Soal tarawih cepat memang terkesan dilematis. Kebanyakan takmir masjid maupun mushala 'menyediakan' shalat tarawih berjamaah dengan durasi cepat. Demikian pula jamaah memilih lokasi shalat jamaah yang menyediakan imam dengan waktu shalat lebih singkat. Show
Untuk diketahui bahwa tarawih merupakan salah satu shalat sunat yang khusus ditunaikan pada malam bulan Ramadhan. Sebagaimana namanya yang berasal dari kata raha (Arab) dan berarti ‘rehat’, ‘tenang’, ‘nyaman’, atau ‘lepas dari kesibukan’. Dengan demikian shalat tarawih mestinya menjadi shalat yang tenang, jadi sarana meraih ketenangan, dan melepas kesibukan. Namun dalam praktiknya, shalat ini sering kali ditunaikan dengan cepat dan terburu-buru karena mengejar jumlah rakaat tertentu.
2. Dibaca sewaktu berdiri 3. Membaca Al-Fatihah dengan niat membacanya
4. Membaca Al-Fatihah setidaknya terdengar diri sendiri 5. Membacanya dalam bahasa Arab, tidak boleh diganti bahasa lain 6. Menjaga semua tasydidnya 7. Menjaga huruf-hurufnya 8. Tidak ada cacat bacaan yang merusak makna 9. Muwalah atau tak terlalu lama menghentikan bacaan 10. Tertib sesuai urutan ayat dalam mushaf. (Lihat: Fathul Mu‘in, halaman: 99).
Yang tak kalah penting, intisari dari shalat adalah kekhusyukan dan taqarrub kepada Allah. Namun, kekhusyuan shalat sepertinya akan sulit diraih bilamana dilakukan terburu-buru. Al-Ghazali pernah berkata: Orang yang shalat tanpa khusyuk dan kehadiran hati, bagaikan mempersembahkan hewan besar kepada sang raja, namun hewan itu sudah jadi bangkai. Wallahu ‘alam. Apakah tarawih cepat boleh?Lalu, bagaimana hukum tarawih cepat menurut ilmu fiqih? Pada dasarnya, tidak masalah melakukan tarawih cepat.
Apa itu Tuma ninah NU Online?Tumaninah artinya diam sejenak setara membaca kalimat Subhanallah pada saat melakukan gerakan salat.
Bagaimana bacaan niat salat tarawih itu?Arab: Ushalli sunnatat tarāwīhi rak'atayni mustaqbilal qiblati lillāhi ta'ālā.
Kenapa tarawih sunnah?“Ulama sepakat atas kesunahan tarawih dan sesungguhnya tarawih adalah sholat yang dikehendaki dalam hadis Nabi. Barang siapa ibadah (tarawih) di bulan Ramadhan seraya beriman dan ikhlas, maka diampuni baginya dosa yang telah lampau. Hadis diriwayatkan al-Bukhari.
|