengan baik

Menurut para ulama, berdasarkan kesempurnaan dan kecepatan membaca Al Qur’an, kita juga di tuntut untuk memperbagus bacaan al qur’an dengan suara yang merdu زَيِّنُ الْقُرْآنَ بِأَصْوَاتِكُمْnamun selain dari tuntutan ini ada juga yg harus kita perhatikan, apa itu? Ialah membacanya dengan ilmu tajwid sebagaimana yang telah di ajarkan rosulullah kepada kita, namun masih banyak dari kalangan kita yang masih belum memahami tahapan dalam membaca al qur’an, mengutamakan irama atau nada, maka dari itu perlu ada pembenahan, evaluasi, dan pembelajaran yang baik untuk memperindah bacaan al qur’an, berikut adalah empat macam tingkatan dalam membaca Al Qur’an, yaitu : tahqiq, tartir, tadwir, dan hadr.

a. Tahqiq

Tingkatan membaca Al Qur’an yang pertama adalah tahqiq yaitu membaca Al Qur’an dalam tempo yang lambat atau perlahan-lahan. Membaca Al Qur’an dengan tempo seperti ini biasanya digunakan oleh mereka yang tengah belajar membaca Al Qur’an. Dengan cara ini, sang Qori membaca dan melafalkan huruf huruf hijaiyah dengan jelas dan tepat, panjang pendek bacaan terpenuhi, dan jelas dalam pengucapan huruf dan harakat. Hukum bacaan tajwid, kaidah waqaf, saktah, dan hukum bacaan Al Qur’an lainnya yang sangat perlu diperhatikan. Dengan cara ini diharapkan sang Qori atau mereka yang baru belajar membaca Al Qur’an menjadi terbiasa dengan tata cara membaca Al Qur’an dengan sempurna.

b. Tartil

Tingkatan membaca Al Qur’an yang kedua adalah tartil yakni membaca Al Qur’an dengan pelan dan tenang. Membaca Al Qur’an dengan cara tartil inilah yang seharusnya dilakukan oleh setiap muslim. membaca Al Qur’an dengan pelan atau tidak tergesa-gesa, dan tenang. Setiap huruf dibaca dengan jelas dan tepat sesuai dengan ilmu tajwid, kaidah dan hukum-hukumnya. Selain itu, setiap huruf atau setiap ayat juga dipahami maknanya secara mendalam, agar kita lebih khusyu’ dengan apa yang sedang kita lafalkan.

c. Tadwir

Tingkatan membaca Al Qur’an yang ketiga adalah tadwir, yakni membaca Al Qur’an dengan tempo yang sedang, dalam artian tidak terlalu lambat ataupun terlalu cepat. Karna pada tingkatan ini, ketika sang Qori bertemu dengan huruf mad, tidak dipenuhkan.

d. Hadr

Adapun tingkatan membaca Al Qur’an yang keempat adalah hadr yaitu membaca Al Qur’an dengan tempo cepat dengan memperpendek bacaan mad atau mengurangi ghunnah. Meskipun cepat, tetap merujuk pada ilmu tajwid beserta kaidah dan hukum-hukumnya, yakni kita tidak boleh meninggalkan hukum-hukum bacaan tajwid yg sudah kita ketahui, Hadr merupakan cara menjaga hafalan Al Qur’an yang biasa digunakan para hafidz hafidzoh.

Membaca Al Qur’an adalah salah satu ibadah yang harus dilakukan oleh setiap muslim. Untuk itu, memahami, merenungi, dan meresapi makna Al Qur’an melalui pembacaan yang jelas dan sesuai dengan kaidah dan hukum-hukumnya perlu dipahami oleh setiap muslim. Terlebih siswa-siswi MTs. Miftahul Ulum 2 Bakid yang madrasahnya di bawah naungan PP. Miftahul Ulum diharapkan mengetahui model pembacaan Al Qur’an dengan benar.

Semoga barokah Al Qur’an senantiasa menjaga madrasah, dan memberikan kebaikan dunia-akhirat sehingga ilmu pengetahuan dapat bermanfaat untuk kemaslahatan

JAKARTA, iNews.id - Al Quran merupakan kitab suci yang wajib dibaca, dihafalkan dan diamalkan Muslim. Namun, ada beberapa tata cara membaca Al Quran yang perlu diperhatikan. 

Membaca Al Quran merupakan amalan ibadah yang utama, yang mempunyai berbagai keistemawan dan kelebihan dibandingkan dengan membaca bacaan yang lain. Sesuai dengan arti Al-Qur’an secara etimologi adalah bacaan karena Al Quran diturunkan untuk dibaca.

Al Quran adalah kitab suci umat Islam yang diturunkan oleh Allah SWT Tuhan seru sekalian alam kepada junjungan kita nabi besar dan rasul terakhir Muhammad SAW melalui malaikat Jibril, untuk diteruskan penyampaiannnya kepada seluruh umat manusia di muka bumi ini sampai akhir zaman nanti. 

Al Qur an adalah Kitab Suci terakhir bagi umat manusia dan sesudahnya tidak  ada lagi kitab suci yanga akan diturunkan oleh Allah SWT. Umat islam wajib bangga dengan kitab suci Al Quran, karena Al-Qur’an adalah bacaan yang maha sempurna dan maha mulia sehingga disebut dengan Al-Qur’an Al Karim.

Direktur Rumah Fiqih Indonesia, Ustaz Ahmad Sarwat MA dalam konsultasi Fiqih menjelaskan, di dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah menyatakan tentang kelebihan martabat dan keutamaan orang membaca Al Quran. 

Dari Abu Musa Al-Asy`arit berkata, Rasulullah bersabda, "Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al Quran bagaikan buah limau baunya harum dan rasanya lezat. Dan perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al-Qur`an bagaikan kurma, rasanya lezat dan tidak berbau. Dan perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qur`an bagaikan buah raihanah yang baunya harum dan rasanya pahit, dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur`an bagaikan buah hanzholah tidak berbau dan rasanya pahit." (HR Bukhari dan Muslim)

Dari pengertian hadits di atas jelas bahwa keutamaan membaca Al-Qur’an, baik mengetahui artinya ataupun tidak, adalah termasuk ibadah, amal shaleh dan memberi rahmat serta manfaat bagi yang melakukanya. Selain itu, memberi cahaya ke dalam hati yang membacanya sehingga terang benderang, juga memberi cahaya kepada tempat Al Quran itu dibaca.

Sebelum membaca Al Quran perlu mengetahui tata cara membaca Al Quran, rukun, adab, keutamaan. 

Berikut Tata Cara Membaca Al Quran:

1. Bersuci dengan Berwudhu

Saat membaca Alquran, Muslim harus dalam kondisi tidak mempunyai hadas besar atau kecil dalam artian bersuci. Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ أَبِى بَكْرِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ حَزْمٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَتَبَ إِلَى أَهْلِ الْيَمَنِ كِتَابًا فَكَانَ فِيهِ لاَ يَمَسُّ الْقُرْآنَ إِلاَّ طَاهِرٌ

Dari Abu Bakr bin Muhammad bin ‘Amr bin Hazm dari ayahnya dari kakeknya, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menulis surat untuk penduduk Yaman yang isinya, “Tidak boleh menyentuh Al-Quran melainkan orang yang suci”. (HR. Daruquthni ) [ No. 449 ]

2. Membaca Ta'awudz

فَاِذَا قَرَأْتَ الْقُرْاٰنَ فَاسْتَعِذْ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطٰنِ الرَّجِيْمِ

Artinya: Apabila kamu membaca al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.

Perintah ini dari Allah, ditujukan kepada hamba-hamba-Nya melalui lisan Nabi-Nya; bahwa apabila mereka hendak membaca Al-Quran, terlebih dahulu hendaklah meminta perlindungan kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Perintah ini adalah perintah sunat, bukan perintah wajib, menurut kesepakatan ulama yang diriwayatkan oleh Abu Jafar ibnu Jarir dan lain-lainnya dari kalangan para imam.

3. Membaca Basmalah

Adab membaca Alquran berikutnya yakni membaca basmalah. Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ قَتَادَةَ قَالَ سُئِلَ أَنَسٌ كَيْفَ كَانَتْ قِرَاءَةُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ كَانَتْ مَدًّا ثُمَّ قَرَأَ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ يَمُدُّ بِبِسْمِ اللَّهِ وَيَمُدُّ بِالرَّحْمَنِ وَيَمُدُّ بِالرَّحِيمِ

Dari Qatadah ia berkata; Anas pernah ditanya, "Bagaimankah bacaan Nabi shallallahu alaihi wasallam?" Ia pun menjawab, "Bacaan beliau adalah panjang." Lalu ia pun membaca: "BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM." Anas menjelaskan, "Beliau memanjangkan bacaan, BISMILLAH dan juga memanjangkan bacaan, ARRAHMAAN serta bacaan, ARRAHIIM." (HR. Bukhari) [No. 5046 Fathul Bari] Shahih.

4. Memperindah Suara

Nabi Muhammad SAW telah bersabda: 

"زَيِّنوا الْقُرْآنَ بِأَصْوَاتِكُمْ" 

Artinya: Hiasilah Alquran dengan suara kalian! 

"لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَتَغَنَّ بِالْقُرْآنِ" 

Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak melagukan bacaan Alquran. 

5. Tartil dan Tidak Tergesa-Gesa 

Diriwayatkan dari Ibnu Masud, bahwa ia telah mengatakan, "Janganlah kamu membacanya dengan bacaan seperti menabur pasir, jangan pula membacanya dengan bacaan tergesa-gesa seperti membaca puisi (syair). Berhentilah pada hal-hal yang mengagumkan, dan gerakkanlah hati untuk meresapinya, dan janganlah tujuan seseorang dari kamu hanyalah akhir surat saja.

اَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْاٰنَ تَرْتِيْلًاۗ

Artinya: Atau lebih dari seperdua itu, Dan bacalah al-Quran itu dengan perlahan-lahan. (QS. Surat Al Muzzamil: 4)

Ibnu Katsir menerangkan maksud ayat tersebut di atas adalah bacalah Alquran dengan tartil (perlahan-lahan) karena sesungguhnya bacaan seperti ini membantu untuk memahami dan merenungkan makna yang dibaca, dan memang demikianlah bacaan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW Sehingga Siti Aisyah radhiallahu 'anha mengatakan bahwa Nabi SAW bila membaca Alquran yaitu perlahan-lahan sehingga bacaan beliau terasa paling Iama dibandingkan dengan orang Lain. 

6. Membaca dengan suara sedang

حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ حَدَّثَنَا أَبُو بِشْرٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا فِي قَوْلِهِ تَعَالَى وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا قَالَ نَزَلَتْ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُخْتَفٍ بِمَكَّةَ كَانَ إِذَا صَلَّى بِأَصْحَابِهِ رَفَعَ صَوْتَهُ بِالْقُرْآنِ فَإِذَا سَمِعَهُ الْمُشْرِكُونَ سَبُّوا الْقُرْآنَ وَمَنْ أَنْزَلَهُ وَمَنْ جَاءَ بِهِ فَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى لِنَبِيِّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ أَيْ بِقِرَاءَتِكَ فَيَسْمَعَ الْمُشْرِكُونَ فَيَسُبُّوا الْقُرْآنَ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا عَنْ أَصْحَابِكَ فَلَا تُسْمِعُهُمْ وَابْتَغِ بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلًا

Telah menceritakan kepada kami Yaqub bin Ibrahim Telah menceritakan kepada kami Husyaim Telah menceritakan kepada kami Abu Bisyr dari Said bin Jubair dari Ibnu Abbas radliallahu anhuma mengenai firman Allah: "dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya…, " (Al Israa: 110). Ibnu Abbas berkata; ayat ini turun ketika Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sembunyi-sembunyi di Makkah. Beliau shallallahu alaihi wasallam bila mengimami shalat para sahabatnya, beliau mengeraskannya saat membaca al Qur`an. Tatkala orang-orang musyrik mendengarkan hal itu, mereka mencela al Qur`an, mencela yang menurunkannya dan yang membawakannya. Maka Allah Azza Wa Jalla berfirman kepada NabiNya: (Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu) maksudnya adalah dalam bacaanmu sehingga orang-orang musyrik mendengarnya dan mereka mencela al Qu`ran dan: Dan janganlah pula merendahkannya dari para sahabatmu sehingga mereka tidak dapat mendengarkan dan mengambil Al Qu`ran darimu dan: Maka carilah jalan tengah di antara kedua itu. (HR. Bukhari) [No. 4722 Fathul Bari] Shahih.

7. Memakai pakaian bersih dan sopan

ومن حرمته أن يتلبس كما يتلبس للدخول على الأمير لأنه مناج .

Termasuk menghormati Alquran adalah memakai pakaian sebagaimana ketika memakai pakaian ketika mau masuk ketempatnya pemimpin, karena sesungguhnya dia sedang bermunajat.

8. Menghadap kiblat

ومن حرمته أن يستقبل القبلة لقراءته 

Termasuk menghormati al quran adalah ketika membacanya menghadap ke arah qiblat.

Rukun Membaca Al Quran

Dikutip dari jurnal IAIN Tulungagung, rukun membaca Al Quran menurut Imam Al-Suyuthi dalam Al-Itqan menyebutkan bahwa bacaan Al Quran perlu memenuhi 3 (tiga) standar yang telah ditetapkan oleh jumhur Ulama:

1. Bacaan yang mempunyai sanad shahih

2. Bacaan yang menggunakan bahasa Arab

3. Bacaan yang sesuai dengan mushaf Rasm al-Uthmani.

Bacaan Al-Qur’an yang bersanad Shahih dari Rasulullah SAW merupakan bacaan yang mutawatir, sesuai yang dilakukan Rasullah SAW semasa Nabi SAW mengambil bacaan Al Quran langsung dari malaikat Jibril As, dan malaikat Jibril As, mengambil bacaan langsung dari Allah ‘Azza Wa Jalla, dari awal ayat sampai akhir ayat. 

Sehingga ketika membaca Al-Quran umat muslim tidak hanya asal langsung membaca. Tetapi juga harus memperhatikan kondisi Al-Quran tersebut bersanad sahih atau tidak.

Adab Membaca Al Quran 

Selain memerhatikan rukun tentang membaca Al Quran umat muslim juga harus mengetahui tentang adab membaca Al-Quran. 

Berikut adab membaca Al Quran:

1. Berguru secara Musyafahah

Seorang murid sebelum membaca Al Quran terlebih dahulu berguru dengan seorang guru yang ahli dalam bidang Al Quran secara langsung.

2. Niat membaca dengan ikhlas 

Seseorang yang membaca Al Quran hendaknya berniat yang baik, yaitu niat yang ikhlas karena Allah untuk mencari ridha Allah, bukan mencari ridha manusia.

3. Dalam keadaan bersuci

Bersuci dari hadas kecil, hadas besar, dan segala najis, sebab yang dibaca Adalah wahyu Allah atau Firman Allah, bukan perkataan manusia.

4. Tenang, tuma’ninah dan khusyu

Ketika membaca Al Quran tidak boleh dengan ramai, atau asal-asalan. Tetapi harus dengan tenang serta khusyu’ dalam membacanya. Selain itu, jika Al Quran sedang membaca orang yang ada di dekatnya tidak boleh ramai sendiri tetapi harus mendengarkannya. 

5. Mengawali membaca dengan ta’awudz.

6. Menghayati dan merenungi ayat Al Quran 

7. Mengikhlaskan niat karena Allah

8. Peganglah mushaf dengan tangan kanan dan diangkat, hendaknya tidak sampai di bawah pusar. 

9. Membaca Al Quran dengan tartil

Tartil artinya membaca Al Quran dengan perlahan-lahan, tidak terburu-buru, dengan bacaan yang baik dan benarsesuai denagn makhraj dan sifat-sifatnya sebagaimana ynag dijelaskan dalam Ilmu Tajwid. 

Keutamaan Membaca Al Quran

Keutamaan membaca Al Quran disebutkan dalam beberapa hadits Nabi di antaranya, membacanya bernilai pahala, setiap huruf diganjar pahala 10 kali lipat, akan mendapat syafaat di hari kiamat, berkumpul dengan para malaikat.

Berikut 13 keutamaan membaca Al Quran:

1. Syafaat di Hari Kiamat

Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ زَيْدٍ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا سَلَّامٍ يَقُولُ حَدَّثَنِي أَبُو أُمَامَةَ الْبَاهِلِيُّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِه

Dari Zaid bahwa ia mendengar Abu Sallam berkata, telah menceritakan kepadaku Abu Umamah Al Bahili ia berkata; Saya mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Bacalah Al Qur`an, karena ia akan datang memberi syafaat kepada para pembacanya pada hari kiamat nanti. (HR. Muslim) [ No. 804 Syarh Shahih Muslim] Shahih.

2. Mendapat pahala berlipat 

Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ عَائِشَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَثَلُ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَهُوَ حَافِظٌ لَهُ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَمَثَلُ الَّذِي يَقْرَأُ وَهُوَ يَتَعَاهَدُهُ وَهُوَ عَلَيْهِ شَدِيدٌ فَلَهُ أَجْرَانِ

Dari Aisyah dari Nabi shallallahu alaihi wasallam, beliau bersabda: "Perumpamaan orang membaca Alquran sedangkan ia menghafalnya, maka ia akan bersama para Malaikat mulia. Sedangkan perumpamaan seorang yang membaca Alquran dengan tekun, dan ia mengalami kesulitan atasnya, maka dia akan mendapat dua ganjaran pahala." (HR Bukhari) [ No. 4937 Fathul Bari] Shahih.

3.  Orang yang Membaca Al Quran Mulutnya Bau Harum

Salah satu nash hadits secara tegas membandingkan orang yang membaca Al-Quran dengan yang tidak membaca Al-Quran.
Dari Abu Musa Al-Asy`arit berkata, Rasulullah bersabda, "Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al-Qur`an bagaikan buah limau baunya harum dan rasanya lezat. Dan perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al-Qur`an bagaikan kurma, rasanya lezat dan tidak berbau. Dan perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qur`an bagaikan buah raihanah yang baunya harum dan rasanya pahit, dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur`an bagaikan buah hanzholah tidak berbau dan rasanya pahit." (HR Bukhari dan Muslim)

Dari hadits ini jelas sekali bahwa sekedar membaca Al-Quran atau tidak membaca sudah membedakan kedudukan seseorang. Berarti ada nilai tersendiri untuk sekedar membaca Al-Quran.

4. Bersama Malaikat

Hadits ini juga sangat eksplisit menyebutkan tentang orang yang membaca Al-Quran, yaitu dijanjikan Allah akan di tempat bersama dengan para malaikat.

Dari `Aisyah Radhiyallahu `Anha berkata, Rasulullah bersabda, "Orang yang membaca Al-Qur`an dan ia mahir dalam membacanya maka ia akan dikumpulkan bersama para Malaikat yang mulia lagi berbakti. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur`an dan ia masih terbata-bata dan merasa berat (belum fasih) dalam membacanya, maka ia akan mendapat dua ganjaran." (HR Bukhari Muslim).

5. Diberi Pahala per Huruf

Dari Abdullah bin Mas`ud t berkata bahwaRasulullahSAW, "Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Qur`an) maka baginya satu kebaikan. Dan satu kebaikan akan dilipat gandakan dengan sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan "Alif lam mim" itu satu huruf, tetapi "Alif" itu satu huruf, "Lam" itu satu huruf dan "Mim" itu satu huruf." (HR At Tirmidzi dan berkata, "Hadits hasan shahih).

6. Orang yang Membaca Al Quran dan Mempelajarinya merupakan sebaik-baik manusia. 

عن عثمانَ بن عفانَ رضيَ اللَّه عنهُ قال : قالَ رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « خَيركُم مَنْ تَعَلَّمَ القُرْآنَ وَعلَّمهُ »  رواه البخاري

Dari Usman bin Affan ra, Rasulullah saw. bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Tirmidzi).

7. Meningkatkan Derajat

عن عمرَ بن الخطابِ رضي اللَّه عنهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : « إِنَّ اللَّه يرفَعُ بِهذَا الكتاب أَقواماً ويضَعُ بِهِ آخَرين » رَوَاهُ مُسْلِمُ

Dari Umar bin Khatab ra. Rasulullah saw. bersabda,: “Sesungguhnya Allah SWT akan mengangkat derajat suatu kaum dengan kitab ini (Al-Qur’an), dengan dengannya pula Allah akan merendahkan kaum yang lain.” (HR. Muslim).

8. Mendapat Rahmat Allah

Orang yang membaca Al Quran akan mendapat ketenangan, rahmat dan memuji suatu kaum yang melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an, serta malaikat akan melingkarinya.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ الله : « وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ، وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ، إلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ »  رَوَاهُ مُسْلِمُ.

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: “Rasulullah SAW. bersabda, “Tidaklah suatu kaum berkumpul dalam salah satu rumah dari rumah-rumah Allah (masjid), untuk membaca Al-Qur’an dan mempelajarinya, kecuali akan diturunkan kepada mereka ketenangan, dan mereka dilingkupi rahmat Allah, para malaikat akan mengelilingi mereka dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di hadapan makhluk-Nya yang berada didekat-Nya (para malaikat).” (HR. Muslim) 

9. Dicintai Allah

Membaca dan mengkhatamkan Al Quran adalah amal yang paling dicintai Allah. Dalam hadis riwayat Imam Tirmidzi dijelaskan:

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ : قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ؟ قَالَ : الْحَالُّ الْمُرْتَحِلُ - قَالَ : وَمَا الْحَالُّ الْمُرْتَحِلُ؟ قَالَ الَّذِي يَضْرِبُ مِنْ أَوَّلِ الْقُرْآنِ إِلَى آخِرِهِ كُلَّمَا حَلَّ ارْتَحَلَ .(رواه الترمذي : 2872 – سنن الترمذي - بَاب مَا جَاءَ أَنَّ الْقُرْآنَ أُنْزِلَ عَلَى سَبْعَةِ أَحْرُفٍ – الجزء : 10 – صفحة : 202)

Dari Ibnu Abbas ra, beliau mengatakan ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah saw., “Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab, “Al-hal wal murtahal.” Orang ini bertanya lagi, “Apa itu al-hal wal murtahal, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Yaitu yang membaca Al-Qur’an dari awal hingga akhir. Setiap kali selesai ia mengulanginya lagi dari awal.” (HR. Tirmidzi:2872, Sunan Tirmidzi, Bab maa jaa-a annal-Qur’an unzila ‘alaa sab’ati ahruf, juz 10, hal.202)