Posted on February 24, 2022
Tekstil adalah bahan yang terbuat dari benang hasil pemintalan serat yang kemudian ditenun, dirajut atau dengan cara penyatuan serat berbentuk lembaran menggunakan atau tanpa bahan perekat yang dipres. Bahan tekstil pada umumnya memiliki corak yaitu corak satu arah dan corak dua arah. Untuk bahan polos coraknya sama dengan corak dua arah, kecuali bahan-bahan polos yang berkilau seperti satin dan bahan polos berbulu seperti bludru dan corduroy. Bahan-bahan yang berkilau dan berbulu dibutuhkan penanganan yang lebih cermat, terutama ketika akan meletakkan bahan (layout), semua pola harus terletak pada satu arah, ke atas atau ke bawah saja sehingga dapat dihasilkan motif/corak yang berkesinambungan. Corak searah yaitu corak pada bahan yang hanya mengarah pada satu sisi. Hal ini membuat proses layout (cutting bahan) perlu kehati-hatian berkaitan dengan kesinambungan corak setelah menjadi baju. Motif atau corak pola searah diantaranya adalah:
Dalam pembuatan busana menggunakan pola searah akan membutuhkan jumlah bahan yang lebih besar karena harus memperhatikan kesinambungan motif bahan. Menjadi tidak selaras jika arah motif pada bagian-bagian busana berbeda antara satu dengan yang lain. Corak bahan mengarah pada semua sisi, lebih mudah dalam meletakkan pola pada bahan. Pada waktu meletakkan pola di atas bahan Anda hanya memperhatikan arah serat (grain line) dan efisiensi penggunaan bahan. Apabila kamu sedang membutuhkan benang dan kain untuk usaha mu, PT. Lakumas adalah solusinya. Karena PT.Lakumas menawarkan berbagai jenis benang dan kain dengan harga kompetitif dan kualitas yang terjamin. Kami berlokasi di: Karawaci Warehouse Top Floor Jalan Imam Bonjol KM 2,58, Karawaci, Tangerang, Banten, Indonesia 15115 Kamu bisa mengunjungi website dan media sosial untuk pemesanan di bawah ini. Telp: +6221 5585433 Instagram: @lakumas Sumber: https://www.fesyendesign.com/pemilihan-bahan-tekstil-untuk-desain-busana/
Sudah saatnya kamu beralih dari gaya berpakaian tidak hanya pakaian polos saja. Banyak sekali jenis corak asli nusantara yang memesona dan akan membuat kamu tampil makin stylish. Berikut ini, kami ulas beberapa corak terbaik di Indonesia yang memiliki keindahan dan pesonanya masing-masing! Corak LurikKain lurik yang banyak ditemukan di kota Solo maupun Yogyakarta ini, sekarang sedang naik daun lho. Kain yang tadinya hanya dimanfaatkan sebagai pakaian sehari-hari, kini semakin ‘naik kelas’ seiring banyaknya fashion desiner memanfaatkannya. Diantaranya dengan menjadikannya material fesyen terkini, baik itu dalam bentuk dress, kebaya, maupun blus. Corak SasiranganJika Anda tak asing dengan teknik celup atau tie dye, tentunya Anda familier juga dengan corak sasirangan. Kain yang berasal dari suku Banjar di Kalimantan Selatan ini dibuat dengan teknik ikat yang dicelupkan ke berbagai warna hingga menampilkan corak yang unik. Berbeda dengan jenis corak tie dye, sasirangan memiliki desain yang lebih formal yang membuat pemakainya terlihat anggun. Corak PaisleyAwalnya corak paisley merupakan salah satu jenis corak yang berasal dari kain sari India. Kemudian motif ini diprint menjadi baju, rok, selendang, hingga baju terusan atau dress. Motifnya yang abstrak rupanya banyak diminati oleh kaum hawa karena memberikan kesan classy. Corak Animal PrintCorak GeometriSejak booming di Paris Fashion Week 2014, ternyata corak geometri menjadi pilihan bagi para fashion designer pada baju rancangan mereka. Apa sebabnya? Jenis corak yang satu ini memberikan kesan mewah dan formal pada pemakainya. Tak hanya di baju, corak ini juga biasa digunakan pada rok, selendang maupun dress. Nah, untuk Anda yang ingin tampil lebih elegan, beberapa rekomedasi corak di atas bisa menjadi pilihan berbusana dan membuat penampilan Anda makin chick &stylish.
Sebelum kita membuat suatu busana kita harus dapat memilih bahan busana (bahan tekstil) sesuai dengan yang kita butuhkan. Pengetahuan tentang bahan tekstil sangat kita butuhkan untuk dapat memilih bahan busana dengan tepat. Disini yantis akan berusaha berbagi tentang pengetahuan bahan tekstil yang meliputi : 1. Bahan Utama Busana 2. Bahan Pelapis Busana 3. Bahan Pelengkap Busana Ketiga pengetahuan tersebut merupakan pengetahuan dasar yang kita butuhkan dalam pembuatan busana. 1. BAHAN UTAMA BUSANA Bahan utama busana adalah bahan tekstil berupa kain yang menjadi bahan pokok dalam pembuatan busana. Bahan atau kain yang diperdagangkan sangat beragam jenis dan kualitasnya. Untuk dapat memilih bahan yang tepat sesuai dengan yang kita harapkan, kita harus memperhatikan faktor-faktor sbb :1). Disesuaikan dengan desain Sebelum kita memilih bahan untuk busana yang akan kita buat kita harus menganalisa desain atau model busana secara cermat. Jenis pakaian apa yang akan kita buat, untuk kesempatan apa pakaian tersebut dipakai, siapa yang memakai, bagaimana bentuk tubuh pemakai dll, ini merupakan pedoman bagi kita dalam menentukan bahan busana baik dari segi tekstur, motif, maupun warna bahan. Letak jatuh bahan yang melangsai pada tubuh atau mengikuti bentuk tubuh dapat diketahui kalau bahan yang digunakan bertekstur lembut atau melangsai. Untuk bahan yang jatuhnya kaku pada tubuh, dapat diperkirakan kalau bahan yang digunakan agak tebal atau tebal. Begitu juga dengan bahan yang berkilau. Bahan yang berkilau terlihat lebih bercahaya pada desain. Bahan yang tipis dan lembut baik digunakan untuk model pakaian yang mempunyai lipit-lipit kecil, lipit jarum dan lajur yang dikerut. Contoh bahannya seperti kain chiffon, sutera, saten, dan lain sebagainya. Bahan tipis ada yang transparan atau tembus pandang dan bersifat agak kaku. Contohnya seperti gelas-gelas kaca, organdi dan kain serat nenas. Bahan ini cocok digunakan untuk pakaian yang kerutannya sedikit dan modelnya tidak longgar. Jika pakaian yang dibuat longgar maka letak jatuh bahan pada tubuh terlihat kaku sehingga kesannya kurang bagus. Bahan yang tipis sebaiknya digunakan untuk pakaian yang tidak terlalu sering dipakai seperti pakaian pesta. Bahan yang tipis biasanya mudah rusak dan lebih rumit dalam pemeliharaannya. Bahan yang lembut dan ringan baik digunakan untuk model pakaian yang dikerut atau model pakaian yang agak longgar karena jatuh bahan agak melangsai pada tubuh. Seperti untuk pakaian rumah, pakaian sehari-hari dan pakaian santai. Bahan yang agak tebal baik digunakan untuk pakaian berupa mantel, jas, mantel pak dan pantalon terutama untuk jenis pakaian kerja dan pakaian pria. Sesuai dengan sifat bahan yang tebal dan cukup kuat, maka dapat dibuat untuk pakaian yang sering digunakan. Bahan tebal juga ada yang jatuhnya melangsai dan kaku. Untuk bahan yang agak melangsai dapat digunakan untuk pakaian kerja pria dan wanita berupa jas atau blazer dan pantalon seperti kain bellini, wol, dan lain-lain. Sedangkan bahan yang agak kaku sering digunakan untuk pakaian seragam sekolah seperti rok dan celana sekolah. Bahan yang berbulu seperti beledru dapat digunakan untuk model pakaian adat daerah tertentu, pakaian pesta, dan lain-lain. Bahan beledru ini biasanya agak tebal, ada yang lembut dan ada juga yang kaku. Bahan beledru yang berkualitas bagus dapat digunakan untuk pakaian pesta malam. Bahan ini tidak cocok untuk desain pakaian yang memiliki kerutan atau lipit. Bahan crepe yaitu bahan yang ada lipatan-lipatan halus, bisa digunakan untuk beberapa model pakaianpesta siang atau malam, tergantung warna yang dipilih.Bahan ini juga cocok untuk desain yang memiliki kerutan-kerutan asalkan arah kerut disesuaikan dengan lipit bahan. Bahan rajutan, cocok digunakan untuk pakaian santai, kaos kaki, sweater, pakaian bayi terutama untuk baju dingin, dan lain-lain. Biasanya bahan rajutan diolah menggunakan mesin khusus dan sudah berdasarkan pola pakaian tertentu.2). Memilih bahan yang sesuai dengan pemakai Desain pakaian tertentu adakalanya bagus terlihat pada sketsa atau desain, namun setelah pakaian dipakai seseorang bisa saja kecewa karena terlihat aneh memakai pakaian tersebut. Hal ini bisa saja terjadi karena bahan yang digunakan kurang cocok dengan pemakai. Agar tidak keliru dalam memilih bahan sebaiknya bahan yang dipilih di sesuaikan dengan pemakai, seperti jenis bahan, warna bahan, tekstur bahan, corak bahan, dan lain-lain. Pengaruh jenis bahan terhadap pemakai :
2. BAHAN PELAPIS (lining dan interlining) Bahan pelapis secara garis besar dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu lining dan interlining.a. Lining Lining merupakan bahan pelapis berupa kain yang melapisi bahan utama sebahagian maupun seluruhnya. Bahan lining sering juga disebut dengan furing. Bahan lining yang sering dipakai diantaranya yaitu kain hero, kain hvl, kain abutai, kain saten, kain yasanta, kain dormeuil england dan lain-lain. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan lining yaitu : 1) Jenis bahan utama Jika bahan utama busana bersifat agak kaku seperti bahan untuk pakaian kerja, berupa jas atau semi jas, blazer dan lainlain, hendaklah menggunakan bahan lining yang bertekstur hampir sama, seperti kain hero dan kain abutai agar dapat mengimbangi bahan luarnya. Begitu juga dengan bahan luar yang tipis dan melangsai. Untuk bahan yang melangsai sebaiknya juga menggunakan bahan lining yang lembut dan melangsai seperti kain yasanta, hvl, dll. Bahan yang melangsai dan lembut seperti sutera, terutama bahan yang harganya mahal, lining yang digunakan hendaklah yang sebanding, dengan kata lain lining yang digunakan dapat mempertinggi mutu busana yang dibuat. Untuk bahan yang tipis atau tembus pandang seperti tile atau chiffon dapat menggunakan bahan yang mengkilat seperti saten, tetapi jika pemakai tidak menyukai bahan yang mengkilat dapat juga digunakan bahan yang lembut dan melangsai atau tidak kaku. 2) Warna bahan Warna bahan untuk lining disesuaikan dengan warna bahan utamanya. Tetapi untuk efek warna tertentu terutama untuk bahan yang tipis dan tembus pandang dapat digunakan warna yang diinginkan, tentunya yang serasi dengan bahan. Bahan lining dapat dipilih bahan dengan warna yang sedikit lebih tua atau sedikit lebih muda dari bahan utamanya. 3) Sifat luntur dan susut kain. Bahan lining adakalanya luntur dan susut setelah dicuci, terutama lining yang berasal dari bahan katun. Agar lining yang digunakan tidak luntur atau susut setelah dibuatkan busana, hendaklah sebelum digunting terlebih dahulu dicuci dan dikeringkan lalu disetrika. Untuk bahan lining yang luntur setelah dicuci sebaiknya ditukar dengan bahan yang tidak luntur. Bahan yang luntur dapat merusak warna busana yang dibuat. 4) Kesempatan pemakaian busana. Pemilihan bahan untuk lining juga perlu memperhatikan kesempatan pemakaian busana. Seperti sweater atau baju dingin atau jaket hendaklah menggunakan lining yang dapat menghangatkan tubuh karena sweater atau jaket ini sering digunakan pada saat udara dingin atau untuk berkendaraan roda dua. Lining yang dapat digunakan diantaranya kain abutai atau sejenisnya. Begitu juga dengan pakaian kerja, hendaklah dipilih bahan lining yang dapat menghisap keringat dan dapat memberi kenyamanan pada saat bekerja, seperti kain hero dan sejenisnya.b. Interlining Interlining merupakan pelapis antara, yang membantu membentuk siluet pakaian. Interlining sering digunakan pada bagian-bagian pakaian seperti lingkar leher, kerah, belahan tengah muka, ujung bawah pakaian, bagian pundak pada jas, pinggang dan lain-lain. Interlining banyak jenisnya, diantaranya ada yang mempunyai lem atau perekat dan ada yang tidak berperekat. Interlining yang mempunyai lem atau perekat biasanya ditempelkan dengan jalan disetrika pada bahan yang akan dilapisi. Begitu juga dengan ketebalannya. Interlining ini ada yang tebal seperti untuk pengeras kerah dan pengeras pinggang. Interlining yang relatif tipis dapat digunakan untuk melapisi belahan tengah muka, saku, deppun leher, kerah dan lain-lain. Jenis-jenis interlining antara lain :
Okai teman sementara itu dulu, mengenai bahan pelengap ikuti saja entri berikutnya. |